UraianProsesSecaraUmum
Dalamproduksisirupglukosadaribahandasarpati,dilakukanbeberapatahapanutama,
antaralain:
Tahappersiapanbahanbakutepungtapioka
Tahapkonversipati(guguspolisakarida)menjadimonosakarida(glukosa,maltosa
ataupunfruktosa)
Tahappemurnianproduk,meliputipenyaringan,pemucatanwarna,penukaranion,
danpemekatan.
Dariprosesyangada,secaraumum,produksiglukosadaripatidapatdigambarkan
sebagaiberikut:
GambarII.1ProsesUmumPembuatanGlukosadariPati
II - 1
II.1 Tipe-tipe Proses
Untuk memperoleh proses pembuatan sirup gukosa yang optimal maka perlu
dilakukan seleksi proses. Dengan demikian, diharapkan akan didapatkan proses yang
memenuhi syarat, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Sirup Glukosa dapat dibuat
dengan berbagai cara dari berbagai jenis bahan baku, dengan kondisi operasi serta
konversi yang berbeda.
Gottlieb Sigismund Constantin Krichhoff adalah ilmuwan Jerman yang pertama
kali membuat sirup glukosa pada tahun 1811. Bahan baku sirup glukosa ada beberapa
macam, antara lain tepung maizena, beras, kentang, tapioka, akar-akaran dan sagu. Dari
total produksi dunia bahan baku utama adalah tepung tapioka. Glukosa dapat dibuat dari
pati-patian.
Dalam pembuatan sirup glukosa, prinsip yang paling utama adalah
menghidrolisa pati dengan bantuan katalis. Dalam perkembangannya, dikenal beberapa
metode untuk menghidrolisa pati menjadi glukosa, metode pembuatannya dapat
dibedakan berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan (Dziedzic, 1994), yaitu :
1. Hidrolisa pati menggunakan enzim-enzim
2. Hidrolisa pati menggunakan asam
3. Hidrolisa pati menggunakan asam dan enzim
II - 2
o
Proses liquifikasi diawali dengan proses gelatinisasi pada suhu diatas 100 C,
dimana larutan pati yang sudah digelatinisasi mengandung 30 40 % bahan padatan
o
ditambahkan -amilase termostabil. Setelah itu suhu diturunkan menjadi 95 C selama
satu sampai dua jam hingga larutan menjadi dextrin. Kemudian dilakukan uji pati dan
proses pemurnian. Dalam proses pemurnian larutan dextrin suhunya diturunkan menjadi
o
60 C, kemudian pH-nya diturunkan menjadi 4,5 5 dengan menambah HCl, kemudian
ke dalam larutan dekstrin ditambahkan enzim amiluglokosida (AMG) dan dipanaskan
o
pada suhu 60 C selama 48 jam sambil diaduk. Untuk menjernihkan larutan dengan
ditambahkan arang aktif dan kemudian disaring untuk memisahkan kotoran, arang aktif
dan pati sisa, hingga di dapat sirup glukosa yang jernih (Dziedzic, 1994).
Dapat dilihat dalam gambar berikut proses pembuatan glukosa dengan hidrolisa
enzm enzim. CaCl2
Enzim AMG
Enzim -amylase
Dekolorisasi
II - 3
Kekurangan :
- Pemakaian enzim banyak.
- Membutuhkan kondisi operasi yang berbeda untuk setiap enzim, serta harus
dijaga homogenitas keadaan tersebut sehingga mencapai konversi produk
yang diinginkan.
- Enzim yang dibutuhkan masih impor.
II - 4
HCl NaOH
Dekolorisasi
II - 5
Konversi enzim biasanya dilakukan pada 30-35% padatan, pH 4,5-7 dan
o
temperature 50-60 C. Waktu sakarifikasi tergantung pada hidrolisa asam mula-mula,
tipe dan kemampuan enzim serta tingkat sakarifikasi. Komposisi akhir dalam
hubungannya dengan perbandingan masing-masing sakarida diatur oleh hidrolisa asam
mula-mula, tipe enzim dan tingkat sakarifikasi enzim. (Kirk Othmer, 1960)
Reaksi yang terjadi dalam katalis asam:
Asam
(C6H10O5)n + nH2O nC6H12O6
Asam
2(C6H10O5)n + nH2O nC12H22O11
Asam
3(C6H10O5)n + nH2O nC18H32O16
Reaksi yang terjadi dengan katalis enzim:
enzim
C18H32O16 + H2O C6H12O6
enzim
C18H32O16 + H2O C6H12O6
Dapat dilihat dalam gambar berikut proses pembuatan glukosa dengan hidrolisa
asam enzim.
HCl Enzim amilolitik
Dekolorisasi
Kelebihan :
- Hidrolisa lebih sempurna karena menggunakan dua katalis.
- Akan di dapat hasil sirup glukosa yang lebih jernih dan bersih
- Dextrose yields mencapai 92-94%
Kekurangan :
- Biaya produksi tinggi terutama penggunaan asam dan enzim sebagai bahan
II - 6
pembantu utama
- Kondisi operasi sulit karena penyesuaian pH dan temperatur yang optimum
bagi masing masing katalis berbeda.
II.2 Pemilihan Proses
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan adalah proses pembuatan
produk yang meliputi bahan baku, konversi reaksi, kuantitas produk, sedangkan dari
kondisi operasi adalah mengenai temperatur dan tekanan operasi.
Berdasarkan ketiga jenis hidrolisis tersebut, saat ini hidrolisa enzim lebih
banyak dikembangkan karena proses ini merupakan proses yang cukup sederhana jika
dibandingkan dengan proses lainnya. Selain itu, hidrolisis dengan menggunakan enzim
memberikan keuntungan antara lain produk lebih murni, biaya pemurnian lebih murah
dan tanpa produk-produk sampingan yang berbahaya. Sedangkan hidrolisis asam
(misalnya dengan asam sulfat) kurang dapat berkembang karena proses ini
membutuhkan bahan kimia seperti asam yang dapat mengakibatkan korosi pada
peralatan.
Tabel II. 1 Perbandingan Hidrolisa Pati dengan Bantuan Katalis
Uraian Hidrolisa
Asam Asam - Enzim Enzim - Enzim
Aspek Teknis
1. Operasi
Tekanan ( atm) 3 1-3 1
Suhu (oC) 140 160 60 - 140 60 - 105
pH 2,3 1,8 - 2 4,5 6
2. Proses
DE (Dextrose Equivalent) 30 55 % 30 63 % 95- 98 %
Reaksi samping Ada Ada Tidak ada
Daya korosi Tinggi Tinggi Rendah
3. Aspek Ekonomi
Kebutuhan enzim Sedikit Sedikit Banyak
Biaya peralatan Mahal Mahal Murah
Energy Besar Besar Kecil
Investasi Tinggi Tinggi Rendah
Indonesia memiliki potensi produksi ubi kayu yang cukup besar. Produksi ubi
kayu Indonesia terus meningkat dari 16,09 juta ton pada tahun 2000 menjadi 20,83
juta ton pada tahun 2009. Namun, ekspor produk berbasis ubi kayu dari Indonesia
ke negara lain hingga akhir 2006 baru mencapai 139.096 ton. Berdasarkan aspek
ketersediaan bahan baku, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar sebagai
penyedia bahan baku berbasis ubi kayu.Walaupun Indonesia memproduksitapioka
dalam jumlah cukup besar, pemanfaatannya masih terbatas sebagai sumber
karbohidrat (makanan pokok) serta diekspor dalam bentuk pelet atau tapioka.
(Herawati, 2012)
II - 8
Gambar II.4.1 Tepung tapioka
II - 9
8.1 Cadmium (Cd) Mg/ kg
8.2 Timbale (Pb) Mg/ kg Max. 0,2
8.3 Timah (Sn) Mg/ kg Max. 0,25
8.4 Merkuri (Hg) Mg/ kg Max. 40
9 Cemaran Arsen (As) Mg/ kg Max. 0,05
10 Cemaran mikroba Mg/ kg Max. 0,5
6
10.1 Angka lempeng total Koloni/ g Max. 10
o
(35 C, 48 jam)
10.2 Escherechia Coli APM/ g Max. 10
4
10.3 Bacillus cerecus Koloni/ g < 10
4
10.4 Kapang Koloni/ g Max. 10
(Sumber SNI 01-3451-
1994)
b. Pati
Pati dapat dipisahkan menjadi 2 fraksi utama berdasarkan kelarutan bila
dibubur (triturasi) dengan air panas, sekitar 20% pati adalah amilosa (larut) dan 80%
ialah amilopektin (tidak larut).
Hidrolisis lengkap amilosa hanya menghasilkam D-glukosa, hidrolisis parsial
menghasilkan maltosa sebagai satu satunya disakar ida. Disimpulkan bahwa
amilosa adalah polimer linear dari -D-glukosa yang dihubungkan secara-1,4. Beda
antara amilosa dan selulosa adalah ikatan glikosidanya, dalam selulosa dan dalam
amilosa. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan sifat antara kedua polisakarida ini.
spiral di sekitar molekul I2 yang menyebabkan timbulnya warna biru tua karena
interaksi keduanya. Warna ini merupakan dasar uji iod pati, dimana suatu larutan iod
II - 10
ditambahkan ke sampel yang tidak diketahhui untuk menguji adanya kandungan pati
di dalamnya.
Amilopektin, suatu polisakarida yang jauh lebih besar daripada amilosa,
mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih per molekul. Seperti rantai dalam amilosa,
rantai utama amilopektin mengandung 1,4- -D-glukosa. Tidak seperti amilosa,
amilopektin bercabang sehingga terdapat satu glukosa ujung untuk kira kira tiap 25
satuan glukosa. Ikatan pada titik percabangan ialah ikatan 1,6- -glikosida.
c. Dekstrin
Dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula
oleh panas, asam dan atau enzim. Dekstrin dan pati memiliki rumus umum yang sama, -
[Cx(H2O)y)]n - (y = x 1), yang mana unit glukosa bersatu denga n yang lainnya
membentuk rantai (polisakarida) tetapi dekstrin memiliki ukuran lebih kecil dan kurang
kompleks dibandingkan pati.
Sifat Fisik :
Rumus Molekul : (C6H12O6)
Berat Molekul : 1621,41 g/mol
Penampakan : Bubuk berwarna putih atau kuning
II - 11
pH :56
(Perry, 1999)
d.AsamKlorida(HCl)
SifatFisik
Beratmolekul :36,470g/mol
3
Density :1,126gr/cm
Specificgravity :1,11,9
o o
Boilingpoint :110 C(larutan20,2%),48 C(larutan38%)
o
Meltingpoint :27,32 C(larutan38%)
SifatKimia
Larutdalamairdandietileter
Sangatkorosif
Cairantidakberwarnahinggakuningpucat
e.KalsiumKlorida(CaCl2)
SifatFisik
Beratmolekul :11,04g/mol
Densitas :2,15g/ml
o
Titikdidih :1670 C
o
Titiklebur :772 C
SifatKimia
Berbentukputihsolid
Bersifathigroskopis.
Larutdalamasamasetat,etanol,danaseton.
f.KabonAktif
SifatFisik
o
Meltingpoint :3500 C
Specificgravity :3,51
Beratmolekul :12,01gram/mol
Beratjenis :0,20,6gram/cc
SifatKimia
II - 12
Tidakmudahlarutdalamair
Padatanberwarnahitam
g.Enzim
Enzim adalah kompleks protein yang terdiri atas rantai peptida dan mampu
secara efisien mengkatalis reaksi biokimia yang secara kolektif membentuk
metabolisme perantara. Kata enzim berasal dari istilah Yunani yang berarti
harfiahnyadidalamseldisampingkataenzimdikenalpulakatafermenyangberarti
ragiataucairandalam.
Enzimamilase
Enzim amilase (endo1,4glucan glucanohydrolase, EC. 3.2.1.1)
merupakan enzim amilase endospliting yang memutuskan ikatan glikosidik pada
bagian dalam rantai pati secara acak. Enzim amilase hanya spesifik untuk
memutuskanataumenghidrolisisikatan1,4glikosidiktetapimampumelewatititik
percabangan (ikatan 1,6glikosidik) untuk memutuskan ikatan ikatan 1,4
glikosidikdisebrangnya sehinggamenghasilkanisomaltase.Hasilhidrolisispatidan
glikogenolehamilaseadalaholigosakarida(maltodekstrin),maltosa,dansejumlah
kecilglukosayang mempunyaikonfigurasigula,sepertisubstratawal.
NamaDagang :OptithermL420
BeratMolekul :28.000daltons
2+
Kofaktor :Ca max400ppm
o
TemperaturOptimum:9095 C
Dosis :0,50,8kg/kgDS
EnzimGlukoamilase
Enzimenzimyangtergolongdidalamkelompokglukoamilaseinidapatdiperoleh
dariberbagaistrainaspergillusdanrhizopus.Tergantungpadaorganismeasalnya,
II - 13
enzimenzimtersebutmemilikisifatsifatkimiaenzimyangberbedabeda,namun
pada kondisi yang tepat, semua enzim tersebut dapat menghidrolisis pati secara
sempurna menjadi glukosa.Enzim glukoamilase bersifat eksoamilase, yaitu dapat
memutusrantaipatimenjadimolekulmolekulglukosapadabagiantakmereduksi
dari molekul tersebut. Baik ikatan 1,4 maupun 1,6 dapat diputuskannya,
walaupundewasainisudahditemukanenzimyangbekerjanyakhusus memotong
ikatan 1,6 yaitu Pullunase yang dihasilkan oleh Aerobacter aerogenes, namun
pemanfaatannyasecarakomersial,masihterbataskarenakurangekonomis.
II.5 Kapasitas
Padapendirianpabrik,analisapasaruntukpenentuankapasitaspabriksangat
penting.Apabilakapasitastelahditentukanmakadapatditentukanpulavolumereaktor,
perhitungan neraca massa, neraca panas dan lainlain. Untuk menetukan kapasitas
pabrikdiperlukandatadataproduksidanpemakaianbahan,yangbisadiperolehdari
dataBiroPusatStatistik(BPS)atauKementerianPerindustrian.Dengananalogidari
persamaan untuk menghitung bunga, maka perkiraan volume produksi, ekspor dan
imporsirupglukosa(dalamton)dapatdihitung.Berikutpersamaanyangdigunakan:
n
F=F0(1+i) .(1)
Dimana:
F =Perkiraankebutuhansirupglukosapadatahun2016
F0 =Kebutuhansirupglukosapadatahunterakhir
i =Perkembanganratarata
n =Selisihwaktu
(Peter&Timmerhauss,2003)
Pabrik sirup glukosa direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2017.
II - 15
Kapasitas perancangan pabrik ini direncanakan dengan pertimbanganpertimbangan
sebagaiberikut:
1. ProduksiSirupGlukosa
Produksisirupglukosadaritahunketahunterlihatpadatabeldibawahini.
TabelII.5PertumbuhanproduksisirupglukosaIndonesiatahun20092015
Produksi
Tahun Pertumbuhan
(kg/tahun)
2009 42.393.860 0
2010 34.314.000 -0,191
2011 66.104.963 0,926
2012 68.313.805 0,033
2013 56.683.133 -0,170
2014 47.463.468 -0,163
2015 54.856.686 0,156
Perkembangan rata-rata 0,085
(Sumber:BPS,diolahPusdatinKemenperin)
Impor
Tahun Pertumbuhan
(kg/tahun)
2009 21743,106 0
2010 41303,296 0,900
2011 73099,849 0,770
2012 62755,067 -0,142
2013 55021,520 -0,123
2014 40698,106 -0,260
2015 64390,664 0,582
Pertumbuhan rata-rata 0,247
(Sumber:BPS,diolahPusdatinKemenperin)
II - 16
Perhitunganmenggunakanpersamaan
Makabesarnyaimporpadatahun2019adalah:
n
F=F0(1+i)
(20192015)
F=64390,664(1+0,247)
F =155.522.846,687kg
3. EksporSirupGlukosa
Eksporsirupglukosadaritahunketahunterlihatpadatabeldibawahini.
TabelII.7PertumbuhaneksporsirupglukosaIndonesiatahun20092015
Ekspor
Tahun Pertumbuhan
(kg/tahun)
2009 5847,827 0
2010 3850,098 -0,342
2011 1092,086 -0,716
2012 2029,814 0,859
2013 2177,885 0,073
2014 2603,445 0,195
2015 2751,486 0,057
Pertumbuhan rata-rata 0,018
(Sumber:BPS,diolahPusdatinKemenperin)
Perhitunganmenggunakanpersamaan
Makabesarnyaeksporpadatahun2019adalah:
n
F=F0(1+i)
F=2751,486(1+0,018)
F=2.954.844,219kg
Berdasarkandatadatadiatas,dapatdihitungkebutuhansirupglukosadalam
negeripadatahun2019dengancara:
Kebutuhansirupglukosadalamnegeri=[F(Produksi)+F(Impor)F(Ekspor)]2019kg
= [75.909.812,653+155.522.846,6872.954.844,219]
kg
= 228.477.815,122kg
4.PabrikSirupGlukosayangSudahBerdiri
BeberapapabriksirupglukosayangtelahberdiridiIndonesiadanluarnegeri
II - 17
terlihatdalamtabeldibawahini.
TabelII.8Produsensirupglukosadankapasitasnya
No NamaPabrik Lokasi Kapasitas
1. PT.SubaIndah Cilegon 82.500
2. PT.BAJ JawaTimur 18.000
3. PT.AssociatedBritish JawaBarat 72.500
4. GlobalSweetenerLtd Cina 147.000
5. RMFoodAdditive India 6.000
6. ThaiFoodPICLtd Thailand 24.000
7. AkbarAli&Co. Pakistan 660.000
8. AJVGrupe Lituania 12.000
(CICIndochemical,2010)
Pendirianpabrikglukosadengankapasitasyangcukupbesardirasakanperlu,
mengingatnilaiimporglukosayangcukuptinggi,sertakebutuhanglukosayang
relatifmeningkatdalamindustrimakanandanfarmasisetiaptahunnya.
Kapasitaspabrikyangmasihdibutuhkan:
= KebutuhansirupglukosaProduksisirupglukosa
= 228.477.815,12275.909.812,653
= 152.568.002,469kg/tahun
= 152.568,002ton/tahun
= (66,78%darikebutuhansirupglukosadiIndonesia)
II.7 Basis Desain Data (kelembaban, suhu, curah hujan, gempa, angin)
Ditinjaudariaspekmarketingnya,Lampungmerupakanwilayahstrategiskarena
terletakdiSumateraSelatanyangmerupakanwilayahpelabuhan(berbatasandengan
SelatSunda).SehinggaberdekatandengankawasanindustryJABODETABEK,yang
merupakan pusat pengembangan industri nasional. Hal ini merupakan peluang yang
menjanjikan bagi Lampung untuk memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan
antarpulau/kota.Lokasipabrikjugadirencanakandekatdenganjalanraya.Halini
bertujuan untuk mempermudah proses distribusi bahan baku maupun produk. Maka
dengan mempertimbangkan jarak dan biaya distribusi bahan baku maka akan lebih
mudahdanmurahdanmudahuntuksampai.Segmenpasariniakandiperluasseiring
denganperkembanganperusahaan.
GambarII.8.1PetaKabupatenLampungTengah
Lokasi yang dipilih untuk pendirian pabrik Sirup Glukosa adalah di kabupaten
LampungTengah.Pertimbanganpemilihanlokasiiniantaralain:lokasipabrikdekat
II - 19
denganbahanbaku.Didaerahtersebutterdapatbeberapaprodusenbesartepungtapioka
seperti PT Budi Acid Jaya yang telah memiliki banyak anak cabang dan kapasitas
produksitotallebihdari240.000ton/tahun,sertaterdapatPTEkaIntiTapiokaMurni
yang memiliki kapasitas produksi 112.000 ton/ tahun, sehingga dapat menjamin
kontinyuitasproduksisirupglukosapadapabriknantinya.Diluaritu,saatiniLampung
memiliki66pabriktepungtapiocaterbesarmulaidiLampungTengah,TulangBawang,
hinggaLampungTimur.Pabrikpabrikinimenjadipenyerapterbesarubikayubasahdi
Lampungsepertiyangdilansirolehkompas(2013).HalitudiungkapkanKepalaBidang
TanamanPanganDinasPertanianTanamanPangandanHortikulturaProvinsiLampung
EkoDyah,LampungsaatinimasihmenjadipenghasilubikayuterbesardiIndonesia
danhinggakinibelumtersaingi.Selainitu,jugadidukungolehketersediaanutilitas
pabriksepertilistrikdanair.Dalamhalinipenyediaankebutuhanlistrikdirencanakan
akan disuplai secara eksternal dari PLN Lampung unit pembangkit PLTU Tarahan.
SungaiyangmengalirdidaerahLampungTengahadalahsungaiWaySeputih,sungai
PunggurdansungaiTippo.Airsungaitersebutdapatdigunakansebagaiairproses,air
pendingindanairsanitasidenganmelakukanwatertreatmentterlebihdahulu.
II - 20
GambarII.9.1Blokdiagrampembuatansirupglukosadaritepungtapioka
II - 21
Prosesproduksisirupglukosamenggunakanhidrolisapatidenganbantuanenzim
secarasemikontinyudaribahanpati(tepungtapioka)dapatdibagimenjadi3tahap,yaitu:
1. Persiapanbahanbaku
2. Hidrolisis
3. Pemurnian
II.8.1Persiapanbahanbaku
Tepung tapioka dari gudang penyimpanan dituang ke hopper tapioka (F-111),
kemudian diangkut menggunakan screw conveyor (J-112) menuju Tapioka Milk Pit (F-
112).
II.8.2Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi pemecahan pati (polisakarida) menjadi glukosa
(monosakarida). Terdapat dua tahapan proses, yaitu proses liquifikasi dan sakarifikasi.
1.TahapLiquifikasi
Liquifikasi ini adalah tahapan pertama dalam proses hidrolisa pati menjadi glukosa
dengan katalis enzim-enzim. Dalam tahapan ini terjadi pemutusan rantai panjang
polisakarida menjadi dekstrin dan sejumlah kecil karbohidrat. Berikut adalah urutan proses
liquifikasi :
Pencampuran larutan pati dengan air pada tangki pencampur / cassava milk pit
(F-110).
x(C6H10O5)n n(C6H10O5)x
-
pati amylase dekstrin ( x=6-10)
(Tjokroadikoesoemo, 1993)
II - 22
II - 23
2. Tahap Sakarifikasi
Dalam tahapan sakarifikasi, terjadi hidrolisis dekstrin menjadi glukosa dengan
bantuan enzim glukoamylase. Berikut ini adalah tahapan dalam proses sakarifikasi
dekstrin menjadi glukosa :
Larutan pati dari proses liquifikasi diturunkan suhunya hingga 60 oC dengan cooler
(E-222).
Dilakukan penambahan HCl untuk menurunkan pH. Kondisi suhu 60oC dan pH
3,8-4,5 merupakan kondisi optimum dari enzim glukoamylase. Selanjutnya dilakukan
penambahan enzim glukoamylase dalam tangki pencampur/mixer (M-223).
Larutan pati yang telah bencampur dengan enzim dialirkan ke dalam tangki
berpengaduk yang merupakan reaktor sakarifikasi (R-220). Proses hidrolisa dari
dekstrin menjadi glukosa membutuhkan waktu 24-72 jam, tergantung pada dosis enzim
yang digunakan dan derajat inversi diinginkan.
Berikut adalah reaksi yang terjadi dalam proses sakarifikasi :
AMG
n(C6H10O5)x + xnH2O x nC6H12O6
dekstrin glukosa
(Tjokroadikoesoemo, 1993)
II.8.3Pemurnian
Proses pemurnian produk yang berupa larutan glukosa, dibagi menjadi empat
tahapan, yang pertama adalah filtrasi atau penyaringan, pemucatan atau penghilangan
warna, penukaran ion dan pemekatan. Berikut adalah penjelasan tahapan proses pemurnian
tersebut :
a. Filtrasi
Filtrasi dilakukan dengan rotary vacuum filter (H-311) untuk memisahkan kotoran
(impurities) yang tidak larut seperti partikel-partikel kasar, serat, lemak dan protein yang
terdapat dalam produk.
b. Pemucatan (pengkarbonan)
II-24
penyaringan lagi dengan filter press (H-320) untuk memisahkan filtrat dengan karbon
aktif.
d. Tahap Evaporasi
Hasil penyaringan kemudian dilewatkan pada kolom berisi resin penukar ion untuk
memisahkan ion-ion logam pada sirup glukosa yang dihasilkan. Pertama akan masuk ke
kation exchanger untuk menukar ion positif yang berasal dari CaCl 2. Kemudian menuju ke
anion exchanger untuk menukar ion negatif yang berasal dari HCl. HCl harus dihilangkan
sebelum masuk ke evaporator karena korosif dan menganggu proses pemurnian sirup
glukosa.
Tahap terakhir untuk memperoleh sirup glukosa (Glucose syrup) dengan kepekatan
yang lebih tinggi dilakukan pemekatan pada evaporator. Sirup glukosa ditampung pada
tangki penampung. Selanjutnya dipompa menuju preheater sebelum masuk ke evaporator
triple-effect. Disini bertujuan untuk memekatkan sirup glukosa menjadi 75%. Karena
kapasitas yang cukup besar maka evaporator yang digunakan adalah triple-effect
evaporator. Pemvacuman dalam evaporator dilakukan oleh Barometric Condenser dan Jet
Ejector.
II-25