Abstract: Anxiety is a situation that feels unpleasant and feared by ones physical warned of
the danger. Asthma is a respiratory sistem impairment, which can cause hard breath. anxiety
can precipitate asthma attack for many people. The purpose of this research is to know the
relationship between anxiety level and asthma attack amonh asthma clients in Kelurahan
Mahakeret Barat and Mahakeret Timur Manado City with the number Sampel was 35
respondents. This research method is using cross sectional approach. The sampel selection
is done by sampling methods saturade. This research using statistical analysis chi square test
with = 0,05. The result obtained value of p = 0,04 where p < 0,05 then Ho is rejected.
Conclusions of this research hat there is a relationship between nxiety level and asthma
attack among asthma clients in Kelurahan Mahakeret Barat and Mahakeret Timur Manado
City.
Abstrack: Kecemasan adalah situasi yang dirasa tidak menyenangkan dan ditakuti oleh fisik
yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam. Serangan asma merupakan
gangguan pada sistem pernapasan yang menyebabkan kesulitan bernapas. Kecemasan dapat
menjadi pencetus serangan asma pada beberapa individu. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan serangan asma di
Kelurahan Mahakeret Barat dan Mahakeret Timur Kota Manado dengan jumlah Sampel 35
responden. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan pemilihan
sampel dilakukan dengan metode sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan analisis
statistik uji chi square dengan = 0,05. Hasil penelitian ini didapatkan nilai p value 0,04
dimana p< 0,05 maka Ho ditolak. Simpulan penelitian ini yaitu adanya hubungan antara
tingkat kecemasan dengan serangan asma pada penderita asma di Kelurahan Mahakeret Barat
dan Mahakeret Timur Kota Manado.
1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, November 2016
PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma pada
inflamasi kronis saluran pernapasan yang beberapa individu, selain itu juga bisa
dihubungkan dengan hiperresponsif, memperberat serangan asma yang sudah
keterbatasan keterbatasan aliran udara ada. Salah satu respon terhadap stres
yang reversible dan gejala asma (Prasetyo, adalah cemas. (Hostiadi, 2015)
2010).Data World Health Organization Kecemasan merupakan bagian
(WHO) pada tahun2011, 235 juta orang di kehidupan sehari-hari dan merupakan
seluruh dunia menderita asma dengan gejala yang normal pada manusia. Bagi
angka kematian lebih dari 8% di negara- orang dengan penyesuaian yang baik,
negara berkembang yang sebenarnya dapat kecemasan dapat segera diatasi dan
dicegah. National Center Fot Health ditanggulangi. Sedangkan bagi orang yang
Statistics (NCHS) pada tahun 2011, penyesuaiannya kurang baik, maka
mengatakan bahwa prevalensi asma kecemasan merupakan bagian terbesar
menurut usia sebesar 9,5% pada anak dan dalam kehidupannya. Apabila
8,2% pada dewasa, sedangkan menurut penyesuaiannya tidak tepat, akan timbul
jenis kelamin 7,2% laki-laki dan 9,7% dampaknya terhadap kesehatan jasmani
perempuan. dan psikis. Stres dapat mengantarkan pada
Hasil Riset Kesehatan Dasar seseorang pada tingkat kecemasan
(RISKESDAS) pada tahun 2013 sehingga memicu dilepaskannya histamin
mendapatkan hasil prevalensi nasional yang menyebabkan penyempitan saluran
untuk penyakit asma pada semua umur napas ditandai dengan sakit tenggorokan
adalah 4,5% (sekitar 46.335 jiwa) dari dan sesak napas, yang akhirnya memicu
93% (sekitar 1.027.763 jiwa) penduduk di terjadinya serangan asma (Haq, 2010).
Indonesia. Dengan prevalensi asma Cemas juga dapat menjadi beban berat
tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah yang menyebabkan kehidupan individu
7,8%, diikuti Nusa Tenggara Timur 7,3%, tersebut selalu dibawah bayang-bayang
DI Yogyakarta 6,9%, dan Sulawesi Selatan kecemasan yang berkepanjangan dan
6,7%. Prevalensi penyakit Asma di menganggap rasa cemas sebagai
Sulawei Utara yaitu 4,7% (sekitar 2.745 ketegangan mental yang disertai dengan
jiwa) . Data dari Survei Kesehatan Rumah gangguan tubuh yang menyebabkan rasa
Tangga (SKRT) pada tahun 2005 tidak waspada terhadap ancaman,
didapatkan 225.000 orang meninggal kecemasan berhubungan dengan stres
karena asma. Untuk daerah pedesaan fisiologis maupun psikologis. Artinya,
ditemui prevalensi asma sebesar 4,3% cemas terjadi ketika seseorang terancam
sedangkan di perkotaan 6,5%. Prevalensi baik secara fisik maupun psikologis
di perkotaan lebih tinggi dari di pedesaan (Asmadi, 2008).
disebabkan karena pola hidup di kota besar Berdasarkan penelitian yang telah
dapat meningkatkan faktor resiko dilakukan oleh Haq(2010), menunjukkan
terjadinya asma. responden yang mengalami kecemasan
Terjadinya peradangan Asma dapat ringan lebih banyak dibandingkan dengan
disebabkan oleh alergi terhadap sesuatu, responden yang mengalami kecemasan
seperti udara dingin atau panas, asap, sedang. Sedangkan yang paling sedikit
debu, bulu, atau karena gangguan psikis, adalah kecemasan sangat berat. Sedangkan
alergi ini biasanya bersifat menurun atau untuk masalah asma, responden terbanyak
faktor gen (Surtiretna, 2013).Penyebab mengalami serangan asma sedang, setelah
pencetus asma yaitu alergen, stres, itu diikuti responden penderita asma berat,
lingkungan kerja, perubahan cuaca, dan responden penderita asma ringan
infeksi saluran napas. Stres atau gangguan merupakan yang paling sedikit. Dan dari
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, November 2016
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, November 2016
pada tabel lebih dari 2x2 dijumpai nilai menurut peneliti mengapa dikatakan ada
harapan <5 maka sel disederhanakan atau hubungan antara tingkat kecemasan
digabungkan sehingga menjadi tabel 2x2. dengan serangan asma karena kecemasan
Dalam hal ini sel tidak cemas dan sel merupakan salah satu penyebab dari
cemas ringan digabungkan menjadi kekambuhan asma. Ketika penderita
kategori tidak cemas, kemudian sel cemas mengalami kecemasan, akan memicu
sedang dan sel cemas berat digabungkan penderita asma untuk merasakan ketakutan
menjadi kategori cemas sedangkan sel dan stres berat yang memicu penderita
serangan asma terkontrol sebagian asma untuk berpikir lebih banyak dan
digabungkan dengan serangan asma tidak menyebabkan kekambuhan sesak napas.
terkontrol. Ada beberapa responden yang
Seperti yang dikatakan didalam jurnal Haq mengalami serangan asma tidak terkontrol
(2010), Stres dapat mengantarkan pada dan memiliki tingkat kecemasan yang
seseorang pada tingkat kecemasan normal (tidak cemas), dari hasil
sehingga memicu dilepaskannya histamin wawancara pada saat penelitian beberapa
yang menyebabkan penyempitan saluran responden yang tidak cemas ini sekalipun
napas ditandai dengan sakit tenggorokan memiliki serangan asma yang tidak
dan sesak napas, yang akhirnya memicu terkontrol menjelaskan bahwa masih bisa
terjadinya serangan asma. Penyebab tidur nyenyak dimalam hari dan jika
pencetus asma yaitu alergen, stres, mengalami sesak napas penderita akan
lingkungan kerja, peubahan cuaca dn segera mengambil obat untuk diminum
infeksi saluran napas. Stres atau gangguan dan kembali tidur seperti biasa sehingga
emosi dapat menjadi pencetus asma pada tidak membuat penderita asma merasakan
beberapa individu, selain itu juga dapat kecemasan yang berat, namun ada
memperberat serangan asma yang ada. beberapa responden yang merasakan
Salah satu respon terhadap stres adalah kecemasan walaupun memiliki serangan
cemas (Hostiadi, 2015). asma dalam tingkat kontrol yang baik
Secara teori didalam Saydam (2011), karena hasil wawancara pada saat
faktor penyebab asma sangatlah banyak penelitian responden mengatakan bahwa
macamnya, antara lain adalah: zat yang sikap dan sifat yang dimiliki oleh
dapat menyebabkan alergi seperti debu responden adalah mudah mengalami
rumah, tungau, kapas, serpihan kulit kecemasan dan menyebabkan kecemasan
manusia atau binatang, tepung sari bunga, yang berlebihan dalam menghadapi
dan berbagai makanan. Yang kedua adalah penyakit asma yang diderita.
infeksi saluran penapasan akibat virus Sesuai dengan teori yang dikatakan
yang dikenal secara umum sebagai pilek, oleh Prawitasari (1998) dalam Wiyono
batuk dan flu. Yang ke tiga adalah (2009) stres dan kecemasan merupakan
berbagai kegiatan fisik, emosi yang bagian di dalam kehidupan manusia
berlebihan (tertawa atau marah yang sehari-hari. Bagi orang yang
berlebihan) dan obat seperti aspirin. penyesuaiannya baik maka stres dan
Masyarakat harus mengenal pemicu mana kecemasan dapat cepat diatasi dan
yang dapat menimbulkan serangan asma ditanggulangi. Bagi orang yang
pada seseorang karena selain obat asma, penyesuaian dirinya kurang baik, maka
mereka harus menghindarkan pemicu- stres dan kecemasan merupakan bagian
pemicu tadi. terbesar di dalam kehidupannya, sehingga
Dari penelitian yang dilakukan pada stres dan kecemasan menghambat kegiatan
penderita asma di Kelurahan Mahakeret sehari-hari
Timur dan Mahakeret Barat, di dapatkan Hasil observasi dan wawancara penderita
bahwa ada hubungan antara tingkat asma yang mengalami kecemasan tidak
kecemasan dengan serangan asma, lagi memiliki kemauan untuk melakukan
5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, November 2016
6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, November 2016
7
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, November 2016