Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur Alhamdulillah marilah senantiasa kita panjatkan atas segala nikmat yang
telah diberikan Allah SWT kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan lancar. Salam serta shalawat semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa dunia ini dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang, penuh ilmu
dan hikmah. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Aamiin.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam pada jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya. Di
dalamnya memuat pendahuluan, pembahasan dan penutup. Kami menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itulah kami memohon kritik
dan saran yang membangun agar ke depan kami bisa menyajikan makalah yang lebih baik
lagi. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap muslim yang membacanya.
Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Palangka Raya, 10 Oktober 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................ 1
Daftar Isi ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar belakang ............................................................................... 3
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................... 4
1.3 Manfaat Penulisan ......................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
2.1 Konsep IPTEK dan IMTAQ dalam Islam ..................................... 5
2.2 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal...................................................... 8
2.3 Keutamaan Orang yang Berilmu dan Beramal.............................. 10
2.4 Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman terhadap
Alam dan Lingkungan .................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya
yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti
yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek,
didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek
iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.

Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: menuntut ilmu
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan. Ilmu adalah
kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.

3
1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan yang kami lakukan ini mempunyai tujuan,yaitu :


Dapat mengetahui konsep IPTEK dan IMTAQ dalam Islam.
Dapat mengetahui pengertian dan hubungan iman, ilmu dan amal.
Dapat mengetahui keutamaan orang berilmu dan beramal.
Dapat mengetahui tanggung jawab ilmuwan dan seniman terhadap alam dan
lingkungan.
Dapat memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diberikan oleh
Dosen.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat dari tugas makalah ini adalah dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan informasi tentang IPTEK dan IMTAQ, hubungan antara iman, ilmu dan
amal, keutamaan dari orang berilmu dan beramal serta tanggung jawab ilmuwan dan seniman
terhadap alam dan lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep IPTEK dan IMTAQ dalam Islam

4
a. Pengertian IPTEK

Kepanjangan IPTEK adalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistimatisasi, dan diinterpretasi, menghasilkan
kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara
etimologis, kata ilmu berarti kejelasan, karena itu segala yang terbrntuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan. Kata ilmu dengan berbagai bentuknya berulang 854 kali dalam Al-
Quran. Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan.
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan
netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi. Adapun seni termasuk bagian dari budaya, berbagai hasil ungkapan akal budi
manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan hasil ekspresi jiwa yang berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia.
Prinsip IPTEK itu sendiri yakni : konsep dasar sains, dan konsep dasar teknologi. Konsep
dasar sains mencakup unsur -unsur fundamental minimal : taraf dan keadaan ilmu
pengetahuan yang sekarang dan perkembangannya, dan fungsi ilmu pengetahuan. Konsep
dasar teknologi mencakup unsur - unsur dasar minimal : makna teknologi, taraf keadaan,
jenis-jenis teknologi yang ada dan pemanfaatannya pada saat ini, dan aktivitas dinamis
berlandaskan konsep dinamis creativity secara konkrit menciptakan atau memodifikasi
teknologi sederhana yang dapat ditemukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kawasan bahan ajar kedua tipe tersebut minimal mencakup pengembangan domain
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Pengertian IMTAQ

Kepanjangan IMTAQ adalah Iman dan Taqwa. Iman dari bahasa Arab yang artinya
percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan

5
hati,diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Jadi, seseorang
dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga
unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan
Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka
orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Menurut
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia MengemukakanTaqwa / takwa dalam bahasa Arab
berarti memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti lain dari
taqwa adalah :
1. Melaksanakan segala perintah Allah.
2. Menjauhkan diri dari segala yang dilarang Allah (haram).
3. Ridho (menerima dan ikhlas) dengan hukum-hukum dan ketentuan Allah.
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara. "memelihara diri
dalam menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk allah" Adapun dari asal bahasa arab quraish
taqwa lebih dekat dengan kata waqa Waqa bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan
melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan. Itulah maka, ketika
seekor kuda melakukan langkahnya dengan sangat hati-hati, baik karena tidak adanya tapal
kuda, atau karena adanya luka-luka atau adanya rasa sakit atau tanahnya yang sangat kasar,
orang-orang Arab biasa mengatakan Waqal Farso Minul Hafa (Taj). Dari kata waqa ini taqwa
bisa di artikan berusaha memelihara dari ketentuan allah dan melindungi diri dari
dosa/larangan allah. bisa juga diartikan berhati hati dalam menjalani hidup sesuai petunjuk
allah.
Prinsip dasar yang ada dalam IMTAQ yaitu unsur - unsur dasar yang dapat digunakan
sebagai pedoman penyusunan target sasaran hasil bentuk perilaku yang dimiliki oleh dunia
pendidikan. Menurut Durkheim unsur - unsur dasar terdiri dari : disiplin, kebutuhan untuk
mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri terhadap keinginan - keinginan yang
melampaui batas, keterikatan dengan kelompok masyarakat yang ada dalam suatu komunitas
kehidupan, dan otonomi dalam makna menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui
dan memahami sepenuhnya konsekuensi - konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang
diperbuat.
IMTAQ merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju target
yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu yang mampu bersaing secara

6
baik dan beriman kepada Allah SWT. Imtaq akan menjadi peneguh karakter penerus bangsa
guna menjaga nilai moral bangsa ditengah Era-globalisasi.

c. Keutamaan IMTAQ dan IPTEK

1. Keutamaan IPTEK

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam
ayat-ayat berikut: Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang
tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (QS.Az-Zumar [39] : 9). Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum,
filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang
dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman
Allah. (QS. Al-Baqoroh [2] : 269). Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Mujaadilah [58] :11)
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
Mengangkan derajat orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.

2. Keutamaan IMTAQ

Iman dan Taqwa tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena jika seseorang telah
mempunyai kekuatan iman yang kuat maka ketaqwaannya pun juga akan mengikutinya.
Allah telah memperingatkan manusia, sebagaimana firmanNya sebagai berikut : Kebajikan
itu bukanlah menghadapkan wajahmu ketimur dan kebarat, tetapi kebajikan itu ialah
(kebajikan) orang-orang yang beriman kepada Allh, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-
kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim,
orangorang miskin, orang-orang yang dalam perjalnan (musafir), pemintaminta dan utuk
memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang
yang menepati janji ketika berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan,

7
penderitaan dan masa perang. Maka mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah
orang-orang yang benar-benar bertaqwa(QS al-Baqarah [2]: 177)

2.2 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal

Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut
dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah, syariah dan akhlak,
dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran
yang artinya :
Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg
baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke bumi) dan
cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan perumpamaan itu agar manusia selalu
ingat" ( QS : 14 ;24-25).
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar,Ilmu adalah pohon yg
mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.SedangkanAmal ibarat buah
dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Ipteks dikembangkan diatas nilai-nilai
iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.
Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan yang paripurna.
Keparipurnaannya terletak pada tiga aspek yaitu : aspek Aqidah, aspek ibadah dan aspek
akhlak. Meskipun diakui aspek pertama sangat menentukan,tanpaintegritas kedua aspek
berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas kesempurnaan Islam
menjadi kurang utuh, bahkan diduga keras akan mengakibatkan degradasi keimanan pada diri
muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim adalah perlambang batinnya.
Keutuhan ketiga aspek tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan tujuan
Islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya
pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk
mengamalkan Ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu dan
teknologi akan selalu dapat dikontrol beradapada jalur yang benar. Sebaliknya, tanpa dasar
keimanan ilmu dan teknologi dapat disalahgunakan sehingga mengakibatkan kehancuran
orang lain dan lingkungan.

8
a. Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam
agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama
islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Sedangkan iman,
ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman
yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara
ibadah dan pengamalanya.
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat
menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah
sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman
kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan
takdir.
Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi tanpa integritas ilmu
dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman seorang muslim menjadi
kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab
eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.

1. Hubungan Iman dan Ilmu

Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta
dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah
SWT dan Rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari
yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari
agama (Islam).

2. Hubungan Iman Dan Amal

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya orang yang beriman
kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan

9
Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu
dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga
dapat diibaratkan pohon tanpa buah.

3. Hubungan Amal dan Ilmu

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah
pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari
dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang
berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus
diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga
dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak
dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam
kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.

2.3 Keutamaan Orang yang Berilmu dan Beramal

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.


Kesempurnaannya karena dibekali potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal
berfungsi untuk berpikir, dan hasil pemikirannya itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Akan
memberikan jaminan kemashalatan bagi kehidupan umat manusia termasuk lingkungan.
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam
ayat-ayat berikut:
Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (QS. Az-Zumar [39] : 9).
Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa
saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia
telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman Allah. (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (QS Mujaadilah [58] :11)

10
Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan
sebaik mungkin. Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi
zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini. (Al-Hadits Nabi saw). Menuntut ilmu itu
diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu. (Hadis
Nabi saw).

Berkenaan dengan keutamaan orang-orang berilmu, Al-Ghazali mengatakan, Barang


siapa berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan
matahari, selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi
yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya.
Dari pernyataan diatas tampak bahwa Al-Ghazali sangat menghargai orang yang
berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah
mengajarkan kepada orang lain.

2.4 Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman terhadap Alam dan Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai Abdun(hamba Allah) dan
sebagai Khalifah Allah (wakil Allah) di bumi. Esensi dari Abdun adalah ketaatan, ketundukan
dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi dari Khalifah adalah
tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.

Dalam konteks Abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah yang
memiliki konsekwensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta dirinya akan
menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang pencipta kepadanya. Dengan
hilangnya rasa syukur mengakibatkan manusia menghamba kepada selain Allah, termasuk
menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya
kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk
kepada dirinya.

Fungsi kedua adalah sebagai Khalifah (wakil Allah) di muka bumi. Dalam posisi ini
manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya
tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksploitasi, menggali

11
sumber-sumber alam, serta memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya untuk kemanfaatan
umat manusia, asalkan tidak berlebih-lebihan dan melampaui batas. Karena pada dasarnya,
alam beserta isinya ini diciptakan oleh Allah untuk kehidupan dan kemaslahatan manusia.

Untuk menggali potensi alam dan pemanfaatannya diperlukan ilmu pengetahuan yang
memadai. Hanya orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup (para ilmuwan atau para
cendekiawan) yang sanggup menggali dan memberdayakan sumber-sumber alam ini. Akan
tetapi, para ilmuwan juga harus sadar bahwa potensi sumber daya alam ini terbatas dan akan
habis terkuras apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu, tanggung jawab
memakmurkan, melestarikan, memberdayakan dan menjaga keseimbangan alam semesta
banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendekiawan. Mereka mempunyai amanat atau
tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ilmu
pengetahuan.

Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan melakukan
kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut.
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Quran: Dan bila dikatakan kepada
mereka, Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab,
Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. (QS Al-Baqarah:11)
Allah SWT juga mengingatkan manusia: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah, Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah). (QS Ar-ruum: 41-42)

Mereka banyak yang menghianati perjanjiannya sendiri kepada Allah. Mereka tidak
menjaga amanat sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga, melestarikan alam ini. Justru
mengeksploitir alam ini untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Kedua fungsi manusia tersebut tidak boleh terpisah, artinya keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh yang seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika hal
tersebut dapat dilakukan secara terpadu, akan dapat mewujudkan manusia yang ideal (insan
kamil) yakni manusia sempurna yang pada akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup
dunia dan akhirat.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iptek, atau yang disebut sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu jalan
dimana yang fungsinya sendiri untuk membantu segala jenis kebutuhan manusia, agar sesuatu

13
dapat dilakukan dengan mudah dengan sarana pemikiran manusia dan penciptaan alat-alat
yang dapat mendukung kegiatan praktis.Iptek dalam kehidupan manusia selalu berkembang
dari waktu ke waktu.
Imtaq merupakan wahana yang akan mengarahkan dunia pendidikan menuju target
yang dituju, yakni menciptakan generasi beriman dan berilmu yang mampu bersaing dan
beriman kepada Allah SWT.
Iman, ilmu, dan amal sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari hari,
ketiganya memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Iman, ilmu, dan amal adalah landasan agar dapat berhubungan dengan Allah, diri sendiri, dan
orang lain. Jika tidak memiliki salah satu dari sifat tersebut, maka bukan tidak mungkin
kehidupan akan terasa sia sia dan tidak bermanfaat.
Keutamaan orang yang berilmu dan beramal adalah dengan mengamalkan ilmunya
dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain.
Ada dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai Abdun(hamba Allah) dan sebagai
Khalifah Allah (wakil Allah) di bumi.

DAFTAR PUSTAKA
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-amal-dalam-pandangan-islam.html
http://prisiljuyek.blogspot.co.id/2013/11/pentingnya-imtaq-dan-iptek-di.html
http://fiancivilian.blogspot.co.id/2012/08/integrasi-iman-ilmu-serta-amal.html
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-antara-iman-ilmu-dan-amal.html

14
https://mindaudahedu.wordpress.com/2012/05/23/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-seni-
dalam-islam-2/
http://nasirmat.wordpress.com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq-kedalam-pembelajaran/

15

Anda mungkin juga menyukai