Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian Pengawasan

Pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, Hal ini berarti bahwa

pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil

kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan

meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang

direncanakan.

Mengawasi adalah proses dengan mana administrasi melihat apakah apa

yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Jika tidak maka

penyesuaian perlu dibuatnya. Jadi, pengawasan ialah fungsi administrasi dalam

setiap administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai apa yang

dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan

rencana yang dibuat, intruksi-intruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang

telah ditetapkan. Ini dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kelemahan

kelamahan dan beberapa kesalahan-kesalahan, kemudian dibetulkan dan

mencegahnya agar tidak terulang kembali.

Sedangakan beberapa Ahli mengungkapkan pengawasan itu adalah

Siagian menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah:

Proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk

menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Ciri terpenting dari konsep

yang dikemukan oleh Siagian ini adalah bahwa pengawasan hanya dapat

diterapkan bagi pekerjaan?pekerjaan yang sedang berjalan dan tidak dapat

diterapkan untuk pekerjaan?pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan


Terry juga berpendapat tentang pengertian pengawasan ini, ia mengatakan

bahwa: Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang dilaksanakan, maksudnya

mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan

korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana?rencana. Jadi

pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi

penyimpangan?penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas?

aktivitas yang direncanakan.

Koontz, et. al. menyatakan bahwa: Pengendalian adalah mengukur dan

mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi di

semua tingkat dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang

dilaksanakan.

Sujamto lebih tegas mengatakan: Pengendalian adalah segala usaha atau

kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang

dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau

hasil yang dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijakan

yang berlaku[3].

Ditinjau dari segi proses administrasi, pengawasan terdidri dari tiga langkah

universal yaitu:

1. Mengukur perbuatan,

2. Membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan


3. Memperbaiki penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan tindakan

pembetulan.

Disebutkan dengan cara yang sedikit berbeda, pengawasn itu terdiri atas,

1. menyelidiki apa yang sedang dilakukan, 2. membadingkan hasil-hasil dengan

harapan-harapan, 3. menyetujui hasil-hasil atau tidak menyetujuinya, dalam hal

ini perlu perbaikanlah yang diambil sebagai kputusan terakhir.

Jadi pengawasan menyarankan adanya tujuan dan rencana. Tiada

administrator yang bias mlakukan control kecuali jika suatu rencana telah dibuat.

Tidak ada cara dengan mana seorang administrator bias memastikan bahwa para

bawahannya bekerja kearah tercapainya tujuan yang dikehendaki kecuali jika ia

memiliki suatu rencana, betapapun kaburnya rencana itu tau betapa jelas dan

lengkapnya serta terkoordinasinya rencana tersebut maka pengawasan

administrasi bias dijalankan[4].

Ada dua faktor yang menimbulkan kebutuhan akan suatu pengawasan.

Pertama, tujuan-tujuan induvidudengan tujuan-tujuan organisasi sering

berbeda.Konsekuensinya ialah bahwa pengawasan perlu untuk menjamin para

anggota bekerja karena tujuan organisasi.Alternatifnya ialah untuk menghindari

atau menetralisir kegiatan yang serampangan atau kegiatan yang tidak

terkendali.Kedua, pengawasan perlu disebabkan adanya penundaan waktu antara

saat tujuan dirumuskan dan saat tujuan dicapai. Maka selama jarak waktu ini,

yang tidak terduga bias menyebabkan penyimpangan antara hal yang sebenarnya

dengan perbuatan yang dikehendaki.


B. Maksud dan Tujuan Pengawasan

Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain

merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu

mempunyai tujuan tertentu.Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam

usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir maksud

pengawasan adalah untuk :

1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak

2. Memperbaiki kesalahan?kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan

mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan

yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.

3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam

rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah

direncanakan

4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat

pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.

5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan

dalam planning, yaitu standard.

Rachman juga mengemukakan tentang maksud pengawasan, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan


2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan

instruksi serta prinsip?prinsip yang telah ditetapkan

3. Untuk mengetahui apakah kelemahan?kelemahan serta kesulitan-kesulitan

dan kegagalan?kegagalannya, sehingga dapat diadakan perubahan?

perubahan untuk memperbaiki serta. mencegah pengulangan kegiatan?

kegiatan yang salah.

4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat

diadakan perbaikan?perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi

yang lebih benar[5].

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud pengawasan

adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya

apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur tingkat

kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik.

Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Maman Ukas mengemukakan:

1. Mensuplai pegawai?pegawai manajemen dengan informasi?informasi

yang tepat, teliti dan lengkap tentang apa yang akan dilaksanakan.

2. Memberi kesempatan pada pegawai dalam meramalkan rintangan-

rintangan yang akan mengganggu produktivitas kerja secara teliti dan

mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghapuskan atau

mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi.


3. Setelah kedua hal di atas telah dilaksanakan, kemudian para pegawai dapat

membawa kepada langkah terakhir dalam mencapai produktivitas kerja

yang maksimum dan pencapaian yang memuaskan dari pada hasil?hasil

yang diharapkan.

Situmorang dan Juhir mengatakan bahwa tujuan pengawasan adalah :

1. Agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang didukung oleh

suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna (dan berhasil guna

serta ditunjang oleh partisipasi masyarakat yang konstruksi dan terkendali

dalam wujud pengawasan masyarakat (kontrol sosial) yang obyektif, sehat

dan bertanggung jawab.

2. Agar terselenggaranya tertib administrasi di lingkungan aparat pemerintah,

tumbuhnya disiplin kerja yang sehat.

3. Agar adanya keluasan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau kegiatan,

tumbuhnya budaya malu dalam diri masing?masing aparat, rasa bersalah

dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal?hal yang tercela

terhadap masyarakat dan ajaran agama.

Lebih lanjut Situmorang dan Juhir mengemukakan bahwa secara langsung tujuan

pengawasan adalah untuk:

1. Menjamin ketetapan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan

dan perintah.
2. Menertibkan koordinasi kegiatan?kegiatan

3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan

4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang atau jasa yang

dihasilkan

5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi

Sementara tujuan pengawasan menurut Soekarno (dalam Safrudin, 1965:36)

adalah : Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana, yang

digariskan, mengetahui apakah sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi serta

asas yang ditentukan, mengetahui kesulitan?kesulitan dan kelemahan?kelemahan

dalam bekerja, mengetahui apakah sesuatu berjalan efisien atau tidak, dan mencari

jalan keluar jika ternyata dijumpai kesulitan?kesulitan, kelemahan?kelemahan,

atau kegagalan ke arah perbaikan.

C.Karakteristik-KarakteristikPengawasanYangEfektif

Adapun karakteristik pengawasan yang efektif harus memenuhi:

1. Ada unsur keakuratan, di mana data harus dapat dijadikan pedoman dan valid.
2. Tepat waktu, yaitu dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secara cepat dan

tepat di mana kegiatan perbaikan perlu dilaksanakan.


3. Obyektif dan menyeluruh, dalam arti mudah dipahami.
4. Terpusat, dengan memusatkan pada bidang-bidang penyimpangan yang paling

sering terjadi.
5. Realistik secara ekonomis, di mana biaya system pengawasan harus lebih

rendah atau sama dengan kegunaan yang didapat.


6. Realistik secara organisasional, yaitu cocok dengan kenyataan yang ada di

dalam organisasi.
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja, karena dapat menimbulkan sukses atau

gagalnya operasi serta harus sampai pada karyawan yang memerlukannya.


8. Fleksibel, harus dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi, sehingga

tidak harus membuat sistem baru jika terjadi perubahan kondisi.


9. Sebagai petunjuk dan operasional, di mana harus dapat menunjukkan deviasi

standar sehingga dapat menentukan koreksi yang akan diambil.


10. Diterima para anggota organisasi, mampu mengarahkan pelaksanaan kerja

anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab, dan

prestasi

D. Hubungan Pengawasan dengan unsur-unsur proses adaministrasi

Sebagai proses administrative yang hendak menjamin keselarasan,

kecerdasan, dan ekonomis didalam pendidikan, pengawasan jelas memiliki

hubungan yang erat sekali dengan unsure-unsur proses administrasi yang lainnya,

bahkan didalam beberapa hal mungkin hamper tidak dapat dipisahkan daru unsur-

unsur yang lainnya itu. Perancanaan membangun tujuan-tujuan serta

menggariskan mekanisme, pekerjaan dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan itu, kemudian dijalankan dengan komunikasi untuk

menyaluskan intruksi dan informasi, serta koordinasi mempersatukan sub-sub

bagian bagian organisasi, sehingga akhirnya saling berhubungan dengan yang

lainnya. Semua kegiatan itu jelas membutuhkan pengawasan karena untuk

mengukur dan penilaian dari keberhasilan pekerjaan tersebut. Kalau pengawan ini

tidak ada maka kita tidak akan mengetahui sejau mana kberhasilan yang kita

peroleh.
E. Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian

atau penaksiran. Evaluasiadalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi

netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu

dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai

atau manfaatnya

Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L Evaluasi adalah

proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau

merupakan gabungan dari keduanya.Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang

mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

Kemudian Suharsimi Arikunto memberikan pendapatnya bahwaevaluasi

adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah

menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk

menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah

dilakukan

Sedangkan Worthen dan Sanders mengakatan evaluasi adalah mencari

sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa

informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur

tertentu.Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia


sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia

yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya

tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.

F. Tujuan Evaluasi

Evaluasi memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,

diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,

bimbingan, diagnosis, dan prediksi[8].

1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan

kedudukan hasil kerja misalnya peserta didik dibandingkan dengan peserta didik

lain. Evaluasi ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan

dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi Evaluasi untuk grading

ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih

mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

2. Sebagai alat seleksi, Evaluasi ditujukan untuk memisahkan antara misalnya

peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik

yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.Dalam hal ini, fungsi

Evaluasi untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai

kompetensi.

4. Sebagai bimbingan, Evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar

peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,

pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar

yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan.

Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau

pengayaan.

6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan

berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes

bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat

penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama

dalam Evaluasi.Sesuai dengan tujuan tersebut, Evaluasi menuntut Administrator

agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan Evaluasi dalam

keseluruhan proses Administrasi. Jadi, tujuan Evaluasi adalah memberikan

masukan informasi secara komprehensif tentang hasil dan tujuan, baik dilihat

ketika saat kegiatan berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan

menggunakan berbagai cara penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan agar tercapainya suatu tujuan yang direncanakan.


G. Hubungan Evaluasi

Salah satu peran yang penting evaluasi dalam administrasi pendidikan

ialah mencari dasar yang kokoh dalam bagi perbaikan seperti kurikulum, metode

pembelajaran dan program pendidikan. Perbaikan kurikulum, metode

pembelajaran atau program pendidikan yang dilakukan tanpa hasil evaluasi yang

sistematik acapkali menjadi usaha sia-sia yang mubajir. evaluasi tentu saja akan

dapat member sumbangan yang berarti bagi perkembangan teori dan dasar

pendidikan. Ilmu seperti pengukuran pendidikan dan psikometrik sangat

tergantung pada hasil-hasil evaluasi yang dilakukan sebagai kegiatan sehari-hari

guru dan pendidik. Dari hasil itu akan diperoleh pengetahuan emperik yang sangat

berharga untuk pengembangan ilmu dan teori.


TUGAS KELOMPOK

DASAR-DASAR MANAJEMEN
Sistem Pengawasan Dan Evaluasasi Dalam Organisasi

OLEH:

1. ISMAIL ANWAR ( D1C113020 )

2. ANWAR MAULANA ( D1C113021 )

3. JESRIN (D1C113105)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

Anda mungkin juga menyukai