Anda di halaman 1dari 8

I.

Landasan Teori

IUD atau AKDR adalah . AKDR sebagai benda asing menimbulkan reaksi

radang setempat, dengan adanya lekosit yang dapat mlarutkan blastokis atau sperma.

AKDR yang dililiti kawat tembaga memiliki mekanisme kerja berlainan. Tembaga dalam

konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi

radang seperti pada AKDR biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfat

alkali. Masalah utama dari penggunaan AKDR ialah bertambahnya jumlah darah haid

atau spotting, ekspulsi segera setelah pemasangan, meningginya frekuensi infeksi daerah

panggul, kehamilan yang tidak diinginkan dan perforasi. Rasa nyeri dapat dialami oleh

akseptor AKDR. Hal ini terjadi kemungkinan karena meningkatnya kontraksi rahim

dalam usahanya mengeluarkan benda asing. Kontraksi tersebut paling hebat segera

setelah pemansangan AKDR dan mungkin meningkat lagi waktu mentruasi. Asuhan yang

bisa dilakukan pada akseptor AKDR dengan keluhan nyeri adalah menginformasikan

penyebabnya dan memberi analgesic bila diperlukan.

II. Tinjauan Kasus

I. IDENTIFIKASI DATA

DATA SUBYEKTIF ( 8 September 2008, Pk 11.00 Wita )

A.Identitas ( biodata )

Nama : GK Nama ayah : GM

Usia : 25 tahun Usia : 27 tahun

Agama : Hindu Agama : Hindu

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : petani


Alamat : Dusun Dangin Pura, Ds. Panji, Sukasada, Buleleng

B. Alasan Berkunjung

Ibu datang ingin pasang IUD

C. Riwayat Kebidanan Dan Persalinan Yang lalu

Ibu memiliki 2 anak, anak pertama berusia 3 tahun , jenis kelamin perempuan lahir

di bidan. Anak ke dua berusia 43 hari , jenis kelamin perempuan, lahir di BPS

BBL 2800 gram PB 49 cm, saat ini ibu masih meneteki.

D. Riwayat Kesehatan

Ibu tidak pernah atau sedang menderita penyakit yang merupakan kontra indikasi

alat kontrasepsi IUD

E. Riwayat Menstruasi

Ibu mens teratur setiap bulan, lamanya 3 5 hari, dengan siklus 30 hari.

F. Riwayat Kontrasepsi

Sebelumnya ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi hormonal namun sering

perdarahan dan mens sedikit sedikit, kira kira 1 tahun.

G.Data Bio, Psiko, Sosial, Spiritual

Ibu tidak mengalami kesulitan saat bernafas. Ibu biasa makan tiga kali sehari porsi

sedang, nafsu makan baik dan biasa minum 8 gelas air sehari. Dalam sehari ibu

istirahat siang selama 1 jam dan istirahat malan selama 8 jam. Ibu biasa Bab

sekali, dan Bak 5 kali sehari lancar. Ibu merasa takut untuk memakai alat

kontrsepsi ini. Ibu menikah sah pertama kali pada usia 19 tahun, lama menikah 6

tahun. Hubungan ibu dengan suami cukup harmonis dan suami bertindak sebagai

pengambil keputusan dalam keluarga.


H. Pengetahuan Ibu

Ibu belum pernah melihat bentuk IUD, ibu belum mengetahui efek samping,

komplikasi pemakaian alat kontrasepsi IUD serta cara pemasangannya.

DATA OBYEKTIF

A. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum ibu baik, kesadaran kompos mentis, emosi stabil.

Vital sign : S 36 C, Nadi 80 kali/menit, T : 110/70 mm Hg, R : 20 kali/menit

BB : 47 Kg

B. Pemeriksaan Fisik

Wajah tidak pucat dan oedem, conjungtiva merah muda, sclera putih, bibir lembab

dan tidak pucat.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan bendungan vena

Jugularis.

Bentuk payudara simetris, bersih, putting susu menonjol,konsistensi sedikit

kenyal, keluar ASI, dan tidak ada kelainan.

Abdomen : tidak ada pembesaran, benjolan dan luka bekas operasi.

Ekstremitas : tidak ada varices dan oedem.

Genetalia eksterna : bersih, tidak ada pengeluaran, tanda infeksi, oedem dan

varices. Pada anus tidak terdapat hemorrhoid.

Pemeriksaan inspikulo : tidak ada pengeluaran, erosi, dan tanda cadwik.

Pemeriksaan dengan sonde uterus : panjang uterus 7 cm, arah uterus antefleksio

VT : arah rahim antefleksio, tidak ada nyeri goyang porsio dan nyeri adneksa dan

tidak ada tanda hegar.


II. DIAGNOSA / MASALAH KEBIDANAN

Ibu calon akseptor KB IUD

Dasar : ibu datang ingin pasang IUD, usia bayi 43 hari, genetalia eksterna : bersih,

tidak ada pengeluaran, tanda infeksi, oedem dan varices, pada anus tidak

terdapat hemorrhoid, pemeriksaan inspikulo : tidak ada pengeluaran, erosi,

dan tanda cadwik, pemeriksaan dengan sonde uterus : panjang uterus 7 cm,

arah uterus antefleksio, VT : arah rahim antefleksio, tidak ada nyeri goyang

porsio dan nyeri adneksa dan tidak ada tanda hegar.

Ibu takut

Dasar : ibu merasa takut untuk memakai alat kontrsepsi ini, ibu belum pernah

melihat bentuk IUD, ibu belum mengetahui efek samping, komplikasi

pemakaian alat kontrasepsi IUD serta cara pemasangannya.

III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Risiko terjadi kesulitan pemasangan IUD

Dasar : ibu merasa takut untuk memakai alat kontrasepsi IUD, ibu belum pernah

melihat bentuk IUD, ibu belum tahu cara pemasangannya dan ibu belum

pernah menggunakan alat kontrasepsi ini.

Antisipasi : memperlihatkan bentuk IUD

menjelaskan cara pemasangan IUD

menjelaskan efek samping pemasangan IUD

menyakinkan ibu bahwa IUD adalah alat kontrasepsi yang efektif

IV.TINDAKAN SEGERA

Tidak ada.
V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN

1. Lakukan pemasangan IUD

2. Beri analgesic setelah pemasangan

3. Jelaskan keluhan yang biasa terjadi setelah pemasangan

4. Jelaskan tanda tanda bahaya setelah pemasangan dan solusinya

5. Sarankan kontrol 1 minggu lagi

VI. IMPLEMENTASI

1. Melakukan pemasangan IUD

2. Memberi analgesic setelah pemasangan

3. Menjelaskan keluhan yang biasa terjadi setelah pemasangan

4. Menjelaskan tanda tanda bahaya setelah pemasangan dan solusinya

5. Menyarankan kontrol 1 minggu lagi

VII. EVALUASI

1. IUD terpasang dalam rahim ibu

2. Ibu tampak puas dan merasa sedikit nyeri suprasimpisis

3. Ibu berjanji minum obat yang diberikan

4. Ibu berjanji datang seminggu lagi

Dokumentasi dengan SOAP

S : ibu datang ingin pasang IUD, usia bayi 43 hari, : ibu merasa takut untuk memakai alat

kontrsepsi ini, ibu belum pernah melihat bentuk IUD, ibu belum mengetahui efek

samping, komplikasi pemakaian alat kontrasepsi IUD serta cara pemasangannya, ibu
belum pernah menggunakan alat kontrasepsi ini.

O: keadaan umum ibu baik, kesadaran kompos mentis, emosi stabil, genetalia eksterna

bersih, tidak ada pengeluaran, tanda infeksi, oedem dan varices, pada anus tidak

terdapat hemorrhoid, pemeriksaan inspikulo : tidak ada pengeluaran, erosi, dan tanda

cadwik, pemeriksaan dengan sonde uterus : panjang uterus 7 cm, arah uterus

antefleksio, VT : arah rahim antefleksio, tidak ada nyeri goyang porsio dan nyeri

adneksa dan tidak ada tanda hegar.

A. Ibu calon akseptor KB IUD

Dasar : ibu datang ingin pasang IUD, usia bayi 43 hari, genetalia eksterna : bersih,

tidak ada pengeluaran, tanda infeksi, oedem dan varices, pada anus tidak

terdapat hemorrhoid, pemeriksaan inspikulo : tidak ada pengeluaran, erosi,

dan tanda cadwik, pemeriksaan dengan sonde uterus : panjang uterus 7 cm,

arah uterus antefleksio, VT : arah rahim antefleksio, tidak ada nyeri goyang

porsio dan nyeri adneksa dan tidak ada tanda hegar.

Ibu takut

Dasar : ibu merasa takut untuk memakai alat kontrsepsi ini, ibu belum pernah

melihat bentuk IUD, ibu belum mengetahui efek samping, komplikasi

pemakaian alat kontrasepsi IUD serta cara pemasangannya.

Risiko terjadi kesulitan pemasangan IUD

Dasar : ibu merasa takut untuk memakai alat kontrasepsi IUD, ibu belum pernah

melihat bentuk IUD, ibu belum tahu cara pemasangannya dan ibu belum

pernah menggunakan alat kontrasepsi ini.


P: 1. Memperlihatkan bentuk IUD

2. Menjelaskan cara pemasangan IUD

3. Menjelaskan efek samping pemasangan IUD

4. Menyakinkan ibu bahwa IUD adalah alat kontrasepsi yang efektif

5. Melakukan pemasangan IUD

6. Memberi analgesic setelah pemasangan

7. Menjelaskan keluhan yang biasa terjadi setelah pemasangan

8. Menjelaskan tanda tanda bahaya setelah pemasangan dan solusinya

9. Menyarankan kontrol 1 minggu lagi

Mengetahui Singaraja, 8 9 - 2008

Pembimbing praktek Pembuat laporan

( ) ( Yunda Linda Atmadi )

NIP : NIM : P07124208001

Anda mungkin juga menyukai