Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Makna dan aktualisasi sila


Persatuan Indonesia dalam
kehidupan bernegara

Modul 13

Perkuliahan di
Universitas Mercu Buana
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Mata Kuliah Umum MK Amiruddin, Drs.S.Pd,MM
Umum
01
3

Abstract Kompetensi
Setelah perkualiahan ini Setelah pembahasan
mahasiswa diharapan dalam modul ini
dapat menganalisis Makna dan diharapkan mahasiswa
aktualisasi Makna dan aktualisasi sila dapat memahami dan
Persatuan Indonesia dalam kehidupan menganalisis Makna dan
bernegara aktualisasi sila Persatuan Indonesia
dalam kehidupan bernegara

sebagai berikut:

- Dalam bidang politik

- Dalkam bidang ekonomi

- Dalam bidang sosial busaya

- Dalam bidang hankam

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 2 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Standarisasi Modul
Latar Belakang

Standarisasi Modul ini disusun dan diterapkan untuk


1. Menjaga Kualitas Modul dengan adanya acuan-acuan standar yang wajib dipenuhi oleh
dosen pengampu dalam penyusunan modul
2. Mempermudah pengarsipan dengan adanya keseragaman dan penulisan yang sistematis
3. Menjaga Institution Identity (Identitas Institusi) dengan diaplikasikannya identitas dari
Institusi kedalam modul sebagai pengenal dan pembeda dengan institusi lainnya
4. Membantu meningkatkan webometrics Institusi dengan menerapkan aturan-aturan yang
dibutuhkan dalam penilaian berbasis webometric

Sistematika Template

Pada Dasarnya Template modul terdiri dari 2 bagian dasar, yaitu:


1. Bagian Sampul
Berisi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi oleh dosen pengampu penyusun modul.
Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan kedalam kolom-kolom yang wajib diisi dosen
pengampu dengan tepat, yaitu :
Judul Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Pokok Bahasan Modul Pendahuluan

Mata Kuliah Umum

Modul Untuk Tatap Muka Ke 14

Kode Mata Kuliah

Penyusun : Amiruddin,Drs,S.Pd,MM

Abstract (Deskripsi) Setelah perkualiahan ini mahasiswa diharapan dapat


menganalisis Pancasila dalam perbandingan dengan ideologi lain

Makna Sila Persatuan Indonesia

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 3 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai bahwa Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan
Indonesia terkait dengan paham kebangsaan untuk mewujudkan tujuan nasional. Persatuan
dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan
persatuan bangsa. Dalam pandangan Mochtar Kusumaatmadja, nilai kesatuan dan persatuan
mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus merupakan hukum nasional yang berlaku bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia yang majemuk, semangat persatuan yang bersumber pada Pancasila
menentang praktik-praktik yang mengarah pada dominasi dan diskriminasi sosial, baik karena alasan
perbedaan suku, asal-usul maupun agama. Asas kesatuan dan persatuan selaras dengan kenyataan
bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman. Semangat persatuan Indonesia menentang segala bentuk
separatisme dan memberikan tempat pada kemajemukan.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung pemahaman hukum bahwa setiap peraturan hukum mulai
undang-undang hingga putusan pengadilan harus mengacu pada terciptanya sebuah persatuan warga
bangsa. Dalam tataran empiris munculnya nilai baru berupa demokratisasi dalam bernegara melalui
pemilihan langsung harus selaras dengan sila Persatuan Indonesia. Otonomi daerah yang tampaknya
lebih bernuansa negara federal harus tetap dalam bingkai negara kesatuan. Semangat untuk membelah
wilayah melalui otonomi daerah tidak boleh mengalahkan semangat persatuan dan kesatuan wilayah.
Persatuan Indonesia merupakan implementasi nasionalisme, bukan chauvinisme daan bukan
kebangsaan yang menyendiri. Nasionalisme menuju pada kekeluargaan bangsa-bangsa, menuju
persatuan dunia, menuju persaudaraan dunia. Nasionalisme dengan internasionalisme menjadi satu
terminologi, yaitu sosio nasionalisme
Dalam sila Persatu Indonesia terkandung nilai, Negara adalah merupakan persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk Negara ; Suku, Ras, Kelompok, golonganmaupun agama.
Perbedaan diantaranya merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakancirri khas masing-
masing elemen. Konsekuensinya Negara adalah beranekaragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam
satu perasatuan yang dilukisan dalam suatu semboyan : BhinekaTunggal Ika. Negara memberikan
kebebasan atas individu golongan, suku, ras, maupun agama untuk merealisasikan seluruh potensinya
dalam kehidupan bersama yang bersifat integral
Sila ketiga dilambangkan dengan POHON BERINGIN. Sila ketiga ini mempunyai maksud
mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan
agama, suku, bahasa, dan budaya.Sehingga dapat disatukan melalui sila ini berbeda-beda tetapi tetap
satu atau disebut dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara ketimbang kepentingan
golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah
air Indonesia dan bangga mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk
menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 4 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sila ini bermaksud memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan di masyarakat sangat penuh
perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan kepentingan golongan
demi negara Indonesia.
Makna sila persatuan Indonesia sebagai dasar Negara harus berpedoman kepada pasal-pasal UUD
1945, yaitu dalam :
1. Pembukaan UUD 1945, Alinea Kedua :
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
2. Pembukaan UUD 1945 , alinia keempat: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia..
3. Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.***)
(3) Negara Indonesia adalah negara hukum.
3. Pasal 18 :

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan- peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
Pasal 25 A :
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 5 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pasal 30 :
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik
Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia ,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang.

Pasal 32:
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional lndonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Pasal 35:
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Pasal 36A:
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
diatur dengan undang-undang.
Pasal 37 ayat (5):
(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.
Kata persatuan dalam dalam sila ketiga Persatuan Indonesia harus diterjemahkan dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini karena suasana kebatinan para pendiri bangsa saat
merumuskan sila Persatuan Indonesia dipenuhi dengan keinginan yang kuat untuk membentuk
negara kesatuan sesuai dengan paham unitarisme. Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan yang pertama, 29 Mei-1 Juni 1945 dan yang kedua 10-17 Juli 1945 menyepakati secara

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 6 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mufakat tanpa voting bahwa Indonesia yang akan merdeka harus berbentuk negara kesatuan sesuai
dengan paham unitarisme. Dalam rapat PPKI 18 Agustus 1945 bentuk negara kesatuan sesuai dengan
paham unitarisme disepakati secara mufakat, tanpa penolakan sama sekali.
Kata persatuan juga menggambarkan konsep menyatunya unsur-unsur yang bebeda dalam satu derap
langkah bersama karena memiliki impian atau cita-cita dan ingin mencapainya secara bersama-sama
pula. Keikaan yang bergerak dinamis dalam kebhinnekaan dan sebaliknya kebhinnekaan tumbuh
subur dalam keikaan secara seimbang.
Sebelum Perubahan UUD 1945, salah satu kesepakatan dasar semua pihak yang terlibat di dalamnya
adalah mempertahankan NKRI. Prinsip negara kesatuan itu kemudian dipertegas dalam perubahan
UUD 1945. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyatakan: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik. Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 juga menegaskan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang. Ketentuan itu lalu diperkuat lagi melalui Pasal 37 ayat (5) UUD 1945
bahwa Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia dapat dipertimbangkan beberapa prinsip
pemikiran implementatif, antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

a. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan bidang Politik
Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Negara merupakan
suatu persekutuan hidup bersama di antara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku,
ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama.Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan
bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk
negara.Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu
persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika.Perbedaan bukannya untuk

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 7 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun golongan
agama.Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh
warganya.Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama
untuk merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral.Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya,
memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan
warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan
suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social.
Nilai Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab.Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa.Nasionalisme
yang humanitik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan.Oleh
karena itu nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan negara
termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses reformasi tanpa mendasarkan pada moral ketuhanan,
kemanusiaan, dan memegang teguh persatuan dan kesatuan maka bukan tidak mungkin akan
membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti halnya telah terbukti pada bangsa lain misalnya
Yugoslavia, Srilanka dan lain sebagainya.
Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia di bidang politik dapat dipertimbangkan beberapa
prinsip pemikiran implementatif, antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan bidang ekonomi
Paham nasionalisme dengan kegiatan ekonomi suatu negara sungguh terkait erat. Perkembangan
ekonomi dunia yang semakin pesat telah dimulai semenjak terjadinya proses pengintegrasian berbagai
kawasan di dunia seiring dengan keberadaan kolonialisme negara Eropa di Amerika, Asia, dan Afrika
antara abad 16 sampai 20 Masehi. Kolonialisme itu sendiri merupakan manifestasi dari nasionalisme
chauvinistik negara-negara Eropa berupa imperialisme yang berambisi meningkatkan kekayaan

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 8 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
nasional (gold), mengukuhkan peran sebagai aktor pemberadaban dunia baru dengan panduan kitab
suci, dan mengunggulkan kejayaan dan kebanggaan diri.
Globalisasi sebagai suatu isme yang mulai dianut sebagian besar negara di dunia ini telah menjadi
suatu keniscayaan historis yang tidak terbantahkan meski tersimpan agenda kepentingan nasional
negara maju di dalamnya. Motor paling kuat di balik globalisasi adalah kepentingan ekonomi murni,
yaitu hasrat memaksimalkan profit. Bagaimana pasar di negara berkembang terbebaskan dari berbagai
regulasi dengan serangkaian konsep free trade, sedangkan produk-produk negara berkembang dibatasi
masuk dalam pasar di negara maju.
Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia dalam bidang ekonomi dapat dipertimbangkan
beberapa prinsip pemikiran implementatif, antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan sosial budaya
Jaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak menutup kemungkinan adanya
budayaluar yang masuk ke dalam negara ini dan melebur dalam kebudayaan bangsa. Hal itu juga
merupakan ancaman tersendiri bagi suatu negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di
dalam negara. Sekarang banyak budaya Indonesia yang sudah mulai terlupakan di kalangan muda.
Tanpa disadari mereka lebih banyak menggunakan budaya asing dalam kehidupannya, dan gaya
hidupnya.
Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan yang ada dalam negara
ini.Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu kesatuan dalam negara Indonesia. Perlu untuk
memulihkan kesadaran dari makna sila ketiga Persatuan Indonesia dalam pribadi masyarakat
Indonesia agar masyarakat Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu kehidupan
berbangsa dan bernegara demi tetap menjaga persatuan.
Implementasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan social budaya dapatdilakukan melalui :
1) Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian.Penanaman kepribadian yang
baik harus dilakukan sejak dini.Terutama penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan
kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan menentukan

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 9 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
nasib dan kemajuan Indonesia di masa mendatang. Nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan kuat
pada generasi-generasi penerus bangsa.Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia
yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
2) Ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup mati,
orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada
dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana
dirinci dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai
berikut :
Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.Pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur dharma ilmu pengetahuan, yaitu
penelitian, pengajaran, penerapan, dan pengamalannya.
Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkansatu sama lain. Namun penemuan - penemuan
baru yang membantu kegiatan manusia dan mempermudah pekerjaan manusia adalah untuk satu
tujuan yakni guna kemajuan negara Indonesia.
Dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia dalam bidang sosial budaya dapat
dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran implementatif, antara lain:
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan bidang Hankam
Dalam saha membangunan pertahanan dan keamanan nasional (Hankamnas) memiliki suatu prinsip
yang tegas dengan suatu penernyataan
1) bahwa ancaman terhadap suatu pulau atau daerah pada hakekatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan Negara
2) Bahwa tiap-tiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
menunaikan tanggungjawab masing-masing dalam rangka pembelaan Negara.

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 10 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Realisasi penghayatan dan pengisian wawasan nusantara menjamin kesatuan wilayah nasional
dan melindungi sumber-sumber kekayaan alam beserta pengelolaannya serta menjaga
kedaulatan Negara republik Indonesia
Hankamnas pada hakekatnya merupakan hasil upaya total yang mengintegrasikan segenap
potensi dan kekuatan politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer bagi kepentingan nasional
Setiap manusia Indonesia segara perorangan akhirnya akan merupakan subyek maupun obyek
yang utama, sehingga karenanya harus dibekali dan diperkuat untuk dapat menjalankan
peranannya baik sebagai pelaku maupun sebagai benteng keamanan nasional. Dengan ideologi
Pancasila dan nilai-nilai nasional lainnya sebagai bekal yang tangguh, serta dilengkapi dengan
pengetahuan dan ketrampilan, diharapkan spontanitas dan militansi segenap rakyat Indonesia
dapat dikerahkan dalam menghadapi setiap ancaman dan gangguan yang dapat membahayakan
keamanan dan kelangsungan, hidup bangsa, tanpa mengenal menyerah.
Pembangunan pertahanan dan keamanan dilakukan melalui program pengembangan pertahanan
negara, program pengembangan dukungan pertahanan, program pengembangan pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, serta program pengembangan keamanan dalam negeri. Upaya
penanggulangan permasalahan penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkoba, pada tahun 2002 telah
dibentuk Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan kewenangan menyusun kebijakan, strategi, dan
melaksanakan program yang meliputi pencegahan, terapi rehabilitasi, penegakan hukum. keberhasilan
penanggulangan penyalahgunaann dan pengedaran gelap narkoba bukan hanya ditentukan oleh
kebijakan dan programnya, tetapi juga oleh kesadaran, komitmen, dan partisipasi semua pihak yang
saat ini telah menampakkan kepeduliannya terhadap masalah narkoba.
Dalam usaha memecahkan persoalan bangsa dalam bidang pertahanan dan keamanan perlu kita
memahami butir-butir dalam sila Persatuan Indonesia, antara lain:
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

e. Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam pembangunan bidang Hukum dan
HAM
Negara Kesatuan Republic Indonesia sebagai Negara hukum juga harus menempatkan hukum sebagai
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberadaan Indonesia sebagai Negara Hukum
dapat ditemukan dalam Dalam penjelasan UUD 1945 sebelum amandemen disebutkan bahwa
Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), yang berarti Indonesia berdasarkan
hukum dan tidak berdasarkan pada kekuasaan semata (machtsstaat). Hal tersebut, kembali dipertegas

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 11 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada amandemen UUD NRI Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum. Berdasarkan ketentuan Konstitusi tersebut, maka negara Indonesia
diperintah berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk penguasa pun harus tunduk pada hukum yang
berlaku.
Akan tetapi, bekerjanya hukum di Indonesia saat ini menggambarkan bahwa implementasi konsep
negara hukum hanya sebatas formalistas belaka. Dimana, pada satu sisi, muncul berbagai
kecendrungan perilaku anggota masyarakat yang sering menyimpang dari berbagai aturan yang
dihasilkan oleh Negara. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya kriminalitas, dan yang
mencemaskan ialah bahwa meningkatnya kriminalitas bukan hanya dalam kuantitas atau
volume saja, tetapi juga dalam kualitas atau intensitas. Kejahatan-kejahatan lebih terorganisir,
lebih sadis serta di luar peri kemanusiaan: perampokan-perampokan yang dilakukan secara
kejam terrhadap korban-korbannya tanpa membedakan apakah mereka anak-anak atau
perempuan, pembunuhan-pembunuhan dengan memotong-motong tubuh korban.
Selain itu, banyaknya kasus korupsi yang kata orang sudah membudaya di Indonesia, serta
praktek suap tidak terbilang banyaknya, sehingga sudah dikatakanmembudaya juga,
sehingga orang mengikuti saja apa yang dilakukan oleh orang lain asal tercapai tujuannya.
Sementara itu, pada sisi yang lain praktek penegakan hukum yang terjadi di negeri ini juga
mengalami penyakit yang serius. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya issue-issue yang
dialamatkan kepada aparat penegak hukum, baik itu polisi, jaksa maupun hakim. misalnya, tentang
banyaknya para koruptor yang dibebaskan oleh pengadilan, dan kalaupun dihukum hanya sebanding
dengan hukuman pencuri ayam.
Kenyataan yang berbeda terjadi pada masyarakat biasa, dimana orang miskin akan sangat kesulitan
mencari keadilan diruang pengadilan. Dengan demikian, dapat dihasilkan kesimpulan bahwa praktek
hukum di Indonesia berjalan dengan diskriminatif dan seakan-akan hanya memihak golongan tertentu
saja. Orang berduit akan begitu mudah mendapatkan keadilan sedangkan sebaliknya masyarakat biasa
begitu jauh dari keadilan. Dengan kata lain bahwa putusan pengadilan dapat diukur dengan uang,
karena yang menjadi parameter untuk keringanan hukuman dalam peradilan lebih pada pertimbangan
berapa jumlah uang untuk itu daripada pertimbangan hukum yang bersandar pada keadilan dan
kebenaran.
Dampaknya kehidupan hukum menjadi tidak terarah dan terpuruk. Keterpurukan hukum di suatu
negara, akan berdampak negatif yang mempengaruhi sektor kehidupan lain misalnya kehidupan
ekonomi, politik dan budaya. Bagaimanapun upaya para pakar ekonomi maupun politik dalam
mengatasi masalah dan ketimpangan ekonomi dan politik, akan sia-sia belaka jika keterpurukan
hukum masih terjadi. Untuk itu, hendaknya hukum menjadi panglima dalam setiap dimensi kehidupan
bernegara.
Berbagai uraian tersebut menimbulkan berbagai isu didalam masyarakat adalah adanya perlindungan
hukum dan HAM hanya berlaku bagi masyarakat tertentu saja, yaitu yang dekat dengan kekuasaan

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 12 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan memiliki banyak uang, selain itu dalam penyelenggaraan pemerintahan terdapat adagium yang
menyatakan bahwa kalau bisa diperlambat, kenapa harus dipercepat?
Berbagai hal tersebut kemudian menimbulkan Persoalan bagaimana implementasi penegakan hukum
dan HAM di Indonesia, mengingat NKRI adalah Negara hukum yang wajib memberikan
perlindungan terhadap seluruh masyarakatnya secara menyeluruh tanpa adanya pengecualian
Persoalan hukum dan HAM harus mendapat perhatian bagi segenab warga negara tanpa kecuali
dengan menaat hukum yang berlaku berlandaskan kepada nilai-nilai Pancasila , khusus sila Persatuan
Indonesia dengan mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, antaralain:
1. Mengembangkan sikap saling menghargai antarsuku, agama, ras, dan antargolongan.
2. Mengembangkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh
3. Tidak membeda-bedakan warna kulit, suku dan etnik.
4. Membina persatuan dan kesatuan demi terwujudnya kemajuan bangsa dan Negara.

Daftar Pustaka
Pendidikan Pancasila, 2015. Ghraha Ilmu

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 13 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bagian Sampul

Perlu diketahui bahwa tidak diperbolehkan untuk mengganti Jenis Huruf, Format dan Ukuran dari
template pada bagian sampul ini. Huruf diperbolehkan untuk diperkecil khusus pada area Judul
Mata Kuliah dan Pokok Bahasan Modul apabila terlalu panjang dan melebihi ruang yang telah
disediakan.

Diisi
Diisi Judul
Judul dari
dari
Mata
Mata Kuliah
Kuliah

Diisi
Diisi Pokok
Pokok
Bahasan
Bahasan dari
dari
Modul
Modul

Diisi
Diisi dengan
dengan Diisi
Diisi Kode
Kode
Program
Program Mata
Mata
Studi
Studi Kuliah
Kuliah

Diisi
Diisi dengan
dengan Diisi
Diisi dengan
dengan Diisi
Diisi Nama
Nama
Fakultas
Fakultas Tatap
Tatap Muka
Muka Penyusun
Penyusun

Diisi
Diisi Diisi
Diisi Kompetensi
Kompetensi
Abstract
Abstract atau
atau Kemampuan
Kemampuan
atau
atau akhir
akhir yanhg
yanhg
Deskripsi
Deskripsi diharapkan
diharapkan
Singkat
Singkat dari
dari
modul
modul

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 14 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bagian Isi
Ketentuan Penulisan

Penulisan isi Materi Modul diwajibkan menggunakan kertas A4 margin 1 inchi untuk setiap sisi
kertas, huruf bertipe Arial ukuran 11 point dengan spasi antar baris sebesar 1,5 point.

Footer

Bagian Footer dari modul wajib dosen pengampu perbaharui dengan menuliskan nama penyusun,
matakuliah beserta tahun pembuatan sesuai modul yang disusun.

Diisi
Diisi dengan
dengan Diisi
Diisi Mata
Mata Kuliah
Kuliah dan
dan Dosen
Dosen
Tahun
Tahun Pembuatan
Pembuatan Penyusun
Penyusun dari
dari Modul
Modul
Modul
Modul

Halaman,
Halaman, otomatis
otomatis
terbaharui
terbaharui

Heading Standar

Telah disediakan heading2 standari untuk digunakan dalam isi modul untuk mempermudah dosen
dalam proses penyusunan modul, yaitu :

Heading 1, dipergunakan untuk judul utama

Contoh heading 1
Heading 2, dipergunakan untuk sub judul

Contoh heading 2

Heading Materi, dipergunakan untuk isi dari modul (arial 11 dengan spasi 1,5pt)
Contoh dari Heading Materi

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 15 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Plagiarism
Hal-hal yang dosen penyusun modul perlu ketahui untuk dihindari dan dilaksanakan dalam
menghindari pelaksanaan plagiarism, --materi sedang disusun Bu Primi.

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 16 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1 PENDIDIKAN PANCASILA
3 17 Amiruddin, Drs,S.Pd,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai