3, Desember 2015
Abstrak
*Penanggung Jawab
Samsul Irsyad dkk
Estimasi Zona Bijih Besi di Daerah Lampung Menggunakan Pemodelan Magnetik
*Email: samsul.irsyad@student.upi.edu
Abstract
PENDAHULUAN
Keberadaan dari Bijih Besi ini tidak
Potensi alam yang terkandung di Bumi
selalu muncul di permukaan Bumi, pada
begitu beragam dan melimpah. Sumber daya
kedalaman dan posisi tertentu Bijih Besi
alam (SDA) yang melimpah membuat
terkandung dalam batuan yang letaknya jauh
manusia berpikir untuk memanfaatkannya
lebih dalam. Untuk memanfaatkan SDA ini,
guna mememuhi kebutuhan hidup. Indonesia
Potensi dan posisi dari sumber daya alam
khususnya daerah Lampung adalah salah satu
merupakan pertimbangan paling besar untuk
daerah yang memiliki potensi yang kaya
dilakukan eksploitasi. Hal tersebut erat
sumber daya alam. Salah satu jenis sumber
kaitannya dengan potensi yang diperoleh saat
daya alam yang terkadung di Bumi dan
dilakukan ekploitasi dengan hasil yang
memiliki kegunaan dalam kehidupan manusia
didapat. Untuk meminimalisir kerugian
adalah Besi. Jenis logam terbesar kedua yang
tersebut maka dilakukan terlebih dahulu
kelimpahannya tersebar di Bumi ini tersebar
eksplorasi, salah satunya menggunakan
hampir di seluruh bagian Bumi.
eksplorasi Geofisika. Namun prakteknya,
Fibusi (JoF) Vol. 3 No. 3, Desember 2015
instrument untuk melakukan eksplorasi Korelasi antara setiap hasil pengolahan data
Geofisika ini membutuhkan waktu yang sangat penting dalam proses interpretasi data,
sebentar. Perlu metode yang tepat agar proses karena dalam proses interpretasi data, data
eksplorasi tidak menghabiskan waktu yang penunjang atau data penguat alasan
nantinya akan berdampak pada materil. Untuk interpretasi memilki peran vital dalam
mengefisienkan waktu eksplorasi, maka interpretasi data.
eksplorasi Geofisika dengan metode
Geomagnet adalah pilihan yang paling tepat, METODE PENELITIAN
hal tersebut dikarenakan metode ini dalam
Penelitian yang dilakukan di daerah
prakteknya tidak memerlukan waktu yang
lama saat melakukan pengambilan data dan Lampung yang secara geografis terletak
juga instrument yang digunakaan mudah antara 10340 - 10550 BT dan 500 -
dibawa serta memiliki akurasi data yang 600 LS menggunakan metode deskriptif
tinggi dalam mendeteksi keberadaan bahan analitik, yaitu dengan mengumpulkan data
logam yang berimplikasi dengan potensi dari tanpa melakukan akuisisi data dan
prospek penelitian. menganalisis data yang diperoleh dengan
ditunjang beberapa kajian ilmiah, seperti
Dalam melakukan penelitian mengenai Buku, Jurnal dan makalah ilmiah lainnya
pendugaan keberadaan Bijih Besi, para yang relevan dengan penelitian. Dalam
peneliti hanya mengalisis keberadaan Bijih penggunaan metode Geomagnet untuk
Besi dari peta sebaran anomali magnet total mengetahui keberadaan Bijih Besi, parameter
kemudian dibuat model 3D seperti yang telah fisika yang dimanfaatkan adalah suseptibilitas
dilakukan oleh Moh.Zaidan dkk (2009) dan magnetik batuan (k). Metode Geomagnet
melakukan pemodelan 2D oleh Muh.Ishak adalah metode yang didasarkan pada
Jumarang dan Zulfan (2014). Dalam pengukuran variasi intensitas magnet di
penelitian ini, dilakukan pemodelan 2D dan permukaan Bumi yang disebabkan adanya
3D yang di dasarkan oleh peta anomali total variasi medan magnet yang terukur di bawah
yang diperkuat oleh peta hasil proses Upward permukaan Bumi. Prinsip dasar penggunaan
continuation dan peta hasil Reduction to the metode Geomagnet yaitu pada hukum
pole dengan tujuan memperoleh keterangan Coulomb (Telford,1990) , jika dua buah
dari keberadaan Bijih Besi yang lebih kutub magnet m1 dan m2 terpisah sejauh r,
mendekati keadaan sebenarnya. Pembuatan maka akan timbur gaya diantara kedunya.
model 2D bertujuan untuk mengetahui Besar gaya magnet tersebut dapat ditulis
keadaan bawah permukaan daerah prospek sebagai berikut :
penelitian berdasarkan bentangan lintasan.
Sedangkan model 3D bertujuan mengetahui = 1 22 (1)
0
potensi yang dimiliki oleh prospek penelitian,
yaitu untuk mengetahui volume dari prospek Dimana 0 adalah permeabilitas
penelitian. Dengan dimodelkannya data magnetik dalam ruang hampa.
peneltian, harapannya dapat memberi
interpretasi data yang rinci, seperti Intensitas magnetik pada material
mengetahui posisi dari benda atau anomali, sebagian disebabkan oleh induksi dari medan
kedalaman benda beranomali serta volume magnet Bumi dan sebagian lagi disebabkan
dari prospek penelitian. oleh adanya magnetisasi remanen dan
intensitas dari induksi magnet Bumi
Hasil yang diperoleh nantinya akan bergantung pada suseptibilitas magnetik
ditinjau dari tiap hasil pengolahan data, mulai batuan dan gaya magnetnya (Reynolds,1998)
dari peta anomali magnet total, peta anomali yang ditulis sebagai berikut:
hasil Upward continuation, Reduction to the
pole, model 2D dan model 3D apakah ada =
(2)
saling keterkaitan hasil data penelitian.
Dimana adalah Intensitas magnet dengan mengubah nilai inklinasi benda
adalah medan magnet Bumi (T).
(A/m) dan sebenarnya kearah vertikal. Secara matematis
ditulis sebagai berikut :
Selanjutnya, dalam pengolahan data
geomagnet beberapa langkah, yaitu Diketahui, =
melakukan koreksi harian dan koreksi IGRF
terhadap data, kemudian dilakukan proses ||2
filtering dan transformasi guna membantu =
1 2 +2
2 + +|| +
3 1 2
dalam proses interpretasi data yaitu dilakukan
proses Upward continuation (filtering) dan
Reduction to the pole (transformasi) dan
dilakukan model 2D dan 3D daerah prospek
1 =
penelitian. Upward continuation merupakan 2 =
proses pengolahan data yaitu mengubah
medan potensial dari suatu ketinggian tertentu 3 =
ke ketinggian. Hasil dari pengolahan data +
1 =
koreksi harian dan koreksi IGRF diperoleh +
2 =
data berupa anomali magnet total. Untuk
pengolahan dengan proses Upward
continuation data yang dihasilkan berupa
anomali magnet residual atau lokal yang letak [ ] = [] (4)
dari anomali ini berada dekat permukaan dan
anomali magnet regional yang letak dari Keterangan :
anomali ini berada jauh di bawah permukaan. adalah bilangan gelombang.
Sedangkan untuk hasil dari proses Reduction , adalah bilangan gelombang dalam
to the pole yaitu berupa anomali magnet total komponen x dan komponen y.
namun dengan anomali yang bersifat , , adalah vektor satuan momen
monopol, berbeda dengan anomali hasil magnetik komponen x, y, z.
koreksi harian dan koreksi IGRF anomalinya , , adalah vektor satuan area medan
masih bersifat dipol. Hasil pengolahan data dalam komponen x, y, z.
(anomali magnet total, anomali residual atau adalah transformasi reduksi ke kutub.
lokal dan anomali magnet total hasil
[ ] adalah transformasi anomali medan
Reduction to the pole) direpresentasikan
magnetik kutub utara.
dengan peta sebaran anomali magnet. Proses
[] adalah transformasi medan magnetik
Upward continuation didasari oleh teorema
total.
III Green. Secara matematis persamaan
Upward continuation ditulis dalam bentuk
integral sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN
susunan batuannya tidak jauh berbeda dengan dengan volume estimasi dari model 3D
hasil yang ditunjukkan oleh model sebesar 392,448,000 m3 dengan kedalaman
penampang lintasan AB dan CD, bentuk dari potensi volume Bijih Besi 1334.544 m
lintasan yang membujur memotong lintasan dari permukaan. Volume dari prospek
AB dan lintasan CD dimaksudkan untuk penelitian hanya sebesar 9.9 % dari total
melihat keselarasan keadaan bawah volume total daerah penelitian yaitu sebesar
permukaan daerah penelitian dan hasilnya 3,393,600,00 m3. Hasil dari volume prospek
diperoleh keselerasan lapisan batuan dengan penelitian yang dilewati oleh lintasan AB,
susunan yang hamper sama. Dari hasil model lintasan CD dan lintasan EF menunjukkan
2D, penampang lintasan EF terdapat dua buah keadaan yang relatif sama, yaitu
batuan intrusif dengan nilai suseptibilitas menunjukkan adanya anomali suseptibilitas
batuan pada jarak 271 m sebesar 0,135 dan batuan bawah permukaan yang tinggi yaitu
pada jarak 496 m memiliki suseptibilitas antara 0.1 sampai dengan 0.14.
batuan sebesar 0,1405.