Anda di halaman 1dari 213

1

BAB 1
RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen
Usulan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga, yang merupakan tindak lanjut
dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010 2025 dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 2014, telah ditetapkan bahwa
pencapaian sasaran Reformasi Birokrasi hingga tahun 2025 dibagi menjadi tahapan
tiap lima tahunan, sesuai dengan tahapan RPJKP.

Untuk tahapan lima tahunanantara 2010 2014, diharapkan keadaan birokrasi


sudah berhasil mencapai peningkatan berikut ini pada tahun 2014:

a. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, bebas korupsi, kolusi


dan nepotisme;

b. Kualitas pelayanan publik.

2
c. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

d. Profesionalisme SDM aparatur yang didukung oleh sistem rekruitmen dan


promosi aparatur yang berbasis kompetensi, transparan, dan mampu
mendorong mobilitas aparatur antar daerah dan antar pusat dan daerah,
serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan.

Pada tahun 2011 seluruh Kementerian/Lembaga diharapkan telah memiliki


komitmen dalam melaksanakan proses reformasi birokrasi, dan pada tahun 2014
secara bertahap dan berkelanjutan ditargetkan seluruh Kementerian/Lembaga
telah memiliki kekuatan untuk memulai proses tersebut. Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi instansi juga diperluas sampai dengan ke daerah, sehingga pada tahun
2025 birokrasi pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi dapat
diwujudkan.

Untuk mencapai sasaran tersebut khususnya di Kementerian Kesehatan, maka


disusunlah Road Map ini sebagai pedoman bagi implementasi Reformasi Birokrasi
di Kementerian Kesehatan. Secara harfiah, Road Map dapat diartikan sebagai peta
penentu atau penunjuk arah. Dalam konteks upaya pencapaian hasil suatu
kegiatan, road map adalah sebuah dokumen rencana kerja rinci yang
mengintegrasikan seluruh rencana dan pelaksanaan program serta kegiatan dalam
rentang waktu tertentu.

Road Map ini berisi rencana kerja rinci dan berkelanjutan yang menggambarkan
pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Kesehatan sampai dengan tahun
2014. Selain rencana pelaksanaan kegiatan, Road Mapini juga menjelaskan
informasi penting lain yang mencakup: penanggungjawab, pelaksana, dukungan
yang diperlukan, anggaran yang diperlukan serta target atau indikator
pencapaiannya.

Road Map ini disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam implementasi Reformasi

3
Birokrasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sehingga berhasil mencapai
berbagai indikator kinerja yang telah ditetapkan.

1.1. GAMBARAN KONDISI DAN PERMASALAHAN SAAT INI


Berikut ini akan dipaparkan tentang berbagai kondisi nyata birokrasi dan
permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan.

1.1.1. Pelayanan Publik


Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Pelayanan Publik adalah :
a) Pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, belum optimal.
b) Pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, belum optimal.
c) Adanya perbedaan perlakuan pelayanan bagi peserta jaminan
kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Askes atau asuransi sosial
lainnya dan masyarakat umum.
d) Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan
pelayanan, pelaksanaan pelayanan, dan pengawasan pelayanan
sudah dilakukan, namun belum optimal sesuai dengan harapan
masyarakat.

1.1.2. Akuntabilitas Kinerja

Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait dengan area perubahan Akuntabilitas Kinerja adalah :

a) Sistem manajemen kinerja organisasi Kementerian Kesehatan belum


terpadu dan terintegrasi sehingga kesinambungan proses

4
perencanaan, pemantauan dan evaluasi kinerja di level Kementerian
sampai ke unit eselon 1 dan 2 belum optimal.
b) Evaluasi kinerja hanya dilakukan pada akhir tahun tanpa adanya sistem
pemantauan kinerja. Hal ini menyebabkan kualitas dari capaian kinerja
tidak dapat diperbaiki jika ada kinerja yang masih belum tercapai.
c) Penyusunan laporan kinerja cenderung untuk pemenuhan formalitas
pelaporan, dan kurang berisikan analisis kinerja.

1.1.3. Tata Laksana


Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Tata Laksana adalah :
a) Unit pengelola tatalaksana masih belum berfungsi secara optimal
dalam hal pengelolaan proses bisnis organisasi.
b) Belum adanya pengelolaan, pengawasan, dan perbaikan yang efektif
terhadap proses bisnis Kementerian Kesehatan.
c) Unit pengelola data, informasi, dan teknologi informasi masih belum
berfungsi secara optimal.
d) Penggunaan Information and Communication Technology (ICT) masih
belum optimum dalam mendukung pelaksanaan proses bisnis
organisasi.
e) Pemanfaatan data dari ICT belum optimal untuk menyusun kebijakan
pembangunan kesehatan.

1.1.4. Perundang-undangan

Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Perundang-undangan adalah :

5
a) Penyusunan peraturan perundang-undangan belum terintegrasi antar
Unit sehingga memungkinkan terjadinya tumpang tindih dan
inkonsistensi.
b) Pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan
belum efektif.
c) Proses penyusunan dan manajemen peraturan perundang-undangan
belum didukung oleh ICT
d) Belum terbentuknya peraturan perundang-undangan yang kondusif
untuk menunjang pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik.

1.1.5. Pengawasan

Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Pegawasan adalah :

a) Akuntabilitas pengelolaan keuangan belum sepenuhnya sesuai


dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah belum sepenuhnya
diterapkan.
c) Peran APIP (Aparatur Pengawas Internal Pemerintah) hanya sebagai
watch dog.

1.1.6. Sumber Daya Manusia Aparatur

Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Sumber Daya Manusia Aparatur adalah :

a) Sistem pengelolaan SDM Aparatur belum berdasarkan kompetensi.


b) Belum ada sistem penilaian kinerja individu pegawai berdasarkan
pencapaian indikator kinerja dan kompetensi.

6
c) Belum adanya Sistem Informasi Manajemen SDM yang terintegrasi
untuk menunjang proses / kegiatan manajemen SDM.
d) Sistem remunerasi dan kesejahteraan pegawai belum sesuai dengan
bobot, kompleksitas, kondisi pekerjaan, dan kinerja.

1.1.7. Pola Pikir dan Budaya Kerja

Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja adalah :

a) Disiplin pegawai dalam bekerja masih kurang, antara lain disiplin jam
kerja dan perjalanan dinas.
b) Profesionalisme pegawai dalam bekerja masih kurang, antara lain
disiplin jam kerja, kejujuran, akuntabilitas, dan kompetensi.
c) Efektivitas proses kerja masih belum optimal (kurang komitmen dan
konsistensi).
d) Komunikasi dan kerjasama antar Unit belum optimal.

1.1.8. Organisasi

Kondisi dan permasalahan saat ini yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
terkait area perubahan Organisasi adalah :

a) Adanya indikasi duplikasi tugas dan fungsi.


b) Pembagian unit kerja tidak mendukung proses kerja yang efektif.
c) Pembagian beban kerja antara pusat dan daerah belum optimal.
d) Organisasi belum diisi oleh sumber daya manusia yang tepat
kuantitas dan kualitasnya.

7
1.2. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI
2012-2014
Pada dasarnya rencana program dan kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan 2011-2014 ini merupakan rencana pembenahan atas kondisi dan
permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kementerian Kesehatan. Adapun rencana
Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014
tersebut adalah sebagai berikut.

1.2.1. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah:
a) Penerapan standar pelayanan pada Puskesmas.
b) Penerapan standar pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c) Penerapan standar pelayanan pada Perijinan Rumah Sakit Kelas A &
PMA.
d) Penerapan standar pelayanan di Unit Layanan Terpadu.
e) Penerapan standar pelayanan informasi (PTRC, Pojok Informasi, dan
Perpustakaan).
f) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.

1.2.2. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja adalah:
a) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Eselon 2.
b) Pendampingan penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian dan Eselon 1.
c) Sinkronisasi SAKIP dengan RENSTRA.

8
1.2.3. Program Penataan Tatalaksana
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
Tatalaksana adalah:
a) Penguatan unit tatalaksana sesuai dengan kebutuhan (strategic, fokus
pada proses bisnis). Lihat area perubahan Organisasi.
b) Pemetaan proses bisnis.
c) Penyusunan SOP Pelaksanaan Tugas dan Fungsi (berdasarkan proses
bisnis).
d) Audit Kepatuhan terhadap Proses secara Periodik. Lihat area
perubahan Pengawasan.
e) Program perbaikan (improvement) proses bisnis.
f) Penguatan unit yang bertanggung jawab untuk data, informasi, dan
teknologi informasi.
g) Pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan
teknologi informasi.
h) Pembangunan atau Pengembangan e-Government.

1.2.4. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
Peraturan Peundang-undangan adalah:
a) Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan.
b) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen untuk Peraturan
Perundang-undangan.
c) Penyebarluasan informasi, advokasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan.

9
1.2.5. Program Penguatan Pengawasan
Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penguatan
Pengawasan adalah:
a) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
Kementerian Kesehatan.
b) Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
sebagai Quality Assurance dan Consulting Agent.
c) Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
Terpadu.

1.2.6. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah:

a) Penataan Sistem Rekrutmen Pegawai berbasis Kompetensi.

b) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan.

c) Assessment Individu berdasarkan Kompetensi.


d) Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu.
e) Pembangunan/ Pengembangan Database Pegawai.
f) Pengembangan pendidikan dan Pelatihan Pegawai berbasis
Kompetensi.
g) Pengembangan Pola Karir.

1.2.7. Program Manajemen Perubahan


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program
Manajemen Perubahan adalah:
a) Pembentukan Tim AdHoc Manajemen Perubahan.
b) Penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan.

10
c) Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam Rangka
Reformasi Birokrasi.
d) Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih).
e) Penyusunan Code of Conduct Kementerian Kesehatan.
f) Penyusunan Delegation of Authority di Kementerian Kesehatan.
g) Pemutakhiran mekanisme reward & punishment untuk
meningkatkan disiplin pegawai, termasuk proses pengawasannya.

1.2.8. Program Penataan dan Penguatan Organisasi


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Penataan
dan Penguatan Organisasi adalah:
a) Restrukturisasi/Penataan tugas dan fungsi unit kerja pada
Kementerian Kesehatanberdasarkan evaluasi organisasi, proses bisnis
dan analisis beban kerja.
b) Penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat pada Kementerian Kesehatan.
c) Penguatan unit kerja yang menangani fungsi pelayanan publik pada
Kementerian Kesehatan.

1.2.9. Program Monitoring dan Evaluasi


Adapun kegiatan yang spesifik yang akan dilakukan dalam Program Monitoring
dan Evaluasi adalah:
1. Pembentukan Tim Manajemen Perubahan Kementerian Kesehatan :

a. Penyusunan Formasi dan Koordinasi Tim Manajemen Perubahan

b. Pembekalan/Pelatihan Manajemen Perubahan

2. Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasi


Kementerian Kesehatan

11
a. Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan Kementerian
Kesehatan

b. Penyusunan Strategi Komunikasi dalam rangka Manajemen


Perubahan Kementerian Kesehatan

3. Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam rangka


Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan

a. Penyusunan Kajian Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen


Perubahan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan

b. Pelaksanaan Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan


dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan

c. Evaluasi pelaksanaan Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen


Perubahan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan

12
1.3 ANGGARAN
Seluruh Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan akan
dilaksanakan dari tahun 2011 sampai 2014 dengan estimasi total anggaran sebesar
Rp 657.326.330.492 (Enam ratus lima puluh tujuh milyar, tiga ratus dua puluh
enam juta, tiga ratus tiga puluh ribu, empat ratus sembilan puluh dua rupiah).

Perkiraan kebutuhan alokasi anggaran per tahun anggaran untuk pembiayaan


keseluruhan program dan kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
2011-2014 adalah:

Tahun 2011 sebesar Rp. 59.548.952.994

Tahun 2012 sebesar Rp. 182.171.231.193

Tahun 2013 sebesar Rp. 213.909.239.411

Tahun 2014 sebesar Rp. 201.696.906.894

Adapun rincian estimasi anggaran dari keseluruhan Program dan Kegiatan


Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut.

A. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penerapan
standar
500.000.000 1.123.030.000 646.525.000 700.000.000
pelayanan pada
Puskesmas

2. Penerapan
standar
pelayanan pada
500.000.000 1.100.000.000 600.000.000 700.000.000
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan (Balai
Kesehatan)

13
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

3. Penerapan
standar
pelayanan pada 500.000.000 1.000.000.000 600.000.000 700.000.000
Perijinan Rumah
Sakit Kelas A &
PMA
4. Penerapan
standar 500.000.000 412.890.000 813.510.000 1.000.000.000
pelayanan di Unit
Layanan Terpadu
5. Penerapan
standar
pelayanan
30.000.000 1.107.360.700 1.122.980.000 1.235.278.000
informasi
(Perpustakaan
,PTRC, dan Pojok
Informasi)
6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam 10.000.000 1.080.000.000 990.000.000 990.000.000
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan

Total Estimasi 2.040.000.000 5.823.280.700 4.773.015.000 5.325.278.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 17.961.573.700

Tabel 1.1 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

14
B. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas - 177.120.000 - 40.000.000
Kinerja Tingkat
Eselon 2
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas - 199.160.000 - 40.000.000
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan - 82.140.000 700.000.000 150.000.000
RENSTRA

Total Estimasi - 458.420.000 700.000.000 230.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 1.388.420.000

Tabel 1.2 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penguatan Akuntabilitas Kinerja

15
C. Program Penataan Tatalaksana

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Pemetaan proses
bisnis. - 145.560.000 - -

2. Penyusunan SOP
Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi 99.160.000 290.875.000 -
(berdasarkan
proses bisnis)
3. Program
perbaikan
- 14.175.000 75.040.000 190.050.000
(improvement)
proses bisnis.
4. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
- 145.290.000 - -
informasi, dan
teknologi
informasi.
5. Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
- 2.056.232.500 322.387.500 -
informasi, dan
teknologi
informasi
6. Pembangunan
atau
2.900.000.000 16.506.606.900 4.550.000.000 -
Pengembangan e-
Government.

Total Estimasi 2.900.000.000 18.967.024.400 5.238.302.500 190.050.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 27.295.376.900

Tabel 1.3 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan Tatalaksana

16
D. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang-
- 14.485.000.000 14.485.000.000 14.485.000.000
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen
- 250.000.000 1.000.000.000 1.400.000.000
untuk Peraturan
Perundang-
undangan.
3. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi - 600.000.000 1.000.000.000 1.900.000.000
peraturan
perundang-
undangan.

Total Estimasi - 15.335.000.000 16.485.000.000 17.785.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 49.605.000.000

Tabel 1.4 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan Peraturan Perundang-undangan

17
E. Program Penguatan Pengawasan

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern 13.653.980.00
- 8.114.920.000 13.653.980.000
Pemerintah 0
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
2. Peningkatan
Peran Aparat
Pengawasan
Intern
36.527.183.00
Pemerintah - 37.634.393.000 36.527.183.000
0
(APIP) sebagai
Quality
Assurance dan
Consulting Agent
3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan 16.315.000.00
- 1.065.000.000 16.315.000.000
Pengaduan 0
Masyarakat
Terpadu

Total Estimasi - 46.814.313.000 66.496.163.000 46.814.313.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 160.124.789.000

Tabel 1.5 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penguatan Pengawasan

18
F. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penataan Sistem
Rekrutmen - 8.253.000.000 8.253.000.000 8.253.000.000
pegawai
2. Penyusunan
Standar
- 610.995.000 639.770.000 658.995.000
Kompetensi
Jabatan
3. Assessment
Individu
180.000.000 865.364.000 895.364.000 1.085.364.000
berdasarkan
Kompetensi
4. Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja - 1.044.275.000 580.375.000 561.385.000
Individu
5. Pembangunan/
Pengembangan 132.700.000 787.750.000 557.750.000 459.750.000
database pegawai
6. Pengembangan
pendidikan dan
53.094.562.99
pelatihan pegawai 62.334.689.093 73.619.809.911 88.343.771.894
4
berbasis
kompetensi
7 Pengembangan
Pola Karir 420.690.000 420.690.000 420.690.000 -

53.827.952.99
Total Estimasi 74.316.763.093 84.966.758.911 99.362.265.894
4
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 312.473.740.892

Tabel 1.6 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

19
G. Program Manajemen Perubahan

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Pembentukan Tim
AdHoc
- 904.575.000 1.185.000.000 1.405.000.000
Manajemen
Perubahan
2. Penyusunan
Pedoman
- 991.227.000 1.140.000.000 1.305.000.000
Manajemen
Perubahan
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
- 795.571.000 935.000.000 1.090.000.000
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro- 1.800.000.00
- 250.000.000 -
Poor, Inklusif, 0
Responsif, Efektif,
Bersih)
5. Penyusunan
Code of
Conduct - 400.000.000 950.000.000 -
Kementerian
Kesehatan
6. Penyusunan
Delegation of
Authority di - - 1.900.000.000 -
Kementerian
Kesehatan.
7 Pemutakhiran
mekanisme
reward &
punishment
untuk - 1.650.000.000 - -
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.

20
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

Total Estimasi - 6.541.373.000 6.360.000.000 3.800.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 16.701.373.000

Tabel 1.7 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Manajemen Perubahan

21
H. Program Penataan dan Penguatan Organisasi

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Restrukturisasi/Pe
nataan tugas dan
fungsi unit kerja
pada
Kementerian
Kesehatan 89.000.000 4.410.000.000 5.725.000.000 5.730.000.000
berdasarkan
evaluasi
organisasi, proses
bisnis dan analisis
beban kerja.
2. Penguatan unit
kerja yang mena-
ngani fungsi
organisasi,
tatalaksana, 642.000.000 5.065.057.000 8.325.000.000 8.330.000.000
kepegawaian dan
diklat pada
Kementerian
Kesehatan.
3. Penguatan unit
kerja yang
menangani fungsi
pelayanan publik 50.000.000 4.160.000.000 13.940.000.000 13.970.000.000
pada
Kementerian
Kesehatan.

Total Estimasi 781.000.000 13.635.057.000 27.990.000.000 28.030.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 70.436.057.000

Tabel 1.8 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan dan Penguatan Organisasi

22
I. Program Monitoring dan Evaluasi

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi 140.000.000 425.000.000
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi 140.000.000 475.000.000
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
3. Evaluasi
Menyeluruh
atas
pelaksanaan
setiap kegiatan 160.000.000
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan

Total Estimasi 280.000.000 900.000.000 160000000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 1.340.000.000

Tabel 1.9 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Monitoring dan Evaluasi

23
Keterangan :
Estimasi Anggaran untuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi atas setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi sudah dialokasikan ke dalam Estimasi Anggaran di masing-masing
kegiatan terkait. Angaran untuk persiapan pelaksanaan Evaluasi Menyeluruh (pada tahun
2012 dan 2013) sudah tercakup dalam anggaran untuk kegiatan Evaluasi

24
1.4. OPTIMALISASI ANGGARAN DAN RENCANA PENGHEMATAN
Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran dan rencana penghematan yang
diharapkan dengan adanya penerapan Reformasi Birokrasi di Kementerian
Kesehatan adalah:

A. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penerapan standar Sosialisasi Biaya perjalanan Rp. 200,000,000
pelayanan pada dilakukan per dinas berkurang
Puskesmas regional

2. Penerapan standar Sosialisasi stndar Mengurangi biaya Rp. 300.000.000


pelayanan pada pelayanan pertemuan dan
Fasilitas Pelayanan kesehatan perjalanan dinas. (13 Balai
Kesehatan (balai digabung melalui kesehatan)
kesehatan) pertemuan teknis .
lainnya

3. Penerapan standar Perolehan Mengurangi Pencetakan buku :


pelayanan pada informasi dari pencetakan Rp. 40.000.000
Perijinan Rumah manual ke on buku pedoman
Sakit Kelas A & line melalui
PMA web :
www.buk.go.i
d
Mengurangi Pertemuan:
Pertemuan biaya Rp. 250.000.000 /
sosialisasi pertemuan dan paket meeting.
digabungkan perjalanan
dengan dinas.
pertemuan
teknis lainnya

4. Penerapan standar Merubah Mempercepat dan Dari sisi publik


pelayanan di Unit pelayanan manual kepastian layanan menghemat waktu
Layanan Terpadu menjadi online pada pelanggan pengurusan

25
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
perijinan Rp. 66
juta/bulan .
(100 org klien x
30.000 x 22 hr
kerja).
5. Penerapan standar Merubah Mengurangi biaya Dari sisi publik ,
pelayanan pelayanan perjalanan dengan e-book
informasi (PTRC, perpustakaan masyarakat ke akan menghemat
Pojok Informasi, manual menjadi perpustakaan biaya fotocopy dan
dan Perpustakaan) online transport publik
datang ke
perpustakaan
sebesar Rp. 45
juta/bulan.
( 2000 pengunjung
online/bln x Rp.
15.000 dan 300
pengunjung datang
x Rp. 50.000).

6. Peningkatan Memanfaatkan Mengurangi biaya Rp. 100.000.000


partisipasi teknologi dalam survey /UPT
masyarakat dalam survey kepuasan
penyelenggaraan pasien secara on (Rp.100.000.000 x
pelayanan line. 32 UPT = 3,2 M)
kesehatan

Tabel 1.10 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik

26
B. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja

MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN


NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penyusunan Penyusunan Mengurangi
Laporan laporan secara tingkat
Akuntabilitas bersama dengan kesalahan
Kinerja Tingkat sistem regional substansi
Eselon 2 dan fasilitasi penyusunan
penyusunan , laporan dan
akan terdapat pengiriman
penghematan
anggaran
kesalahan dan
pengiriman

2. Pendampingan Sistem Pendampingan 3,7 M/thn


penyusunan pendampingan penyusunan dan (rincian
laporan penyusunan dan evaluasi akan terlampir)
Akuntabilitas evaluasi secara menjaga
Kinerja periodic dan substansi
Kementerian regional akan laporan dan
dan Eselon 1 menghemat kualitas hasil
anggaran
evaluasi

3. Sinkronisasi Pemanfaatan Seluruh kegiatan


SAKIP dengan Juklak yang diarahkan untuk
RENSTRA terintegrasi akan berfokus pada
mengurangi pencapaian IKU
kegiatan yang dan sasaran
tidak organisasi
berkontribusi sehingga
pada pencapaian berpotensi ke
IKU dalam
penghematan

27
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
anggaran

Pemanfaatan Kualitas Laporan 8,8 M ( dari 17 M


sistem e-gov Akunta-bilitas menjadi 8,2 M) *)
untuk Kinerja rincian terlampir
Manjemen terstandard
Kinerja akan dengan adanya
mengurangi Juklak yang
pengeluaran integrated dan
dalam rangka Tim
penyusunan Pendampingan
LAKIP Proses
Penyusunan dan
Evaluasi
Penilaian

Potensi
penggunaan
waktu untuk
aktivitas yang
lebih produktif,
misal analisis
Laporan

Potensi
perolehan skor
minimal berada
pada grade B

Tabel 1.11 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja

28
C. Program Penataan Tatalaksana

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Pemetaan proses Rp 1,5 milyar
Terpetakannya Masing-masing
bisnis. tugas dan fungsi unit kerja jelas (eselon II Pusat
Kemenkes sesuai tugas dan 52, dan 100
visi dan misi fungsinya, UPT) dengan
organisasi sehingga
mengurangi
asumsi kegiatan
kegiatan Rakon 1 x 10 juta
pertemuan/ per-tahun
rapat koordinasi
2. Penyusunan SOP Rp 1,6 milyar
Penyederhanaan Pelaksanaan
Pelaksanaan Tugas prosedur/ tugas/ (penyusunan
dan Fungsi birokrasi pelayanan tidak kebijakan
(berdasarkan tergantung salah menjadi lebih
proses bisnis) satu bidang/
pejabat/
cepat) dengan
pegawai asumsi 8 unit
Pelaksanaan
utama x 200 juta
tugas fleksibel per-tahun
Penyederhaaan
pelaksanaan
tugas dan fungsi
3. Program Rp 500 juta
Evaluasi Proses Efisiensi dan
perbaikan Bisnis (analisis efektivitas (mengurangi
(improvement) dan perbaikan system, proses waktu
proses bisnis. tatalaksana) dan prosedur pertemuan/
kerja yang jelas
dan terukur konsinyasi/rapat
berdasarkan
waktu yang
tertera dalam
SOP)

4. Penguatan unit Membuat IT Jika IT Penghematan setelah


yang bertanggung komunitas / Komunitas ini diimplementasikan
jawab untuk data, Team think tank sudah terbentuk secara Nasional
informasi, dan IT dan berjalan tahun 2013 = Rp.
teknologi serta SIKDA 1.817.000,- terdiri
Generik

29
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
informasi. Membangun diimplementasi dari Rp.
Sistem yang kan akan 690.000.000,-
interoperable bermanfaat (pelatihan), + Rp.
dan terintegrasi antara lain 1.028.000,-
dengan sistem dalam hal (pengadaan
pencatatan dan kemudahan komputer dan
pelaporan mengorganisir
perangkatnya)
Puskesmas, RS SDM IT di unit di
dan dinas unit-unit yg
kesehatan yg bertanggungjaw
terpadu (SIKDA ab terhadap
Generik) data, informasi
dan teknologi
informasi

Capacity
building
terhadap SDM
terpadu
Penghematan
untuk
pengadaan
software,
hardware dan
infrastruktur
Output Data
menjadi satu
pintu yang
realtime, akurat
dan akuntable
Pengembangan
Membuat PP System yang
kebijakan dan SIK terintegrasi
NSPK terkait data,
informasi, dan Membuat
Roadmap SIK
teknologi
informasi Membuat
Pedoman SIK
Pembangunan
Membangun Pembangunan
atau Aplikasi eOffice dan
Pengembangan e- penggunaan

30
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Government. eGovernment
Membagun
akan
master plan
menghasilkan
eGov
transparansi,
Memperluas efisiensi,
dan cepat, efektif,
menstabilkan akuntabilitas
koneksi online dan
terstandarisasi
dalam proses
penyelenggara
an
pemerintahan
di
kementerian
kesehatan
Kemudahan
Akses
Dengan
penyusunan
Master plan
memudahkan
pelaksanaan
analisis
kepentingan
berbagai
sistem aplikasi
yang
direncakanan
sehingga
anggaran
dapat
diutamakan
untuk
pengembanga
n system
aplikasi yang
lebih prioritas
Selain itu
pengembanga
n dan

31
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
pemanfaatan
system aplikasi
dalam eGov
dapat
meningkatkan
penghematan
sumber daya
di berbagai
satker,
misalnya
dalam hal
penggunaan
alat
penghematan
tulis, kertas,
dan sarana
lainnya.
Namun hal ini
baru dapat
dirasakan
setelah
aplikasi selesai
dibangun dan
dimanfaatkan
secara
optimal.
Tabel 1.12 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Tatalaksana

32
D. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penataan berbagai Penyusunan Mengurangi biaya 4.000.000.000
peraturan Peraturan rapat dan
perundang- perundang konsinyering
undangan yang undangan yang
dikeluarkan oleh lebih baik dan
Kementerian sistematis, akan
Kesehatan. terjadi
penghematan dari
biaya pembahasan
yang lebih singkat
2. Pengembangan Pengembangan e- Mengurangi 200.000.000
Sistem Informasi library biaya fotokopi
Manajemen untuk dan lemari arsip
Peraturan Efisiensi tempat
Perundang-
undangan.
3. Penyebarluasan Pengiriman Mengurangi biaya 600.000.000
informasi, peraturan dalam fotokopi dan
advokasi dan bentuk CD cetakan
sosialisasi peraturan
peraturan perundang-
perundang- undangan
undangan.

Tabel 1.13 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan

33
E. Program Penguatan Pengawasan

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penerapan Sistem - Pembentukan - Pelaksanaan - Penghematan 5
Pengendalian ULP kegiatan 10%
Intern Pemerintah - Penerapan Zona dilakukan sesuai
(SPIP) pada Integritas dengan
Kementerian menuju WBK peraturan,
Kesehatan efektif & efisien
2. Peningkatan Peran - Penerapan join - Pelaksanaan - Penghematan 5
Aparat audit kegiatan 10%
Pengawasan - Konsultasi dilakukan sesuai
Intern Pemerintah pengadaan dengan
(APIP) sebagai barang/jasa peraturan,
Quality Assurance efektif & efisien
dan Consulting
Agent
3. Pengembangan - Penerapan Sistim - Pelaksanaan - Penghematan 5
Sistem Informasi Dumas kegiatan 10%
Pengelolaan Terpadu dilakukan sesuai
Pengaduan dengan
Masyarakat peraturan,
Terpadu efektif & efisien

Tabel 1.14 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Pengawasan

34
F. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penataan Sistem Perubahan Adanya Perlu kesepakatan
Rekrutmen mekanisme dari pengurangan besaran anggaran
pegawai manual menjadi anggaran untuk dasar tahun 2013.
online pengadaan ATK,
berkurangnya
potensi terjadinya
KKN.
2. Penyusunan (tidak diperlukan pengurangan Rp. 91 milyar
Standar diklat Diklat biaya rekrutmen) (asumsi rekrutmen
Kompetensi Karena dapat (pengurangan pegawai dikurangi
Jabatan menunjuk pejabat pembayaran gaji) menjadi 1000
yang sesuai (Pengurangan orang dari 4000)*
dengan anggaran diklat)
kompetensinya)
(Rekrutmen
pegawai sesuai
kompetensi yang
dibutuhkan
organisasi (lebih
sedikti))

3. Assessment Membuat peta Memudahkan


Individu kompetensi dalam
berdasarkan pegawai pelaksanaan pola
Kompetensi rotasi dan promosi
pegawai
4. Penerapan Sistem Penerapan Sistem Memudahkan
Penilaian Kinerja penilaian kinerja perhitungan
Individu pegawai (SKP) tunjangan kinerja
Penilaian kinerja
lebih transparan
dan objektif
5. Pembangunan/ Mengintegrasikan Manajemen SDM
Pengembangan system Aparatur tertata
database pegawai pengelolaan data lebih baik

35
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
kepegawaian

6. Pengembangan TNA berdasarkan Peningkatan


pendidikan dan peta kompetensi kompetensi para
pelatihan pegawai individu pejabat
berbasis Penghematan
kompetensi biaya diklat
7 Pengembangan Penerapan alur Penempatan
Pola Karir karir sesuai dengan
kompetensi
Peningkatan
kinerja organisasi
NOTE : *Gaji Pokok Golongan IIIa + tunjangan kinerja kelas 6 X 12 bulan (2.064.000 +
5.566.000) x 12 bulan = 91.560.000.000

Tabel 1.15 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur

36
G. Program Manajemen Perubahan

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Pembentukan Tim a. Rapat Terbentuknya tim Pelaksanaan
AdHoc Manajemen koordinasi yang dapat sosialisasi dan
Perubahan pembentukan membantu internalisasi RB lebih
tim mempermudah efektif dan efisien
b. Penentuan kerja tim reformasi
kriteria birokrasi
c. Pemilihan
anggota tim
d. Penetapan SK
tim Adhoc
2. Penyusunan a. Rapat Pelaksanaan Pelaksanaan
Pedoman koordinasi tim Manajemen perubahan lebih
Manajemen MP Perubahan lebih efektif dan efisien
Perubahan b. Pengumpulan terstruktur.
bahan
c. Penyusunan
draft
d. Pembahasan
draft pedoman
MP
e. Penetapan
Pedoman
f. Pencetakan
pedoman MP
g. Sosialisasi
Pedoman MP
3. Sosialisasi dan a. Rapat Adanya pemahaman Rendahnya resistensi
Internalisasi koordinasi tentang perubahan yang terjadi dalam
Manajemen b. Pengumpulan dalam Reformasi pelaksanaan
Perubahan dalam bahan Birokrasi reformasi birokrasi
Rangka Reformasi c. Penyusunan
Birokrasi. bahan sosialisasi
d. Pembahasan
strategi
sosialisasi
e. Sosialisasi
4. Penjabaran Nilai- a. Rapat Perubahan sikap dan 205,293,227,717.95*
nilai Budaya koordinasi perilaku )
Organisasi (Pro-Poor, b. Pengumpulan

37
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Inklusif, Responsif, bahan
Efektif, Bersih) c. Penyusunan
draft
penjabaran
nilai-nilai
d. Pembahasan
draft
penjabaran
nilai-nilai
e. Penetapan
penjabaran
nilai-nilai
f. Pencetakan
penjabaran
nilai-nilai
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
5. Penyusunan Code a. Rapat Peningkatan disiplin 10,602,150,000**)
of Conduct koordinasi pegawai
Kementerian b. Pengumpulan
Kesehatan bahan
c. Penyusunan
draft Code of
Conduct
d. Pembahasan
draft Code of
Conduct
e. Penetapan
Code of
Conduct
f. Pencetakan
Code of
Conduct
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
6. Penyusunan a. Rapat Adanya kejelasan Pelaksanaan
Delegation of koordinasi dalam wewenang kebijakan
Authority di b. Pengumpulan pendelegasaian lebih efektif dan
Kementerian bahan wewenang efisien

38
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Kesehatan. c. Penyusunan
draft
Delegation of
Authority
d. Pembahasan
draft
Delegation of
Authority
e. Penetapan
Delegation of
Authority
Pencetakan
Delegation of
Authority
f. Sosialisasi
Delegation of
Authority
7 Pemutakhiran Pemberian reward Peningkatan kinerja 1,179,380,944,000**
mekanisme reward dan punishment organisasi yang *)
& punishment didasarkan atas disebabkan
untuk meningkatkan prestasi kerja tingginya prestasi
disiplin pegawai, pegawai kerja pegawai
termasuk proses
pengawasannya.
Keterangan :
* = diukur berdasarkan temuan hasil audit APF
** = Diperoleh dari estimasi 30% x 5437 x 2,5 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp. 10.000
( 30% asumsi pegawai yang terlambat X jumlah pegawai kemkes pusat X asumsi
jumlah jam terlambat X 5 hari kerja X jumlah minggu dalam 1 tahun X standar
uang lembur golongan I )
*** = 30% x Rp. 3.931.269.812.000 (belanja pegawai)
Belanja pegawai akibat righsizing (organisasi yg tepat dengan jabatan dan jumlah
pegawai yang tepat)

Tabel 1.16 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Manajemen
Perubahan

39
H. Program Penataan dan Penguatan Organisasi

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Restrukturisasi/P 1. Melakukan 1. Efisiensi dan Rp. 20 Milyar
enataan tugas analisis efektifitas
dan fungsi unit terhadap struktur
kerja pada tugas dan organisasi
Kementerian fungsi unit Kemenkes
Kesehatan kerja dan yang right
berdasarkan menggabung sizing
evaluasi kan /
organisasi, merampingk
proses bisnis dan an struktur /
analisis beban unit kerja
kerja. yang
memiliki
beban kerja
rendah Besaran anggaran
dengan 2. Hasil ABK disesuaikan
fungsi yang terkait dengan
mirip jumlah perhitungan
dan/untuk kebutuhan Pokja Penguatan
menghindari pegawai yang SDM Aparatur
tugas dan ideal dapat
fungsi yang menjadi
tumpang dasar
tindih. penghemata
2. Melakukan n biaya
ABK secara belanja
simultan pegawai

40
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
untuk unit
kerja yang
serumpun

2. Penguatan unit Melakukan Efisiensi dan Besaran anggaran


kerja yang analisis terhadap efektifitas disesuaikan
menangani pelaksanaan pelaksanaan dengan
fungsi organisasi, tugas dan fungsi tugas dan fungsi perhitungan
tatalaksana, unit kerja yang di unit kerja yang Pokja Tatalaksana
kepegawaian menangani menangani
dan diklat serta fungsi organisasi, fungsi organisasi,
pelayanan publik tatalaksana, tatalaksana,
pada kepegawaian, kepegawaian,
Kementerian diklat dan diklat dan
Kesehatan. pelayanan publik pelayanan
publik, dengan
adanya SDM
yang kompeten,
penggunaan
aplikasi secara
on line,
menurangi
penggunaan ATK
dan FC, dll

Tabel 1.17 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan dan
Penguatan Organisasi

41
I. Program Monitoring dan Evaluasi

MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN


NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Monitoring Pelaksanaan Adanya Monitoring
pelaksanaan monitoring pembekalan/pe pelaksanaan setiap
setiap kegiatan dapat latihan tentang kegiatan Reformasi
Reformasi dilakukan Monitoring dan Birokrasi
Birokrasi secara simultan Evaluasi dan Kementerian
Kementerian untuk kegiatan penyusunan Kesehatan
Kesehatan Reformasi pedoman dan
Birokrasi yang perangkat
masih saling Monev,
terkait dan sehingga
dalam waktu adanya
pelaksanaan optimaliasi
yang sama pelaksanaan
dalam program pemantauan
Reformasi pelaksanaan
Birokrasi yang kegiatan
sama, sehingga Reformasi
dapat Birokrasi di
mengoptimalka Kementerian
n penggunaan Kesehatan yang
anggaran juga
monitoring berdampak
Target pada
penghematan optimalisasi
yang dapat anggaran
diperoleh Target
adalah penghematan
penurunan yang dapat
anggaran diperoleh
pelaksanaan adalah
Monitoring penurunan
sebesar 10% anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan

42
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
sebesar 10%

2. Evaluasi Pelaksanaan Adanya Evaluasi


pelaksanaan evaluasi dapat pembekalan/pe pelaksanaan setiap
setiap kegiatan dilakukan latihan tentang kegiatan Reformasi
Reformasi secara simultan Monitoring dan Birokrasi
Birokrasi untuk kegiatan Evaluasi dan Kementerian
Kementerian Reformasi penyusunan Kesehatan
Kesehatan Birokrasi yang pedoman dan
masih saling perangkat
terkait dan Monev,
dalam waktu sehingga
pelaksanaan adanya
yang sama optimaliasi
dalam program pelaksanaan
Reformasi evaluasi
Birokrasi yang pelaksanaan
sama, sehingga kegiatan
dapat Reformasi
mengoptimalka Birokrasi di
n penggunaan Kementerian
anggaran Kesehatan yang
evaluasi juga
Target berdampak
penghematan pada
yang dapat optimalisasi
diperoleh anggaran
adalah Target
penurunan penghematan
anggaran yang dapat
pelaksanaan diperoleh
Evaluasi adalah
sebesar 10% penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan

43
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
sebesar 10%

3. Evaluasi Pelaksanaan a) Adanya Evaluasi


Menyeluruh atas evaluasi pembekalan/pe Menyeluruh atas
pelaksanaan menyeluruh latihan tentang pelaksanaan setiap
setiap kegiatan dapat Monitoring dan kegiatan Reformasi
Reformasi dilakukan Evaluasi dan Birokrasi
Birokrasi secara simultan penyusunan Kementerian
Kementerian karena pedoman dan Kesehatan
Kesehatan dilakukan perangkat
bersamaan Monev,
pada semester sehingga
2 tahun 2014 adanya
untuk kegiatan optimaliasi
Reformasi pelaksanaan
Birokrasi evaluasi
dalam area menyeluruh
perubahan atas
yang sama, pelaksanaan
sehingga dapat kegiatan
mengoptimalka Reformasi
n penggunaan Birokrasi di
anggaran Kementerian
evaluasi Kesehatan yang
menyeluruh juga
Target berdampak
penghematan pada
yang dapat optimalisasi
diperoleh anggaran
adalah secara
penurunan keseluruhan
anggaran b) Target
pelaksanaan penghematan
Evaluasi yang dapat
Menyekuruh diperoleh
sebesar 10% adalah
penurunan

44
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%

Tabel 1.18 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Monitoring dan
Evaluasi

45
1.5 Kriteria Keberhasilan

Berikut ini dipaparkan tentang kriteria keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan-


kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2011 2014.

A. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penerapan 1. Tersusunnya pedoman Tersosialisasinya Pedoman
standar pelayanan akreditasi Puskesmas Akreditasi di 33 provinsi
pada Puskesmas 2. Tersusunnya
instrument standar
akreditasi Puskesmas
3. Tersusunnya jadwal
pelaksanaan sosialisasi
akreditasi Puskesmas
2. Penerapan 1. Tersusunnya standar Terimplementasinya
standar pelayanan pelayanan pada seluruh standar pelayanan pada
pada Fasilitas Fasyankes seluruh Fasilitas
Pelayanan 2. Tersusunnya jadwal dan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan (Balai terlaskananya sosialisasi (Balai Kesehatan)
Kesehatan) standar pelayanan
3. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
penerapan standar
pelayanan

3. Penerapan 1. Tersusunnya standar Terimplementasinya


standar pelayanan pelayanan pada proses standar pelayanan pada
pada Perijinan perijinan RS proses Perijinan Rumah
Rumah Sakit Kelas 2. Tersedianya pedoman Sakit Kelas A & PMA
A & PMA monitoring dan evaluasi
penerapan proses perijinan.
3. Tersusunnya standar
feedback terhadap hasil
mintoring dan evaluasi
terhadap RS.

46
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
4. Penerapan Tersedianya pedoman Terimplementasinya standar
standar pelayanan standar pelayanan. pelayanan pada Unit Layanan
di Unit Layanan Terpadu
Terpadu (ULT)
5. Penerapan Tersedianya pedoman standar Terimplementasinya standar
standar pelayanan pelayanan pelayanan dalam pelayanan
informasi (PTRC, informasi (PTRC, Pojok
Pojok Informasi, & Informasi, dan Perpustakaan)
Perpustakaan).
6. Peningkatan 1. Tersedianya pedoman Adanya kerjasama dengan
partisipasi kerjasama masyarakat masyarakat dalam pelayanan
masyarakat dalam 2. Tersedianya pedoman publik, terutama pada proses
penyelenggaraan monitoring dan evaluasi perencanaan dan
pelayanan terhadap kerjasama dengan pengawasan pelayanan.
kesehatan masyarakat

Tabel 1.19 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

47
B. Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penyusunan 1. Tersedianya pedoman Tersusunnya LAKIP Tingkat
Laporan LAKIP Eselon 2 sesuai dengan
Akuntabilitas 2. Tersedianya jadwal Permenpan No. 29 Tahun
Kinerja Tingkat kegiatan evaluasi 2010 dan mengacu pada
Eselon 2 penyusunan LAKIP Permenpan No. 35 Tahun
2011.
2. Pendampingan 1. Tersedianya pedoman Tersusunnya LAKIP
penyusunan LAKIP Kementerian dan Eselon 1
laporan 2. Tersedianya jadwal sesuai dengan Permenpan
Akuntabilitas kegiatan evaluasi No. 29 Tahun 2010 dan
Kinerja penyusunan LAKIP mengacu pada Permenpan
Kementerian dan No. 35 Tahun 2011 dengan
Eselon 1 disertai proses
pendampingan penyusunan
LAKIP Triwulan dan proses
pendampingan penilaian
evaluasi tengah tahun untuk
Tingkat Eselon 1
1. Terbentuknya Terbangunnya Sistem
3. Sinkronisasi pedoman standar Manajemen Kinerja
SAKIP dengan manajemen kinerja Organisasi yang
RENSTRA 2. Tersusunnya kegiatan terintegrasi dengan
evaluasi sistem RENSTRA, RAP, RAK dan
manajemen kinerja tersusunnya Petunjuk
Pelaksanaan Sistem
Manajemen Kinerja
Kementerian Kesehatan,
yang mencakup proses
perencanaan,
pemantauan dan evaluasi
kinerja .

Tabel 1.20 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penguatan Akuntabilitas Kinerja

48
C. Program Penataan Tatalaksana

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penguatan unit 1. Terbentuknya unit Berfungsinya unit
tatalaksana sesuai tatalaksana sesuai tatalaksana sesuai
dengan kebutuhan kebutuhan (baik kebutuhan yang dapat
(strategic, fokus secara level organisasi, dilihat dari hasil output
pada proses maupun kualitas dan dan kinerja unit terkait
bisnis). Lihat area kuantitas SDM).
perubahan
Organisasi.
2. Pemetaan proses 1. Tersedianya dan Berfungsinya bisnis level 0
bisnis tersosialisasikannya dan 1 di semua Staker
proses bisnis level 0
dan level 1 ke semua
Satker.
3. Penyusunan SOP 1. Tersedianya dan Terinformasikannya SOP
Pelaksanaan Tugas tersosialisasikannya SOP ke semua pegawai di
dan Fungsi berdasarkan proses bisnis Kementerian
(berdasarkan ke semua pegawai
proses bisnis)
4. Audit Kepatuhan 1. Tersedianya rencana audit Terlaksananya Audit sesuai
terhadap Proses dan terlaksananya audit rencana dan target
secara Periodik. sesuai dengan yang
Lihat area direncanakan
perubahan
Pengawasan
5. Program perbaikan 1. Tersedianya program Terlaksananya program
(improvement) perbaikan (improvement) perbaikan tersebut disertai
proses bisnis proses bisnis penyesuaian SOP terkait.
6. Penguatan unit 1. Tersedianya pedoman Meningkatnya SDM IT
yang bertanggung penguatan SDM secara kualitas dan
jawab untuk data, 2. Tersusunnya jadwal kuantitas, untuk dapat
informasi, dan pelatihan, diklat bagi SDM menjawab kebutuhan
teknologi informasi 3. Tersedianya pedoman berkaitan dengan data,
evaluasi kegiatan informasi, dan teknologi
penguatan unit dan SDM informasi
7. Pengembangan 1. Tersedianya kebijakan dan Tersosialisasikannya

49
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
kebijakan dan NSPK berkaitan dengan kebijakan dan NSPK
NSPK terkait data, data, informasi, dan berkaitan dengan data,
informasi, dan teknologi informasi informasi, dan teknologi
teknologi informasi informasi
8. Pembangunan atau 1. Tersedianya aplikasi e- Terimplementasikannya e-
Pengembangan e- government yang government secara
Government direncanakan dan menyeluruh di
terintegrasi. Kementerian

Tabel 1.21 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan Tatalaksana

50
D. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penataan 1. Tersedianya pedoman 1. Teridentifikasinya dan
berbagai penyusunan peraturan terpetakannya produk
peraturan perundang-undangan Hukum dan Peraturan
perundang- 2. Tersedianya jadwal Perundang-undangan
undangan yang penyusunan peraturan yang tidak sinkron dan
dikeluarkan oleh perundang-undangan tidak harmonis.
Kementerian 3. Tersusunnya jadwal 2. Terlaksananya regulasi
Kesehatan. sosialisasi peraturan dan deregulasi
perundang-undangan peraturan perundang
undangan pada
Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan 1. Tersedianya dan Pemanfaatan Sistem
Sistem terimplementasinya Informasi Manajemen
Informasi Sistem Informasi untuk kegiatan
Manajemen Manajemen untuk penyusunan peraturan
untuk Peraturan peraturan perundang- perundang-undangan
Perundang- undangan. meningkat .
undangan
2. Penyebarluasan 1. Terbentuknya tim Terinformasikannya
informasi, sosialisasi dan peraturan perundang-
advokasi dan internalisasi undangan di bidang
sosialisasi 2. Tesusunnya jadwal kesehatan secara
peraturan kegiatan dan evaluasi efektif.
perundang- kegiatan
undangan

Tabel 1.22 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan Peraturan Perundang-undangan

51
E. Program Penguatan Pengawasan

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penerapan Sistem 1. Tersedianya Tersedianya Pedoman
Pengendalian pedoman umum Umum Penyelenggaran
Intern Pemerintah penyelenggaraan SPIP Kementerian
(SPIP) pada SPIP Kesehatan, dan terjadinya
Kementerian 2. Tersusunnya jadwal peningkatan ketaatan,
Kesehatan sosialisasi penerapan efisiensi dan efektivitas
SPIP pelaksanaan tugas dan
3. Tersedianya fungsi di seluruh jajaran
pedoman monitoring Kementerian
dan evaluasi
penerapan SPIP

2. Peningkatan Peran 1. Tersusunnya jadwal Opini BPK Wajar Tanpa


Aparat monitoring dan evaluasi Pengecualian (WTP)
Pengawasan Intern pengelolaan keuangan
Pemerintah (APIP)
sebagai Quality
Assurance dan
Consulting Agent
3. Pengembangan 1. Tersusunnya standar Tertanganinya dan
Sistem Pengelolaan penanganan terselesaikannya
Pengaduan pengaduan pengaduan masyarakat
Masyarakat masyarakat secara terpadu
Terpadu 2. Tersedianya jadwal
monitoring dan
evaluasi penanganan
pengaduan
masyarakat

Tabel 1.23 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penguatan Pengawasan

52
F. Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
Penataan Sistem Terumuskan sistem seleksi Diperolehnya para pegawai
Rekrutmen pegawai (seleksi administrasi, tes baru maupun yang sedang
tertulis, wawancara, tes berkarir yang memiliki
psikologi, sistem penilaian, dll). tingkat kompetensi yang
Tersedianya sistem seleksi dipersyaratkan oleh
dengan menuju pada jabatan.
penerapan sistem online.
Tersusunnya program orientasi
pegawai baru untuk
Kementerian Kesehatan.
Penyusunan Standar Tersedianya Standar Tersedianya profil
Kompetensi Jabatan Kompetensi bagi seluruh kompetensi untuk masing-
Jabatan di lingkungan masing jabatan di dalam
Kementerian Kesehatan. organisasi.
Tersusunnya sistem standar
kompetensi jabatan di
database (online).
Assessment Individu Tersedianya informasi peta Tersedianya informasi profil
berdasarkan profil kompetensi individu kompetensi individu secara
Kompetensi secara komprehensif dan komprehensif dan akurat.
akurat.
Penerapan Sistem Tersedianya sistem pengukuran Terwujudnya sistem penilaian
Penilaian Kinerja kinerja individu yang obyektif, kinerja individu yang objektif,
Individu transparan dan akuntabel. transparan dan akuntabel.
Pembangunan/ Tersedianya sistem Aplikasi Berjalannya sistem informasi
Pengembangan Online yang terintegrasi pegawai yang objektif,
database pegawai sehingga tersedia data yang transparan dan akuntabel.
akurat, up-dated dan mampu
memberikan informasi sesuai
kebutuhan organisasi.
Pengembangan Tersusunnya program Diklat Berjalannya sistem
pendidikan dan berbasis kompetensi secara pendidikan dan pelatihan
pelatihan pegawai optimal dan berdasarkan pada pegawai yang mengurangi
berbasis kompetensi hasil assessment/kebutuhan kesenjangan antara
untuk mengurangi kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh

53
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
kompetensi pegawai. seorang pegawai dan
kompetensi yang
dipersyaratkan oleh jabatan.
Pengembangan Pola Tersusunnya pola karir untuk Berjalannya pengembangan
Karir Kementerian Kesehatan. karir yang efektif dan optimal
bagi jajaran Kementerian
Kesehatan.

Tabel 1.24 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

54
G. Program Manajemen Perubahan

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Pembentukan Tim 1. Tersedianya Berfungsinya Tim AdHoc
AdHoc Manajemen pedoman Manajemen Perubahan
Perubahan pembentukan tim dalam melaksanakan
AdHoc strategi komunikasi untuk
2. Tersedianya jadwal setiap kegiatan Reformasi
kegiatan tim AdHoc Birokrasi
2. Penyusunan Tersusunnya Pedoman Digunakannya Pedoman
Pedoman Manajemen Perubahan Manajemen Perubahan
Manajemen Kementerian. untuk melaksanakan
Perubahan perubahan.
3. Sosialisasi dan 1. Terbentuknya tim Peningkatan pengetahuan
Internalisasi sosialisasi dan dan pemahaman
Manajemen internalisasi reformasi birokrasi di
Perubahan dalam 2. Tesusunnya jadwal Lingkungan Kementerian
Rangka Reformasi kegiatan dan evaluasi Kesehatan
Birokrasi kegiatan
4. Penjabaran Nilai- 1. Tersusunnya nilai Budaya Penerapan nilai-nilai
nilai Budaya Organisasi Kementerian Kementerian Kesehatan
Organisasi (Pro- dan pedoman penerapan dalam budaya kerja
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)

5. Penyusunan Code 1. Tersusunnya nilai Code of


of Conduct Conduct Kementerian Penerapan Code of
Kementerian dan pedoman penerapan Conduct dengan tepat dan
Kesehatan 2. Tersusunnya jadwal menyeluruh di
sosialisasi Kementerian termasuk UPT
6. Penyusunan 1. Adanya pedoman Penerapan Delegation of
Delegation of Delegation of Authority Authority secara tepat dan
Authority di yang menjadi pedoman terarah
Kementerian bagi seluruh jajaran dalam
Kesehatan pelaksanaan tugas dan
fungsi

55
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
7. Pemutakhiran 1. Tersusunnya pedoman Penerapan mekanisme
mekanisme peraturan dan sistem reward and punishment.
reward & reward and punishment
punishment untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya

Tabel 1.25 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Manajemen Perubahan

56
H. Program Penataan dan Penguatan Organisasi

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Restrukturisasi/Pen 1. Tersedianya peta 1. Meningkatknya
ataan tugas dan tugas dan fungsi efisiensi birokrasi pada
fungsi unit kerja serta kewenangan Kementerian
pada Kementerian unit kerja yang Kesehatan ( dapat
Kesehatan tepat fungsi dan diukur dengan IKU,
berdasarkan tepat ukuran (right ABK, Indeks Kepuasan
evaluasi organisasi, sizing), yang disusun Konsumen/Stakeholde
proses bisnis dan berdasarkan hasil r)
analisis beban evaluasi organisasi
kerja. terhadap pedoman
evaluasi tugas dan
fungsi, proses bisnis
dan ABK pada
organisasi
Kementerian
Kesehatan

1. Penguatan unit 1. Terbentuknya unit kerja 1. Meningkatknya efisiensi


kerja yang yang menangani fungsi birokrasi pada
menangani organisasi, tatalaksana, Kementerian Kesehatan
fungsi kepegawaian dan diklat ( dapat diukur dengan
organisasi, yang efektif dan mampu IKU, ABK, Indeks
tatalaksana, mendukung tercapainya Kepuasan
kepegawaian tujuan dan sasaran Konsumen/Stakeholder)
dan diklat serta reformasi birokrasi .
pelayanan publik
pada
Kementerian
Kesehatan

2. Penguatan unit 1. Terbentuknya unit kerja 1. Meningkatnya jumlah


kerja yang yang menangani fungsi layanan dan
menangani pelayanan publik yang penyelesaian
fungsi pelayanan efektif dan mampu permasalahan yang

57
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
publik pada mendukung tercapainya berhubungan dengan
Kementerian tujuan dan sasaran pelayanan publik
Kesehatan reformasi birokrasi serta meningkatknya
tingkat kepuasan
pelayanan publik .

Tabel 1.26 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan dan Penguatan Organisasi

58
I. Program Monitoring dan Evaluasi

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Monitoring Tersedianya Laporan
pelaksanaan Monitoring pelaksanaan atas
setiap kegiatan setiap kegiatan Reformasi
Reformasi Birokrasi Kementerian
Birokrasi Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
2. Evaluasi Tersedianya Laporan Evaluasi Pelaksanaan kegiatan
Reformasi Birokrasi
pelaksanaan Tahunan atas pelaksanaan
Kementerian Kesehatan yang
setiap kegiatan setiap kegiatan Reformasi sesuai dengan Rencana Aksi
Reformasi Birokrasi Kementerian yang telah disusun agar
Birokrasi Kesehatan diperoleh hasil/outcome dari
Kementerian masing-masing kegiatan
Kesehatan Reformasi Birokrasi sesuai
yang telah ditetapkan dalam
3. Evaluasi Tersedianya Laporan Evaluasi
kriteria keberhasilan
Menyeluruh atas Lima Tahunan atas pelaksanaan
pelaksanaan keseluruhan kegiatan Reformasi
setiap kegiatan Birokrasi Kementerian
Reformasi Kesehatan
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan

Tabel 1.27 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Monitoring dan Evaluasi

59
61
Pada dasarnya, reformasi birokrasi merupakan suatu proses perubahan yang
dilaksanakan secara bertahap, sistematis dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan tata kelola yang bersih dan meningkatkan pelayanan publik. Proses
perubahan ini dapat dipandang sebagai perubahan dari kondisi saat ini menuju ke
kondisi yang diinginkan dalam lingkup Reformasi Birokrasi. Terkait dengan proses
perubahan ini, maka perlu dilakukan pemetaan terhadap kondisi saat ini dan
kondisi yang diinginkan dalam rangka reformasi birokrasi.

Berikut ini akan dipaparkan tentang berbagai kondisi nyata birokrasi saat ini di
Kementerian Kesehatan yang mencakup masalah-masalah yang dihadapi dan juga
kondisi yang diinginkan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan pemahaman dan analisis terhadap kondisi dan permasalahan ini,
maka dapat dipaparkan langkah-langkah pembenahan yang akan dilakukan dalam
rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan.

62
2.1 KONDISI BIROKRASI YANG TERKAIT DENGAN 8 (DELAPAN)
AREA PERUBAHAN

2.1.1. Area Perubahan Terkait Pelayanan Publik


Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Pelayanan kesehatan kepada Fasilitas pelayanan kesehatan


masyarakat melalui Fasilitas Pelayanan memberikan pelayanan yang sesuai
Kesehatan, yang dikelola oleh standar yang telah ditetapkan untuk
pemerintah dan swasta, belum meningkatkan derajat kesehatan dan
optimal. kepuasan masyarakat.

Kualitas pelayanan perijinan masih Proses pelayanan yang memenuhi


belum memenuhi harapan masyarakat. standar pelayanan yang sudah
ditetapkan dan memenuhi harapan
masyarakat.

Adanya perbedaan perlakuan Terjadinya kesetaraan perlakuan


pelayanan bagi peserta jaminan pelayanan kesehatan bagi semua
kesehatan masyarakat (Jamkesmas), anggota masyarakat.
Askes atau asuransi sosial lainnya dan
masyarakat umum.

Keterlibatan masyarakat dalam proses Terjadinya peningkatan partisipasi


pembuatan kebijakan pelayanan, masyarakat dalam penyelenggaraan
pelaksanaan pelayanan, dan pelayanan kesehatan, mulai dari
pengawasan pelayanan sudah proses perencanaan pelayanan,
dilakukan, namun belum optimal pelaksanaan pelayanan, sampai pada
sesuai dengan harapan masyarakat. pengawasan pelayanan.

Tabel 2.1 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Pelayanan Publik

63
2.1.2. Area Perubahan Terkait Akuntabilitas Kinerja
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Sistem manajemen kinerja organisasi Terimplementasinya sistem


Kementerian Kesehatan belum terpadu manajemen kinerja organisasi
dan terintegrasi sehingga Kementerian Kesehatan yang menjadi
kesinambungan proses perencanaan, standar baku bagi Kementerian dan
pemantauan dan evaluasi kinerja di berbagai unit di bawahnya dalam
level Kementerian sampai ke unit proses perencanaan kinerja (IKU),
eselon 1 dan 2 belum optimal. pemantauan kinerja, dan evaluasi
kinerja.

Evaluasi kinerja hanya dilakukan pada Terlaksananya proses pemantauan


akhir tahun tanpa adanya sistem pencapaian kinerja secara berkala
pemantauan kinerja. Hal ini (pelaporan setiap triwulan, dan
menyebabkan kualitas dari capaian evaluasi pada bulan keenam dengan
kinerja tidak dapat diperbaiki jika ada proses pendampingan) agar tindakan
kinerja yang masih belum tercapai. perbaikan dapat dilakukan segera
untuk berbagai indikator kinerja yang
belum tercapai.

Penyusunan laporan kinerja cenderung Tersedianya SDM Pengelola yang


untuk pemenuhan formalitas memiliki kompetensi untuk melakukan
pelaporan, dan kurang berisikan analisis pencapaian kinerja dan
analisis kinerja. memberikan usulan perbaikan kinerja
yang relevan.

Tabel 2.2 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Akuntabilitas Kinerja

64
2.1.3. Area Perubahan Terkait Tata Laksana
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Unit pengelola tatalaksana masih Adanya unit tatalaksana yang kompeten dan
belum berfungsi secara optimal berkapasitas, dengan wewenang yang cukup
dalam hal pengelolaan proses untuk mengelola proses bisnis.
bisnis organisasi.

Belum adanya pengelolaan, Adanya identifikasi, pengelolaan, dan


pengawasan, dan perbaikan yang pengawasan proses bisnis dan prosedur
efektif terhadap proses bisnis kerja Kemenkes yang optimal untuk
Kementerian Kesehatan. mencapai peningkatan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan pekerjaan
Kementerian Kesehatan.

Unit pengelola data, informasi, Adanya unit pengelola data, informasi, dan
dan teknologi informasi masih teknologi informasi yang memadai untuk
belum berfungsi secara optimal. memastikan optimalnya pengelolaan data,
informasi, dan teknologi informasi di
Kementerian Kesehatan.

Penggunaan Information and Tersedianya sistem e-Government yang


Communication Technology (ICT) terpadu untuk menunjang proses bisnis
masih belum optimum dalam yang efektif dan efisien.
mendukung pelaksanaan proses
bisnis organisasi.

Pemanfaatan data dari ICT belum Berbagai data dan informasi yang diperoleh
optimal untuk menyusun dari sistem ICT dimanfaatkan sepenuhnya
kebijakan pembangunan untuk mengambil keputusan dan menyusun
kesehatan. kebijakan pembangunan kesehatan.

Tabel 2.3 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Tatalaksana

65
2.1.4. Area Perubahan Terkait Perundang-undangan
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Penyusunan peraturan perundang- Tertatanya peraturan perundang-


undangan belum terintegrasi antar undangan Kementerian Kesehatan
Unit sehingga memungkinkan sehingga menjamin integrasi,
terjadinya tumpang tindih dan kejelasan, konsistensi, dan efektifitas.
inkonsistensi.

Pelaksanaan peraturan perundang- Terlaksananya peraturan perundang-


undangan di bidang kesehatan belum undangan di bidang kesehatan secara
efektif. efektif.

Proses penyusunan dan manajemen Adanya sistem manajemen peraturan


peraturan perundang-undangan belum perundang-undangan yang efektif dan
didukung oleh ICT didukung oleh ICT (Information and
Communication Technology).

Belum terbentuknya peraturan Terbentuknya peraturan perundang-


perundang-undangan yang kondusif undangan yang kondusif untuk
untuk menunjang pelaksanaan tata menunjang pelaksanaan tata kelola
kelola pemerintahan yang baik. pemerintahan yang baik.

Tabel 2.4 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Perundang-undangan

66
2.1.5. Area Perubahan Terkait Pengawasan
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Akuntabilitas pengelolaan keuangan Akuntabilitas pengelolaan keuangan

belum sepenuhnya sesuai dengan dilaksanakan sesuai dengan Standar


Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
dan ketentuan perundang-undangan ketentuan perundang-undangan yang
yang berlaku. berlaku.

Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern


Pemerintah belum sepenuhnya Pemerintah diterapkan sepenuhnya
diterapkan. sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku (PP No. 60 Tahun 2008).

Peran APIP (Aparatur Pengawas APIP berperan lebih sebagai Quality


Internal Pemerintah) hanya sebagai Assurance dan Consulting Agent.
watch dog.

Tabel 2.5 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Pengawasan

67
2.1.6. Area Perubahan Terkait Sumber Daya Manusia Aparatur
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Sistem pengelolaan SDM Aparatur Pengelolaan SDM berbasis kompetensi,


belum berdasarkan kompetensi. baik dalam seleksi, promosi/rotasi, dan
pengembangan individu sehingga
mencerminkan kualitas SDM yang
profesional.

Belum ada sistem penilaian kinerja Terlaksananya penilaian kinerja


individu pegawai berdasarkan individu Pegawai yang obyektif dan
pencapaian indikator kinerja dan transparan berbasis kinerja dan
kompetensi. kompetensi.

Belum adanya Sistem Informasi Terimplementasinya Sistem Informasi


Manajemen SDM yang terintegrasi Manajemen yang menunjang berbagai
untuk menunjang proses / kegiatan proses manajemen SDM, seperti
manajemen SDM. pelatihan, karir, kehadiran,
kompetensi, dan lainnya.

Sistem remunerasi dan kesejahteraan Terciptanya sistem remunerasi dan


pegawai belum sesuai dengan bobot, kesejahteraan pegawai Kementerian
kompleksitas, kondisi pekerjaan, dan Kesehatan yang menjamin keadilan
kinerja. internal.

Tabel 2.6 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan SDM Aparatur

68
2.1.7. Area Perubahan Terkait Pola Pikir dan Budaya Kerja
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Disiplin pegawai dalam bekerja masih Pegawai Kesehatan secara aktif dan
kurang, antara lain disiplin jam kerja bertanggung jawab melaksanakan
dan perjalanan dinas. tugas dan fungsinya, serta mematuhi
berbagai aturan yang berlaku.
Profesionalisme pegawai dalam
bekerja masih kurang, antara lain
disiplin jam kerja, kejujuran,
akuntabilitas, dan kompetensi.

Efektivitas proses kerja masih belum Pelaksanaan pekerjaan yang efektif,


optimal (kurang komitmen dan efisien, dan produktif.
konsistensi).

Komunikasi dan kerjasama antar Unit Terjadinya sinergi yang baik antara
belum optimal. Unit yang ada di Kementerian
Kesehatan.

Tabel 2.7 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya
Kerja

69
2.1.8. Area Perubahan Terkait Organisasi
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diinginkan dapat disajikan dalam tabel
berikut ini.

KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN

Adanya indikasi duplikasi tugas dan Organisasi Kementerian Kesehatan


fungsi. dibangun berdasarkan proses bisnis
agar tepat fungsi dan menjamin
Pembagian unit kerja tidak mendukung
integrasi, efektifitas dan efisiensi
proses kerja yang efektif. pelaksanaan pekerjaan.
Pembagian beban kerja antara pusat
dan daerah belum optimal.

Organisasi belum diisi oleh sumber Organisasi yang tepat ukuran dan tepat
daya manusia yang tepat kuantitas dan fungsi.
kualitasnya.

Tabel 2.8 Analisis Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang


Diinginkan Terkait Area Perubahan Organisasi

70
2.2 PERMASALAHAN KRITIS TERKAIT DELAPAN AREA
PERUBAHAN

2.2.1. Area Perubahan Terkait Pelayanan Publik


Saat ini belum terdapat standar pelayanan masyarakat pada Unit Layanan Terpadu
(ULT) dan Puskesmas. Sehingga, pelayanan terhadap masyarakat dilakukan dengan
berbagai standar pada masing-masing unit yang kerap memicu munculnya
keluhan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Sebagai Kementerian
yang berfungsi melayani publik dalam hal kesehatan, faktor pelayanan menjadi
sangat penting mengingat proses bisnis yang dilakukan akan menghasilkan jasa
layanan. Oleh karena itu, standar pelayanan yang baku diharapkan akan
menurunkan jumlah keluhan sebagai tolok ukur kualitas proses bisnis yang
dilaksanakan.

2.2.2. Area Perubahan Terkait Akuntabilitas Kinerja


Pada kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan pokja akuntabilitas kinerja pada
Kementerian Kesehatan, menemukan beberapa area kritis yang perlu diperhatikan
yaitu :

1. Diperlukan pedampingan penyusunan dan evaluasi laporan akuntabilitas untuk


setiap eselon dan ;
2. Belum terjadinya sinkronisasi SAKIP dengan Renstra
Penyusunan laporan akuntabilitas berperan penting dalam meilhat sejauh mana
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kualitas yang ditetapkan termasuk dalam
ketentuan dan prosedur yang berlaku. Hal ini akan mempengaruhi mutu layanan
pada masyarakat.

71
2.2.3. Area Perubahan Terkait Tata Laksana
Permasalahan kritis yang terdapat pada area perubahan tata laksana yaitu :

1. Belum terpetakannya Proses Bisnis. Pemetaan proses bisnis menjadi penting


jika Kementerian ingin mencapai kinerja yang diinginkan. Latar belakangnya
adalah setiap kegiatan unit/ satker perlu dihubungkan secara tepat sehingga
menjadi satu rangkaian kegiatan yang efektif dan efisien dan bukan sebaliknya.
Hambatan birokrasi yang terjadi sering disebabkan proses bisnis secara tepat
sehingga birokrasi tidak efisien dan rumit. Hal ini yang perlu menjadi fokus dan
segera dibenahi.
2. Prosedur dan operasional Kementerian belum mengandallkan teknologi
informasi. Perkembangan teknologi informasi sebenarnya dapat memudahkan
proses bisnis yang terjadi baik dari sisi keuangan, efisiensi waktu dan sumber
daya yang diperlukan. Perlunya Kementerian beradaptasi dengan e-
government sehingga perkerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat,
paperless dan menggunakan SDM yang lebih sedikit. Dan yang paling penting,
dengan menggunakan e-government, pekerjaan dapat dilakukans lebih cepat.
3. Perlunya pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan
teknologi informasi. Dengan penerapan e-government secara bertahap,
Kementerian perlu menerbitkan ketentuan norma, standar, prosedur, kinerja
terutama yang berhubungan dengan data, informasi dan teknologi informasi.
Kementerian perlu mengelola aliran informasi atau pemanfaatan data untuk
mencegah keluarnya informasi yang tdiak tepat atau bersifat rahasia.
Teknologi yang diergunakan semestinya memberikan manfaat bagi publik
dalam hal keterbukaan informasi menkipun tetap diperlukan pengelolaan
informsi.

72
2.2.4. Area Perubahan Terkait Perundang-undangan
Pada area terkait peraturan perundang-undangan, area kritis yang perlu
diperhatikan adalah belum tertatanya peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Penataan peraturan perundang-
undangan menjadi penting karena peraturan adalah landasan hukum dari fungsi
dan tanggungjawab yang dilakukan Kementerian. Peraturan perundangan
berfungsi sebagai pandauan bagi Kementerian untuk bertindak dan disisi lain
sebagai payung hukum atas kegiatan/ tindakan. Selain itu, dengan tertatanya
peraturan perundang-undangan, kinerja Kementerian akan semakin baik karena
fungsi dan tanggungjawab terpapar dengan jelas.

2.2.5. Area Perubahan Terkait Pengawasan


Pada kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan
menemukan beberapa area kritis terkait pengawasan, yaitu :

1. Perlunya peningkatan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan. Untuk


menyiasati kondisi ini, diperlukan penerapan sistem pengawasan internal yang
baik dan peningkatan fungsi aparat pengawasan internal untuk mencegah
pelanggaran prosedur. Peran aparat pengawas juga perlu ditingkatkan
sehingga menjadi konsultan intenal dan pengelola kontrol kualitas terhadap
pelaksanaan kegiatan sesuai prosedur dan ketentuan.
2. Pengembangan sistem pengaduan masyarakat terpadu. Sebagai Kementerian
yang melayani publik, peran kontrol masyarakat menjadi penting untuk
menjaga akuntabilitas kinerja Kementerian. Sehingga diperlukan satu sistem
yang berfungsi sebagai saluran publik untuk melakukan kontrol atas
pelanggaran yang terjadi. Sistem ini akan mendukung upaya peningkatan
kepatuhan terhadap prosedur dan ketentuan serta peran aparat pengawasan
internal dalam melaksanakan tugasnya.

73
Kedua area kritis diatas menjadi fokus pada area pengawasan mengingat fungsi
kontrol pokja pengawasan agar proses kegiatan berlangsung transaparan dan
accountable dalam melayani publik.

2.2.6. Area Perubahan Terkait Sumber Daya Manusia Aparatur


Pada kegiatan area perubahan yang terkait sumber daya manusia, area kritis yang
perlu menjadi perhatian adalah:

1. Belum tersusunnya standar kompetensi jabatan. Standar kompetensi mutlak


diperlukan karena penempatan SDM yang tepat akan mempengaruhi
terselenggaranya kegiatan sesuai kualitas dan target yang ditetapkan. Dengan
demikian, hasil output kegiatan dapat ditingkatkan lebih baik dengan
penempatan SDM yang seuai kompetensi jabatan yang diperlukan.
2. Perlunya penerapan Sistem Penilaian Kinerja Pegawai (SKP). Dalam rangka
meningkatkan kinerja kementerian, salah satu faktor pendukung adalah kinerja
pegawai. Oleh karena itu, perlu disusun sistem evaluasi penilaian kinerja
sehingga dapat diperoleh cara untuk meningkatkankinerja pegawai. Dengan
demikian, akan dapat meningkatkan kualitas hasil pekerjaan.

2.2.7. Area Perubahan Terkait Pola Pikir dan Budaya Kerja


Area kritis terkait dengan pola pikir dan budaya kerja pada kegiatan Reformasi
Birokrasi di Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Belum tersusunnya penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan.


Penyusunan pedoman perlu dilakukan agar perubahan yang dilakukan sesuai
aturan dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Belum terjabarnya nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih). Sebagai salah satu poin penting dalam kegiatan Reformasi

74
Birokrasi, penjabaran nilai budaya perlu dilakukan untuk menciptakan
Kementen yang berkualitas dan mampu memberikan pelayanan berkualitas
pada publik.

2.2.8. Area Perubahan Terkait Organisasi


Pada kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan pokja organisasi pada
Kementerian Kesehatan menemukan beberapa area kritis yang perlu diperhatikan
yaitu :

1. Perlunya dilakukan evaluasi tugas dan fungsi Unit Kerja di Lingkungan


Kemenkes/UPT. Hal ini perlu dilakukan mengingat fungsi Kementerian
Kesehatan sebagai penyedia layanan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga
penting dilakukan evaluasi dalam fungsi unit kerja sehingga unit kerja dapat
berfungsi optimal dalam melayani masyarakat
2. Perlunya dilakukan penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi,
tatalaksana, kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan. Penguatan unit kerja yang menangani internal Kementerian
Kesehatan perlu dilakukan agar business process berjalan maksimal. Sedangkan
penguatan fungsi pelayanan publik mutlak dilakukan melihat tanggungjawab
Kementerian Kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat.

75
2.3 RENCANA UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KRITIS
TERKAIT 8 (DELAPAN) AREA PERUBAHAN

2.3.1. Area Perubahan Terkait Pelayanan Publik


Rencana yang dilakukan untuk untuk mengatasi permasalahan kritis standar
pelayanan masyarakat pada Unit Layanan Terpadu (ULT) dan Puskesmas:
Proses ISO 9001 : 2008 :

Gap analysis
Training Penyusunan Dokumen
Penyusunan Dokumen Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu
Penyusunan Instruksi Kerja dan Rencana mutu
Implementasi ISO 9001:2008
Pelatihan dan praktek audit Internal
Manajemen Review
Sertifikasi & Pendampingan audit Sertifikasi
Penyusunan pedoman akreditasi puskesmas
Penyusunan instrumen akreditasi puskesmas
Ujicoba
Penyempurnaan pedoman dan instrumen akreditasi puskesmas
Pembentukan tim akreditasi puskesmas
Sosialisasi pedoman dan instrumen akreditasi puskesmas di 33 provinsi

2.3.2. Area Perubahan Terkait Akuntabilitas Kinerja


1. Diperlukan pedampingan penyusunan dan evaluasi laporan akuntabilitas untuk
setiap eselon. Langkah-langkah yang perlu dilakukan :

Pembentukan tim
Penyusunan jadwal pendampingan dan
evaluasi triwulan dan semester

76
Pelaksanaan pendampingan sekaligus bedah
laporan dan evaluasi capaian
Pelaksanaan evaluasi tengah tahun
Koordinasi penyusunan disertai pendampingan penyusunan unit eselon 1
pada unit eselon 2 dan UPTnya
Fasilitasi penyusunan bersama secara regional
Koordinasi pelaporan hasil penyusunan untuk laporan akuntabilitas kinerja
tingkat eselon 1 dan Kementerian
2. Belum terjadinya sinkronisasi SAKIP dengan Renstra. Sehubungan dengan area
kritis ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut :

Pengumpulan daftar inventarisasi masalah hasil evaluasi


Koordinasi dengan unit eselon 1 dan unit penanggungjawab sistem (sistem
perencanaan dan sistem evaluasi serta kementerian/ lembaga terkait)
laporan persiapan ke pimpinan
Pelaksanaan kegiatan koordinasi sinkronisasi
Penyampaian dan penyebarluasan hasil sinkronisasi
Penyampaian bahan rekomendasi pada tim penyusun Renstra dan tim
evaluasi (itjen/tim yang dibentuk khusus)

2.3.3. Area Perubahan Terkait Tata Laksana


1. Pemetaan Proses Bisnis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mewujudkannya :

Identifikasi Visi, Misi, dan Renstra Kemenkes;


Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di lingkungan Kemenkes saat
ini;
Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di lingkungan Kemenkes yang
akan datang

77
2. Pembangunan atau Pengembangan e-Government. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan:

Penyediaan modul-modul eGov (e-Office)


Pembangunan infrastruktur (aplikasi, data center)
Pembangunan data warehouse
3. Pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan teknologi
informasi

Penyusunan Roadmap Pengembangan SIK


Penyusunan Pedoman SIK dan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
SIK (2012)
Penyusunan tata kelola (manajemen) TI:
a. IT strategy dan planning
Penyusunan grand design dan masterplan TI, 2012
Penyusunan juknis atau SOP terkait tata kelola TI, 2012-dst
b. IT transformation/change management
Penyusunan dokumentasi TI, 2013
Penyusunan modul pelatihan TI, 2013
c. IT risk dan security
Penyusunan business impact dan disaster recovery plan (DRP),
2013
Penyusunan disain data center (reconfigure), 2012
d. IT governance compliance
Penyusunan peraturan (SK/Permen) untuk kepatuhan tata kelola
TI, 2013
e. IT audit
Assessment/audit penerapan TI, 2012
Assessment SIK di daerah, 2012

78
Penyediaan infrastruktur jaringan system informasi dan data
center serta pengembangannya, 2012-dst

2.3.4. Area Perubahan Terkait Perundang-undangan

Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh


Kementerian Kesehatan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :

Inventarisasi, pemetaan dan kajian peraturan perundang-undangan.


Melakukan perencanaan regulasi peraturan perundang-undangan bidang
kesehatan

2.3.5. Area Perubahan Terkait Pengawasan

Perlunya peningkatan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan. Dalam hal ini
adalah penerapan SPIP dan peningkatan peran APIP. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :

Sosialisasi
Pelatihan
Pemetaan & pendampingan pelaksanaan
Pembentukan unit layanan pengadaan ULP
Monitoring & Evaluasi
Pembentukan tim konsultasi pengadaan barang/jasa
Pembentukan tim penyelesaian kerugian negara
Peningkatan Kompetensi SDM Pengawasan
Pendampingan penyusunan LK
Reviu LK
Inventarisasi BMN
Pelaksanaan Audit berbasis resiko

79
Percepatan penyelesaian TL LHP & penyelesaian TPTGR

Selain itu, terdapat area kritis lain yaitu pengembangan sistem pengaduan
masyarakat terpadu. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi area kritis
tersebut yaitu :
Pembentukan tim pengelolaan
Penyusunan Pedoman
Sosialisasi Pedoman
Pelatihan
Penanganan Dumas

2.3.6. Area Perubahan Terkait Sumber Daya Manusia Aparatur


Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi area kritis pada SDM
aparatur yang berhubungan dengan penyusunan standar kompetensi jabatan
adalah :

Penyusunan kamus kompetensi jabatan struktural dan fungsional.


Penyusunan kamus standar kompetensi bidang
Penyusunan kamus standar kompetensi teknis

Selanjutnya, untuk mengatasi area kritis dalam penerapan Sistem Penilaian Kinerja
Pegawai (SKP), perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Penyelesaian (penyempurnaan) aplikasi


Sosialisasi penggunaan aplikasi SKP
Uji coba pada beberapa satker percobaan

80
2.3.7. Area Perubahan Terkait Pola Pikir dan Budaya Kerja

Terdapat dua area kritis yang dalam area perubahan ini, yaitu :
1. Belum tersusunnya penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya adalah :

Sosialisasi peraturan pemerintah tentang disiplin pegawai


Pemberlakuan sistem absensi dengan elektronik
Penerapan code of conduct
Penerapan reward and punishment

2. Belum terjabarnya nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,


Efektif, Bersih). Untuk mengatasi area kritis ini perlu dilakukan :

Rapat Pembahasan Draft awal Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi di


Lingkungan Pokja I RB
Pembahasan draft Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi antar Pokja RB
di Kemenkes
Finalisasi, sosialisasi dan implementasi Penjabaran Nilai-nilai Budaya
Organisasi
Evaluasi implementasi Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi

81
2.3.8. Area Perubahan Terkait Organisasi

Pada area ini terdapat dua area kritis yang menjadi perhatian yaitu :
1. Perlunya dilakukan evaluasi tugas dan fungsi Unit Kerja di Lingkungan
Kemenkes/UPT. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasinya
adalah :
Penyusunan pedoman evaluasi tugas dan fungsi
Pelaksanaan evaluasi secara bertahap
Workshop hasil evaluasi
Penyusunan peta tugas dan fungsi

2. Perlunya dilakukan penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi,


tatalaksana, kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan. Untuk mengatasi area kritis ini adalah sebagai berikut :
Analisis kondisi saat ini
Penyusunan strategi penguatan unit kerja
Pelaksanaan penguatan unit kerja
Monev hasil penguatan unit kerja

82
83
Bab 3 ini merupakan substansi dari Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan, yaitu konsolidasi Rencana Aksi dari setiap Program dan Kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan dalam rangka membenahi kondisi saat
ini dan permasalahan nyata yang dihadapi serta juga mencapai kondisi yang
diinginkan dalam rangka Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan. Pembahasan
Rencana Aksi secara lebih detil juga disajikan dalam lampiran, yaitu Rencana Aksi
dari setiap kegiatan Birokrasi Kementerian Kesehatan.

3.1 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

3.1.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah sebagai
berikut.

84
KEGIATAN PADA DESKRIPSI
NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
1 Penerapan standar Standar teknis rumah sakit dalam hal
pelayanan pada Rumah pelayanan, sarana prasarana, dan SDM
Sakit (PIC : BUKR) sudah diterapkan. Hijau
Pedoman akreditasi dan klasifikasi
rumah sakit sudah digunakan.
2 Penerapan standar Sudah ada standarisasi pelayanan
pelayanan pada Puskesmas, tapi Pedoman Akreditasi Kuning
Puskesmas (PIC : BUKD) Puskesmas dalam Proses
3 Penerapan standar Sudah ada standarisasi pelayanan di
pelayanan pada Fasilitas Balai Kesehatan, namun instrumen
Pelayanan Kesehatan akreditasi belum seluruhnya ada Kuning
(Balai Kesehatan) (PIC :
BUKR)
4 Penerapan standar Standar pelayanan di Laboratorium
pelayanan pada Fasilitas Kesehatan sudah ada dan sudah
Pelayanan Kesehatan diterapkan. Hijau
(Laboratorium Kesehatan)
(PIC : BUKR)
5 Penerapan standar Standard Operating Procedure untuk
pelayanan pada Perijinan pelayanan perijinan rumah sakit masih
Kuning
Rumah Sakit Kelas A & dalam proses penyusunan
PMA (PIC : BUKR)
6 Penerapan standar Standard Operating Procedure untuk
pelayanan pada Perijinan pelayanan perijinan kefarmasian dan
Kefarmasian dan Alat alat kesehatan sudah ada dan sudah Hijau
Kesehatan (PIC : Binfar & diimplementasikan.
Alkes)
7 Penerapan standar Standard Operating Procedure belum
pelayanan di Unit Layanan ada secara keseluruhan. Kuning
Terpadu (PIC : Puskom)
8 Penerapan standar Standard Operating Procedure belum
pelayanan informasi ada secara keseluruhan.
(PTRC, Pojok Informasi, Kuning
dan Perpustakaan) (PIC :
Puskom)
9 Partisipasi masyarakat Keterlibatan masyarakat dalam proses
dalam penyelenggaraan pembuatan kebijakan pelayanan, Kuning
pelayanan kesehatan (PIC : pelaksanaan pelayanan, dan

85
KEGIATAN PADA DESKRIPSI
NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
Promkes, PP&PL, Puskom) pengawasan pelayanan sudah dilakukan,
namun belum optimal sesuai dengan
harapan masyarakat.

Tabel 3.1 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam Program


Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi


Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh publik yaitu sebagai berikut.

NAMA MANFAAT YANG


NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. Penerapan standar 1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
pelayanan pada Rumah dirasakan oleh masyarakat dengan perubahan
Sakit standar akreditasi versi 2007 yg berorientasi pd
dokumen dan dapat hanya dibuat oleh seorang
konsultan versi 2012 yang berorientasi pada
proses pelayanan dan harus dibuktikan dgn
implementasi.
2. Tertatanya sistem pelayanan kesehatan dengan
adanya pedoman/SOP pelayanan kesehatan
internal RS sehingga petugas kesehatan
menjalankan tugas secara seragam sesuai
standar internal

86
NAMA MANFAAT YANG
NO
KEGIATAN DIRASAKAN
2. Penerapan standar 1. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
pelayanan pada Fasilitas kesehatan kepada masyarakat.
Pelayanan Kesehatan 2. Tertatanya sistem pelayanan laboratorium
(Laboratorium Kesehatan) kesehatan di internal laboratorium kesehatan

3. Penerapan standar 1. Kemudahan akses mendapatkan informasi


pelayanan pada Perijinan perijinan kefarmasian dan alat kesehatan bagi
Kefarmasian dan Alat masyarakat
Kesehatan 2. Kemudahan klien dalam melakukan proses
perijinan kefarmasian dan alat kesehatan
3. Tertatanya mekanisme proses perijinan
internal Kementerian Kesehatan

Tabel 3.2 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik

3.1.2. Rencana Kegiatan


Adapun rencana kegiatan dalam Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
adalah:

1. Penerapan standar pelayanan pada Puskesmas


2. Penerapan standar pelayanan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Balai
Kesehatan)
3. Penerapan standar pelayanan pada Perijinan Rumah Sakit Kelas A & PMA
4. Penerapan standar pelayanan di Unit Layanan Terpadu (ULT).
5. Penerapan standar pelayanan informasi (PTRC, Pojok Informasi, dan
Perpustakaan).
6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.

87
3.1.3. Kriteria Keberhasilan
Berikut ini adalah Kriteria Keberhasilan yang digunakan untuk mengukur
pencapaian kegiatan-kegiatan di atas.

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penerapan 1. Tersusunnya pedoman Tersosialisasinya Pedoman
standar pelayanan akreditasi Puskesmas Akreditasi di 33 provinsi
pada Puskesmas 2. Tersusunnya
instrument standar
akreditasi Puskesmas
3. Tersusunnya jadwal
pelaksanaan sosialisasi
akreditasi Puskesmas
2. Penerapan 1. Tersusunnya standar Terimplementasinya
standar pelayanan pelayanan pada seluruh standar pelayanan pada
pada Fasilitas Fasyankes seluruh Fasilitas
Pelayanan 2. Tersusunnya jadwal dan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan (Balai terlaskananya sosialisasi (Balai Kesehatan)
Kesehatan) standar pelayanan
3. Tersedianya pedoman
monitoring dan evaluasi
penerapan standar
pelayanan

3. Penerapan 1. Tersusunnya standar Terimplementasinya


standar pelayanan pelayanan pada proses standar pelayanan pada
pada Perijinan perijinan RS proses Perijinan Rumah
Rumah Sakit Kelas 2. Tersedianya pedoman Sakit Kelas A & PMA
A & PMA monitoring dan evaluasi
penerapan proses perijinan.
3. Tersusunnya standar
feedback terhadap hasil
mintoring dan evaluasi
terhadap RS.

4. Penerapan Tersedianya pedoman Terimplementasinya standar


standar pelayanan standar pelayanan. pelayanan pada Unit Layanan

88
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
di Unit Layanan Terpadu
Terpadu (ULT)
5. Penerapan Tersedianya pedoman standar Terimplementasinya standar
standar pelayanan pelayanan pelayanan dalam pelayanan
informasi (PTRC, informasi (PTRC, Pojok
Pojok Informasi, & Informasi, dan Perpustakaan)
Perpustakaan).
6. Peningkatan 1. Tersedianya pedoman Adanya kerjasama dengan
partisipasi kerjasama masyarakat masyarakat dalam pelayanan
masyarakat dalam 2. Tersedianya pedoman publik, terutama pada proses
penyelenggaraan monitoring dan evaluasi perencanaan dan
pelayanan terhadap kerjasama dengan pengawasan pelayanan.
kesehatan masyarakat

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Sasaran Pencapaian yang Realistis


Selain kegiatan pengembangan standar pelayanan minimal, pokja pelayanan publik
pada kegiatan Reformasi Birokrasi mengadakan sasaran pencapaian sebagai
berikut:

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Penerapan - Uji coba Tersedianya Tersosialisasi-


standar pedoman pedoman dan nya pedoman
pelayanan pada akreditasi tim akreditasi akreditasi
Puskesmas puskesmas Puskesmas puskesmas di
di 4 provinsi 33 provinsi
2. Penerapan Tersedianya Tersedianya Uji coba Penerapan
standar draft revisi draft stndar standar
pelayanan pada standar instrumen pelayanan pelayanan

89
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

Fasilitas pelayanan akreditasi Balai Balai


Pelayanan Balai Balai Kesehatan Kesehatan
Kesehatan Kesehatan Kesehatan
(Balai
Kesehatan)

3. Penerapan Tersedia ujicoba implementasi Evaluasi


standar standar standar standar standar
pelayanan pada pelayanan pelayanan pelayanan pelayanan
Perijinan pada Perijinan pada pada Perijinan pada Perijinan
Rumah Sakit Rumah Sakit Perijinan Rumah Sakit Rumah Sakit
Kelas A & PMA Kelas A & Rumah Sakit Kelas A & PMA Kelas A &
PMA Kelas A & PMA
PMA
4. Penerapan Penerapan Penerapan - -
standar standard stndar
pelayanan di pelayanan di pelayanan di
Unit Layanan ULT mencapai ULT
Terpadu (ULT) 90 % (ISO
9001:2008,
Manajemen
Mutu)
5. Penerapan Tersedianya Penerapan Penerapan Penerapan
standar petunjuk stndar stndar stndar
pelayanan pelaksanaan pelayanan di pelayanan di pelayanan di
informasi PTRC Perpustakaa PTRC Pojok
(PTRC, Pojok n (ISO Informasi
Informasi, dan 9001:2008
Perpustakaan) Manajemen
Mutu)
6. Peningkatan Terbentuknya Terbentuk- Terbentuknya Terbentuknya
partisipasi Pos nya Pos Pos Pos Pelayanan
masyarakat Kesehatan Malaria Desa Pembinaan TB
dalam Desa (Posmaldes) Terpadu
penyelenggara- (Poskesdes) Penyakit Tidak
an pelayanan Menular
(Posbindu

90
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

kesehatan PTM)

Terbentuknya Terbentuk- Terbentuknya Terbentuknya


kerja sama nya kerja kerja sama kerja sama
dengan ormas sama dengan dengan
/LSM (18) dan dengan ormas/LSM ormas/ LSM
dunia usaha ormas/LSM (25) dan dunia (30) & dunia
(20) dalam dan dunia usaha (27) usaha (35)
mendukung usaha (22) dalam men- dalam
program dalam dukung mendukung
kesehatan mendukung program program
program kesehatan kesehatan
kesehatan
Terbentuknya Terbentuk- Terbentuknya Terbentuknya
Dewan nya Dewan Dewan Dewan
Pengawas di Pengawas di Pengawas di Pengawas di
semua RS semua RS semua RS semua RS
Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal

Tabel 3.4 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

3.1.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.1.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Penerapan standar 1. Banyak keluhan masyarakat terhadap pelayanan
pelayanan di Unit Layanan perijinan.
Terpadu (ULT) 2. Belum ada sasaran mutu pelayanan sesuai

91
AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
harapan pelanggan
2 Penerapan standar Banyaknya keluhan masyarakat tentang pelayanan
pelayanan pada kesehatan yang belum memenuhi standar
Puskesmas

Tabel 3.5 Agenda Prioritas dalam Program Peningkatan


Kualitas Pelayanan Publik

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDA PRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penerapan standar Proses ISO 9001 : 2008 :
pelayanan di Unit Layanan
Terpadu (ULT). - Gap analysis
- Training Penyusunan Dokumen
- Penyusunan Dokumen Kebijakan Mutu, Sasaran
Mutu
- Penyusunan Instruksi Kerja dan Rencana mutu
- Implementasi ISO 9001:2008
- Pelatihan dan praktek audit Internal
- Manajemen Review
- Sertifikasi & Pendampingan audit Sertifikasi
2 Penerapan standar - Penyusunan pedoman akreditasi puskesmas
pelayanan pada - Penyusunan instrumen akreditasi puskesmas
Puskesmas - Ujicoba
- Penyempurnaan pedoman dan instrumen
akreditasi puskesmas
- Pembentukan tim akreditasi puskesmas
- Sosialisasi pedoman dan instrumen akreditasi
puskesmas di 33 provinsi

Tabel 3.6 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

92
3.1.5 Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan
Rencana Anggaran
Rencana aksi program pelayanan publik yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan adalah Pengembangan sistem pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan dan Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
pada Kementerian Kesehatan.

Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program pelayanan publik adalah
sebagai berikut:

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penerapan
standar
500.000.000 1.123.030.000 646.525.000 700.000.000
pelayanan pada
Puskesmas

2. Penerapan
standar
pelayanan pada
500.000.000 1.100.000.000 600.000.000 700.000.000
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan (Balai
Kesehatan)
3. Penerapan
standar
pelayanan pada 500.000.000 1.000.000.000 600.000.000 700.000.000
Perijinan Rumah
Sakit Kelas A &
PMA
4. Penerapan
standar 500.000.000 412.890.000 813.510.000 1.000.000.000
pelayanan di Unit
Layanan Terpadu
5. Penerapan
standar
30.000.000 1.107.360.700 1.122.980.000 1.235.278.000
pelayanan
informasi
(Perpustakaan

93
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
,PTRC, dan Pojok
Informasi)

6. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam 10.000.000 1.080.000.000 990.000.000 990.000.000
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan

Total Estimasi 2.040.000.000 5.823.280.700 4.773.015.000 5.325.278.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 17.961.573.700

Tabel 3.7 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan Pelayanan Publik adalah sebagai berikut:

Mekanisme Efisiensi: terkait dampak penghematan dari proses untuk


melakukan efisiensi anggaran
Penghematan yang diperoleh: terkait dampak penghemantan dari output

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penerapan standar Sosialisasi Biaya perjalanan Rp. 200,000,000
pelayanan pada dilakukan per dinas berkurang
Puskesmas regional

2. Penerapan standar Sosialisasi stndar Mengurangi biaya Rp. 300.000.000


pelayanan pada pelayanan pertemuan dan

94
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Fasilitas Pelayanan kesehatan perjalanan dinas. (13 Balai
Kesehatan (balai digabung melalui kesehatan)
kesehatan) pertemuan teknis .
lainnya

3. Penerapan standar Perolehan Mengurangi Pencetakan buku :


pelayanan pada informasi dari pencetakan Rp. 40.000.000
Perijinan Rumah manual ke on buku pedoman
Sakit Kelas A & line melalui
PMA web :
www.buk.go.id

Pertemuan Pertemuan:
Mengurangi
sosialisasi Rp. 250.000.000 /
biaya
digabungkan paket meeting.
pertemuan dan
dengan
perjalanan
pertemuan
dinas.
teknis lainnya

4. Penerapan standar Merubah Mempercepat dan Dari sisi publik


pelayanan di Unit pelayanan manual kepastian layanan menghemat waktu
Layanan Terpadu menjadi online pada pelanggan pengurusan
perijinan Rp. 66
juta/bulan .
(100 org klien x
30.000 x 22 hr
kerja).
5. Penerapan standar Merubah Mengurangi biaya Dari sisi publik ,
pelayanan pelayanan perjalanan dengan e-book
informasi (PTRC, perpustakaan masyarakat ke akan menghemat
Pojok Informasi, manual menjadi perpustakaan biaya fotocopy dan
dan Perpustakaan) online transport publik
datang ke
perpustakaan
sebesar Rp. 45
juta/bulan.

95
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
( 2000 pengunjung
online/bln x Rp.
15.000 dan 300
pengunjung datang
x Rp. 50.000).

6. Peningkatan Memanfaatkan Mengurangi biaya Rp. 100.000.000


partisipasi teknologi dalam survey /UPT
masyarakat dalam survey kepuasan
penyelenggaraan pasien secara on (Rp.100.000.000 x
pelayanan line. 32 UPT = 3,2 M)
kesehatan

Tabel 3.8 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik

96
3.2. PROGRAM PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA

3.2.1. Pencapaian Program dan Kegiatan sampai dengan 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai
berikut.

NO. KEGIATAN URAIAN STATUS


1 Penguatan akuntabilitas Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)
kinerja instansi sudah tersedia. Nilai Akuntabilitas
Kuning
pemerintah Kinerja Kementerian Kesehatan 2009
adalah CC.
2 Pengembangan Sistem Beberapa unsur Sistem Manajemen
Manajemen KInerja Kinerja Organisasi sudah tersedia,
Organisasi seperti Perencanaan, Pengukuran,
Pelaporan, Evaluasi dan Pencapaian Kuning
sudah ada. Namun dokumen Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja
belum terintegrasi.
3 Penyusunan Indikator Kementerian Kesehatan sudah memiliki
Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU) di level Hijau
Kementerian. Kementerian dan Eselon 1 dan Eselon 2.

Tabel 3.9 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam Program


Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

97
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh kementerian seperti:

NAMA
MANFAAT YANG
NO KEGIATAN
DIRASAKAN
(Status Hijau)
1. Penyusunan Indikator 1. Menjadi sumber utama penetapan kegiatan
Kinerja Utama (IKU) 2. Menjadi acuan pencapaian target dalam
Kementerian. pelaksanaan kegiatan

Tabel 3.10 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Akuntabilitas

3.2.2. Rencana Kegiatan


Secara umum, Reformasi birokrasi dibidang akuntabilitas kinerja tahun 2011-2014
terdiri dari 3 (Tiga) program utama, yaitu:

1. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tingkat Eselon 2.


2. Pendampingan penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian dan
Eselon 1
3. Sinkronisasi SAKIP dengan RENSTRA.

3.2.3. Kriteria Keberhasilan


Berbagai hasil yang direncanakan untuk dicapai dari setiap program dan kegiatan
reformasi birokrasi, tidak terkecuali dalam reformasi birokrasi di area
akuntabilitas kinerja mengacu pada kriteria keberhasilan reformasi birokrasi
nasional. Keberhasilan dalam reformasi ini adalah:

98
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penyusunan 1. Tersedianya pedoman Tersusunnya LAKIP Tingkat
Laporan LAKIP Eselon 2 sesuai dengan
Akuntabilitas 2. Tersedianya jadwal Permenpan No. 29 Tahun
Kinerja Tingkat kegiatan evaluasi 2010 dan mengacu pada
Eselon 2 penyusunan LAKIP Permenpan No. 35 Tahun
2011.
2. Pendampingan 1. Tersedianya pedoman Tersusunnya LAKIP
penyusunan LAKIP Kementerian dan Eselon 1
laporan 2. Tersedianya jadwal sesuai dengan Permenpan
Akuntabilitas kegiatan evaluasi No. 29 Tahun 2010 dan
Kinerja penyusunan LAKIP mengacu pada Permenpan
Kementerian dan No. 35 Tahun 2011 dengan
Eselon 1 disertai proses
pendampingan penyusunan
LAKIP Triwulan dan proses
pendampingan penilaian
evaluasi tengah tahun untuk
Tingkat Eselon 1
1. Terbentuknya Terbangunnya Sistem
3. Sinkronisasi pedoman standar Manajemen Kinerja
SAKIP dengan manajemen kinerja Organisasi yang
RENSTRA 2. Tersusunnya kegiatan terintegrasi dengan
evaluasi sistem RENSTRA, RAP, RAK dan
manajemen kinerja tersusunnya Petunjuk
Pelaksanaan Sistem
Manajemen Kinerja
Kementerian Kesehatan,
yang mencakup proses
perencanaan,
pemantauan dan evaluasi
kinerja .

Tabel 3.11 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penguatan Akuntabilitas Kinerja

99
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Berikut akan dipaparkan mengenai tahapan pencapaian sasaran pertahun dalam
kegiatan pokja Akuntabilitas Kinerja:

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Penyusunan 1. Tersedianya 1. Tersedianya 1.Tersedianya 1. Tersedianya


Laporan Juklak laporan Juklak laporan
penyusunan Akuntabilitas Penyusunan Akuntabilita
Akuntabilitas
dan Kinerja dan s Kinerja
Kinerja penetapan seluruh unit Penetapan seluruh unit
Tingkat Eselon kinerja di eselon II dan kinerja yang eselon II
2 lingkungan UPT Pusat di disempurna dan UPT
Kementerian Unit eselon I kan (100%) Pusat di
kesehatan Kementerian 2. Tersedianya Unit eselon I
(100%) Kesehatan laporan Kementeri-
2. Tersedianya bernilai rata- Akuntabilitas an
laporan rata B Kinerja Kesehatan
Akuntabilitas (100%) seluruh unit bernilai
Kinerja 2. Tersedianya eselon II dan rata-rata A
seluruh unit bahan kajian UPT Pusat di (100%)
eselon II di penyempurn Unit eselon I
Unit eselon I aan Juklak Kementerian
Kementerian Penyusunan Kesehatan
Kesehatan , dan Tapja bernilai rata-
bernilai rata (100%) rata A
rata B (100%) (100%)
2. Pendampinga 1. Tersusun- 1. Terlaksana- 1. Terlaksananya 1. Terlaksana-
n penyusunan nya Tim nya kegiatan kegiatan nya kegiatan
Pendam- pendampinga pendampinga pendamping
laporan
ping n secara n secara an secara
Akuntabilitas penyusun- terkoordinasi terkoordinasi terkoordinasi
Kinerja an dan untuk untuk untuk
Kementerian evaluasi penyusunan penyusunan penyusunan
lintas unit laporan laporan laporan
dan Eselon 1 organisasi akuntabilitas akuntabilitas akuntabilitas
eselon I kinerja di unit kinerja di unit kinerja di
(100%) eselon I, II eselon I, II unit eselon I,
2. Tersosialisa dan UPT dan UPT II dan UPT
sinya beserta beserta beserta
program evaluasinya evaluasinya evaluasinya
dan setiap setiap setiap
rencana triwulan triwulan triwulan
kerja tim (100%) (100%) (100%)
pendampin 2. Terlaksanany 2. Terlaksananya 2. Terlaksana-
gan ke unit a koordinasi koordinasi nya
eselon I dan kegiatan kegiatan koordinasi

100
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014
Eselon II evaluasi evaluasi kegiatan
serta UPT tengah tahun tengah tahun evaluasi
(100%) bersama Itjen bersama Itjen tengah tahun
di unit eselon di unit eselon bersama
I (100%) I (100%) Itjen di unit
eselon I
(100%)
3. Sinkronisasi 1. Terkumpul- 1. Terkumpulnya 1. Tersusunnya 1. Terimplemen
SAKIP dengan nya informasi Juklak SIM e_Gov
informasi tamba-han Kinerja di Manajemen
RENSTRA
inventarisasi inventarisasi lingkungan Kinerja
masalah masalah Kementerian (100%)
SAKIP (50%) SAKIP hasil Kesehatan 2. Tersusunnya
midterm (100%) Juklak
review 2. Persiapan Evaluasi
renstra pelaksanaan Sistem e_Gov
(100%) e_Gov SIM Manajemen
2. Terlaksana- Manajemen Kinerja
nya kegiatan Kinerja (100%)
koordinasi (100%) 3. Terevaluasi-
antar unit 3. Pelaksanaan nya Sistem
eselon I e_Gov Manajemen
(Internalisasi Manajemen Kinerja
Kementerian) Kinerja (50%) secara
dan periodik
benchmark (75%)
dengan
Kementerian/
Lembaga lain
(100%)
3. Terkumpulny
a bahan dasar
penyusunan
Juklak SIM
kinerja
(100%)

Tabel 3.12 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja

101
3.2.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.2.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut:

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Pendampingan Pelaksanaan pendampingan sekaligus evaluasi
Penyusunan dan evaluasi secara periodic (triwulan, semester dan akhir tahun)
laporan akuntabilitas akan mempermudah unit melaksanakan penyusunan
kinerja unit eselon 1 laporan secara komprehensif, benar dan saling
terintegrasi serta diperolehnya pengawasan dan
capaian kinerja yang akurat
2 Penyusunan laporan Pelaksanaan penyusunan laporan unit esselon 2 dan
akuntabilitas kinerja unit mandiri yang benar dan akurat sesuai tahapan
tingkat eselon 2 dan unit akan memberi dampak positif bagi peningkatan
mandiri kualitas akuntabilitas kinerja tingkat eselon I dan
Kementerian Kesehatan
3 Pelaksanaan sinkronisasi Pengintegrasian serta koreksi dari hasil kegiatan
SAKIP dengan Renstra sinkronisasi SAKIP dengan sistem perencanaan,
penganggaran, dan sistem evaluasi akan memberi
kemudahan dan tertatanya sistem yang baik,
sekaligus kehadiran dan integrasi sistem dengan
kementerian/lembaga lain akan mewujudkan
pelaksanaan sistem terpadu yang tidak berulang.
Hasil pelaksanaan kegiatan ini juga dapat menjadi
bahan dasar penyusunan Renstra Kemenkes
berikutnya

Tabel 3.13 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program


Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:

102
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Pendampingan 1. Pembentukan tim
penyusunan dan evaluasi 2. Penyusunan jadwal pendampingan dan
laporan akuntabilitas evaluasi triwulan dan semester
kinerja eselon 1 3. Pelaksanaan pendampingan sekaligus bedah
laporan dan evaluasi capaian
4. Pelaksanaan evaluasi tengah tahun
2 Penyusunan laporan 1. Koordinasi penyusunan disertai pendampingan
akuntabilitas kinerja unit penyusunan unit eselon 1 pada unit eselon 2 dan
eselon 2 dan UPT UPTnya
2. Fasilitasi penyusunan bersama secara regional
3. Koordinasi pelaporan hasil penyusunan untuk
laporan akuntabilitas kinerja tingkat eselon 1 dan
kementerian
3 Sinkronisasi SAKIP dengan 1. Pengumpulan daftar inventarisasi masalah hasil
Renstra evaluasi
2. Koordinasi dengan unit eselon 1 dan unit
penanggungjawab sistem (sistem perencanaan
dan sistem evaluasi serta kementerian/ lembaga
terkait)
3. laporan persiapan ke pimpinanan
4. Pelaksanaan kegiatan koordinasi sinkronisasi
5. Penyampaian dan penyebarluasan hasil
sinkronisasi
6. Penyampaian bahan rekomendasi pada tim
penyusun Renstra dan tim evaluasi (itjen/tim yang
dibentuk khusus)

Tabel 3.14 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja

3.2.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Waktu pelaksanaan, tahapan kerja, penanggung jawab dan rencana anggaran
secara detil sebagaimana pada Formulir 3 terlampir.

103
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Akuntabilitas Kinerja
adalah :

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penyusunan
Laporan
Akuntabilitas - 177.120.000 - 40.000.000
Kinerja Tingkat
Eselon 2
2. Pendampingan
penyusunan
laporan
Akuntabilitas - 199.160.000 - 40.000.000
Kinerja
Kementerian
dan Eselon 1
3. Sinkronisasi
SAKIP dengan - 82.140.000 700.000.000 150.000.000
RENSTRA

Total Estimasi - 458.420.000 700.000.000 230.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 1.388.420.000

Tabel 3.15 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program Akuntabilitas adalah sebagai berikut:

104
MEKANISME PENGHEMAT-AN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALI-SASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penyusunan Penyusunan Mengurangi
Laporan laporan secara tingkat
Akuntabilitas bersama dengan kesalahan
Kinerja Tingkat sistem regional substansi
Eselon 2 dan fasilitasi penyusunan
penyusunan , laporan dan
akan terdapat pengiriman
penghematan
anggaran
kesalahan dan
pengiriman

2. Pendampingan Sistem Pendampingan 3,7 M/thn


penyusunan pendampingan penyusunan dan (rincian
laporan penyusunan dan evaluasi akan terlampir)
Akuntabilitas evaluasi secara menjaga
Kinerja periodic dan substansi
Kementerian regional akan laporan dan
dan Eselon 1 menghemat kualitas hasil
anggaran
evaluasi

3. Sinkronisasi Pemanfaatan Seluruh kegiatan


SAKIP dengan Juklak yang diarahkan untuk
RENSTRA terintegrasi akan berfokus pada
mengurangi pencapaian IKU
kegiatan yang dan sasaran
tidak organisasi
berkontribusi sehingga
pada pencapaian berpotensi ke
IKU dalam
penghematan
anggaran

105
MEKANISME PENGHEMAT-AN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALI-SASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Pemanfaatan Kualitas Laporan 8,8 M ( dari 17 M
sistem e-gov Akunta-bilitas menjadi 8,2 M) *)
untuk Kinerja rincian terlampir
Manjemen terstandard
Kinerja akan dengan adanya
mengurangi Juklak yang
pengeluaran integrated dan
dalam rangka Tim
penyusunan Pendampingan
LAKIP Proses
Penyusunan dan
Evaluasi
Penilaian

Potensi
penggunaan
waktu untuk
aktivitas yang
lebih produktif,
misal analisis
Laporan

Potensi
perolehan skor
minimal berada
pada grade B

Tabel 3.16 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Akuntabilitas Kinerja

106
Berikut ini adalah rincian penghematan anggaran yang dihasilkan dari program
Akuntabilitas.
Data Penghematan :
1. Dengan Proses Pendampingan :
Rata-rata penyusunan per satker = 155 satker x 100.000.000 = 15,5
M/tahun
Jika dengan proses pendampingan penyusunan maka akan ada
pemotongan tahapan kegiatan sbb:
a. Penyusunan draft = 33 jt ( dilakukan di satkernya)
b. Pembahasan = 10 jt ( dengan sistem pendampingan regional
dari 33 jt menjadi 10 jt )
c. Finalisasi = 33 jt ( dilakuan di satkernya)
Maka akan terjadi penghematan dari anggaran 100 jt 76 jt = 24 jt/thn
Dari 24 jt x 155 satker = 3,7 M/thn
2. Dengan Sistem e-Gov

Detil Penghematan Anggaran yang Diperoleh dengan Penerapan penyusunan


bersama dengan sistem pendampingan dan penggunaan e-Gov Sistem Manajemen
Kinerja

Alokasi Anggaran tanpa Alokasi Anggaran dengan


Sistem E-Gov Manajemen Kinerja Sistem E-Gov Manajemen Kinerja
No. Aktivitas/Kegiatan Anggaran No. Aktivitas/Kegiatan Anggaran

1 Penyusunan laporan Rp 15,5 milyar Penyusunan laporan Rp 6,6 milyar


kinerja seluruh Satker di kinerja seluruh Satker
Kemenkes di Kemenkes

Note: Anggaran Note: Anggaran hanya


penyusunan laporan dibutuhkan untuk:
kinerja per satker
(meliputi penyusunan Rapat Koordinasi
draft, pembahasan, (2x/tahun) (2 x 40
org x Rp 5 jt= 400
penyempurnaan dan
jt)

107
Alokasi Anggaran tanpa Alokasi Anggaran dengan
Sistem E-Gov Manajemen Kinerja Sistem E-Gov Manajemen Kinerja
finalisasi) Rp 100 Rapat Monitoring
juta Triwulanan (4 x 40
Total terdapat 155 org x Rp 10 jt= 1,6
Satker M)
Honor Tim
Pengelolaan
Sistem (10 or x Rp
6 jt=60 jt)
Pendampingan
Monitoring
KInerja ke Satker
(100 satker x 4 or
x Rp 10 jt=4 M )
Finalisasi
penyusunan LAKIP
(Rp 40jt/Satker
155 Satker)(Rp
620 jt)

2 Penggandaan laporan Rp 1,5 milyar Penggandaan laporan Rp 1,5 milyar


kinerja seluruh Satket di kinerja seluruh Satket
Kemenkes di Kemenkes

Anggaran untuk Anggaran untuk


penggandaan laporan penggandaan laporan
per satker Rp 10 juta per satker Rp 10
juta

TOTAL Rp 17 milyar TOTAL Rp 2,8 milyar

Data dari Unit Utama tentang anggaran persatker :

1. GIZI KIA :
satker di pusat = 100 jt
satket di daerah = 75 juta
2. BUK
satker di pusat = 200 jt
satket di daerah = 50 - 75 juta

108
3. P2PL
satker di pusat = 100 jt
satket di daerah = 75 juta

4. PPSDM
satker di pusat = 200 jt
satket di daerah = 50 juta

5. Litbang
satker di pusat = 100 jt
satket di daerah = 75 juta

6. Binfar Alkes
satker di pusat = 200 jt
satket di daerah = 100 juta

7. Setjen
satker di pusat = 100 jt

8. Itjen
satker di pusat = 100 jt

109
3.3 PROGRAM PENATAAN TATALAKSANA

3.3.1. Pencapaian Program dan Kegiatan sampai dengan 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan Tatalaksana adalah sebagai berikut.

KEGIATAN PADA DESKRIPSI


NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
1 Penyusunan SOP Masih berproses, dan masih
Penyelenggaraan Tugas menggunakan dasar PermenPAN 2008
dan Fungsi (belum berdasarkan proses bisnis yang Kuning
terpetakan sesuai dengan PermenPAN
Nomor 12 tahun 2011)
2 Pembangunan atau Masih berproses. Masing-masing unit
Pengembangan e- mempunyai aplikasinya masing-masing
Kuning
Government sesuai dengan kebutuhan mereka.
Masih perlu adanya integrasi.
3 Pemetaan proses bisnis Sudah dilaksanakan pemetaan proses
level 0-1 bisnis level 0 -1 Kuning

4 Membangun aplikasi Sudah dilaksanakan, masih dalam


Proses Bisnis eQPR penyempurnaan kegiatan yang akan
dilakukan tahun yang akan datang Kuning

5 Pembentukan Tim Think Belum dibentuk, masih dalam


Tank Penataan perencanaan tahun yang akan datang Kuning
Tatalaksana
6 Pelatihan eQPR bagi Tim Sudah dilaksanakan pertemuan, belum
Think Tank/pengelola IT dilaksanakan pelatihan pengelola IT Kuning
unit utama
7 Workshop Proses Bisnis ke Belum dilaksanakan, masih dalam
seluruh pimpinan dan perencanaan tahun yang akan datang
Kuning
pokja RB di Kementerian
Kesehatan
8 Implementasi Belum dilaksanakan, masih dalam
perencanaan tahun yang akan datang
Kuning

110
KEGIATAN PADA DESKRIPSI
NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
9 Penyusunan SOP Seluruh Unit Utama Kemenkes sudah
penyelenggaraan tugas berproses, dan terus dalam perbaikan
dan fungsi dengan menggunakan dasar PermenPan
No. 21/2008 tentang Pedoman
Penyusunan SOP AP dan Permenkes
Kuning
1626 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyusunan SOP-AP di lingkungan
Kemenkes (belum berdasarkan proses
bisnis yang terpetakan sesuai dengan
PermenPAN No. 12 tahun 2011).

Tabel 3.17 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam


Program Penataan Tatalaksana

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi


Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh internal kementerian seperti :

NAMA MANFAAT YANG


NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. Penyusunan SOP Dengan adanya SOP, maka:
penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian - Pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang
Kesehatan. menjadi tugasnya dapat terstandarisasi.
- Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian
yang mungkin dilakukan oleh seorang pegawai.

111
NAMA MANFAAT YANG
NO
KEGIATAN DIRASAKAN
- Membantu pegawai lebih menjadi lebih mandiri
dan tidak tergantung pada intervensi
manajemen.
- Menjamin konsistensi pelayanan kepada
masyarakat baik dari sisi mutu, waktu dan
prosedur.
- Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.

Tabel 3.18 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Tatalaksana

3.3.2. Rencana Kegiatan


Berikut ini adalah detail dari kegiatan-kegiatan terkait penataan tatalaksana:

1. Penguatan unit tatalaksana sesuai dengan kebutuhan (strategic, fokus


pada proses bisnis). Lihat area perubahan Organisasi.
2. Pemetaan proses bisnis.
3. Penyusunan SOP Pelaksanaan Tugas dan Fungsi (berdasarkan proses
bisnis)
4. Audit Kepatuhan terhadap Proses secara Periodik. Lihat area perubahan
Pengawasan..
5. Program perbaikan (improvement) proses bisnis.
6. Penguatan unit yang bertanggung jawab untuk data, informasi, dan
teknologi informasi.
7. Pengembangan kebijakan dan NSPK terkait data, informasi, dan teknologi
informasi
8. Pembangunan atau Pengembangan e-Government.

112
3.3.3. Kriteria Keberhasilan

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penguatan unit 1. Terbentuknya unit Berfungsinya unit
tatalaksana sesuai tatalaksana sesuai tatalaksana sesuai
dengan kebutuhan kebutuhan (baik kebutuhan yang dapat
(strategic, fokus secara level organisasi, dilihat dari hasil output
pada proses maupun kualitas dan dan kinerja unit terkait
bisnis). Lihat area kuantitas SDM).
perubahan
Organisasi.
2. Pemetaan proses 1. Tersedianya dan Berfungsinya bisnis level 0
bisnis tersosialisasikannya dan 1 di semua Staker
proses bisnis level 0
dan level 1 ke semua
Satker.
3. Penyusunan SOP 1. Tersedianya dan Terinformasikannya SOP
Pelaksanaan Tugas tersosialisasikannya SOP ke semua pegawai di
dan Fungsi berdasarkan proses bisnis Kementerian
(berdasarkan ke semua pegawai
proses bisnis)
4. Audit Kepatuhan 1. Tersedianya rencana audit Terlaksananya Audit sesuai
terhadap Proses dan terlaksananya audit rencana dan target
secara Periodik. sesuai dengan yang
Lihat area direncanakan
perubahan
Pengawasan
5. Program perbaikan 1. Tersedianya program Terlaksananya program
(improvement) perbaikan (improvement) perbaikan tersebut disertai
proses bisnis proses bisnis penyesuaian SOP terkait.
6. Penguatan unit 1. Tersedianya pedoman Meningkatnya SDM IT
yang bertanggung penguatan SDM secara kualitas dan
jawab untuk data, 2. Tersusunnya jadwal kuantitas, untuk dapat
informasi, dan pelatihan, diklat bagi SDM menjawab kebutuhan
teknologi informasi 3. Tersedianya pedoman berkaitan dengan data,
evaluasi kegiatan informasi, dan teknologi

113
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
penguatan unit dan SDM informasi
7. Pengembangan 1. Tersedianya kebijakan dan Tersosialisasikannya
kebijakan dan NSPK berkaitan dengan kebijakan dan NSPK
NSPK terkait data, data, informasi, dan berkaitan dengan data,
informasi, dan teknologi informasi informasi, dan teknologi
teknologi informasi informasi
8. Pembangunan atau 1. Tersedianya aplikasi e- Terimplementasikannya e-
Pengembangan e- government yang government secara
Government direncanakan dan menyeluruh di
terintegrasi. Kementerian

Tabel 3.19 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan Tatalaksana

Sasaran Pencapaian yang Realistis


Berikut akan dipaparkan mengenai tahapan pencapaian sasaran pertahun dalam
kegiatan pokja Tatalaksana:

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Pemetaan Persiapan Pemetaan Penyusunan Terpetakan-


proses bisnis. identifikasi Proses Proses nya Proses
proses Bisnis Bisnis Level Bisnis di
bisnis Level 0-1 2-4 lingkungan
Pemapar- kemenkes
an Proses
Bisnis
Level 0-1
kepada
Pejabat
Kemenkes

114
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

2. Penyusunan Tersusunnya Tersusun- Tersusunnya Tersosialisa-


SOP Permenkes nya rancangan si nya SOP-
Pelaksanaan 1626 Tahun rancangan SOP-AP di AP kepada
Tugas dan 2011 SOP-AP di masing- pegawai
Fungsi tentang masing- masing Unit Kemenkes
(berdasarkan Pedoman masing Kerja
proses bisnis) Penyusunan Unit Kerja Kemenkes
SOP-AP di Kemenkes (Berdasar
lingkungan (Belum kan Proses
Kemenkes berdasark Bisnis)
(Belum an Proses
berdasarkan Bisnis)
Proses
Bisnis)
3. Program Dilaksana- Dilaksana-
perbaikan kannya kannya
(improvement) Review Evaluasi
proses bisnis. Proses Proses
Bisnis Level Bisnis pada
0-1 di seluruh unit
lingkungan kerja di
Kemenkes lingkungan
Kemenkes

4. Penguatan unit Pembangun Uji coba Implementa Implementa


yang -an sistem SIKDA si SIKDA si SIK yang
bertanggung pencatatan Generik Generik standar dan
jawab untuk dan Penyiapan Tersedia terintegrasi
data, informasi, pelaporan protokol Protokol Implementa
dan teknologi Puskesmas, pertukara pertukaran si
informasi. RS dan dinas n data data transaksio-
kesehatan Penyusun- Tersedia nal data
(SIKDA an minimal
Generik) minimal data set
data set Tersedia
Pengem- Master

115
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

bangan Patient
Master Index
Patient
Index

Tabel 3.20 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Penataan Tatalaksana

3.3.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.3.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan Tatalaksana adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Pemetaan Proses Bisnis - Memberikan panduan dan arah strategis bagi
Kebijakan Kementerian
- Terpetakannya proses bisnis Kemenkes
berdasarkan visi, misi dan Renstra Kemenkes
akan menjadi dasar pelaksanaan tugas dan
fungsi yang akan dilaksanakan oleh Kemenkes
2 Pembangunan atau - Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
Pengembangan e- bisnis Kementerian
Government - Meningkatkan kinerja Kementerian dalam
pelayanan publik
3 Pengembangan kebijakan - Memberikan pedoman dan memperlancar
dan NSPK terkait data, kegiatan proses bisnis
informasi, dan teknologi
informasi

Tabel 3.21 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program


Penataan Tatalaksana

116
Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:

NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH


NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Pemetaan Proses Bisnis 1. Identifikasi Visi, Misi, dan Renstra Kemenkes;
2. Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes saat ini;
3. Identifikasi Tugas dan Fungsi Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes yang akan datang;

2 Pembangunan atau 1. Penyediaan modul-modul eGov (eOffice)


Pengembangan e- 2. Pembangunan infrastruktur (aplikasi, data
Government center)
3. Pembangunan data warehouse
3 Pengembangan kebijakan 1. Penyusunan Roadmap Pengembangan SIK
dan NSPK terkait data, 2. Penyusunan Pedoman SIK dan Rancangan
informasi, dan teknologi Peraturan Pemerintah tentang SIK (2012)
informasi 3. Penyusunan tata kelola (manajemen) TI:
a. IT strategy dan planning
Penyusunan grand design dan
masterplan TI, 2012
Penyusunan juknis atau SOP terkait
tata kelola TI, 2012-dst
b. IT transformation/change management
Penyusunan dokumentasi TI, 2013
Penyusunan modul pelatihan TI, 2013
c. IT risk dan security
Penyusunan business impact dan
disaster recovery plan (DRP), 2013
Penyusunan disain data center
(reconfigure), 2012
d. IT governance compliance
Penyusunan peraturan (SK/Permen)
untuk kepatuhan tata kelola TI, 2013
e. IT audit
Assessment/audit penerapan TI, 2012
Assessment SIK di daerah, 2012
4. Penyediaan infrastruktur jaringan system
informasi dan data center serta

117
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
pengembangannya, 2012-dst

Tabel 3.22 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Penataan Tatalaksana

3.3.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Penataan Tatalaksana
adalah:

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Pemetaan proses
bisnis. - 145.560.000 - -

2. Penyusunan SOP
Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi 99.160.000 290.875.000 -
(berdasarkan
proses bisnis)
3. Program
perbaikan
- 14.175.000 75.040.000 190.050.000
(improvement)
proses bisnis.
4. Penguatan unit
yang bertanggung
jawab untuk data,
- 145.290.000 - -
informasi, dan
teknologi
informasi.
5. Pengembangan
kebijakan dan
NSPK terkait data,
- 2.056.232.500 322.387.500 -
informasi, dan
teknologi
informasi

118
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

6. Pembangunan
atau
2.900.000.000 16.506.606.900 4.550.000.000 -
Pengembangan e-
Government.

Total Estimasi 2.900.000.000 18.967.024.400 5.238.302.500 190.050.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 27.295.376.900

Tabel 3.23 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan Tatalaksana

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penataan tatalaksana adalah sebagai berikut:

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Pemetaan proses Rp 1,5 milyar
Terpetakannya Masing-masing
bisnis. tugas dan fungsi unit kerja jelas (eselon II Pusat
Kemenkes sesuai tugas dan 52, dan 100
visi dan misi fungsinya, UPT) dengan
organisasi sehingga
mengurangi
asumsi kegiatan
kegiatan Rakon 1 x 10 juta
pertemuan/ per-tahun
rapat koordinasi
2. Penyusunan SOP Rp 1,6 milyar
Penyederhanaan Pelaksanaan
Pelaksanaan Tugas prosedur/ tugas/ (penyusunan
dan Fungsi birokrasi pelayanan tidak kebijakan
(berdasarkan tergantung salah menjadi lebih
proses bisnis) satu bidang/
pejabat/
cepat) dengan
pegawai asumsi 8 unit

119
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
utama x 200 juta
Pelaksanaan
tugas fleksibel per-tahun
Penyederhaaan
pelaksanaan
tugas dan fungsi
3. Program Rp 500 juta
Evaluasi Proses Efisiensi dan
perbaikan Bisnis (analisis efektivitas (mengurangi
(improvement) dan perbaikan system, proses waktu
proses bisnis. tatalaksana) dan prosedur pertemuan/
kerja yang jelas
dan terukur
konsinyasi/rapat
berdasarkan
waktu yang
tertera dalam
SOP)

4. Penguatan unit Membuat IT Jika IT Penghematan setelah


yang bertanggung komunitas / Komunitas ini diimplementasikan
jawab untuk data, Team think tank sudah terbentuk secara Nasional
informasi, dan IT dan berjalan tahun 2013 = Rp.
teknologi serta SIKDA 1.817.000,- terdiri
Generik dari Rp.
informasi. Membangun diimplementasi 690.000.000,-
Sistem yang kan akan
interoperable (pelatihan), + Rp.
bermanfaat 1.028.000,-
dan terintegrasi antara lain
dengan sistem (pengadaan
dalam hal
pencatatan dan komputer dan
kemudahan
pelaporan mengorganisir perangkatnya)
Puskesmas, RS SDM IT di unit di
dan dinas unit-unit yg
kesehatan yg bertanggungjaw
terpadu (SIKDA ab terhadap
Generik) data, informasi
dan teknologi
informasi

Capacity
building
terhadap SDM

120
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
terpadu
Penghematan
untuk
pengadaan
software,
hardware dan
infrastruktur
Output Data
menjadi satu
pintu yang
realtime, akurat
dan akuntable
Pengembangan
Membuat PP System yang
kebijakan dan SIK terintegrasi
NSPK terkait data,
informasi, dan Membuat
Roadmap SIK
teknologi
informasi Membuat
Pedoman SIK
Pembangunan
Membangun Pembangunan
atau Aplikasi eOffice dan
Pengembangan e- penggunaan
Government. Membagun
eGovernment
master plan
akan
eGov
menghasilkan
Memperluas transparansi,
dan efisiensi,
menstabilkan cepat, efektif,
koneksi online akuntabilitas
dan
terstandarisasi
dalam proses
penyelenggara
an
pemerintahan
di
kementerian
kesehatan
Kemudahan
Akses

121
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN

Dengan
penyusunan
Master plan
memudahkan
pelaksanaan
analisis
kepentingan
berbagai
sistem aplikasi
yang
direncakanan
sehingga
anggaran
dapat
diutamakan
untuk
pengembanga
n system
aplikasi yang
lebih prioritas
Selain itu
pengembanga
n dan
pemanfaatan
system aplikasi
dalam eGov
dapat
meningkatkan
penghematan
sumber daya
di berbagai
satker,
misalnya
dalam hal
penggunaan
alat
penghematan
tulis, kertas,
dan sarana
lainnya.
Namun hal ini

122
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
baru dapat
dirasakan
setelah
aplikasi selesai
dibangun dan
dimanfaatkan
secara
optimal.
Tabel 3.24 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan
Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Tatalaksana

123
3.4 PROGRAM PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

3.4.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan Peraturan Perundang-undangan adalah
sebagai berikut.

KEGIATAN PADA DESKRIPSI


NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
1 Penataan berbagai Terindentifikasinya peraturan
peraturan perundang- perundang-undangan yang diterbitkan Kuning
undangan yang oleh Kementerian Kesehatan
dikeluarkan oleh Tersedianya peta peraturan perundang-
Kementerian Kesehatan undangan yang tidak harmonis atau
Kuning
tidak sinkron di lingkungan Kementerian
Kesehatan
Terlaksananya regulasi dan deregulasi
peraturan perundang undangan pada Kuning
Kementerian Kesehatan

Tabel 3.25 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam


Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

124
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini
Adapun manfaat yang dirasakan/diperoleh dari kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan yang telah dilakukan (status kuning) adalah:

NAMA MANFAAT YANG


NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. Penataan berbagai - Tertatanya peraturan perundang-undangan
peraturan perundang- sehingga terinventarisasi peraturan perundang-
undangan yang undangan yang tumpang tindih, tidak harmonis
dikeluarkan oleh dan tidak sinkron, dan dapat dilakukan regulasi
Kementerian Kesehatan dan deregulasi lebih lanjut.
- Memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi mengenai peraturan perundang-
undangan.
- Adanya acuan dan pedoman bagi stakeholder
dan petugas kesehatan dalam meningkatkan
pembangunan kesehatan.

Tabel 3.26 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan

3.4.2. Rencana Kegiatan


Pada program penataan peraturan perundang-undanan terdapat beberapa
kegiatan, yaitu:

1. Penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh


Kementerian Kesehatan.
2. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen untuk Peraturan Perundang-
undangan
3. Penyebarluasan informasi, advokasi dan sosialisasi peraturan perundang-
undangan

125
3.4.3. Kriteria Keberhasilan
Berikut ini adalah kriteria keberhasilan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dalam area penataan perundang-undangan:

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penataan 1. Tersedianya pedoman 1. Teridentifikasinya dan
berbagai penyusunan peraturan terpetakannya produk
peraturan perundang-undangan Hukum dan Peraturan
perundang- 2. Tersedianya jadwal Perundang-undangan
undangan yang penyusunan peraturan yang tidak sinkron dan
dikeluarkan oleh perundang-undangan tidak harmonis.
Kementerian 3. Tersusunnya jadwal 2. Terlaksananya regulasi
Kesehatan. sosialisasi peraturan dan deregulasi
perundang-undangan peraturan perundang
undangan pada
Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan 1. Tersedianya dan Pemanfaatan Sistem
Sistem terimplementasinya Informasi Manajemen
Informasi Sistem Informasi untuk kegiatan
Manajemen Manajemen untuk penyusunan peraturan
untuk Peraturan peraturan perundang- perundang-undangan
Perundang- undangan. meningkat .
undangan
2. Penyebarluasan 1. Terbentuknya tim Terinformasikannya
informasi, sosialisasi dan peraturan perundang-
advokasi dan internalisasi undangan di bidang
sosialisasi 2. Tesusunnya jadwal kesehatan secara
peraturan kegiatan dan evaluasi efektif.
perundang- kegiatan
undangan

Tabel 3.27 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan Peraturan Perundang-undangan

126
Sasaran Pencapaian yang Realistis

Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam area perubahan Penataan Peraturan Perundang-Undangan adalah sebagai
berikut:

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Penataan Dilakukannya Dilakukanny Tersusunnya Tertatanya


berbagai pemetaan a pemetaan pemetaan berbagai
peraturan peraturan peraturan peraturan peraturan
perundang- perundang- perundang- perundang- perundang-
undangan yang undangan undangan undangan undangan
dikeluarkan bidang bidang bidang yang
oleh kesehatan. kesehatan. kesehatan. dikeluarkan
Kementerian oleh
Kesehatan. Kementerian
Kesehatan.
2. Pengembangan Pembentukan Pembuatan Proses Adanya
Sistem sistem software pengadaan Sistem
Informasi jaringan dan sistem Sistem Informasi
Manajemen dokumentasi informasi Informasi Manajemen
untuk Peraturan hukum manajemen Manajemen untuk
Perundang- kemenkes Hukum Peraturan Peraturan
undangan. melalui Perundang- Perundang-
website undangan. undangan.
kemenkes
3. Penyebar- Penyebarluasa Penyebar- Penyebar- Penyebar-
luasan n informasi, luasan luasan luasan
informasi, advokasi dan informasi, informasi, informasi,
advokasi dan sosialisasi advokasi dan advokasi dan advokasi dan
sosialisasi peraturan sosialisasi sosialisasi sosialisasi
peraturan perundang- peraturan peraturan peraturan
perundang- undangan perundang- perundang- perundang-
undangan. undangan. undangan undangan
dapat dapat
dilaksanakan dilaksanakan
secara efektif. secara efektif.

127
Tabel 3.28 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis
dalam Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

3.4.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.4.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Penataan berbagai - Agar terindentifikasi peraturan perundang-
peraturan perundang- undangan yang diterbitkan oleh Kementerian
undangan yang kesehatan.
dikeluarkan oleh - Agar tersedia peta peraturan perundang-
Kementerian Kesehatan. undangan yang harmonis atau sinkron di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
- Agar terlaksananya regulasi dan deregulasi
peraturan perundang undangan pada
Kementerian Kesehatan yang kondusif untuk
menunjang pelaksanaan tata kelola pemerintahan
yang baik.

Tabel 3.29 Agenda Prioritas dalam Program Penataan


Peraturan Perundang-undangan

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penataan berbagai - Inventarisasi, pemetaan dan kajian peraturan
peraturan perundang- perundang-undangan.
undangan yang - Melakukan perencanaan regulasi peraturan
dikeluarkan oleh perundang-undangan bidang kesehatan.
Kementerian Kesehatan.

128
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
2 Pengembangan Sistem - Peningkatan sistem jaringan dan dokumentasi
Informasi Manajemen hukum
untuk Peraturan - Analisis terhadap sistem ICT yang akan
Perundang-undangan. dikembangkan.
- Pengadaan Sistem Informasi Manajemen untuk
Peraturan Perundang-undangan ICT
(Information and Communication Technology).
- Peningkatan sumberdaya manusia sebagai
tenaga pelaksana
3 Penyebarluasan informasi, - Peningkatan informasi peraturan perundang-
advokasi dan sosialisasi undangan yang efektif dan efisien .
peraturan perundang- - Peningkatan advokasi dan sosialisasi peraturan
undangan. perundang-undangan agar dapat
terimplementasi dengan baik.

Tabel 3.30 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

3.4.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan adalah:

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penataan
berbagai
peraturan
perundang- - 14.485.000.000 14.485.000.000 14.485.000.000
undangan yang
dikeluarkan oleh
Kementerian

129
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
Kesehatan.

2. Pengembangan
Sistem Informasi
Manajemen
- 250.000.000 1.000.000.000 1.400.000.000
untuk Peraturan
Perundang-
undangan.
3. Penyebarluasan
informasi,
advokasi dan
sosialisasi - 600.000.000 1.000.000.000 1.900.000.000
peraturan
perundang-
undangan.

Total Estimasi - 15.335.000.000 16.485.000.000 17.785.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 49.605.000.000

Tabel 3.31 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan Peraturan Perundang-undangan

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penataan peraturan perundang-undangan adalah
sebagai berikut:

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penataan berbagai Penyusunan Mengurangi biaya 4.000.000.000
peraturan Peraturan rapat dan
perundang- perundang konsinyering

130
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
undangan yang undangan yang
dikeluarkan oleh lebih baik dan
Kementerian sistematis, akan
Kesehatan. terjadi
penghematan dari
biaya pembahasan
yang lebih singkat
2. Pengembangan Pengembangan e- Mengurangi 200.000.000
Sistem Informasi library biaya fotokopi
Manajemen untuk dan lemari arsip
Peraturan Efisiensi tempat
Perundang-
undangan.
3. Penyebarluasan Pengiriman Mengurangi biaya 600.000.000
informasi, peraturan dalam fotokopi dan
advokasi dan bentuk CD cetakan
sosialisasi peraturan
peraturan perundang-
perundang- undangan
undangan.

Tabel 3.32 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan

131
3.5 Program Penguatan Pengawasan

3.5.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penguatan Pengawasan adalah sebagai berikut.

KEGIATAN PADA DESKRIPSI


NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
1 Penerapan Sistem Sosialisasi dan pendidikan SPIP sudah
Pengendalian Intern dilakukan namun implementasi SPIP di
Kuning
Pemerintah (SPIP) pada Satker Eselon 2 SPIP belum terlaksana
Kementerian Kesehatan dengan optimal.
2 Peningkatan Peran Aparat Beberapa kegiatan consulting seperti
Pengawasan Intern pendampingan penyusunan laporan dan
Pemerintah (APIP) sebagai kegiatan QA seperti pelatihan dan Kuning
Quality Assurance dan sosialisasi telah dilakukan namun belum
Consulting Agent menyeluruh.
3 Pelaksanaan pengadaan Seluruh pengadaan menggunakan LPSE
Kuning
menggunakan LPSE (layanan pengadaan secara elektronik)

Tabel 3.33 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam


Program Penguatan Pengawasan

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi


Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh internal kementerian seperti :

132
NAMA MANFAAT YANG
NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. SPIP - Pengamanan Aset (Inventarisasi Aset)
- Hasil temuan pelanggaran menurun)
- Ketaatan dalam menindaklanjuti temuan
hasil audit meningkat
- Laporan Keuangan dapat diandalkan
(accountable; status dari disclaimer ke WDP)
- Keterbukaan informasi pengadaan
Barang/Jasa,
- Efisiensi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
2. Peningkatan Peran APIP - Laporan Keuangan dapat diandalkan
(accountable; status dari disclaimer ke WDP)
- Hasil survei Integritas Pelayanan Publik
- Hasil Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PM)
- Kemudahan dalam konsultasi Pengadaan
Barang/Jasa

Ditambahkan mengenai Dumas + Dokumentasi harus ada

Tabel 3.34 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penguatan
Pengawasan

3.5.2. Rencana Kegiatan


Adapun rencana kegiatan dalam Program Pengawasan adalah:

1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada


Kementerian Kesehatan
2. Peningkatan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai
Quality Assurance dan Consulting Agent
3. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Terpadu

133
3.5.3. Kriteria Keberhasilan
Berikut ini adalah kriteria keberhasilan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dalam area Pengawasan:

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Penerapan Sistem 1. Tersedianya Tersedianya Pedoman
Pengendalian pedoman umum Umum Penyelenggaran
Intern Pemerintah penyelenggaraan SPIP Kementerian
(SPIP) pada SPIP Kesehatan, dan terjadinya
Kementerian 2. Tersusunnya jadwal peningkatan ketaatan,
Kesehatan sosialisasi penerapan efisiensi dan efektivitas
SPIP pelaksanaan tugas dan
3. Tersedianya fungsi di seluruh jajaran
pedoman monitoring Kementerian
dan evaluasi
penerapan SPIP

2. Peningkatan Peran 1. Tersusunnya jadwal Opini BPK Wajar Tanpa


Aparat monitoring dan evaluasi Pengecualian (WTP)
Pengawasan Intern pengelolaan keuangan
Pemerintah (APIP)
sebagai Quality
Assurance dan
Consulting Agent
3. Pengembangan 1. Tersusunnya standar Tertanganinya dan
Sistem Pengelolaan penanganan terselesaikannya
Pengaduan pengaduan pengaduan masyarakat
Masyarakat masyarakat secara terpadu
Terpadu 2. Tersedianya jadwal
monitoring dan
evaluasi penanganan
pengaduan
masyarakat

Tabel 3.35 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penguatan Pengawasan

134
Sasaran Pencapaian yang Realistis
Selain kegiatan pengembangan SPIP, pokja penguatan pengawasan pada kegiatan
Reformasi Birokrasi mengadakan sasaran pencapaian sebagai berikut :

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Penerapan - Tersediany - Tersedianya - Terlaksanany - Terlaksanany


Sistem a pedoman SOP a SPIP a SPIP
Pengendalian umum penyelengg Kemenkes, Kemenkes,
Intern penyelengg araan SPIP Unit Utama Unit Utama
Pemerintah araan SPIP pada Unit & Jenis Unit & Jenis Unit
(SPIP) pada Kemenkes Utama Pelaksana Pelaksana
Kementerian (100%) (100%) Teknis (75%) Teknis
Kesehatan - Terlaksanan - Terlaksanany (100%)
ya SPIP a monitoring - Terlaksanany
Kemenkes, & evaluasi a monitoring
Unit Utama Penerapan & evaluasi
& Jenis Unit SPIP pada Penerapan
Pelaksana masing- SPIP pada
Teknis masing Unit masing-
(25%) Utama & masing Unit
- Terlaksanan UPT (50%) Utama &
ya UPT (100%)
monitoring
& evaluasi
Penerapan
SPIP pada
masing-
masing Unit
Utama &
UPT (25%)
2. Peningkatan - Terlaksanana - Terlaksanan - Terlaksanana - Terlaksananya
Peran Aparat ya aya ya pendampinga
Pengawasan pendampinga pendampin pendamping n penyusunan
Intern Peme- n gan an laporan
rintah (APIP) penyusunan penyusuna penyusunan keuangan
sebagai Quality laporan n laporan laporan (100%)
Assurance dan keuangan keuangan keuangan - Terlaksananya
Consulting Agent (100%) (100%) (100%) reviu laporan
- Terlaksanany - Terlaksanan - Terlaksanany keuangan
a reviu ya reviu a reviu (100%)

135
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014
laporan laporan laporan - Terlaksananya
keuangan keuangan keuangan Audit
(100%) (100%) (100%) Berbasis
- Terlaksanany - Terlaksanan - Terlaksanany Resiko (RBIA)
a Audit ya Audit a Audit (100%)
Berbasis Berbasis Berbasis - Terbentuknya
Resiko (RBIA) Resiko Resiko tim konsultasi
(50%) (RBIA) (RBIA) (85%) pengadaan
- Terbentuknya (75%) - Terbentukny barang/jasa
tim konsultasi - Terbentukn a tim (100%)
pengadaan ya tim konsultasi - Terlaksananya
barang/jasa konsultasi pengadaan konsultasi
(100%) pengadaan barang/jasa laporan
barang/jasa (100%) keuangan,
- Terlaksanany (100%) - Terlaksanany pengadaan
a konsultasi - Terlaksanan a konsultasi barang/jasa,
lapo-ran ya laporan penyelesaian
keuangan, konsultasi keuangan, tindak lanjut
pengadaan laporan pengadaan hasil audit &
barang/jasa, keuangan, barang/jasa, penyelesaian
penyelesaian pengadaan penyelesaia TPTGR (100%)
tindak lanjut barang/jasa n tindak
hasil audit & , lanjut hasil
penyelesaian penyelesaia audit &
TPTGR n tindak penyelesaia
(100%) lanjut hasil n TPTGR
audit & (100%)
penyelesaia
n TPTGR
(100%)
3. Pengembangan - Penyusunan - Tersedianya - Tertanganin - Sosialisasi
Sistem pedoman pedoman ya SIM
Pengelolaan pengelolaan pengelolaa Pengaduan Investigasi
Pengaduan pengaduan n masyarakat - Tertanganinya
Masyarakat masyarakat pengaduan secara Pengaduan
Terpadu terpadu masyarakat terpadu Masyarakat
terpadu 100% secara
- Sosialisasi - Tersedianya terpadu
dan uji Sistem (100%)
coba Informasi - Reviu
Pedoman Manajemen Pedoman

136
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014
Pe- Investigasi Pengelolaan
ngelolaan - Membangun Pengaduan
Pengaduan Whistleblow Masyarakat
Masyarakat er System Terpadu
Terpadu
- Terbentukn
ya Tim
Penangana
n
Pengaduan
Masyarakat
terpadu
Kementeria
n
Kesehatan
- Tertanganin
ya
Pengaduan
Masyarakat
yang
dikirimkan
ke
Inspektorat
Jenderal

Tabel 3.36 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Penguatan Pengawasan

3.5.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.5.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penguatan Pengawasan adalah sebagai berikut.

137
AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Penerapan SPIP - Mengamankan aset
- Meningkatan Kepatuhan
- Meningkatkan efisiensi
- Meningkatkan keandalan laporan keuangan
2 Peningkatan Peran APIP - Meningkatkan keandalan laporan keuangan
sbg QA & CA - Meningkatkan Hasil Integritas Pelayanan
Publik
- Meningkatkan Hasil Penilaian Inisiatif Anti
Korupsi (PM)
- Kemudahan dalam konsultasi Pengadaan
Barang/Jasa
3 Pengembangan Sistem - Percepatan penanganan pengaduan lebih
Pengelolaan Dumas komprehensif
Terpadu

Tabel 3.37 Agenda Prioritas dalam Program Pengawasan

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDA PRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penerapan SPIP - Sosialisasi
- Pelatihan
- Pemetaan & pendampingan pelaksanaan
- Pembentukan unit layanan pengadaan ULP
- Monitoring & Evaluasi
2 Peningkatan Peran APIP - Pembentukan tim konsultasi pengadaan
sbg QA & CA barang/jasa
- Pembentukan tim penyelesaian kerugian negara
- Peningkatan Kompetensi SDM Pengawasan
- Pendampingan penyusunan LK
- Reviu LK
- Inventarisasi BMN
- Pelaksanaan Audit berbasis resiko
- Percepatan penyelesaian TL LHP & penyelesaian
TPTGR
3 Pengembangan Sistem - Pembentukan tim pengelolaan

138
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDA PRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
Pengelolaan Dumas - Penyusunan Pedoman
Terpadu - Sosialisasi Pedoman
- Pelatihan
- Penanganan Dumas

Tabel 3.38 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Penguatan Pengawasan

3.5.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program penguatan pengawasan
adalah sebagai berikut :

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern 13.653.980.00
- 8.114.920.000 13.653.980.000
Pemerintah 0
(SPIP) pada
Kementerian
Kesehatan
2. Peningkatan
Peran Aparat
Pengawasan
Intern
36.527.183.00
Pemerintah - 37.634.393.000 36.527.183.000
0
(APIP) sebagai
Quality
Assurance dan
Consulting Agent

139
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

3. Pengembangan
Sistem
Pengelolaan 16.315.000.00
- 1.065.000.000 16.315.000.000
Pengaduan 0
Masyarakat
Terpadu

Total Estimasi - 46.814.313.000 66.496.163.000 46.814.313.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 160.124.789.000

Tabel 3.39 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penguatan Pengawasan

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penguatan pengawasan adalah sebagai berikut:

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penerapan Sistem - Pembentukan - Pelaksanaan - Penghematan 5
Pengendalian ULP kegiatan 10%
Intern Pemerintah - Penerapan Zona dilakukan sesuai
(SPIP) pada Integritas dengan
Kementerian menuju WBK peraturan,
Kesehatan efektif & efisien
2. Peningkatan Peran - Penerapan join - Pelaksanaan - Penghematan 5
Aparat audit kegiatan 10%
Pengawasan - Konsultasi dilakukan sesuai
Intern Pemerintah pengadaan dengan
(APIP) sebagai barang/jasa peraturan,
Quality Assurance efektif & efisien
dan Consulting

140
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Agent

3. Pengembangan - Penerapan Sistim - Pelaksanaan - Penghematan 5


Sistem Informasi Dumas kegiatan 10%
Pengelolaan Terpadu dilakukan sesuai
Pengaduan dengan
Masyarakat peraturan,
Terpadu efektif & efisien

Tabel 3.40 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penguatan
Pengawasan

141
3.6 PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR

3.6.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan Sistem Manajemen SDM adalah sebagai
berikut.

NO. KEGIATAN URAIAN STATUS


1 Penataan Sistem Belum tampak standar alat tes untuk
Rekrutmen CPNS yang mengukur kompetensi, baru
ada terkait dengan potensi dan tes
kematangan.

Metodologi, alat tes dan pengetesan Kuning


diserahkan kepada pihak ketiga
(vendor).

Pedoman orientasi pegawai baru belum


ada .
2 Analisis Jabatan Telah dilaksanakan analisis jabatan yang
menghasilkan informasi jabatan untuk
seluruh jabatan struktural dan jabatan
fungsional tertentu dan jabatan
fungsional umum.
Sedang dilakukan Penyempurnaan
aplikasi e-Urjab berdasarkan
PermenPAN dan RB No. 33 Tahun 2011
dan PerKa BKN No. 12 Tahun 2011 serta
pelatihan Analisis Jabatan pada April Hijau
2011 telah menghasilkan informasi
jabatan dan peta jabatan yang sudah
diverifikasi MenPAN dan RB serta BKN.

Informasi jabatan yang ada dalam


aplikasi akan disesuaikan dengan format
terbaru hasil pelatihan Analisis Jabatan
namun tidak merubah substansi secara
keseluruhan.
3 Evaluasi Jabatan Sudah dilakukan evaluasi jabatan yang
menghasilkan peringkat dan harga
jabatan untuk jabatan struktural dan Hijau
fungsional di Kementerian Kesehatan
dan disetujui oleh MENPAN dan BKN.

142
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS
(terlampir)
4 Standar Kompetensi Belum ada standar kompetensi jabatan.
Jabatan
Kamus standar kompetensi dasar dan
bidang baru akan dibuat 2012. Kuning

Sudah ada draft pedoman penyusunan


standar kompetensi jabatan.
5 Assessment Individu Sudah ada tempat untuk assessment
Berdasarkan Kompetensi centre. Mekanisme dan pelaksanaan
competency assessment untuk berbagai
jabatan di Kemkes sedang dalam proses
penyempurnaan.
Kuning
Sarana sudah ada namun perlu
distandarkan.

Program sertifikasi Assessor sudah


dilakukan.

6 Penerapan Sistem Sistem Penilaian Kinerja masih


Penilaian Kinerja Individu menggunakan DP III Hasil penilaian
kinerja belum dikaitkan dengan
pengembangan individU dan
promosi/mutasi.
Merah
Mulai di 2012 disusun draft Sistem
Penilaian Kinerja yang terintegerasi
dengan hasil kerja dalam analisis
jabatan
7 Pembangunan / Sudah ada sistem database pegawai,
Pengembangan Database tetapi belum terintegrasi dengan
Pegawai lengkap (belum mencakup
Kuning
transaksional HR proses) dan baru ada
keterkaitan dengan diklat dan jenjang
karir, penghargaan dan kedisiplinan.
8 Pengembangan Proses analisis kebutuhan pelatihannya
Pendidikan dan Pelatihan masih belum dikaitkan dengan hasil
Pegawai Berbasis assessment dan penilaian kinerja.
Kompetensi
Perlu penyempurnaan sistem evaluasi Kuning
hasil pelatihan.

Perlu penyempurnaan modul pelatihan


berbasis kompetensi.

143
NO. KEGIATAN URAIAN STATUS

Sudah ada metodologi penyusunan


diklat berbasis kompetensi.
Tabel 3.41 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam
Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi


Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan sebagai berikut.

NAMA MANFAAT YANG


NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. Analisis Jabatan Tersedianya peta jabatan dan informasi jabatan
yang berisi identitas jabatan, uraian jabatan dan
syarat jabatan untuk pejabat struktural dan
fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Selanjutnya peta jabatan dan informasi jabatan
dapat digunakan sebagai bahan penataan
kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.
2. Evaluasi Jabatan Tersedianya peringkat dan harga setiap jabatan baik
yang struktural maupun fungsional untuk
penentuan besaran tunjangan kinerja. Dengan
diketahuinya kelas dan harga masing-masing
jabatan diharapkan setiap pegawai dapat
berkontribusi untuk organisasi sesuai tugas dan

144
NAMA MANFAAT YANG
NO
KEGIATAN DIRASAKAN
tanggung jawabnya (kelas dan harga jabatannya)
dan tidak ada lagi pelaksanaan tugas yang tumpang
tindih karena masing-masing jabatan sudah ada
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Tabel 3.42 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penataan
Sistem Manajemen SDM Aparatur

3.6.2. Rencana Kegiatan


Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Area SDM Aparatur maka dapat
diketahui bahwa beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi terkait area SDM
Aparatur yang masih berstatus kuning dan merah, yang berarti berbagai kegiatan
tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan. Karena itu, maka pada Road
Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2011 sampai 2014 ini
sedang dan akan disusun rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Penataan Sistem Rekrutmen pegawai


2. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
3. Assessment Individu berdasarkan Kompetensi
4. Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Individu
5. Pembangunan/ Pengembangan database pegawai
6. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis
kompetensi
7. Pengembangan Pola Karir

145
3.6.3. Kriteria Keberhasilan
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
Penataan Sistem Terumuskan sistem seleksi Diperolehnya para pegawai
Rekrutmen pegawai (seleksi administrasi, tes baru maupun yang sedang
tertulis, wawancara, tes berkarir yang memiliki
psikologi, sistem penilaian, dll). tingkat kompetensi yang
Tersedianya sistem seleksi dipersyaratkan oleh
dengan menuju pada jabatan.
penerapan sistem online.
Tersusunnya program orientasi
pegawai baru untuk
Kementerian Kesehatan.
Penyusunan Standar Tersedianya Standar Tersedianya profil
Kompetensi Jabatan Kompetensi bagi seluruh kompetensi untuk masing-
Jabatan di lingkungan masing jabatan di dalam
Kementerian Kesehatan. organisasi.
Tersusunnya sistem standar
kompetensi jabatan di
database (online).
Assessment Individu Tersedianya informasi peta Tersedianya informasi profil
berdasarkan profil kompetensi individu kompetensi individu secara
Kompetensi secara komprehensif dan komprehensif dan akurat.
akurat.
Penerapan Sistem Tersedianya sistem pengukuran Terwujudnya sistem penilaian
Penilaian Kinerja kinerja individu yang obyektif, kinerja individu yang objektif,
Individu transparan dan akuntabel. transparan dan akuntabel.
Pembangunan/ Tersedianya sistem Aplikasi Berjalannya sistem informasi
Pengembangan Online yang terintegrasi pegawai yang objektif,
database pegawai sehingga tersedia data yang transparan dan akuntabel.
akurat, up-dated dan mampu
memberikan informasi sesuai
kebutuhan organisasi.
Pengembangan Tersusunnya program Diklat Berjalannya sistem
pendidikan dan berbasis kompetensi secara pendidikan dan pelatihan
pelatihan pegawai optimal dan berdasarkan pada pegawai yang mengurangi
berbasis kompetensi hasil assessment/kebutuhan kesenjangan antara
untuk mengurangi kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh

146
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
kompetensi pegawai. seorang pegawai dan
kompetensi yang
dipersyaratkan oleh jabatan.
Pengembangan Pola Tersusunnya pola karir untuk Berjalannya pengembangan
Karir Kementerian Kesehatan. karir yang efektif dan optimal
bagi jajaran Kementerian
Kesehatan.

Tabel 3.43 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Sasaran Pencapaian yang Realistis


Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam area perubahan Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai berikut.

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Penataan Pengembanga Draft Finalisasi Pelaksanaan


Sistem n dan pola dan pola orientasi
Rekrutmen penyempurna orienta Sosialisasi pegawai baru
pegawai an system si pola
rekrutmen pegaw orientasi
online ai baru pegawai
baru
Penerapan
alat tes
berbasis
kompetensi
2. Penyusunan Telah Tersedianya Tersedianya Tersedianya
Standar tersedianya kamus kamus standar
Kompetensi draft kompetensi kompetensi kometensi
Jabatan kompetensi jabatan jabatan seluruh

147
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

jabatan stuktural fungsional jabatan di


lingkungan
Kementerian
Kesehatan
3. Assessment Pelatihan Penyusunan Pembangunan (Human asset
Individu anggota Unit metode system value
berdasarkan Pelaksana assessment aplikasi mapping)
Kompetensi Assessment kompetensi database hasil peta profil
SDM teknis dan assessment kompetensi
(sertifikasi manajerial individu di
assessor) lingkungan
kementerian
Kesehatan
4. Penerapan Analisis Pembuatan Sosialisasi Setiap
Sistem Penilaian persiapan aplikasi penggunaan pegawai di
Kinerja Individu untuk Sistem aplikasi Kementerian
pembuatan Penilaian kepada Kesehatan
aplikasi Kinerja seluruh sudah dapat
Individu pegawai di menggunakan
yang lingkungan aplikasi ini
terintegrasi Kementerian secara online
dengan Kesehatan dan menjadi
berbagai pertanggunja
aplikasi waban kinerja
kepegawaian pegawai
secara
individu
5. Pembangunan/ Pembangunan Pembangun Pengembanga Pengembanga
Pengembangan Aplikasi E- an aplikasi n riwayat n riwayat
database Urjab Analisis kompetensi kompetensi
pegawai Jabatan dan pegawai fungsional
Sistem (jabatan (seluruh
Penilaian structural) pegawai)
Kinerja
pegawai Absen
elektronik

148
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

6. Pengembangan Tersusunnya Tersedianya Pengembanga Pengembanga


pendidikan dan draft pedoman n kurikulum n kurikulum
pelatihan pedoman Diklat dan modul dan modul
pegawai Diklat pegawai pegawai diklat sesuai diklat sesuai
berbasis berbasis berbasis dengan dengan
kompetensi kompetensi kompetensi kebutuhan kebutuhan
7 Pengembangan Tersusunnya Tersusunnya Sosialisasi Penerapan
Pola Karir Draft pola pola karir mekanisme dan
karir untuk untuk pola karir pelaksanaan
pegawai pegawai kepada pola karir di
kementerian kementerian seluruh lingkungan
kesehatan kesehatan pegawai Kementerian
kementerian Kesehatan
kesehatan

Tabel 3.44 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Penataan Sistem Manajemen SDM
Aparatur

3.6.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.6.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Penerapan sistem (penilaian kinerja pegawai menjadi transparan
penilaian kinerja pegawai dan obyektif)
setiap pegawai mempunyai target kinerja dan
tanggungjawab atas apa yang dikerjakan sesuai
tugas dan fungsinya di organisasi.
Sebagai dasar pemberian Reward & Punishment
termasuk untuk Promosi/rotasi dan Diklat.

149
AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
Sehingga pegawai terpacu untuk terus
meningkatkan kinerja
2 Penyusunan standar Agar ada kejelasan dan ketegasan tentang
kompetensi jabatan standar kompetensi yang diperlukan untuk
setiap jabatan/posisi di Kementerian Kesehatan
sehigga tiap orang punya kesempatan untuk
menduduki jabatan/posisi tersebut.
Agar proses pengangkatan pejabat dan pegawai
dapat disesuaikan dengan kompetensi yang
dibutuhkan untuk jabatan dan posisi yang akan
diisi.
Sebagai dasar untuk perencanaan kebutuhan
pegawai sesuai kompetensi yang diperlukan
dalam menjalankan tugas organisasi
TNA bagi pegawai yang menduduki jabatan
tertentu dapat dilakukan lebih akurat setelah
dibandingkan dengan kompetensi individu yang
bersangkutan

Tabel 3.45 Agenda Prioritas dalam Program Penataan


Sistem Manajemen SDM Aparatur

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:

NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH


NO
AGENDA PRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Penyusunan standar Penyusunan kamus kompetensi jabatan
kompetensi jabatan Penyusunan standar kompetensi
Penyusunan standar kompetensi bidang/teknis
2 Penerapan Sistem Penyelesaian (penyempurnaan) aplikasi
Penilaian Kinerja Pegawai Sosialisasi penggunaan aplikasi SKP
(SKP) uji coba pada beberapa Satker percontohan

Tabel 3.46 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

150
Selain kegiatan prioritas di tahun 2012-2014 diatas, ada beberapa kegiatan lainnya
yang disarankan untuk dilakukan pada periode reformasi birokrasi selanjutnya,
yaitu :

Penyusunan kurikulum diklat yang berbasis kompetensi inti.

Penyusunan modul diklat yang berbasis kompetensi inti.

Penyusunan kurikulum diklat yang berbasis kompetensi teknis.

Penyusunan modul diklat yang berbasis kompetensi teknis.

Pembangunan infrastructure untuk kegiatan assessment centre.

Pelatihan bersertifikasi untuk pegawai yang menjalankan fungsi


assessment centre.

3.6.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Penataan Sistem
Rekrutmen - 8.253.000.000 8.253.000.000 8.253.000.000
pegawai
2. Penyusunan
Standar
- 610.995.000 639.770.000 658.995.000
Kompetensi
Jabatan
3. Assessment
Individu
180.000.000 865.364.000 895.364.000 1.085.364.000
berdasarkan
Kompetensi

151
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

4. Penerapan Sistem
Penilaian Kinerja - 1.044.275.000 580.375.000 561.385.000
Individu
5. Pembangunan/
Pengembangan 132.700.000 787.750.000 557.750.000 459.750.000
database pegawai
6. Pengembangan
pendidikan dan
53.094.562.99
pelatihan pegawai 62.334.689.093 73.619.809.911 88.343.771.894
4
berbasis
kompetensi
7 Pengembangan
Pola Karir 420.690.000 420.690.000 420.690.000 -

53.827.952.99
Total Estimasi 74.316.763.093 84.966.758.911 99.362.265.894
4
Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 312.473.740.892

Tabel 3.47 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program Sistem Manajemen SDM Aparatur adalah sebagai
berikut:

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Penataan Sistem Perubahan Adanya Perlu kesepakatan
Rekrutmen mekanisme dari pengurangan besaran anggaran
pegawai manual menjadi anggaran untuk dasar tahun 2013.
online pengadaan ATK,
berkurangnya

152
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
potensi terjadinya
KKN.
2. Penyusunan (tidak diperlukan pengurangan Rp. 91 milyar
Standar diklat Diklat biaya rekrutmen) (asumsi rekrutmen
Kompetensi Karena dapat (pengurangan pegawai dikurangi
Jabatan menunjuk pejabat pembayaran gaji) menjadi 1000
yang sesuai (Pengurangan orang dari 4000)*
dengan anggaran diklat)
kompetensinya)
(Rekrutmen
pegawai sesuai
kompetensi yang
dibutuhkan
organisasi (lebih
sedikti))

3. Assessment Membuat peta Memudahkan


Individu kompetensi dalam
berdasarkan pegawai pelaksanaan pola
Kompetensi rotasi dan promosi
pegawai
4. Penerapan Sistem Penerapan Sistem Memudahkan
Penilaian Kinerja penilaian kinerja perhitungan
Individu pegawai (SKP) tunjangan kinerja
Penilaian kinerja
lebih transparan
dan objektif
5. Pembangunan/ Mengintegrasikan Manajemen SDM
Pengembangan system Aparatur tertata
database pegawai pengelolaan data lebih baik
kepegawaian
6. Pengembangan TNA berdasarkan Peningkatan
pendidikan dan peta kompetensi kompetensi para
pelatihan pegawai individu pejabat
berbasis Penghematan
kompetensi biaya diklat

153
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
7 Pengembangan Penerapan alur Penempatan
Pola Karir karir sesuai dengan
kompetensi
Peningkatan
kinerja organisasi

Tabel 3.48 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan Sistem
Manajemen SDM Aparatur

154
3.7 PROGRAM MANAJEMEN PERUBAHAN

3.7.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Manajemen Perubahan adalah sebagai berikut.

KEGIATAN PADA DESKRIPSI


NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
1 Pembentukan Tim Tim telah dibentuk
Hijau
Manajemen Perubahan
2 Penyusunan Strategi Strategi Manajemen Perubahan telah
Manajemen Perubahan disusun dan Strategi Komunikasi sedang Kuning
dan Strategi Komunikasi dalam proses penyempurnaan.
3 Sosialisasi dan Internalisasi Sosialisasi dan Internalisasi dilakukan
Manajemen Perubahan berdasarkan inisiatif masing-masing
Kuning
dalam rangka Reformasi Unit.
Birokrasi

Tabel 3.49 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam


Program Manajemen Perubahan

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi


Saat Ini
Pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang dilakukan telah memberikan
beberapa manfaat yang dirasakan oleh internal kementerian seperti.

155
NAMA MANFAAT YANG
NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. Pembentukan Tim a. Memudahkan koordinasi antar Pokja dalam
Manajemen Perubahan Tim Reformasi Birokrasi
b. Memudahkan sosialisasi dan internalisasi
Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Kementerian Kesehatan
c. Memastikan rencana dan pelaksanaan
perubahan sesuai yang ditetapkan
(perubahan pola pikir, cara kerja dan budaya
kerja)

Tabel 3.50 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Manajemen
Perubahan

3.7.2. Rencana Kegiatan


Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Area Perubahan Pola Pikir dan
Budaya Kerja (Manajemen Perubahan), maka dapat diketahui bahwa ada beberapa
kegiatan Reformasi Birokrasi terkait area perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja
(Manajemen Perubahan) yang masih bersatus kuning dan merah, yang berarti
berbagai kegiatan tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan maupun
belum atau akan dilaksanakan. Karena itu, maka pada Road Map Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2012 samapai 2014 ini akan disusun
rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Tim AdHoc Manajemen Perubahan.


2. Penyusunan Pedoman Manajemen Perubahan
3. Sosialisasi dan Internalisasi Manajemen Perubahan dalam Rangka
Reformasi Birokrasi
4. Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi (Pro-Poor, Inklusif, Responsif,
Efektif, Bersih)
5. Penyusunan Code of Conduct Kementerian Kesehatan

156
6. Penyusunan Delegation of Authority di Kementerian Kesehatan
7. Pemutakhiran mekanisme reward & punishment untuk meningkatkan
disiplin pegawai, termasuk proses pengawasannya

3.7.3. Kriteria Keberhasilan


Adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan rencana kegiatan Reformasi
Birokrasi terkait Area Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen
Perubahan) Kementerian Kesehatan adalah:

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Pembentukan Tim 1. Tersedianya Berfungsinya Tim AdHoc
AdHoc Manajemen pedoman Manajemen Perubahan
Perubahan pembentukan tim dalam melaksanakan
AdHoc strategi komunikasi untuk
2. Tersedianya jadwal setiap kegiatan Reformasi
kegiatan tim AdHoc Birokrasi
2. Penyusunan Tersusunnya Pedoman Digunakannya Pedoman
Pedoman Manajemen Perubahan Manajemen Perubahan
Manajemen Kementerian. untuk melaksanakan
Perubahan perubahan.
3. Sosialisasi dan 1. Terbentuknya tim Peningkatan pengetahuan
Internalisasi sosialisasi dan dan pemahaman
Manajemen internalisasi reformasi birokrasi di
Perubahan dalam 2. Tesusunnya jadwal Lingkungan Kementerian
Rangka Reformasi kegiatan dan evaluasi Kesehatan
Birokrasi kegiatan
4. Penjabaran Nilai- 1. Tersusunnya nilai Budaya Penerapan nilai-nilai
nilai Budaya Organisasi Kementerian Kementerian Kesehatan
Organisasi (Pro- dan pedoman penerapan dalam budaya kerja
Poor, Inklusif,
Responsif, Efektif,
Bersih)

157
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
5. Penyusunan Code 1. Tersusunnya nilai Code of
of Conduct Conduct Kementerian Penerapan Code of
Kementerian dan pedoman penerapan Conduct dengan tepat dan
Kesehatan 2. Tersusunnya jadwal menyeluruh di
sosialisasi Kementerian termasuk UPT
6. Penyusunan 1. Adanya pedoman Penerapan Delegation of
Delegation of Delegation of Authority Authority secara tepat dan
Authority di yang menjadi pedoman terarah
Kementerian bagi seluruh jajaran dalam
Kesehatan pelaksanaan tugas dan
fungsi
7. Pemutakhiran 1. Tersusunnya pedoman Penerapan mekanisme
mekanisme peraturan dan sistem reward and punishment.
reward & reward and punishment
punishment untuk
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya

Tabel 3.51 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Manajemen Perubahan

Sasaran Pencapaian yang Realistis


Berikut akan dipaparkan mengenai tahapan pencapaian sasaran per tahun dalam
kegiatan pokja Manajemen Perubahan:

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Pembentukan Tim Tersusunnya Diterbitkanny


AdHoc draft Tim a SK Tim
Manajemen Adhoc Assessor dan
Perubahan Manajemen Oembangun

158
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014
Perubahan Integritas
(UPbI) serta
Tim Agen
Perubahan
(Agent of
Change)
2. Penyusunan Tersusunnya Tersusunny Tersusunnya Tersusunnya
Pedoman draft awal a final pengembangan pengembangan
Manajemen pedoman pedoman pedoman pedoman
Perubahan Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen
Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan
3. Sosialisasi dan Tersusunnya Dilaksanakann Dilaksanakanny Dilaksanakanny
Internalisasi bahan rencana ya sosialisasi a sosialisasi dan a sosialisasi dan
Manajemen sosialisasi dan internalisasi internalisasi
Perubahan dalam internalisasi Manajemen Manajemen
Rangka Reformasi Manajemen Perubahan Perubahan
Birokrasi. Perubahan dalam Rangka dalam Rangka
dalam Rangka Reformasi Reformasi
Reformasi Birokrasi Birokrasi
Birokrasi
4. Penjabaran Nilai- Tersusunnya Tersusunnya Pelaksanaan Pelaksanaan
nilai Budaya konsep rencana dan Penjabaran dan Evaluasi
Organisasi (Pro- Penjabaran pelaksanaan Nilai-nilai Penjabaran
Poor, Inklusif, Nilai-nilai Penjabaran Budaya Nilai-nilai
Responsif, Efektif, Budaya Nilai-nilai Organisasi (Pro- Budaya
Bersih) Organisasi (Pro- Budaya Poor, Inklusif, Organisasi (Pro-
Poor, Inklusif, Organisasi Responsif, Poor, Inklusif,
Responsif, (Pro-Poor, Efektif, Bersih) Responsif,
Efektif, Bersih) Inklusif, Efektif, Bersih)
Responsif,
Efektif,
Bersih)
5. Penyusunan Tersusunnya Penetapan, Pelaksanaan Pelaksanaan
Code of draft Code of sosialisasi dan dan dan evaluasi
Conduct Conduct pelaksanaan Pengembangan Code of
Kementerian Kementerian Code of Code of Conduct
Kesehatan Kesehatan Conduct Conduct Kementerian
Kementerian Kementerian Kesehatan
Kesehatan Kesehatan

159
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

6. Penyusunan Tersusunnya Penetapan, Pelaksanaan Pelaksanaan


Delegation of draft sosialisasi dan dan dan evaluasi
Authority di Delegation of pelaksanaan Pengembangan Delegation of
Kementerian Authority di Delegation of Delegation of Authority di
Kesehatan. Kementerian Authority di Authority di Kementerian
Kesehatan. Kementerian Kementerian Kesehatan.
Kesehatan. Kesehatan.
7 Pemutakhiran Inventarisasi Penyusunan Penerapan Pelaksanaan
mekanisme peraturan dan dasar untuk reward dan
reward & terkait reward pengembanga reward & punishment
punishment & punishment n Punishment
untuk 1. UU 43 1999 1. Sistem 1. Sistem
meningkatkan 2. PP 53 2010 kinerja kinerja
disiplin pegawai, 3. PP 46 2011 2. Pola karir 2. Pola karir
termasuk proses dan pola dan pola
pengawasannya. rotasi rotasi

Tabel 3.52 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Manajemen Perubahan

3.7.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.7.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Manajemen Perubahan adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Disiplin Pegawai masih Disiplin pegawai merupakan salah satu hal yang
kurang penting sebagai indikator kinerja organisasi dalam
melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik
2 Penjabaran Nilai-nilai Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi merupakan
Budaya Organisasi (Pro- norma dasar untuk lebih meningkatkan kualitas pola
Poor, Inklusif, Responsif, pikir, cara kerja dan budaya kerja di Kementerian
Efektif, Bersih) Kesehatan

160
Tabel 3.53 Agenda Prioritas dalam Program Manajemen
Perubahan

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDA PRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Disiplin pegawai masih a. Sosialisasi peraturan pemerintah tentang
kurang disiplin pegawai
b. Pemberlakuan sistem absensi dengan elektronik
c. Penerapan code of conduct
d. Penerapan reward and punishment
2 Penjabaran Nilai-nilai a. Rapat Pembahasan Draft awal Penjabaran Nilai-
Budaya Organisasi (Pro- nilai Budaya Organisasi di Lingkungan Pokja I RB
Poor, Inklusif, Responsif, b. Pembahasan draft Penjabaran Nilai-nilai Budaya
Efektif, Bersih) Organisasi antar Pokja RB di Kemenkes
c. Finalisasi, sosialisasi dan implementasi
Penjabaran Nilai-nilai Budaya Organisasi
d. Evaluasi implementasi Penjabaran Nilai-nilai
Budaya Organisasi

Tabel 3.54 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Manajemen Perubahan

3.7.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Adapun Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penaggung Jawab dan Rencana
Angaran dari setiap kegiatan dalam Program Manajemen Perubahan di
Kementerian Kesehatan akan disajikan dalam Lampiran.

Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Pola Pikir dan Budaya
Kerja (Manajemen Perubahan) adalah sebagai berikut.

161
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Pembentukan Tim
AdHoc
- 904.575.000 1.185.000.000 1.405.000.000
Manajemen
Perubahan
2. Penyusunan
Pedoman
- 991.227.000 1.140.000.000 1.305.000.000
Manajemen
Perubahan
3. Sosialisasi dan
Internalisasi
Manajemen
- 795.571.000 935.000.000 1.090.000.000
Perubahan dalam
Rangka Reformasi
Birokrasi.
4. Penjabaran Nilai-
nilai Budaya
Organisasi (Pro- 1.800.000.00
- 250.000.000 -
Poor, Inklusif, 0
Responsif, Efektif,
Bersih)
5. Penyusunan
Code of
Conduct - 400.000.000 950.000.000 -
Kementerian
Kesehatan
6. Penyusunan
Delegation of
Authority di - - 1.900.000.000 -
Kementerian
Kesehatan.
7 Pemutakhiran
mekanisme
reward &
punishment
untuk - 1.650.000.000 - -
meningkatkan
disiplin pegawai,
termasuk proses
pengawasannya.

162
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

Total Estimasi - 6.541.373.000 6.360.000.000 3.800.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 16.701.373.000

Tabel 3.55 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Manajemen perubahan

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan Manajemen Perubahan adalah sebagai berikut:

Mekanisme Efisiensi : terkait dampak penghematan dari proses untuk


melakukan efisiensi anggaran
Penghematan yang diperoleh : terkait dampak penghematan dari output
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Pembentukan Tim a. Rapat Terbentuknya tim Pelaksanaan
AdHoc Manajemen koordinasi yang dapat sosialisasi dan
Perubahan pembentukan membantu internalisasi RB lebih
tim mempermudah efektif dan efisien
b. Penentuan kerja tim reformasi
kriteria birokrasi
c. Pemilihan
anggota tim
d. Penetapan SK
tim Adhoc
2. Penyusunan a. Rapat Pelaksanaan Pelaksanaan
Pedoman koordinasi tim Manajemen perubahan lebih
Manajemen MP Perubahan lebih efektif dan efisien
Perubahan b. Pengumpulan terstruktur.
bahan
c. Penyusunan

163
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
draft
d. Pembahasan
draft pedoman
MP
e. Penetapan
Pedoman
f. Pencetakan
pedoman MP
g. Sosialisasi
Pedoman MP
3. Sosialisasi dan a. Rapat Adanya pemahaman Rendahnya resistensi
Internalisasi koordinasi tentang perubahan yang terjadi dalam
Manajemen b. Pengumpulan dalam Reformasi pelaksanaan
Perubahan dalam bahan Birokrasi reformasi birokrasi
Rangka Reformasi c. Penyusunan
Birokrasi. bahan sosialisasi
d. Pembahasan
strategi
sosialisasi
e. Sosialisasi
4. Penjabaran Nilai- a. Rapat Perubahan sikap dan 205,293,227,717.95*
nilai Budaya koordinasi perilaku )
Organisasi (Pro-Poor, b. Pengumpulan
Inklusif, Responsif, bahan
Efektif, Bersih) c. Penyusunan
draft
penjabaran
nilai-nilai
d. Pembahasan
draft
penjabaran
nilai-nilai
e. Penetapan
penjabaran
nilai-nilai
f. Pencetakan
penjabaran
nilai-nilai
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai

164
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
5. Penyusunan Code a. Rapat Peningkatan disiplin 10,602,150,000**)
of Conduct koordinasi pegawai
Kementerian b. Pengumpulan
Kesehatan bahan
c. Penyusunan
draft Code of
Conduct
d. Pembahasan
draft Code of
Conduct
e. Penetapan
Code of
Conduct
f. Pencetakan
Code of
Conduct
g. Sosialisasi
penjabaran
nilai-nilai
6. Penyusunan a. Rapat Adanya kejelasan Pelaksanaan
Delegation of koordinasi dalam wewenang kebijakan
Authority di b. Pengumpulan pendelegasaian lebih efektif dan
Kementerian bahan wewenang efisien
Kesehatan. c. Penyusunan
draft
Delegation of
Authority
d. Pembahasan
draft
Delegation of
Authority
e. Penetapan
Delegation of
Authority
Pencetakan
Delegation of
Authority
f. Sosialisasi
Delegation of
Authority

165
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
7 Pemutakhiran Pemberian reward Peningkatan kinerja 1,179,380,944,000**
mekanisme reward dan punishment organisasi yang *)
& punishment didasarkan atas disebabkan
untuk meningkatkan prestasi kerja tingginya prestasi
disiplin pegawai, pegawai kerja pegawai
termasuk proses
pengawasannya.

Tabel 3.56 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Manajemen
Perubahan

Keterangan :
* = diukur berdasarkan temuan hasil audit APF
** = Diperoleh dari estimasi 30% x 5437 x 2,5 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp. 10.000
( 30% asumsi pegawai yang terlambat X jumlah pegawai kemkes pusat X asumsi
jumlah jam terlambat X 5 hari kerja X jumlah minggu dalam 1 tahun X standar
uang lembur golongan I )
*** = 30% x Rp. 3.931.269.812.000 (belanja pegawai)
Belanja pegawai akibat righsizing (organisasi yg tepat dengan jabatan dan jumlah
pegawai yang tepat)

166
3.8 PROGRAM PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI

3.8.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Penataan dan Penguatan Organisasi adalah sebagai
berikut.

KEGIATAN PADA DESKRIPSI


NO. STATUS
AREA PERUBAHAN KEADAAN
1 Restrukturisasi/Penataan Sudah ada peta tugas dan fungsi serta
tugas dan fungsi unit kerja pemetaan kewenangan yang dituangkan
pada Kementerian dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Kesehatan. No.1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan. Namun, Kuning
kegiatan restrukturisasi berdasarkan
evaluasi organisasi, proses bisnis dan
analisis beban kerja belum dilaksanakan
untuk menjamin tepat fungsi dan tepat
ukuran.
2 Penguatan unit kerja Berbagai kegiatan untuk menguatkan
menangani fungsi unit kerja yang menangani fungsi
organisasi , tatalaksana, organisasi, tatalaksana, pelayanan
pelayanan publik, publik, kepegawaian dan diklat sedang
Kuning
kepegawaian dan diklat. berjalan di setiap unit secara
independen. Rencana penguatan unit
yang terintegrasi sedang dalam proses
penyusunan.

Tabel 3.57 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam


Program Penataan dan Penguatan Organisasi

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

167
Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi


Saat Ini
Adapun manfaat yang dirasakan/diperoleh dari kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan yang telah dilakukan adalah:

NAMA MANFAAT YANG


NO
KEGIATAN DIRASAKAN
1. Restrukturisasi/Penataan - Belum dirasa manfaatnya oleh karena
tugas dan fungsi unit kerja evaluasinya baru akan dimulai tahun 2012
pada Kementerian
Kesehatan berdasarkan
evaluasi organisasi, proses
bisnis dan analisis beban
kerja.
2. Penguatan unit kerja yang Dengan disusunnya SOP dan pelaksanaan e-gov,
menangani fungsi maka :
organisasi, tatalaksana, - pelaksanaan tugas menjadi jelas, transparan,
kepegawaian dan diklat cepat, terarah dan terukur.
serta pelayanan publik - Meningkatnya kepuasan masyarakat.
pada Kementerian - Memudahkan akses masyarakat dalam
Kesehatan. mendapatkan informasi bidang kesehatan.

Tabel 3.58 Manfaat yang Dirasakan dari Pelaksanaan


Kegiatan Reformasi Briokrasi dalam Program Penataan
dan Penguatan Organisasi

3.8.2. Rencana Kegiatan


Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Area Perubahan Organisasi, maka
dapat diketahui bahwa beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi terkait area
perubahan Organisasi yang masih berstatus kuning, yang berarti berbagai kegiatan
tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan. Karena itu, maka pada Road

168
Map Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2012 sampai 2014 ini akan
disusun rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Restrukturisasi/Penataan tugas dan fungsi unit kerja pada Kementerian


Kesehatan berdasarkan evaluasi organisasi, proses bisnis dan analisis
beban kerja.
2. Penguatan unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik pada Kementerian
Kesehatan.
3. Penguatan unit kerja yang menangani fungsi pelayanan publik pada
Kementerian Kesehatan.

3.8.3. Kriteria Keberhasilan


Adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan rencana kegiatan Reformasi
Birokrasi terkait Area Perubahan Organisasi Kementerian Kesehatan adalah:

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Restrukturisasi/Pen 1. Tersedianya peta 1. Meningkatknya
ataan tugas dan tugas dan fungsi efisiensi birokrasi pada
fungsi unit kerja serta kewenangan Kementerian
pada Kementerian unit kerja yang Kesehatan ( dapat
Kesehatan tepat fungsi dan diukur dengan IKU,
berdasarkan tepat ukuran (right ABK, Indeks Kepuasan
evaluasi organisasi, sizing), yang disusun Konsumen/Stakeholde
proses bisnis dan berdasarkan hasil r)
analisis beban evaluasi organisasi
kerja. terhadap pedoman
evaluasi tugas dan
fungsi, proses bisnis
dan ABK pada
organisasi

169
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
Kementerian
Kesehatan

2. Penguatan unit 1. Terbentuknya unit kerja 1. Meningkatknya efisiensi


kerja yang yang menangani fungsi birokrasi pada
menangani organisasi, tatalaksana, Kementerian Kesehatan
fungsi kepegawaian dan diklat ( dapat diukur dengan
organisasi, yang efektif dan mampu IKU, ABK, Indeks
tatalaksana, mendukung tercapainya Kepuasan
kepegawaian tujuan dan sasaran Konsumen/Stakeholder)
dan diklat serta reformasi birokrasi .
pelayanan publik
pada
Kementerian
Kesehatan

3. Penguatan unit 1. Terbentuknya unit kerja 1. Meningkatnya jumlah


kerja yang yang menangani fungsi layanan dan
menangani pelayanan publik yang penyelesaian
fungsi pelayanan efektif dan mampu permasalahan yang
publik pada mendukung tercapainya berhubungan dengan
Kementerian tujuan dan sasaran pelayanan publik
Kesehatan reformasi birokrasi serta meningkatknya
tingkat kepuasan
pelayanan publik .

Tabel 3.59 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program


Penataan dan Penguatan Organisasi

Sasaran Pencapaian yang Realistis


Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam area perubahan Penataan dan Penguatan Organisasi adalah sebagai berikut.

170
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014

1. Restrukturisasi Telah 1. Tersedianya Terlaksananya 1. Tersusunnya


/Penataan tugas tersedianya pedoman evaluasi tugas peta tugas
dan fungsi unit Organisasi dan evaluasi dan fungsi dan fungsi
kerja pada Tata Kerja tugas dan terhadap 4 unit unit kerja di
Kementerian Kementerian fungsi pada utama di lingkungan
Kesehatan Kesehatan Kemkes/UP lingkungan Kemkes/UPT
berdasarkan berdasarkan T Kemkes 2. Tersusunnya
evaluasi Permenkes No 2. Terlaksanan rekomendasi
organisasi, 1144/Menkes/ ya evaluasi penataan
analisis proses Per/ VIII/2010 tugas dan Organisasi
bisnis dan analisis fungsi dan Tata
beban kerja. terhadap 4 Kerja
unit utama Kemenkes
di
lingkungan
Kemkes
2. Penguatan unit 1. Rakon Ortala, 1. Tersusunnya 1. Evaluasi unit 1. Evaluasi Unit
kerja yang yanpublik, strategi kerja Ortala, Kerja Ortala,
menangani fungsi kepegawaian penguatan yanblik, yanblik,
organisasi, dan diklat unit kerja kepegawaian kepegawaian
tatalaksana, 2. Peningkatan ortala, dan diklat dan diklat
kepegawaian dan kemampuan yanblik, 2. Rapat 2. Rapat
diklat serta SDM Ortala, kepegawaia Koordinasi Koordinasi
pelayanan publik yanblik, n dan diklat Ortala, Ortala,
(yanblik)pada kepegawaian 2. Rapat yanblik, yanblik,
Kementerian dan diklat koordinasi kepegawaian kepegawaian
Kesehatan. ortala, dan diklat dan diklat
yanblik, 3. Peningkatan 3. Peningkatan
kepegawaia kemampuan kemampuan
n dan diklat SDM Ortala, SDM Ortala,
3. Peningkatan yanblik, yanblik,
kemampuan kepegawaian kepegawaian
SDM Ortala, dan diklat dan diklat
yanblik, 4. Penyediaan 4. Penyediaan
kepegawaia fasilitas fasilitas
n dan diklat
4. Penyediaan
fasilitas

Tabel 3.60 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Penataan dan Penguatan Organisasi

171
3.8.4. Agenda Prioritas
Selaras dengan paparan pada butir 3.8.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Penataan dan Penguatan Organisasi adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Evaluasi Tugas dan Fungsi - Agar didapatkan gambaran organisasi saat ini
Unit Kerja di Lingkungan sebagai acuan bentuk organisasi Kementerian
Kemenkes/UPT Kesehatan yang tepat fungsi dan tepat ukuran.
2 Penguatan unit kerja yang - Agar pelaksanaan tugas di unit kerja yang
menangani fungsi menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
organisasi, tatalaksana, kepegawaian dan diklat serta pelayanan publik
kepegawaian dan diklat menjadi lebih efektif dan efisien
serta pelayanan publik
pada Kementerian
Kesehatan.

Tabel 3.61 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program


Penataan dan Penguatan Organisasi

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:

NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH


NO
AGENDA PRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Evaluasi Tugas dan Fungsi - Penyusunan pedoman evaluasi tugas dan fungsi
Unit Kerja di Lingkungan - Pelaksanaan evaluasi secara bertahap
Kemenkes/UPT - Workshop hasil evaluasi
- Penyusunan peta tugas dan fungsi
2 Penguatan unit kerja yang - Analisis kondisi saat ini
menangani fungsi - Penyusunan strategi penguatan unit kerja
organisasi, tatalaksana, - Pelaksanaan penguatan unit kerja
kepegawaian dan diklat - Monev hasil penguatan unit kerja
serta pelayanan publik
pada Kementerian
Kesehatan.

172
Tabel 3.62 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Penataan dan Penguatan Organisasi

3.8.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Area Perubahan/Program Penataan dan Penguatan
Organisasi adalah:

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Restrukturisasi/Pe
nataan tugas dan
fungsi unit kerja
pada
Kementerian
Kesehatan 89.000.000 4.410.000.000 5.725.000.000 5.730.000.000
berdasarkan
evaluasi
organisasi, proses
bisnis dan analisis
beban kerja.
2. Penguatan unit
kerja yang mena-
ngani fungsi
organisasi,
tatalaksana, 642.000.000 5.065.057.000 8.325.000.000 8.330.000.000
kepegawaian dan
diklat pada
Kementerian
Kesehatan.
3. Penguatan unit
kerja yang
menangani fungsi 50.000.000 4.160.000.000 13.940.000.000 13.970.000.000
pelayanan publik
pada

173
ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2011 (RP) 2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)
Kementerian
Kesehatan.

Total Estimasi 781.000.000 13.635.057.000 27.990.000.000 28.030.000.000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 70.436.057.000

Tabel 3.63 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Penataan dan Penguatan Organisasi

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
area perubahan/program penataan dan penguatan organisasi adalah sebagai
berikut:

MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Restrukturisasi/P 1. Melakukan 1. Efisiensi dan Rp. 20 Milyar
enataan tugas analisis efektifitas
dan fungsi unit terhadap struktur
kerja pada tugas dan organisasi
Kementerian fungsi unit Kemenkes
Kesehatan kerja dan yang right
berdasarkan menggabung sizing
evaluasi kan /
organisasi, merampingk
proses bisnis dan an struktur /
analisis beban unit kerja
yang

174
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
kerja. memiliki
beban kerja
rendah
dengan 2. Hasil ABK Besaran anggaran
fungsi yang terkait disesuaikan
mirip jumlah dengan
dan/untuk kebutuhan perhitungan
menghindari pegawai yang Pokja Penguatan
tugas dan ideal dapat SDM Aparatur
fungsi yang menjadi
tumpang dasar
tindih. penghemata
2. Melakukan n biaya
ABK secara belanja
simultan pegawai
untuk unit
kerja yang
serumpun

2. Penguatan unit Melakukan Efisiensi dan Besaran anggaran


kerja yang analisis terhadap efektifitas disesuaikan
menangani pelaksanaan pelaksanaan dengan
fungsi organisasi, tugas dan fungsi tugas dan fungsi perhitungan
tatalaksana, unit kerja yang di unit kerja yang Pokja Tatalaksana
kepegawaian menangani menangani
dan diklat serta fungsi organisasi, fungsi organisasi,
pelayanan publik tatalaksana, tatalaksana,
pada kepegawaian, kepegawaian,
Kementerian diklat dan diklat dan

175
MEKANISME
PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/
NO MANFAAT YANG PENGHEMATAN
KEGIATAN OPTIMALISASI
DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
Kesehatan. pelayanan publik pelayanan
publik, dengan
adanya SDM
yang kompeten,
penggunaan
aplikasi secara
on line,
menurangi
penggunaan ATK
dan FC, dll

Tabel 3.64 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Penataan dan
Penguatan Organisasi

176
3.9 PROGRAM MONITORING DAN EVALUASI

3.9.1. Pencapaian Program dan Kegiatan s.d. 2011


Adapun analisis status pencapaian kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan terkait Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut.

NO. KEGIATAN URAIAN STATUS


1 Monitoring pelaksanaan Pada dasarnya, kegiatan Monitoring
setiap kegiatan Reformasi pelaksanaan atas setiap kegiatan
Birokrasi Kementerian Reformasi Birokrasi Kementerian
Kuning
Kesehatan Kesehatan telah dilakukan sejak awal
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan.
2 Evaluasi pelaksanaan Pada dasarnya, kegiatan Evaluasi
setiap kegiatan Reformasi pelaksanaan atas setiap kegiatan
Birokrasi Kementerian Reformasi Birokrasi Kementerian
Kuning
Kesehatan Kesehatan telah dilakukan sejak awal
Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan.
3 Evaluasi Menyeluruh atas Evaluasi Menyeluruh atas
pelaksanaan setiap pelaksanaan setiap kegiatan
kegiatan Reformasi Reformasi Birokrasi Kementerian
Birokrasi Kementerian Kesehatan belum dilakukan karena Merah
Kesehatan kegiatan ini terkait dengan penilaian
lima tahunan yang dilakukan pada
semester 2 tahun 2014

Tabel 3.65 Pencapaian dan Status Kegiatan dalam


Program Monitoring dan Evaluasi

Keterangan:

Status Hijau berarti program dan kegiatan yang dinilai sudah selesai
dilaksanakan, dengan hasil yang sesuai dengan yang dimandatkan dalam program
dan kegiatan reformasi birokrasi

Status Kuning berarti program dan kegiatan yang dinilai masih berlangsung atau
sedang dilaksanakan

Status Merah berarti bahwa program dan kegiatan yang dinilai belum atau akan
dilaksanakan.

177
Manfaat yang Dirasakan atas Pelaksanaan Kegiatan Reformasi Birokrasi
Saat Ini

Adapun manfaat yang dirasakan/diperoleh dari kegiatan Reformasi Birokrasi


Kementerian Kesehatan yang telah/sedang dilakukan (status hijau) adalah belum
ada manfaat yang seutuhnya dapat dirasakan karena kegiatan Reformasi Birokrasi
terkait Program Monitoring dan Evaluasi belum ada yang berstatus hijau (telah
selesai dilaksanakan). Namun, ada beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi yang
masih berlangsung atau sedang dilaksanakan (berstatus kuning), yang sementara
sudah dapat dirasakan manfaatnya yaitu sebagai berikut:

Adanya kejelasan tentang proses pemantauan kegiatan Reformasi


Birokrasi secara lebih efektif terkait dengan adanya pelaksanaan
monitoring atas beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi.

Adanya kejelasan tentang proses evaluasi kegiatan Reformasi Birokrasi


secara lebih efektif terkait dengan adanya pelaksanaan evaluasi atas
beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi .

3.9.2. Rencana Kegiatan


Berdasarkan hasil Analisis Status Kegiatan pada Program Monitoring dan Evaluasi,
maka dapat diketahui bahwa ada beberapa kegiatan Reformasi Birokrasi terkait
Program Monitoring dan Evaluasi yang masih bersatus kuning dan merah, yang
berarti berbagai kegiatan tersebut masih berlangsung atau sedang berjalan
maupun belum atau akan dilaksanakan. Karena itu, maka pada Road Map
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan tahun 2012 samapai 2014 ini akan
disusun rencana kegiatan tersebut, yaitu sebagai berikut:

Monitoring pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian


Kesehatan

178
Evaluasi pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan

Evaluasi Menyeluruh atas pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi


Kementerian Kesehatan

3.9.3. Kriteria Keberhasilan


Adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan rencana kegiatan Reformasi
Birokrasi terkait Program Monitoring dan Evaluasi di Kementerian Kesehatan
adalah:

INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
KELUARAN HASIL
(OUTPUT) (OUTCOME)
1. Monitoring Tersedianya Laporan
pelaksanaan Monitoring pelaksanaan atas
setiap kegiatan setiap kegiatan Reformasi
Reformasi Birokrasi Kementerian
Birokrasi Kesehatan
Kementerian
Kesehatan
2. Evaluasi Tersedianya Laporan Evaluasi Pelaksanaan kegiatan
Reformasi Birokrasi
pelaksanaan Tahunan atas pelaksanaan
Kementerian Kesehatan yang
setiap kegiatan setiap kegiatan Reformasi sesuai dengan Rencana Aksi
Reformasi Birokrasi Kementerian yang telah disusun agar
Birokrasi Kesehatan diperoleh hasil/outcome dari
Kementerian masing-masing kegiatan
Kesehatan Reformasi Birokrasi sesuai
yang telah ditetapkan dalam
3. Evaluasi Tersedianya Laporan Evaluasi
kriteria keberhasilan
Menyeluruh atas Lima Tahunan atas pelaksanaan
pelaksanaan keseluruhan kegiatan Reformasi
setiap kegiatan Birokrasi Kementerian
Reformasi Kesehatan
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan

179
Tabel 3.66 Kriteria Keberhasilan Kegiatan dari Program
Monitoring dan Evaluasi

Sasaran Pencapaian yang Realistis

Sasaran pencapaian yang realistis dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam Program Monitoring dan Evaluasi atas keseluruhan kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut.

SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS


NAMA
NO
KEGIATAN
2012 2013 2014

1. Monitoring Terlaksananya Terlaksananya Meningkatkannya


pelaksanaan persiapan monitoring atas efektivitas
setiap monitoring setiap kegiatan pelaksanaan
kegiatan atas setiap Reformasi monitoring atas
Reformasi kegiatan Birokrasi setiap kegiatan
Birokrasi Reformasi Kementerian Reformasi
Kementerian Birokrasi Kesehatan Birokrasi
Kesehatan Pelaksanaan Kementerian
monitoring Kesehatan
atas beberapa
kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
2. Evaluasi Terlaksananya Terlaksananya Meningkatkannya
pelaksanaan persiapan evaluasi atas efektivitas
setiap evaluasi setiap kegiatan pelaksanaan
kegiatan pelaksanaan Reformasi evaluasi atas
Reformasi setiap kegiatan Birokrasi setiap kegiatan
Birokrasi Reformasi Kementerian Reformasi
Kementerian Birokrasi Kesehatan Birokrasi
Kesehatan Pelaksanaan Kementerian
evaluasi atas Kesehatan
beberapa

180
SASARAN PENCAPAIAN YANG REALISTIS
NAMA
NO
KEGIATAN
2012 2013 2014

kegiatan
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
3. Evaluasi Terlaksananya
Menyeluruh evaluasi
atas menyeluruh atas
pelaksanaan setiap kegiatan
setiap Reformasi
kegiatan Birokrasi
Reformasi Kementerian
Birokrasi Kesehatan
Kementerian
Kesehatan

Tabel 3.67 Sasaran Pencapaian Kegiatan yang Realistis


dalam Program Monitoring dan Evaluasi

3.9.4. Agenda Prioritas


Selaras dengan paparan pada butir 3.9.2 tentang Rencana Kegiatan, maka kegiatan
prioritas dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2012-2014 terkait
Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut.

AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
1 Monitoring pelaksanaan Karena kegiatan monitoring pelaksanaan atas setiap
setiap kegiatan Reformasi kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Birokrasi Kementerian Kesehatan merupakan kegiatan yang penting untuk
Kesehatan dapat memantau dan memastikan pelaksanaan
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan yang sesuai dengan Rencana Aksi yang
telah disusun agar diperoleh hasil/outcome dari

181
AGENDA
NO PERTIMBANGAN
PRIORITAS
masing-masing kegiatan Reformasi Birokrasi sesuai
yang telah ditetapkan dalam kriteria keberhasilan
2 Evaluasi pelaksanaan Karena kegiatan evaluasi pelaksanaan atas kegiatan
setiap kegiatan Reformasi Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Birokrasi Kementerian merupakan kegiatan yang penting untuk dapat
Kesehatan mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan dapat diperoleh
hasil/outcome dari masing-masing kegiatan
Reformasi Birokrasi sesuai yang telah ditetapkan
dalam kriteria keberhasilan

Tabel 3.68 Agenda Prioritas Kegiatan dalam Program


Monitoring dan Evaluasi

Sedangkan langkah-langkah yang memadai yang sesuai dengan prioritas yang telah
ditetapkan di atas adalah sebagai berikut:

NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH


NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
1 Monitoring pelaksanaan Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan
setiap kegiatan Reformasi Pembentukan Tim Pelaksana Monitoring dan
Birokrasi Kementerian Evaluasi (Monev) terkait Monitoring untuk setiap
Kesehatan kegiatan Reformasi Birokrasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Pemahaman lebih mendalam tentang Metodologi
Pelaksanaan Kegiatan Monitoring pelaksanaan
atas setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Koordinasi rencana pelaksanaan Monitoring
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Pengumpulan Data terkait Monitoring
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Analisis Data dan Kebutuhan akan Monitoring

182
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Penyusunan Pedoman dan Prosedur Monitoring
Penyusunan Tool/Perangkat Monitoring
Persiapan bahan Bimbingan Teknis/pembekalan
Pedoman dan Perangkat Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Koordinasi jadwal Bimbingan Teknis Pedoman
dan Perangkat Monitoring pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pembekalan tentang Monitoring pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan kepada Tim Monev
Bimbingan Teknis tentang Monitoring
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan kepada Tim Monev
Penyempurnaan Prosedur dan Pedoman
Monitoring pelaksanaan setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Monitoring pelaksanaan setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Pelaporan Hasil Monev terkait Monitoring
2 Evaluasi pelaksanaan Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan
setiap kegiatan Reformasi Pembentukan Tim Pelaksana Monitoring dan
Birokrasi Kementerian Evaluasi (Monev) terkait Evaluasi untuk setiap
Kesehatan kegiatan Reformasi Birokrasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Pemahaman lebih mendalam tentang Metodologi
Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Koordinasi rencana Evaluasi pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pengumpulan Data terkait Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian

183
NAMA KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH
NO
AGENDAPRIORITAS YANG PERLU DILAKUKAN
Kesehatan
Analisis Data dan Kebutuhan akan Evaluasi
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Penyusunan Pedoman Evaluasi pelaksanaan
Penyusunan Tool/Perangkat Evaluasi
pelaksanaan
Persiapan bahan Bimbingan Teknis/Pembekalan
Pedoman dan Perangkat Evaluasi pelaksanaan
setiap kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan kepada Tim Monev
Koordinasi jadwal Bimbingan Teknis Pedoman
dan Perangkat Evaluasi pelaksanaan seluruh
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan
Pembekalan/Bimbingan Teknis tentang Prosedur
dan Pedoman Evaluasi pelaksanaan setiap
kegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan kepada Tim Monev
Penyempurnaan Prosedur dan Pedoman Evaluasi
pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan
Evaluasi pelaksanaan setiap kegiatan Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan
Pelaporan hasil Monev terkait Evaluasi

Tabel 3.69 Langkah-langlah Pelaksanaan Kegiatan dalam


Program Monitoring dan Evaluasi

3.9.5. Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penanggung Jawab dan


Rencana Anggaran
Adapun Waktu Pelaksanaan, Tahapan Kerja, Penaggung Jawab dan Rencana
Angaran dari setiap kegiatan dalam Program Monitoring dan Evaluasi di
Kementerian Kesehatan akan disajikan dalam Formulir 3, seperti terlampir.

184
Dari Rencana Aksi Kegiatan dapat disimpulkan bahwa estimasi anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan untuk Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai
berikut.

ANGGARAN
NAMA
NO
KEGIATAN
2012 (RP) 2013 (RP) 2014 (RP)

1. Monitoring
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi 140.000.000 425.000.000
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
2. Evaluasi
pelaksanaan
setiap kegiatan
Reformasi 140.000.000 475.000.000
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan
3. Evaluasi
Menyeluruh
atas
pelaksanaan
setiap kegiatan 160.000.000
Reformasi
Birokrasi
Kementerian
Kesehatan

Total Estimasi 280.000.000 900.000.000 160000000


Anggaran Untuk
Keseluruhan Kegiatan 1.340.000.000

Tabel 3.70 Estimasi Anggaran Pelaksanaan Program


Monitoring dan Evaluasi

185
Keterangan :
Estimasi Anggaran untuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi atas setiap kegiatan
Reformasi Birokrasi sudah dialokasikan ke dalam Estimasi Anggaran di masing-masing
kegiatan terkait. Angaran untuk persiapan pelaksanaan Evaluasi Menyeluruh (pada tahun
2012 dan 2013) sudah tercakup dalam anggaran untuk kegiatan Evaluasi

Adapun efisiensi/optimalisasi anggaran yang dilakukan oleh Kementerian


Kesehatan terkait dengan adanya pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi dalam
Program Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut.

MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN


NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
1. Monitoring Pelaksanaan Adanya Monitoring
pelaksanaan monitoring pembekalan/pe pelaksanaan setiap
setiap kegiatan dapat latihan tentang kegiatan Reformasi
Reformasi dilakukan Monitoring dan Birokrasi
Birokrasi secara simultan Evaluasi dan Kementerian
Kementerian untuk kegiatan penyusunan Kesehatan
Kesehatan Reformasi pedoman dan
Birokrasi yang perangkat
masih saling Monev,
terkait dan sehingga
dalam waktu adanya
pelaksanaan optimaliasi
yang sama pelaksanaan
dalam program pemantauan
Reformasi pelaksanaan
Birokrasi yang kegiatan
sama, sehingga Reformasi
dapat Birokrasi di
mengoptimalka Kementerian
n penggunaan Kesehatan yang
anggaran juga
monitoring berdampak
Target pada

186
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
penghematan optimalisasi
yang dapat anggaran
diperoleh Target
adalah penghematan
penurunan yang dapat
anggaran diperoleh
pelaksanaan adalah
Monitoring penurunan
sebesar 10% anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%
2. Evaluasi Pelaksanaan Adanya Evaluasi
pelaksanaan evaluasi dapat pembekalan/pe pelaksanaan setiap
setiap kegiatan dilakukan latihan tentang kegiatan Reformasi
Reformasi secara simultan Monitoring dan Birokrasi
Birokrasi untuk kegiatan Evaluasi dan Kementerian
Kementerian Reformasi penyusunan Kesehatan
Kesehatan Birokrasi yang pedoman dan
masih saling perangkat
terkait dan Monev,
dalam waktu sehingga
pelaksanaan adanya
yang sama optimaliasi
dalam program pelaksanaan
Reformasi evaluasi
Birokrasi yang pelaksanaan
sama, sehingga kegiatan
dapat Reformasi
mengoptimalka Birokrasi di
n penggunaan Kementerian
anggaran Kesehatan yang
evaluasi juga
Target berdampak
penghematan pada
yang dapat optimalisasi

187
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
diperoleh anggaran
adalah Target
penurunan penghematan
anggaran yang dapat
pelaksanaan diperoleh
Evaluasi adalah
sebesar 10% penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%
3. Evaluasi Pelaksanaan a) Adanya Evaluasi
Menyeluruh atas evaluasi pembekalan/pe Menyeluruh atas
pelaksanaan menyeluruh latihan tentang pelaksanaan setiap
setiap kegiatan dapat Monitoring dan kegiatan Reformasi
Reformasi dilakukan Evaluasi dan Birokrasi
Birokrasi secara simultan penyusunan Kementerian
Kementerian karena pedoman dan Kesehatan
Kesehatan dilakukan perangkat
bersamaan Monev,
pada semester sehingga
2 tahun 2014 adanya
untuk kegiatan optimaliasi
Reformasi pelaksanaan
Birokrasi evaluasi
dalam area menyeluruh
perubahan atas
yang sama, pelaksanaan
sehingga dapat kegiatan
mengoptimalka Reformasi
n penggunaan Birokrasi di
anggaran Kementerian
evaluasi Kesehatan yang
menyeluruh juga
Target berdampak
penghematan pada

188
MEKANISME PENGHEMATAN/ BESARAN
NAMA EFISIENSI/ MANFAAT YANG PENGHEMATAN
NO
KEGIATAN OPTIMALISASI DIPEROLEH ANGGARAN (Rp.)
ANGGARAN
yang dapat optimalisasi
diperoleh anggaran
adalah secara
penurunan keseluruhan
anggaran b) Target
pelaksanaan penghematan
Evaluasi yang dapat
Menyekuruh diperoleh
sebesar 10% adalah
penurunan
anggaran
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
sebesar 10%

Tabel 3.71 Mekanisme Optimalisasi Anggaran dan


Penghematan atas Pelaksanaan Program Monitoring dan
Evaluasi

189
3.10 Keterkaitan Agenda Prioritas

Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan keterkaitan di antara berbagai


agenda prioritas di semua area perubahan.

3.11 Quick Wins

Reformasi birokrasi akan mendorong terwujudnya penerapan prinsip-prinsip clean


government dan good governance yang secara universal diyakini menjadi prinsip
yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Di dalam
reformasi birokrasi terdapat beberapa area perubahan yang setiap perubahannya
dapat memberikan dampak antara lain pada penurunan praktek KKN,
meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik, meningkatnya

190
produktivitas aparatur, meningkatnya kesejahteraan pegawai negeri dan berbagai
hasil pembangunan secara nyata dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kondisi
tersebut akan dicapai melalui berbagai upaya antara lain dengan penerapan quick
wins.

Melalui quick wins atau disebut juga low hanging fruit diharapkan didapatkan
momentum awal yang positif dan juga kepercayaan diri untuk selanjutnya
melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan. Keluaran
dari pelaksanaan quick wins adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau
produk utama Kementerian Kesehatan yang sesuai dengan peran, tupoksi dan
karakteristik masing-masing. Untuk mengawal dan memandu pelaksanaan quick
wins, maka perlu disusun pedoman pelaksanaannya.

Karena ini, program quick wins harus memenuhi kriteria berikut ini:

1. Merupakan program atau aktivitas Reformasi Birokrasi.

2. Merupakan bagian utama (core business) dari peran/tupoksi dan


karakteristik K/L dan Pemda.

3. Mendorong perbaikan yang lebih besar.

4. Memberi nilai perbaikan dan perubahan secara organisasional.

5. Merupakan aktivitas nyata dan manfaat perbaikan serta perubahan dapat


dirasakan secepatnya oleh para stakeholders.

191
Beberapa prinsip yang perlu diikuti dalam pemilihan program quick wins adalah:

1. Pengungkit. Program/inisiatif yang dipilih bermanfaat untuk mendapatkan


momentum awal yang positif dan kepercayaan diri untuk selanjutnya
melakukan sesuatu yang berat.

2. Mudah dan Cepat. Program/inisiatif yang dipilih harus mudah dilaksanakan


dan hasilnya cepat dirasakan.

3. Motivasi. Mengingat program/inisitif mudah dikerjakan dan cepat dicapai,


maka diharapkan dapat memotivasi individu/kelompok di dalam
Kementerian Kesehatan untuk melanjutkan pekerjaan yang lebih berat
(Reformasi Birokrasi).

4. Memperbaiki. Program/inisitif yang dipilih dapat memperbaiki sistem dan


mekanisme kerja secara organisasional di Kementerian Kesehatan.

5. Meyakinkan. Program/inisitif yang dipilih harus dapat meyakinkan


pemangku kepentingan dengan cara program/inisiatif tersebut segera dapat
memberikan manfaat yang diinginkan.

6. Nyata. Artinya memberikan manfaat nyata sesuai dengan harapan internal


dan eksternal.

7. Independen. Program/inisitif yang dipilih hendaknya di bawah kontrol


penuh Kementerian Kesehatan dan keberhasilannya tidak tergantung secara
dominan pada kementerian, lembaga dan Pemda lainnya.

Berdasarkan kritera dan prinsip di atas, maka Kementerian kesehatan telah


mengidentifikasi beberapa program quick wins sebagai berikut:

1. Peningkatan dalam PTRC (Pusat Tanggap dan Respons Cepat), yang


merupakan terobosan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam mendapatkan informasi yang berkaitan dengan bidang kesehatan
2. Peningkatan mutu (waktu, akurasi, kualitas) dalam proses layanan pada
Unit Layanan Terpadu (ULT)
3. Rekruitmen secara online untuk pengadaan CPNS, dokter/dokter
gigi/bidan PTT, TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia), yang bersifat
transparan, akuntabel, efektif dan efisien serta mudah diakses.

Berikut ini adalah penjelasan rinci tentang ketiga program Quick Wins tersebut.

192
QUICK WINS
Peningkatan dalam
Pusat Tanggap dan Respon Cepat (PTRC)

I. LATAR BELAKANG

Kebijakan Reformasi Birokrasi telah dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 81


tahun 2010 tentang Grand Disain Reformasi Birokrasi tahun 2010 2025.
Kebijakan operasional dari Reformasi Birokrasi diatur dalam Keputusan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 20 tahun 2010
tentang Roadmap Reformasi Birokrasi tahun 2010 2014. Inheren di dalam
reformasi birokrasi adalah pelaksanaan sejumlah program yang diberi label sebagai
Quick Wins. Sebagaimana termaktub di dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Quick Wins, di dalam reformasi birokrasi terdapat beberapa area
perubahan yang setiap perubahannya dapat memberikan dampak antara lain pada
penurunan praktek KKN, meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan
pelayanan publik, meningkatnya produktivitas aparatur, meningkatnya
kesejahteraan pegawai negeri dan hasil-hasil pembangunan secara nyata dirasakan
oleh seluruh masyarakat. Inilah intisari dari program Quick Wins. Secara definisi,
Quick Wins adalah adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang
mengawali suatu program besar. Quick wins untuk suatu Kementerian/Lembaga
dapat mengambil suatu bentuk tertentu, yakni: organization quick wins, regulation
quick wins atau human resource quick wins.

Dalam konteks demikian, Kementerian Kesehatan telah memutuskan bahwa salah


satu Quick Wins yang akan dijalankan untuk tahun 2012 adalah Peningkatan dalam
Pusat Tanggap Respons Cepat (PTRC). Adanya PTRC sejalan dan sesuai dengan UU
No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), UU N0. 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Quick Wins ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan untuk meningkatkan kinerja di ranah layanan publik, khususnya pada
pemberian informasi yang akurat dan cepat di bidang kesehatan.

193
Aspek kinerja utama dari PTRC, sesuai dengan namanya, adalah mampu
memberikan informasi yang berkualitas dengan cepat (deliver the quality
information promptly) kepada publik peminta informasi (user). Saat ini, walaupun
upaya tanggapan telah dilakukan, namun belum ada suatu mekanisme untuk
mengetahui kualitas dari tanggapan yang disampaikan oleh PTRC. Fokus PTRC pada
Quick Wins adalah untuk melakukan peningkatan (improvement) terhadap kualitas
tanggapan, yang mencakup dua hal: (1) waktu respons dan (2) kesesuaian
tanggapan dengan inquiry yang disampaikan oleh user.

II. TUJUAN

Tujuan dari Quick Wins ini adalah pemberdayaan Pusat Tanggap dan Respon Cepat
untuk memastikan agar informasi yang diterima user dari PTRC sesuai dengan
pemintaan (inquiry) yang disampaikan serta diperoleh dalam tenggat waktu yang
layak, sesuai dengan jenis inquiry-nya.

III. SASARAN

Sasaran dari Quick Wins adalah sebagai berikut:

Kementerian Kesehatan akan

1) memiliki unit PTRC yang mampu menjadi corong penyampaian


informasi publik yang berkualitas dengan waktu respon yang cepat
kepada masyarakat.

Masyarakat akan:

1) Memiliki awareness bahwa terdapat suatu instusi pemerintah


(dalam lingkup Kementerian Kesehatan) yang memiliki fungsi
untuk secara cepat menanggapi permintaan informasi kesehatan
yang diajukan oleh publik;

2) dapat memperoleh informasi kesehatan yang akurat;

3) dapat memperoleh tanggapan yang cepat dan berkualitas


terhadap inquiry yang mereka sampaikan kepada PTRC.

194
IV. KELUARAN

Keluaran (deliveables) yang diharapkan dapat diperoleh dengan tergarapnya Quick


Wins ini adalah:

1) Terbangunnya suatu mekanisme untuk dapat menelusuri dan merekam


(track and record) tingkat kualitas informasi yang disampaikan serta waktu
tanggap yang dibutuhkan untuk penyampaian informasi tersebut.

2) Terbangunnya suatu mekanisme untuk dapat melakukan analisis terhadap


data kualitas dan waktu tanggap yang terekam guna peningkatan lebih
lanjut (continuous improvement).

3) Tersedianya standard operating procedure/panduan/manual sebagai


pedoman untuk mengoperasikan PTRC yang dapat memenuhi tujuan dan
sasaran sebagaimana yang tersebut di atas.

4) Tersedianya Standard Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan dalam


menentukan pemenuhan kinerja PTRC.

V. HASIL YANG AKAN DICAPAI

Hasil yang akan dicapai mencakup:

a. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh informasi yang


disampaikan memenuhi target waktu tanggap yang dibutuhkan dan dapat
secara akurat menjawab pertanyaan masyarakat.

b. Kementerian Kesehatan dapat mengidentifikasi jenis informasi apa saja


yang relatif sering dicari oleh masyarakat dan dapat menyusun mekanisme
information retrieval yang efektif.

c. Masyarakat dapat mengandalkan PTRC sebagai one-stop place untuk


mendapatkan informasi apapun terkait dengan pelayanan kesehatan di
Indonesia.

d. Sistem yang terbangun dapat ikut membantu pembentukan masyarakat


yang melek informasi kesehatan, dan selanjutnya menjadi masyarakat
yang peduli akan kesehatan.

195
VI. KRITERIA KEBERHASILAN

Tolok ukur keberhasilan dari Quick Wins Peningkatan dalam Pusat Tanggap
Respon Cepat dapat dipilah ke dalam dua fase, yakni (1) fase pengembangan
sistem dan (2) fase implementasi sistem.

1) Fase Pengembangan Sistem


Pada fase pengembangan sistem, tolok ukur dilihat dari kemajuan
(progress) penyempurnaaan terhadap PTRC. Berikut adalah butir
pekerjaan yang akan digarap dalam Fase Pengembangan Sistem:

a) Pengembangan Mekanisme Penelusuran Kualitas Tanggapan


Ini adalah suatu mekanisme untuk mengetahui tanggapan dari
responden tentang kualitas informasi yang mereka terima terkait
dengan inquiry yang disampaikan ke PTRC. Kualitas didefinisikan
sebagai kesesuaian antara informasi yang diterima dengan inquiry
yang mereka ajukan ke PTRC.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa perangkat survey untuk


penelusuran kualitas tanggapan.

b) Pengembangan Sistem Database PTRC untuk Pembaharuan Data


dan Informasi
Butir pekerjaan ini merupakan penyempurnaan terhadap sistem
yang ada dalam hal pembaharuan informasi yang terdapat dalam
database PTRC. Dengan adanya pembaharuan ini, maka data dan
informasi yang terekam dalam sistem akan selalu diperbaharui
berdasarkan tanggapan yang diperoleh dari responden
berdasarkan butir a) di atas. Selanjutnya, tersedianya data dan
informasi yang lebih lengkap akan mendorong pemenuhan waktu
tanggap yang lebih baik.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

196
i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan
dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa sistem database PTRC


berbasis web yang memiliki kemampuan pembaharuan
data dan informasi, serta fungsi retrieve (tarik data atau
informasi) yang user-friendly.

c) Pengembangan Sistem Analisis Data dan Informasi


Item pekerjaan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari
tersedianya Sistem Database PTRC. Data dan informasi yang
berada Sistem Database PTRC dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh pendalaman (insight) tentang pola (pattern)
permintaan inquiry dari masyarakat. Selanjutnya dapat dipetakan
mengenai bagaimana pola kualitas dan waktu tanggapan terhadap
inquiry tersebut. Adanya sistem untuk pendalaman pola semacam
ini akan bermanfaat untuk upaya peningkatan yang berkelanjutan.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa Sistem Analisis Data dan


Informasi Berbasis Web dengan fitur analisis yang
komprehensif

197
3) Fase Implementasi Sistem
Pada Fase Implementasi Sistem, yang menjadi tolok ukur keberhasilan
adalah efektifitas dari tanggapan yang disampaikan dalam memenuhi
kebutuhan informasi kesehatan dari masyarakat. Berikut adalah tolok ukur
yang akan digunakan

a) Tingkat pemenuhan waktu tanggap inquiry


Terpenuhinya target waktu tanggap, sesuai dengan media yang
digunakan untuk mengajukan inquiry informasi kesehatan:

No Media Data kontak Waktu Tanggap

1 E-mail kontak @depkes.go.id Sesuai SPM

info@depkes.go.id

2 Pengaduan (021) 500567 Sesuai SPM

3 HP/SMS 0812 8156 2620 Sesuai SPM

4 Fax (021) 5292 1669 Sesuai SPM

5 Surat PTRC Kementerian Kesehatan Sesuai SPM

Kriteria keberhasilan yang digunakan adalah sbb.:

No. Pemenuhan Waktu Tanggap Tingkat Keberhasilan

1 90 % s.d. 100 % sesuai SPM Baik

2 80 % hingga 90 % sesuai SPM Cukup

3 70 % hingga 80 % sesuai SPM Kurang

4 < 70 % sesuai SPM Buruk

198
b) Tingkat kualitas tanggapan yang disampaikan
Tolok ukur ini mengukur perspesi masyarakat terhadap kualitas
tanggapan yang mereka terima. Penggunaan tolok ukur
keberhasilan ini untuk menyeimbangkan persepsi antara PTRC dan
masyarakat atas kualitas tanggapan. Kriteria keberhasilan yang
digunakan adalah sbb.:

Skor Makna

4 Tanggapan melebihi ekspektasi

3 Tanggapan sesuai ekspektasi

2 Sebagian besar tanggapan memenuhi ekspektasi

1 Hanya sebagian tanggapan memenuhi ekspektasi

VII. RENCANA KERJA

Rencana kerja yang menggambarkan pelaksanaan Quick Wins ini sejak tahap
persiapan hingga terpenuhinya seluruh deliverables ada di dalam Lampiran.

199
QUICK WINS
Peningkatan Mutu Proses Layanan
pada Unit Layanan Terpadu (ULT)

I. LATAR BELAKANG

Reformasi Birokrasi merupakan suatu proses perubahan yang dilaksanakan secara


bertahap dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan tata kelola yang
bersih dan meningkatkan pelayanan publik. Untuk kurun waktu 2010-2014,
sasaran yang hendak dicapai dari pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi oleh
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah adalah:

(1). Meningkatnya kualitas pelayanan publik

(2). Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

(3). Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme

Setiap Kementerian/Lembaga perlu mengidentifikasi wujud peningkatan kualitas


pada area pelayanan publik. Program peningkatan kualitas ini, selanjutnya, dapat
ditetapkan sebagai salah satu Program Quick Wins, yaitu suatu program, yang
merupakan bagian dari Reformasi Birokrasi, dengan durasi waktu pelaksanaan
kurang dari 1 tahun serta dapat menghasilkan suatu deliverables yang manfaatnya
dapat segera dirasakan langsung oleh stakeholder terkait. Quick Wins merupakan
suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar.
Suatu Kementerian/ Lembaga menggulirkan Quick Wins dengan harapan
keberhasilan pelaksanaannya dapat menjadi penghela bagi bergulirnya program
lain, dengan karakteristik yang lebih kompleks, yang tercakup dalam Road Map
Reformasi Birokrasi.

Salah satu bentuk layanan publik dari Kementerian Kesehatan adalah layanan yang
diberikan oleh Unit Layanan Terpadu (ULT). Terdapat 8 jenis layanan yang
diberikan, diantaranya: pelayanan upaya kesehatan, layanan kepegawaian, dan
pengaduan dan permohonan informasi. ULT sendiri sudah beroperasi mulai tgl. 26
April 2010, dan diresmikan oleh Ibu Menkes RI pada tgl. 3 Desember 2011. Setelah

200
beroperasi lebih dari satu tahun, dan dari hasil evaluasi yang dilakukan, diperoleh
sejumlah isu yang dinilai mengurangi efektivitas layanan yang diberikan ULT, yakni:

(1). Kurang disiplinnya petugas loket sehingga pelayanan tidak tepat waktu.

(2). Pada saat jam sibuk, kapasitas tempat duduk tidak memadai, sehingga
client berdiri atau menunggu diluar.

(3). Petugas loket kurang menguasai substansi dan tidak semua permintaan
dapat sepenuhnya diselesaikan di ULT, sehingga masih memerlukan
rujukan ke unit terkait. Unit belum sepenuhnya berkeinginan kuat
menyelesaikan dokumen melalui ULT.

Dalam konteks demikian, Kementerian Kesehatan telah memutuskan bahwa salah


satu Quick Wins yang akan dijalankan untuk tahun 2012 adalah Peningkatan Mutu
Proses Layanan pada Unit Layanan Terpadu (ULT). Pemilihan Program Quick Wins
ini sejalan dengan UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), UU N0. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan UU No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan. Dijadikannya hal ini sebagai Quick Wins mencerminkan upaya
Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kinerja di ranah layanan publik,
khususnya pada pelayanan administratif kesehatan untuk publik.

II. TUJUAN

Tujuan dari Program Quick Wins Peningkatan Mutu Proses Layanan pada Unit
Layanan Terpadu (ULT) adalah untuk menstandarisasi seluruh layanan yang
diberikan pada ULT sehingga layanan yang diberikan bersifat tepat mutu, tepat
waktu dan tepat biaya. Dengan adanya standarisasi, maka customer dapat
memperoleh kepastian terhadap 3 aspek layanan tersebut.

III. SASARAN

Sasaran dari Program Quick Wins Peningkatan Mutu Proses Layanan pada Unit
Layanan Terpadu (ULT) adalah sebagai berikut:

(1). Kementerian Kesehatan akan:

201
a. memiliki Unit Layanan Terpadu dengan layanan yang
komprehensif dan pemenuhan mutu (quality) yang konsisten.

(2). Masyarakat akan:

a. memperoleh kepastian (assurance) akan mutu layanan yang


diperolehnya dari Unit Layanan Terpadu

b. dapat mengetahui dengan persis durasi waktu (cycle time) yang


dibutuhkan untuk memproses suatu layanan

c. memperoleh kepastian atas biaya yang harus dikeluarkan untuk


memperoleh layanan yang diberikan oleh Unit Layanan Terpadu

d. memiliki persepsi yang positif atas layanan yang diberikan oleh


Unit Layanan Terpadu

IV. KELUARAN

Keluaran (deliveables) yang diharapkan dapat diperoleh dengan tergarapnya Quick


Wins ini adalah:

5) Diperolehnya standarisasi ISO untuk seluruh layanan yang menjadi


cakupan dari Unit Layanan Terpadu

6) Tersedianya personil pelaksana pada Unit Layanan Terpadu yang mampu


memberikan layanan sesuai dengan standard ISO.

7) Terbangunnya kapabilitas personil ULT untuk melakukan pemrosesan


layanan secara lebih independen, yakni mengurangi rujukan terhadap unit
kerja terkait.

V. HASIL YANG AKAN DICAPAI

Hasil yang akan dicapai mencakup:

e. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh layanan yang


diberikan memenuhi target waktu proses serta standard kualitas yang
dibutuhkan.

202
f. Masyarakat dapat mengandalkan Unit Layanan Terpadu sebagai one-stop
service place untuk seluruh jenis layanan yang menjadi cakupannya.

VI. KRITERIA KEBERHASILAN

Tolok ukur keberhasilan dari Quick Wins Peningkatan Mutu Proses Layanan pada
Unit Layanan Terpadu (ULT) dapat dipilah ke dalam dua fase, yakni (1) Fase
Pengembangan Standard Layanan dan (2) Fase Implementasi Standard Layanan.
4) Fase Pengembangan Standard Layanan
Pada fase pengembangan sistem, tolok ukur dilihat dari kemajuan
(progress) pengembangan standarisasi layanan ULT. Berikut adalah butir
pekerjaan yang akan digarap dalam Fase Pengembangan Standard
Layanan:

a) Penyempurnaan Standard Operating Procedure (SOP)


Inti dari kegiatan ini adalah melakukan penyempurnaan terhadap
seluruh SOP yang dijadikan rujukan bagi personil ULT untuk
melaksanakan tugasnya. Termasuk yang menjadi garapan di sini
adalah menyusun peta proses (proses mapping) dari seluruh jenis
layanan. Peta proses akan menggambarkan alur proses secara
komprehensif, diawali dengan diterimanya permintaan layanan
dari customer oleh ULT dan berakhir pada pemenuhan layanan
tersebut oleh ULT.
Kriteria keberhasilan dari item pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa SOP dan Peta Proses untuk


seluruh layanan yang menjadi cakupan ULT.

b) Perolehan Standard Kualifikasi ISO


Butir pekerjaan ini adalah mengajukan seluruh layanan ULT untuk
mendapatkan sertifikasi ISO. Untuk memastikan agar sertifikasi ISO
ini dapat dipertahankan, maka personil pelaksana harus memiliki

203
kompetensi yang memadai. Dengan demikian, perlu
dikembangkan suatu bentuk training untuk membekali pesertanya
agar dapat menmberikan layanan sesuai dengan standard ISO.
Aspek pelatihan yang tidak kalah pentingnya adalah pelatihan
kepada para trainer yang mengajarkan standard layanan tersebut.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa: (1) sertifikasi ISO untuk


seluruh layanan ULT; (2) tersedianya sejumlah personil
yang telah dibekali ketrampilan sebagai trainer dalam hal
pemenuhan standard layanan berbasis ISO; dan (3)
tersedianya personil pelaksana ULT yang telah dibekali
dengan ketrampilan pemberian layanan sesuai standard
ISO.

c) Penyusunan Perangkat Survei Kepuasan Pelanggan


Ini adalah suatu mekanisme untuk mengetahui tanggapan dari
responden tentang kualitas layanan yang mereka terima. Survei ini
berguna untuk menangkap persepsi pelanggan terhadap layanan
yang mereka terima, di mana persepsi ini akan dilihat dari 2
dimensi: tingkat kualitas suatu layanan dan tingkat kepentingan
layanan tersebut di mata pelanggan. Salah satu hal yang dapat
digali dari survei ini adalah Kementerian Kesehatan dapat
mengidentifikasi mana saja layanan yang dianggap penting di mata
pelanggan, namun masih belum memenuhi tingkat kualitas yang
diharapkan. Survei ini akan menjadi landasan bagi upaya
peningkatan layanan yang berkelanjutan.
Kriteria keberhasilan dari item pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

204
iii. Diperoleh deliverables berupa perangkat survei kepuasan
pelanggan

5) Fase Implementasi Standard Layanan


Pada Fase Implementasi Sistem, yang menjadi tolok ukur keberhasilan
adalah efektifitas dari kinerja layanan yang diberikan oleh ULT. Kinerja
layanan akan dievaluasi dari sejumlah dimensi, yakni: mutu layanan,
fleksibilitas layanan dan biaya per pemberian layanan. Berikut adalah tolok
ukur yang akan digunakan

a) Indeks Mutu Layanan (Service Quality Index)


Indeks Mutu Layanan merupakan suatu tolok ukur kinerja layanan
yang bersifat komprehensif. Tolok ukur ini merupakan suatu
indeks komposit, di mana evaluasi akan mencakup 5 dimensi
sebagai berikut:

i. Reliability

ii. Assurance

iii. Tangible

iv. Empathy

v. Responsiveness

Terhadap setiap dimensi penilaian tersebut, akan


digunakan suatu skala Likert untuk menentukan level
kinerja yang telah dicapai, dengan rentang skor dari 1
sampai dengan 5. Skor 5 menunjukkan aspek kinerja
sangat memuaskan, sementara skor 1 menunjukkan aspek
kinerja sangat tidak memuaskan.

b) Indeks Fleksibilitas Layanan


Indeks Fleksibilitas Layanan dapat dilihat dari dua sisi, yakni
fleksibilitas pemenuhan permintaan (demand flexibility) dan
fleksibilitas kecepatan layanan (delivery speed flexibility).
Fleksibilitas pemenuhan permintaan mengukur apakah Unit
Layanan Terpadu memiliki tingkat infrastruktur dan sumber daya

205
yang fleksibel di dalam memenuhi variasi permintaan. Fleksibilitas
kecepatan layanan memiliki dua komponen, yakni waiting time
(waktu yang dilalui seorang pelanggan untuk menunggu dilayani)
dan processing time (waktu untuk memproses seorang pelanggan).

c) Biaya per Pemberian Layanan


Tolok ukur ini akan menghitung berapa biaya rata-rata yang
dikeluarkan untuk memproses suatu jenis layanan tertentu.
Penggunaan tolok ukur ini adalah untuk memastikan bahwa level
layanan yang diberikan masih dalam koridor mutu yang
diharapkan sembari menjaga biaya pada level optimal.

VII. RENCANA KERJA

Rencana kerja dari Quick Wins ini ada dalam Lampiran.

206
QUICK WINS
Rekruitmen Secara Online

I. LATAR BELAKANG

Reformasi Birokrasi adalah suatu proses perubahan yang dilaksanakan secara


bertahap dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan tata kelola yang
bersih dan meningkatkan pelayanan publik. Reformasi Birokrasi berlangsung
untuk kurun waktu 2010 sampai dengan 2025. Tahap pertama dari Program
Reformasi Birokrasi berlangsung dari 2010 sampai dengan 2014. Salah satu sasaran
yang hendak dicapai dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi untuk kurun waktu ini
adalah terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Indikator untuk mengukur pencapaian sasaran ini adalah (1) Indeks
Persepsi Korupsi dan (2) Opini BPK. Target pada 2014 untuk indikator tersebut
adalah masing-masing 5 (skala 0 10) dan Wajar Tanpa Perkecualian untuk seluruh
Kementerian/Lembaga. Jelaslah, bahwa menjadikan Kementerian/Lembaga
sebagai suatu organisasi yang bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) adalah niat luhur dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Reformasi Birokrasi mencakup perubahan di sejumlah area, di antaranya adalah


Tatalaksana, Pengawasan, Akuntabilitas Kinerja dan Pelayanan Publik.
Keberhasilan di dalam menjalankan perubahan di sejumlah area ini berperan
penting dalam memberangus KKN. Salah satu unsur penting di dalam
meminimalkan KKN adalah dengan menciptakan transparansi pada seluruh bentuk
layanan publik yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Transparansi dapat
diperoleh dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Setiap Kementerian/Lembaga perlu mengidentifikasi bagaimana transparansi


dapat diwujudkan pada area pelayanan publik. Program peningkatan transparansi
ini, selanjutnya, dapat ditetapkan sebagai salah satu Program Quick Wins, yakni
suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar.
Program Quick Wins sering dianalogikan sebagai low hanging fruits, artinya
program yang dapat segera dipetik manfaatnya dalam jangka pendek (biasanya
kurang dari satu tahun). Program Quick Wins digulirkan, agar dapat menjadi
penggerak momentum awal, yang selanjutnya dapat menjadi penarik bagi

207
pelaksanaan program-program lainnya, dengan karakteristik yang lebih kompleks,
yang tercakup dalam Road Map Reformasi Birokrasi dari Kementerian/Lembaga.

Dengan latar belakang seperti tersebut di atas, maka Kementerian Kesehatan


menetapkan Rekruitmen Online sebagaia salah satu Quick Wins-nya. Yang
tercakup dalam Rekruitmen Online adalah pengadaan CPNS, dokter/dokter
gigi/bidan PTT, dan TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia). Dengan proses
rekruitmen yang bersifat online (berbasiskan teknologi informasi), maka interaksi
antara recruiter dan recruitee, yang berpotensi menimbulkan katabeletje, dapat
diminimalkan. Pengambilan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan
rekruitmen terhadap seorang calon pelamar dapat dilakukan dengan lebih
obyektif. Pada akhinya, Sistem Rekruitmen Online akan mendorong terciptanya
perekutan tenaga yang kompeten berbasiskan meritokrasi .

II. TUJUAN

Tujuan dari Program Quick Wins Rekrutmen Online adalah untuk memperoleh
CPNS, dokter/dokter gigi/bidan PTT, TKHI (Tenaga Kesehatan Haji) yang terampil
dan kompeten (berdasarkan merit) melalui mekanisme rekruitmen yang bersifat
transparan, akuntabel, efektif dan efisien serta mudah diakses. Sifat rekrutmen
yang semacam itu didapat dari pemanfaatan teknologi informasi.

III. SASARAN

Sasaran dari Program Quick Wins Rekrutmen Online adalah sebagai berikut:

(1). Kementerian Kesehatan akan:

a. memiliki suatu sistem perekrutan yang bersifat merit-based


(berdasarkan prestasi pada pelamar)

b. memiliki kepastian bahwa dalam setiap proses rekrutmen yang


dilakukan, maka hanya pelamar dengan kualifikasi terbaiklah yang
akan direkrut sebagai tenaga kerja

208
c. memiliki suatu evidence bahwa salah satu upaya untuk
memberangus kolusi dan nepotisme telah termanifestasikan
dalam wujud rekrutmen pegawai

(2). Masyarakat akan:

a. mendapatkan kepastian bahwa setiap pelamar akan memiliki


kesempatan yang sama untuk direkrut

b. memahami bahwa pertimbangan yang diambil oleh Kementerian


Kesehatan di dalam merekrut mereka, semata-mata berdasarkan
prestasi yang mereka miliki

c. memiliki pandangan yang positif terhadap Kementerian Kesehatan


dalam upaya kementerian ini membentuk dirinya sebagai
organisasi yang bebas KKN

IV. KELUARAN

Keluaran (deliveables) yang diharapkan dapat diperoleh dengan tergarapnya Quick


Wins ini adalah:

(1). Program Rekrutmen Online yang berfungsi sepenuhnya dalam proses


rekrutmen terhadap CPNS, dokter/dokter gigi/bidan PTT, TKHI (Tenaga
Kesehatan Haji)

(2). Tersedianya juklak/juknis untuk pelaksanaan rekrutmen online

V. HASIL YANG AKAN DICAPAI

Hasil yang akan dicapai mencakup:

a. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa seluruh individu yang


diperoleh dari hasil rekrutmen adalah mereka yang memiliki kualifikasi
terbaik sesuai dengan posisi yang mereka lamar.

b. Kementerian Kesehatan dapat memastikan bahwa rekrutmen dilakukan


melalui suatu proses yang berbasiskan meritokrasi

209
c. Masyarakat, terutama kandidat yang melamar, dapat memastikan bahwa
mereka memiliki kesetaraan dalam proses rekrutmen dan mereka dapat
secara legawa memahami bahwa hanya kandidat terbaiklah yang pada
akhirnya akan direkrut

d. Sistem Rekrutmen Online dapat secara signifikan memangkas biaya dan


mereduksi waktu proses yang yang timbul dalam mekanisme perekrutan
secara manual

VI. KRITERIA KEBERHASILAN

Tolok ukur keberhasilan dari Quick Wins Rekrutmen Online dapat dipilah ke dalam
dua fase, yakni (1) Fase Pengembangan Sistem dan (2) Fase Implementasi Sistem.

1) Fase Pengembangan Sistem


Pada fase pengembangan sistem, tolok ukur didasarkan pada kemajuan
(progress) dari penyempurnaan Sistem Rekrutmen Online. Berikut adalah
item pekerjaan yang akan digarap dalam Fase Pengembangan Sistem:

a. Perluasan Akses pada Sistem dan Penyempurnaan Fitur Penapisan


Inti dari kegiatan ini adalah melakukan penyempurnaan terhadap
Sistem Rekrutmen Online (SRO) yang sudah ada sedemikian
sehingga para pelamar dari wilayah manapun di Republik
Indonesia dapat mengakses SRO dengan kecepatan akses yang
wajar. Adanya fitur ini memungkinkan kandidat terbaik di seluruh
wilayah tanah air memiliki kesempatan yang sama untuk
mengikuti proses rekrutmen. Penyempurnaan Fitur Penampisan
akan memungkinkan proses seleksi berjalan secara lebih efektif
dan efisien. Untuk mengantisipasi jumlah pelamar yang dapat
mencapai ribuan, maka dibutuhkan suatu mekanisme yang handal
untuk melakukan penyaringan yang dapat menghasilkan short-
listed candidate. Dengan demikian, kerja tim rekrutmen
selanjutnya cukup berfokus pada hasil saringan ini.
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

210
ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan
dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa (1) Sistem Rekrutmen


Online yang accessible dari seluruh wilayah di Indonesia
dengan bandwith yang wajar. Secara teknis, pengujian
accessibility ini dapat dilakukan dengan menggunakan
suatu metode sampling tertentu. (2) Suatu sistem yang
secara otomatis melakukan penapisan pada data pelamar
yang terinput dalam database sistem untuk menayangkan
short-listed candidates berdasarkan sekumpulan kriteria
tertentu.

b. Perolehan Sertifikasi ISO


Butir pekerjaan ini adalah mendapatkan sertifikasi ISO untuk
layanan Rekrutmen Online. Adanya sertifikasi ISO ini menjamin
bahwa proses rekrutmen online berjalan secara konsisten sesuai
dengan juklak/juknis yang berlaku. Inheren dalam tahapan ini
adalah terdapat sejumlah personil pelaksana yang memiliki
kompetensi yang memadai untuk melakukan rekrutmen secara
online. Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa: (1) sertifikasi ISO untuk


layanan Rekrutmen Online; dan (2) tersedianya personil
pelaksana layanan Rekrutmen Online yang telah dibekali
dengan ketrampilan pemberian layanan sesuai standard
ISO.

c. Penyempurnaan Juklak/Juknis
Inti dari kegiatan ini adalah melakukan penyempurnaan terhadap
seluruh Juklak dan Juknis yang menjadi landasan pengoperasian
SRO. Termasuk yang menjadi garapan di sini adalah menyusun
peta proses (proses mapping) dari layanan Rekrutmen Online. Peta
proses akan menggambarkan alur proses secara komprehensif,

211
diawali dengan diaksesnya situs Rekrutmen Online oleh pelamar
hingga yang bersangkutan menerima konfirmasi bahwa lamaran
yang di-upload sudah terekam dalam database SRO. Selanjutnya,
sang pelamar akan menerima pemberitahuan tentang proses
berikutnya yang akan dijalani dalam tenggat waktu yang sudah
ditentukan (timely manner).
Kriteria keberhasilan dari butir pekerjaan ini adalah:

i. Tingkat kemajuan penggarapan pekerjaan dibandingkan


dengan milestone proyek (target: 90 %)

ii. Tingkat penggunaan anggaran pekerjaan dibandingkan


dengan rencana (target: 90 % dan 100 %)

iii. Diperoleh deliverables berupa SOP dan Peta Proses untuk


seluruh layanan SRO.

2) Fase Implementasi Sistem


Pada Fase Implementasi Sistem, yang menjadi tolok ukur keberhasilan
adalah efektifitas dari kinerja Sistem Rekrutmen Online. Kinerja layanan
akan dievaluasi dari sejumlah dimensi, yakni: Persentase Pemenuhan
Waktu Rekrutmen dan Indeks Kualitas Recruitee. Berikut adalah uraian
dari tolok ukur yang akan digunakan:

a) Persentase Pemenuhan Waktu Rekrutmen


Waktu Rekrutmen didefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk mengisi suatu posisi tertentu, sejak posting
posisi tersebut pada situs web layanan Rekrutmen Online
hingga posisi tersebut terisi. Berdasarkan rule-of-thumb yang
umum digunakan dalam proses rekrutmen, Waktu Rekrutmen
yang baik adalah 2 bulan (60 hari kalender). Persentase
Pemenuhan Waktu Rekrutmen menghitung proporsi Waktu
Rekrutmen yang dapat dilaksanakan dalam durasi waktu
tersebut untuk seluruh rekrutmen yang dilangsungkan dalam
satu tahun kalender. Tabel berikut berisikan kriteria
keberhasilannya:

212
Persentase Pemenuhan
No. Tingkat Keberhasilan
Waktu Rekrutmen

1 90 % s.d. 100 % Baik

2 80 % hingga 90 % Cukup

3 70 % hingga 80 % Kurang

4 < 70 % Buruk

b) Indeks Kualitas Recruitee


Indeks Kualitas Recruitee merupakan suatu tolok ukur yang
mencerminkan keberhasilan dari proses rekrutmen online.
Hasil rekrutmen yang tepat akan terefleksikan dari kinerja sang
recruitee. Setelah melalui masa percobaan atau pembinaan,
setiap recruitee perlu memiliki sejumlah indikator kinerja
individu. Jumlah indikator kinerja berkisar antara 7 10 buah
per individu. Enam bulan setelah masa pembinaan, dihitung
berapa skor kinerja per individu berdasarkan pencapaian
indikator kinerja masing-masing. Selanjutnya, Indeks Kualitas
Recruitee didefinisikan sebagai rata-rata dari skor indikator
kinerja untuk seluruh individu (recruitee). Tabel berikut
berisikan kriteria keberhasilannya:

No. Indeks Kualitas Recruitee Tingkat Keberhasilan


*)
1 100 % s.d. 110 % Cemerlang

2 85 % s.d. 100 % Baik

3 75 % hingga 85 % Cukup

4 65 % hingga 75 % Kurang

5 < 65 % Buruk

*)
Catatan: Indeks Kualitas Recruitee dipangkas (capping) pada angka 110%

213
VII. RENCANA KERJA

Rencana kerja dari Quick Wins Rekrutmen Online ada di dalam Lampiran.

214

Anda mungkin juga menyukai