Anda di halaman 1dari 24

Praktikum Topik :

Lembar Kerja
Ilmu Ukur Tanah II Pengukuran Sudut

Program : PTB
Waktu : 6 x 50 menit
Jurusan : PTK Pengukuran Sudut Cara
(3sks)
Semester : IV Reiterasi Menggunakan
Hari : Kamis
Alat Theodolite Sokkia
Tanggal : 12 Maret 2015
Universitas DT6
Kelompok : 10
Sebelas Maret

A. STANDAR KOMPETENSI
Melaksanakan pekerjaan survey menggunakan alat ukur tanah

B. KOMPETENSI DASAR
Mengukur sudut cara Reiterasi menggunakan alat Theodolite Sokkia DT6

C. INDIKATOR
1. Bisa menyebutkan langkah langkah pengukuran sudut mendatar cara
reiterasi di lapangan.
2. Bisa mengoperasikan pesawat Theodolite Sokkia DT6 dalam pengukuran
sudut mendatar cara reiterasi.
3. Bisa melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan ketelitian
pengukuran sudut mendatar cara reiterasi di lapangan.
4. Bisa menggambar data hasil perhitungan pengukuran di lapangan.
5. Bisa menyusun laporan praktikum.

D. PENDAHULUAN
Dalam praktik ilmu ukur tanah ketelitian hasil pengukuran sangat
penting, tetapi karena berbagai faktor, hasil pengukuran sering terjadi
kesalahan terutama pembacaan sudut.

Salah satu cara meminimalisir kesalahan tersebut adalah dengan


menggunakan cara reiterasi. Dengan cara ini sudut di lapangan diukur

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


sebanyak dua kali. Menggunakan pengukuran biasa dan luar biasa. Sehingga
sudut yang didapat lebih teliti dan hasil pengukurannya akan lebih maksimal.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa bisa menyebutkan langkah langkah pengukuran sudut
mendatar cara reiterasi di lapangan dengan benar.
2. Mahasiswa bisa mengoperasikan pesawat Theodolite Sokkia DT6 dalam
pengukuran sudut mendatar cara reiterasi dengan benar.
3. Mahasiswa bisa melakukan perhitungan data hasil pengukuran dan
ketelitian pengukuran sudut mendatar cara reiterasi di lapangan dengan
benar.
4. Mahasiswa bisa menggambar data hasil perhitungan pengukuran di
lapangan dengan benar.
5. Mahasiswa bisa menyusun laporan praktikum dengan benar.

F. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Pesawat Theodolite Sokkia DT6 : 1 buah
2. Statif : 1 buah
3. Baak ukur : 1 buah
4. Roll meter : 1 buah
5. Payung : 1 buah
6. Alat tulis menulis : secukupnya
7. Alat hitung : secukupnya
8. Jalon/patok : 8 buah
9. Unting unting : 1 buah

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


G. TINDAKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)
1. Memperhatikan petunjuk dari pembimbing.
2. Mengikuti petunjuk dari pembimbing agar tidak terjadi kekeliruan dalam
praktik.
3. Memakai pakaian praktik sesuai aturan.
4. Menggunakan peralatan praktik dengan baik dan hati hati.
5. Mameriksa peralatan praktik sebelum dan sesudah praktek.
6. Meletakkan alat praktik di tempat yang aman.
7. Menggunakan alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.

H. LOKASI PENGUKURAN
Halaman Depan Ruang Praktikum/Bengkel PTM dan PTB Baru Kampus V
FKIP UNS Pabelan.

I. LANGKAH KERJA
1. Memperhatikan dan mendengarkan petunjuk serta pengarahan dari
pembimbing.
2. Menyiapkan alat alat yang digunakan untuk praktek situasi di lapangan.
3. Memeriksa kelengkapan dan kondisi alat yang akan digunakan di
lapangan.
4. Membuat sketsa gambar lokasi yang akan digunakan untuk situasi di
lapangan.
5. Menentukan titik P sebagai titik kedudukan pesawat.
6. Memasang statif dengan posisi datar di atas tanah dengan cara :
a.Menempatkan statif dengan ketiga kaki statif diatas tanah 60
dengan bantuan unting unting sampai unting unting berada pada
titik P.
b. Menyesuaikan tinggi statif dengan tinggi pembidik.
c.Menentukan agar posisi meja statif datar, pengontrolan dapat
dilakukan dengan meletakan kapur atau ballpoint di atas meja statif,
jika kapur atau ballpoint tidak bergerak berarti posisi meja statif
telah datar.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


7. Memasang pesawat pada meja statif kemudian dikunci dengan sekrup
penghubung.
8. Menyetel kedataran pesawat :
a. Mengendurkan skrup pengunci horizontal, kemudian putar teropong
pesawat hingga nivo tabung berada sejajar dengandua skrup
pengatur kedataran (AB).
b. Putar dua skrup yang sejajar dengan nivo tabung sehingga
gelembung nivo tepat ditengah, dengan memutar ke dalam atau
keluar secara bersamaan.
c. Putar pesawat 180o, apabila gelembung nivo tabung belum ditengah
putar dua sekrup (AB) secara bersamaan masuk-masuk atau keluar-
keluar hingga gelembung nivo di tengah garis indeks.
d. Putar pesawat 180o (kembali ke posisi awal). Apabila gelembung
nivo sudah di tengah kemudian pesawat diputar 90 0, kemudian
tempatkan gelembung nivo hingga di tengah-tengah garis indeks
dengan menggunakan satu skrup yang belum digunakan (sekrup C).
e. Putar pesawat ke segala arah untuk mengecek apakah pesawat sudah
benar-benar dalam posisi datar.
f. Apabila gelembung nivo bergeser tidak di tengah lagi, maka ulangi
langkah 9a-9e.
9. Mengatur sudut vertical 90o dan Azzimut utara 0o
a. Mengendorkan skrup pengunci vertical, teropong diarahkan ke
bawah sampai tepat berada di sumbu vertikal pesawat kemudian
kencangkan kunci vertikal. Apabila teropong belum tepat di sumbu
vertical gunakan skrup penggerak halus vertical untuk menepatkan
teropong di sumbu vertical.
b. Mengendorkan skrup pengunci horizontal, menyetel arah utara
pesawat dengan indikasi jarum kompas sudah berada ditengah garis
indeks berarti pesawat sudah mengarah ke utara lalu kencangkan
kunci arah horizontal.
c. Menaikkan tombol On sampai muncul angka 0 pada sudut horizontal
kemudianbuka kunci vertikal dan menggerakkan teropong sampai

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


berbunyi klik itu berarti teropong sudah melewati sudut 90 o , lalu
gerakkan teropong sampai mendekati 90o lalu kencangkan kunci
vertikal. Gunakan penggerak halus vertikal agar sudut tepat 90o.
10. Menentukan titik A, B, C, D dan E dengan sembarang.
11. Memberi tanda titik tersebut dengan patok/paku/pewarna untuk
sementara waktu.
12. Mengendorkan pengunci horizontal dan mengarahkan teropong pesawat
ke arah bak ukur di titik A kemudian mengencangkan pengunci
horizontal lalu baca benang atas, tengah, bawah dan sudut horizontal lalu
catat.
13. Mengulangi langkah 12 sampai selesai yaitu titik E.
14. Mengontrol jarak optis P A sampai P E dengan rumus ( Ba Bb ) x
100 mm dan mengontrol bacaan benang tengah dengan rumus

Ba+ Bb
=Bt
2

15. Melakukan pembidikan luar biasa dengan cara, mengendorkan pengunci


vertikal dan memutar teropong 180o arah vertikal dari keadaan lurus 90
terhadap sumbu teropong diubah menjadi 270o, kunci skrup pengunci
arah vertical, gunakan penggerak halus untuk mendapatkan posisi yang
tepat.
16. Mengendorkan sekrup pengunci horizontal dan arahkan teropong ke titik
Ekemudian mengencangkan pengunci horizontal lalu baca benang atas,
tengah, bawah dan sudut horizontal lalu catat.
17. Mengikat pesawat dengan titik tetap (bangunan) disekitar titik pesawat
berdiri.
18. Melakukan perhitungan dari data hasil pengukuran di lapangan.
19. Memeriksa kembali alatalat praktek kemudian mengembalikan di lab.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


J. GAMBAR LANGKAH KERJA

Gambar 1.1.1 Menentukan titik P1 (tempat berdiri pesawat)

Gambar 1.1.2 Menetukan titik A,B,C,D dan E secara sembarang

Gambar 1.1.3 Mendirikan statif diatas titik P1

Gambar 1.1.4 Memasang pesawat SOKKIA DT6 di atas statif

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


Gambar 1.1.5 Menyetel pesawat SOKKIA DT6

Gambar 1.1.6 Membidik titik A dengan bidikan sudut biasa

Gambar 1.1.7 membidik titik B dengan bidikan sudut biasa

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


Gambar 1.1.8 membidik titik C dengan bidikan sudut biasa

Gambar 1.1.9 membidik titik D dengan bidikan sudut biasa

Gambar 1.1.10 membidik titik E dengan bidikan sudut biasa

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


Gambar 1.1.11 membidik titik E dengan bidikan sudut luar biasa

Gambar 1.1.12 membidik titik D dengan bidikan sudut luar biasa

Gambar 1.1.13 membidik titik C dengan bidikan sudut luar biasa

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


Gambar 1.1.14 membidik titik B dengan bidikan sudut luar biasa

Gambar 1.1.15 Membidik titik A dengan bidikan sudut luar biasa

Gambar 1.1.16 Memgukur tinggi pesawat menggunakan bak ukur

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


K. DATA HASIL PENGUKURAN
Tabel 1.1 Data Hasil Pengukuran Sudut Cara Reiterasi

Pembacaan Benang Tinggi


No. Titik Nonious Vertikal Keterangan
A T B Pesawat
A 1562 1508 1454 059o1320 U
A
B 1537 1487 1437 087o3220
Bi C 1566 1511 1456 151o5200 1410 90o
D 1568 1508 1448 174o1100 20411'00
17442'00
B
E 1524 1469 1414 204o1100
5913'20
8732'20

E
15152'00
1524 1469 1414 024o1440
D 1568 1508 1448 354o4340
C 1566 1511 1456 331o5420
LBi B 1537 1487 1437 267o3240 1410 270o
A
1562 1508 1454 239o1740 E
C

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


L. PERHITUNGAN
1. Perhitungan jarak optis ( d )
a) dA = ( Ba Bb ) x 100
= ( 1562 1454 ) x 100
= 10.800 mm = 10,80 m
b) dB = ( Ba Bb ) x 100
= ( 1537 1437 ) x 100
= 10.000 mm = 10 m
c) dC = ( Ba Bb ) x 100
= ( 1566 1456 ) x 100
= 11.000 mm = 11 m
d) dD = ( Ba Bb ) x 100
= ( 1568 1448 ) x 100
= 12.000 mm = 12 m
e) dE = ( Ba Bb ) x 100
= ( 1524 1414 ) x 100
= 11.000 mm = 11 m

2. Perhitungan Beda Tinggi


Rumus : Tinggi Pesawat ( TP ) Benang Tengah ( Bt )
Titik A = ( 1410 1508 ) = 98 mm
Titik B = ( 1410 1487 ) = 77 mm
Titik C = ( 1410 1511 ) = 101 mm
Titik D = ( 1410 1508 ) = 98 mm
Titik E = ( 1410 1469 ) = 59 mm

3. Perhitungan Tinggi Titik


Rumus : Titik Acuan Beda Tinggi
Titik P = 100.000 mm
Titik A = 100.000 98 = 99.923 mm
Titik B = 100.000 77 = 99.935 mm

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


Titik C = 100.000 101 = 99.899 mm
Titik D = 100.000 98 = 99.902 mm
Titik E = 100.000 59 = 99.941 mm

4. Sudut jurusan A dibuat 00 00 00 ( Keadaan Biasa )



PA = 059o 13 20 059o 13 20 = 000 00 00

PB = 087o 32 20 059o 13 20 = 028 19 00

PC = 151o 52 00 059o 13 20 = 092 38 40

PD = 174o 42 00 059o 13 20 = 115 28 40

PE = 204o 11 40 059o 13 20 = 144 57 40

5. Sudut jurusan A dibuat 00 00 00( Keadaan Luar Biasa )



PA = 239o 17 40 239o 17 40 = 000 00 00

PB = 267o 32 40 239o 17 40 = 028 15 00

PC = 331o 54 20 239o 17 40 = 092 36 40

PD = 354o 43 40 239o 17 40 = 115 26 00

PE = 024o 14 40 239o 17 40 = 144 57 00

Hasil rata-rata keadaan Biasa dan Luar Biasa

000 00'00' ' 000 00'00' '


2
PA = = 000 00 00
028 19'00" 02815'00"
2
PB = = 028 17 00
09238'40" 09236'40"
2
PC = = 092 37 40

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


11528'40" 11526'00"
2
PD = = 115 27 20

144 57'40" 114 57' 00"


2
PE = = 144 57 20

6. Perhitungan sudut jurusan



<APB = UPB UPA = 028 17 00 000 00 00
= 028 17 00

<APC = UPC UPA = 092 37 40 000 00 00
= 092 37 40

<APD = UPD UPA = 115 27 20 000 00 00
= 115 27 20

<APE = UPE UPA = 144 57 20 000 00 00
= 144 5720

<BPC = UPC UPB = 092 37 40 028 17 00
= 064 20 40

<BPD = UPD UPB = 115 27 20 028 17 00
= 087 10 20

<BPE = UPE UPB = 144 57 20 028 17 00
= 116 40 20

<CPD = UPD UPC = 115 27 20 092 37 40
= 022 4940

<CPE = UPE UPC = 144 27 20 092 37 40

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


= 052 1940

<DPE = UPE UPD = 144 57 20 115 27 20
= 029 30 00

7. Perhitungan ketelitian keadaan biasa


Rumus = Hasil rata-rata keadaan biasa dan luar biasa keadaan biasa
<A = 000 00 00 000 00 00 = 000 00 00
<B = 028 17 00 028 19 00 = 000 02 00
<C = 092 37 40 092 38 40 = 000 01 00
<D = 115 27 20 115 28 40 = 000 01 00
<E = 144 57 20 144 57 40 = 000 00 20
Ketelitian : 000 02 00

8. Perhitungan ketelitian keadaan luar biasa


Rumus = Hasil rata-rata keadaan biasa dan luar biasa keadaan luar biasa
<A = 000 00 00 000 00 00 = 000 00 00
<B = 028 17 00 028 15 00 = 000 02 00
<C = 092 37 40 092 36 40 = 000 01 00
<D = 115 27 20 115 26 00 = 000 01 20
< E= 144 57 20 144 57 00 = 000 00 20
Ketelitian : 00 02 00

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


K. TABULASI DATA HASIL PERHITUNGAN
Tabel 1.2. Data Hasil Perhitungan

Sudut Jurusan
Pembacaan
No. Titik Pertama dibuat Sudut Rata-Rata Sudut Jurusan Ketelitian Keterangan
Nonious
nol
A 059o1320 000 00 00 000 00 00 000 00 00 U
A
B 087o3220 028 19 00 028 17 00 028 17 00
Bi C 151o5200 092 38 40 092 37 40 092 37 40
D 174o4200 115 28 40 115 27 20 115 27 20 20411'00

E 204o1100 144 57 40 144 57 20 144 57 20 17442'00


5913'20 B

E 024o1440 144 57 20 144 57 20 144 57 20


8732'20

15152'00

D 354o4340 115 26 00 115 27 20 115 27 20 000 02 00


C 331o5420 092 36 40 092 37 40 092 37 40
B 267o3240 028 15 00 028 17 00 028 17 00
LBi

A 239o1740 000 00 00 000 00 00 000 00 00 C


E

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


Tabel 1.3. Data Hasil Perhitungan Beda Tinggi
Pembacaan Tinggi Beda
Pesawa No. Vertika Jara Tinggi Titik
Benang Nonious Pesawa Tinggi Keterangan
t Titik l k (m) (mm)
A T B t (mm)
o
P1 A 156 150 145 059 1320
10,80 98 +99.923
2 8 4
B 153 148 143 087o3220
10,00 77 +99.935 U
A
7 7 7
C 156 151 145 151o5200
Bi 90o 11,00 101 +99.899
6 1 6 20411'00
17442'00
B
5913'20
D 156 150 144 174o1100 8732'20

12,00 98 +99.902 15152'00

8 8 8 1410
E 152 146 141 204o1100
11,00 59 +99.941
4 9 4
+100.000
o o
LB E 152 146 141 024 1440 270 E
C

11,00 59 +99.941 D
i 4 9 4
D 156 150 144 354o4340
12,00 98 +99.902
8 8 8
C 156 151 145 331o5420
11,00 101 +99.899
6 1 6
B 153 148 143 267o3240 10,00 77 +99.935
7 7 7

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


A 156 150 145 239o1740
10,80 98 +99.923
2 8 4

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


L. KESULITAN YANG DIHADAPI
1. Posisi penempatan rambu ukur dan penempatan rambu ukur yang kurang
presisi sehingga terjadi kesalahan pembacaan sudut nonious dan juga
baak ukur.
2. Cuaca saat praktik dilaksanakan sangat terik sekali sehingga sedikit
banyak berpengaruh terhadap bacaan pesawat itu sendiri.
M.
N. KETERAMPILAN YANG DIPEROLEH
1. Mahasiswa dapat menyebutkan langkah langkah pengukuran sudut
mendatar cara reiterasi di lapangan.
2. Mahasiswa dapat mengoprasikan pesawat Theodolite Sokkia DT 6 dalam
pengukuran sudut secara reiterasi.
3. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan data hasil pengukuran di
lapangan.
4. Mahasiswa dapat menggambarkan perhitungan data hasil pengukuran di
lapangan.
5. Mahasiswa dapat membaca peta hasil penggambaran data pengukuran
dilapangan.
O.
P. KESIMPULAN
1. Kesempurnaan pembuatan peta terhadap permukaan bumi ditentukan
oleh pelaksanaan pengukuran atas sudut sudut, baik sudut tegak
maupun sudut datar.
2. Salah satu cara untuk mendapatkan data data tentang sudut datar yaitu
dengan pengukuran sudut mendatar cara reiterasi.
3. Ketelitian dalam pengukuran ditentukan oleh kesempurnaan dalam
pengoperasian pesawat dan pembacaan baak ukur serta pembacaan
nonius
Q.
R.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


S. SARAN
1. Usahakan agar rambu ukur berada dalam posisi yang benar benar betul
dan diusahakan tegak, jangan miring, dan jangan goyang.
2. Sebelum melakukan kegiatan praktik diusahakan mengecek kembali alat
alat yang akan digunakan apakah dalam kondisi yang siap pakai atau
tidak.
3. Mengembalikan alat dalam keadaan seperti awal peminjaman.
T.
U.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


V.
W.
X.
Y.
Z.
AA.

AB.
AC.
AD.

AE.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


AF.PERALATAN YANG DIGUNAKAN
AG.
AH.
AI.
AJ.
AK.
AL.
AM.
AN. Pesawat Sokkia Statif
AO.
AP.
AQ.
AR.
AS.
AT.
AU.
AV. Baak ukur Unting-Unting
AW.
AX.
AY.
AZ.
BA.
BB.
BC.
BD. Roll Meter Alat
Tulis
BE.
BF.
BG.
BH.
BI.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


BJ.

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10


BK. GAMBAR KERJA

BL.

20411'00
17442'00
5913'20 B
8732'20 P1

LABORATORIUM 15152'00 LABORATORIUM


PTM PTB

C
E

BM.

BN. Gambar 1.1.17 Hasil Kerja

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Kelompok 10

Anda mungkin juga menyukai