Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS ANAK

JURNAL

Oleh

HENI PUTRI PRATIWI


Dr. RISWANTI RINI, M.Si
ASIH BUDI KURNIAWATI S.Pd, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
JURNAL SKRIPSI

Judul Skripsi :HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6
TAHUN DI TK AT-TAQWA LAMPUNG TENGAH TAHUN
AJARAN 2014/2015

Nama Mahasiswa : Heni Putri Pratiwi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113054025

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bandar Lampung, 12 Agustus 2015


Peneliti,

Heni Putri Pratiwi


NPM 1113054025

Mengesahkan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Riswanti Rini, M.Si. Asih Budi Kurniawati, S.Pd M.Pd


NIP 19600328 198603 2 002 NIP 19840214 200801 2 007
ABSTRAK

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK


HALUS ANAK

Oleh

HENI PUTRI PRATIWI

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya perkembangan motorik halus anak usia 5-6
tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kegiatan meronce dengan
perkembangan motorik halus anak. Metode yang digunakan yaitu metode korelasional.
Populasi dalam penelitian ini semua siswa yang berada dikelompok B2 di TK At-Taqwa
Lampung Tengah. Teknik pengambilan sampel menggunakan populasi study karena semua
populasi dijadikan sebagai sampel. Variabel bebas (X) kegiatan meronce, sedangkan variabel
terikat (Y) adalah motorik halus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis uji spearman rank. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kegiatan meronce dengan motorik
halus dengan koefisien korelasi r sebesar 0,626.

Kata kunci: meronce, motorik halus, anak usia dini


ABSTRACT

RELATIONS ACTIVITIES MERONCE WITH FINE MOTOR


DEVELOPMENT OF CHILDREN

By

HENI PUTRI PRATIWI

Problems in this study is was the low fine motor development of children aged 5-6 year. The
purpuso of the study was to determine the relationship between the lacing activities meronce
with children fine motor development of childreen. The method was using correlation. The
study population in this study was all students of B2 class in At-Taqwa kindergarten Central
Lampung. The technique sampling was using study population because all population was
used as sampled. The independent variabel (X) was lacing activities, while the dependent
variabel (Y) was fine motoric skills. Data were collected by observation and documentation.
Data was analyzed by using Spearman Rank test analysis. The results showed that there was
a corelation between lacing activities and fine motor, with the correlation coefficient (R) of
0,626.

Keywords : lacing, fine motor, early chilhood


Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu dinyatakan bahwa Pendidikan Anak
program untuk mengembangkan Usia Dini adalah suatu upaya
pengetahuan dan kemampuan pembinaan yang ditujukan kepada
dalam mempersiapkan kehidupan anak sejak lahir sampai dengan usia
yang lebih lanjut, pendidikan enam tahun yang dilakukan melalui
dimulai dari sejak dini hingga akhir pemberian rangsangan pendidikan
kelak. Dalam hal ini peran guru, untuk membantu pertumbuhan dan
orang tua, dan lingkungan sangatlah perkembangan jasmani dan rohani
penting untuk membantu agar anak memiliki kesiapan dan
perkembangan anak, karena dari pendidikan lebih lanjut.
situlah mereka membentuk
Pendidikan anak usia dini
kepribadian atau pembiasaan yang
mempunyai pengertian atau arti
dijadikan contoh oleh anak usia
yaitu pendidikan yang
dini. Masa ini anak sedang menjadi
mengembangkan berbagai aspek
individu peniru yang baik, karena
kecerdasan yang merupakan potensi
apa yang dilihat maupun
bawaan. Kecerdasan atau
didengarnya dari orang lain akan
perkembangan yang dimiliki oleh
dijadikan nya sebagai contoh
anak hanya akan berarti apabila
prilaku maupun pembiasaan yang
dapat diterapkan dikehidupan
akan sering dilakukan oleh
sehari-hari, yang dikenal dengan
anak,maka dari itu pembelajaran
istilah kecakapan hidup (life skills).
atau pembiasaan yang diberikan
haruslah tepat untuk contoh
Disini peran guru sangat
pembelajaran, sehingga anak dapat
dibutuhkan untuk mendidik dan
berkembang secara optimal dan
membimbing agar menjadi pribadi
sesuai harapan.
yang bermoral, yang tidak hanya
cerdas dalam kognitifnya saja tetapi
Seperti yang diatur dalam UU
perkembangan yang lainnya pun
No.20 tahun 2003 tentang sistem
seperti fisik motorik, bahasa dan
pendidikan nasional Bab 1 pasal 1
sosial emosial
butir 14 Menurut Sujiono (2007:30)
yang selalu berkaitan satu dengan pembelajaran yang kreatif agar
yang lainnya, untuk mencapai dapat menumbuhkan minat anak
berbagai macam perkembangan itu sehingga dapat menstimulus
guru dapat memberi kegiatan atau berbagai macam perkembangan
pembelajaran seraya bermain yang anak.
memerlukan berbagai alat media
Undang-undang RI nomor 23 tahun
yang dibutuhkan sesuai dengan
2002 pasal 9 ayat 1 Menurut
kegiatannya agar dapat
Sujiono (2007:47) tentang
menstimulus lima aspek
perlindungan anak dinyatakan
perkembangan anak tersebut secara
bahwa setiap anak berhak
optimal.
memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka
Melalui bermain anak dapat
pengembangan pribadinya dan
menyesuaikan diri dengan
tingkat kecerdasannya sesuai
lingkungannya dan menemukan
dengan minat dan bakatnya.
pengetahuan baru serta
menstimulus perkembangannya
Aspek aspek yang harus
sendiri, orang tua maupun guru
dikembangkan dalam pendidikan
perlu memfasilitasi kebutuhan anak
anak usia dini sebagaimana telah
salah satunya menyediakan
diatur dalam Peraturan Menteri
berbagai media atau alat
Pendidikan Nasional dalam UU No.
permaianan yang bervariasi guna
58 tahun 2009 Tentang Standar
membantu proses perkembangan
Pendidikan Anak Usia Dini bahwa
anak.
ada lima aspek yang harus
Media atau alat permaianan yang dikembangkan pada anak yaitu
disediakan tidak harus mahal aspek perkembangan moral agama,
ataupun baru, lingkungan fisik motorik, kognitif, bahasa, dan
sekitarpun bisa dijadikan media dan sosial emosional anak. Salah satu
berbagai barang bekas yang dimilki bidang pengembangan yang yang
bisa dijadikan sebagai alat paling penting untuk dikembangkan
permaninan sehingga menciptakan dan distimulus sejak dini yaitu
perkembangan motorik halus anak selanjutnya yaitu anak bisa
karena sebagai salah satu persiapan memegang pensil dengan benar dan
untuk melanjutkan pendidikan menulis, perkembangan motorik
selanjutnya. Perkembangan motorik halus ini bisa berkembang banyak
halus anak sangat berkaitan dengan sekali cara untuk menstimulus
gerakan jari-jari tangan oleh karena perkembangan motorik halus anak
itu harus diberi stimulus sejak dini seperti kegiatan menggunting,
karena perkembangan motorik meremas, menjiplak, menggambar,
halus ini sangat berpengaruh untuk melipat, menganyam dan meronce.
persiapan menulis anak, dan
memasuki pendidikan selanjutnya, Menurut jamaris (2006 : 15) bahwa

agar memiliki kesiapan untuk salah satu keterampilan koordinasi

memegang pensil dengan tepat dan gerakan motorik halus yang dapat

benar. mengembangkan perkembangan


motorik halus anak adalah dapat
Menurut Jamaris (2006 : 7) membuat roncean atau melakukan
Perkembangan motorik halus anak kegiatan meronce.
usia taman kanak-kanak ditekankan
pada koordinasi gerakan motorik Berbagai macam stimulus yang

halus, dalam hal ini berkaitan diberikan sejak dini dalam

dengan kegiatan meletakkan atau mengembangkan berbagai

memegang suatu objek dengan perkembangan yang dimiliki anak

menggunakan jari-jari tangan. bisa dilakukan dengan berbagai


macam kegiatan bermain salah
Menurut teori tentang satunya melalui kegiatan meronce
perkembangan motorik diatas yang harus diperhatikan dengan
dijelaskan bahwa perkembangan kebutuhan dan perkembangan
motorik halus sangat berkaitan yangdimiliki oleh anak untuk
dengan gerakan koordinasi mata mencapai keberhasilan sesuai
dan tangan yang bertujuan agar dengan usianya. Dengan kegiatan
dapat berkembang motorik halus pembelajaran seraya bermain anak
anak dengan baik karena untuk akan merasakan kesenangan tanpa
melakukan tahapan kejenjang disadari anak mereka sedang
menjalankan proses belajar yang didalamnya tidak terdapat
sedang berlangsung dan disitulah pembelajaran melalui bermain.
anak mengembangkan pengetahuan Berdasarkan penjelasan di atas,
baru serta perkembangan yang maka tujuan penelitian adalah: untuk
dimilikinya. mengetahui hubungan kegiatan
meronce dengan perkembangan
Namun kenyataan yang ditemukan motorik halus anak.
dilapangan menunjukkan bahwa,
sesuai dengan data empirik yang Anak Usia Dini
telah dijelaskan oleh guru di TK At- Anak adalah sosok individu yang
Taqwa terdapat 15 anak dari 28 yang memiliki berbagai potensi serta bakat
dikatakan perkembangan motorik yang mesti dikembangkan dan
halus anak masih rendah atau 50% distimulus sejak dini agar siap untuk
anak yang belum bisa memegang melanjutkan kehidupan selanjutnya.
pensil dengan benar dan menulis, Anak usia dini adalah sosok individu
karena tuntutan dari orang tua yang yang sedang menjalani suatu proses
menginginkan anaknya untuk bisa perkembangan dengan pesat dan
menulis maka membuat guru fundamental untuk kehidupan
menjadi terpaku untuk sering selanjutnya yang berada pada rentang
memberikan tugas menulis kepada usia0-6tahun.Menurut Sujiono
anak, sehingga pembelajaran menjadi (2013 :6) menjelaskan bahwa anak
menoton, guru jarang memberikan usia dini adalah sosok individu yang
pembelajaran seraya bermain karena sedang menjalani suatu proses
faktor pengaruh orang tua dan perkembangan dengan pesat dan
lingkungan atau media pembelajaran fundamental bagi kehidupan
yang kurang bervariasi. selanjutnya.

Pada perkembangan anak untuk Setiap anak memiliki keunikan dan


perkembangan motorik halus anak karakteristik yang berbeda-beda,
belum tercapai dengan baik karena sehingga pendidikan yang diberikan
sesuai dengan kenyataan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan guru masih menerapkan dan tahap-tahap perkembangan anak
pembelajaran calistung yang
dengan bertujuan untuk atau otot halus menyangkut
mengembangkan 5 aspek koordinasi gerakan jari-jari tangan
perkembangan tersebut, melalui dalam melakukan berbagai aktivitas.
pengalaman nyata yang didapatkan
Berdasarkan teori yang telah ditulis
oleh anak dapat membantu proses
diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan serta pengetahuan
motorik halus adalah kemampuan
baru anak sehingga dapat menjawab
fisik yang memerlukan koordinasi
semua rasa ingin tahu anak
mata, tangan dan otot-otot
berdasarkan pengalaman nyata yang
halus.Sehingga kegiatan yang
anak dapatkan.
berkaitan dengan motorik halus
Pengertian Motorik Halus seperti menggunting, menempel dan
Motorik halus salah satu kegiatan meronce itu harus membutuhkan
yang berhubungan dengan koordinasi ketepatan mata dan tangan serta
mata dengan tangan yang melibatkan kelenturan jari-jari tangan karena
otot-otot halus untuk dikembangkan sebelum melakukan kegiatan tersebut
secara optimal karena akan motorik halus anak harus sudah
mempengaruhi perkembangan terstimulus dengan matang sehingga
selanjutnya, melalui pembiasaan dapat melakukan kegiatan tersebut
yang sering dilakukan sehari-hari dengan baik.
dirumah seperti mengancing baju,
Meronce
makan sendiri, dan memakai sepatu
Meronce adalah merangkai pada
itu bisa dijadikan stimulus untuk
seutas benang atau tali sehingga
dapat mengembangkan motorik halus
menghasilkan suatu karya yang indah
anak. Maka dari itu sangatlah penting
salah satu kegiatan menyenangkan
memberikan pembiasaan sejak dini
ini dapat menggunakan bahan bekas
agar anak terbiasa serta melatih
dan yang ada dilingkungan sekitar.
kemandirian anak.

Menurut Pamadhi (2012: 9.13)


Menurut Jamaris (2006: 14) karena
kegiatan meronce yaitu suatu
pada usia ini anak mulai belajar
kegiatan yang membutuhkan
memasang dan membuka kancing.
koordinasi mata dengan tangan yang
Keterampilan koordinasi motorik
membutuhkan kelenturan jari serta yang cukup sulit bagi anak karena
melatih imajinasi melalui bahan yang mulai menggabungkan 3 komponen
digunakan, dan melatih ketelitian sekaligus.
melalui kecermatan merangkai serta
menyusun benda-benda tersebut. Metode

Maka perlu adanya kegiatan meronce Penelitian ini merupakan penelitian

ini salah satunya untuk korelasional yang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan mengetahui hubungan suatu variabel

motorik halus anak serta merangsang dengan variabel lainnya (Nana

kemampuan kreatifitas anak. Syaodih, 2007:56). Hubungan antara

Kegiatan ini perlu dikembangkan satu dengan variabel lain dinyatakan

untuk pembelajaran di TK dan salah dengan besarnya koefisien korelasi

satu kegiatan yang dapat dan keberartian secara statistik.

memanfaatkan lingkungan sekitar Adanya korelasi antara dua variabel

serta dapat mengenalkan benda yang atau lebih, tidak berarti adanya

ada di alam sekitar. pengaruh atau hubungan sebab akibat


dari suatu variabel terhadap variabel

Kegiatan meronce ini juga lainnya. Pada penelitian ini

memilikibeberapa tahap untuk mengambil populasi siswa B2 TK

mengaplikasikannya seperti meronce At-Taqwa Lampung Tengah.

berdasarkan warna, ini adalah


tahapan pertama atau tahapan yang Jumlah populasi yang digunakan

paling rendah dalam kegiatan dalam penelitian ini berjumlah 28

meronce berdasarkan bentuk ini satu anak. Dalam penelitian ini

langkah maju untuk anak mengenal menggunakan sampel populasi study

berbagai macam bentuk roncean, yang mana populasi dijadikan sampel

meronce berdasarkan warna dan yaitu seluruh murid TK At-Taqwa

bentuk, anak mulai bisa Bandar Jaya Lampung Tengah.

menggabungkan mana yang memiliki Penelitian ini terdapat dua jenis

bentuk sama atau warna yang sama, variabel, yaitu variabel bebas

selanjutnya meronce berdasarkan (independen) dan variabel terikat

warna, bentuk, dan ukuran tahapan (dependen). Variabel bebas menurut


(Sugiyono 2011: 61) merupakan sebaliknya apabila r hitung lebih
variabel yang mempengaruhi atau besardari r tabel maka Ho ditolak dan
menjadi sebab perubahannya variabel Ha diterima.
dependen/ terikat. Variabel terikat
Pembahasan Penelitian
menurut (Sugiyono, 2011: 61)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi ada hubungan antara kegiatan
akibat, karena adanya variabel bebas.
meronce dengan perkembangan
Penelitian ini menggunakan beberapa
motorik halus anak usia 5-6 tahun di
tekhnik pengumpulan data untuk
mendukung penelitian yakni, TK At-Taqwa. Berdasarkan rumus
observasi, lembar observasi dan
korelasi Spearman Rank yang telah
dokumentasi. Setelah penelitian
dihitung Terdapat hubungan yang
dilakukan kemudian data
terkumpulkan kemudian data yang signifikan antara kegiatan meronce
diperoleh dianalisis untuk
dengan motorik halus anak kelompok
memprediksi besarnya penguasaan
B2 TK At-Taqwa Lampung Tengah.
kosakata anak usia dini. Data yang
diperoleh digunakan sebagai dasar Dilihat kajian statistik menggunakan
dalam menguji hipotesis penelitian.
korelasi Spearman rank diketahui r
Hipotesis dipakai sebagai acuan
hitung = 0,626 dan r tabel untuk
untuk melihat apakah ada hubungan
kegiatan meronce dengan kesalahan 1% diperoleh r = 0,377.
perkembangan motorik halus.
Karena harga r hitung lebih besar dari r
Dengan memakai rumus korelasi
tabel, 1% (0,626>0,377), berarti Ho
Spearman Rank. Selanjutnya untuk
mengetahui korelasi dua variabel ditolak dengan koefisien korelasi r
menghasilkan variansi bersama dapat
sebesar 0,626. Koefisien
diketahui melalui besarnya koefisien
determinasinya r2 = 0,6262 = 0,392.
determinasi rhitung dengan r tabel
dengan ketentuan, bahwa apabila r Hal ini berarti rata-rata
hitung diterima dan Ha ditolak, tetapi
perkembangan motorik halus anak
usia dini 39,2% ditentukan oleh pola, warna, dan ukuran sesuai

kegiatanmeronce, sisanya 60,8% dengan tahapan perkembangan anak,

ditentukan oleh faktor lain. bahan yang digunakan pun bisa dari

Perkembangan anak dapat lingkungan sekitar seperti pipet

dikembangkan melalui pendidikan sedotan, dedaunan, dll. Media yang

yang ditempuh nya yang didalam nya digunakan dapat membantu

terdapat pembelajaran yang harus perkembangan yang lain seperti anak

disesuaikan dengan tahap dapat mengetahui berbagai macam

perkembangan dan kebutuhan anak warna, mengenal bentuk juga

dan dikembangkan secara optimal berhitung. Pembelajaran yang

melalui bermain karena dunia anak- dilakukan tidak terasa dengan berat

anak adalah bermain, melalui atau menoton karna melalui bermain

bermain merupakan cara yang paling dapat terstimulus dengan baik

baik untuk mengembangkan potensi perkembangan motorik halusnya.

yang dimiliki oleh anak. Salah satu


Kesimpulan dan Saran
kegiatan yang dapat mengembangkan
Kesimpulan
motorik halus anak ialah kegiatan
Pada akhir penelitian ini dibuat
meronce selain dapat sebuah kesimpulan dengan bertujuan

mengembangkan imajinasi dan dapat menjadi sebuah konstribusi


pemikiran yang bergarga bagi dunia
melatih ketelitian maupun ketepatan
pendidikan pada umumnya. Adapun
mata dan tangan anak juga bisa kesimpulan yang dapat disajikan

mengembangkan karya yang dibuat berdasarkan hasil analisis deskriptif,


yakni sebagai berikut : Metode
dari hasil roncean tersebut, meronce
pengembangan motorik halus anak
bisa dilakukan dari berbagai macam usia dini adalah proses pembelajaran
yang dilakukan dengan berbagai
Saran
macam kegiatan atau permainan
Penelitian ini diharapkan dapat
yang menyenangkan bagi anak.
memotivasi guru yang lain untuk
Kegiatan meronce dipilih sebagai
menerapkan kegiatan meronce yang
kegiatan untuk mengembangkan
disesuaikan dengan jenjang
motorik halus karena dapat
pendidikan dan karakteristik materi
menciptakan suasana yang menarik
pembelajaran. 1) Hendaknya guru
dan menyenangkan dalam proses
lebih kreatif dalam mengembangkan
pembelajaran. Kegiatan meronce
kegiatan pembelajaran untuk
memiliki hubungan dengan
membantu proses pembelajaran agar
perkembangan motorik halus anak
penyampaian materi anak akan
usia 5-6 tahun di TK At-Taqwa
tertarik. Hal ini terkait dengan
Bandar Jaya Lampung Tengah.
karakteristik anak usia dini yang
Terdapat hubungan yang signifikan
bersifat unik, egosentris, mudah
antara kegiatan meronce dengan
bosan, ingin diperhatikan dan lain
motorik halus anak kelompok B2 TK
sebagainya. 2) Kepala Sekolah
At-Taqwa Lampung Tengah.
hendaknya dalam proses belajar
Berdasarkan kajian statistik
mengajar memfasilitasi guru dalam
menggunakan korelasi Spearman
penyediaan media yang dibutuhkan.
rank dengan koefisien korelasi r
sebesar 0,626. Dengan demikian
kegiatan meronce dapat
dikembangkan untuk perkembangan
motorik halus atau dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran disekolah
untuk mengembangkan motorik
halus anak anak usia dini guna
mempersiapkan anak agar memiliki
kesiapan dalam pendidikan yang
selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN

Jamaris, M. 2006. Perkembangan


dan Pengembangan Anak.
Jakarta: Grasindo

Pamadhi, H, dkk. 2012. Seni


Keterampilan
Anak.Tanggerang Selatan:
Universitas Tebuka

Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk
Penelititian. Bandung :
Alfabeta

Sujiono, N. 2007. Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta
Sujiono, N. 2013. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta. Universitas Negeri
Jakarta

Syaodih, N. 2007. Metode


Penelitian Pendidikan.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai