Anda di halaman 1dari 10

0

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan kunjungan rumah


Nama Penderita : Ny. Ernawati
Nomor Register : 00-20-77
Alamat : Gubernur Suryo 237-A RT/RW 02/06, Kelurahan
Tlogopojok, Kabupaten Gresik

Pelaksana kunjungan rumah


1. Sutanti Lara Dewi (201510401011041) Dokter Muda FK UMM
2. Demas Dwi Janitra (201510401011008) Dokter Muda FK UMM

Hari dan tanggal kunjungan : Kamis, 8 Oktober 2015

Diterima dan disetujui


Oleh Dokter Ruang Flamboyan

Dr.Nugroho E. B., Sp.KJ. MARS


1

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. Ernawati
Nomor register : 00-20-77
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Status perkawinan : Belum kawin
Alamat :Gub. Suryo 237-A RT/RW 02/06, Kel. Tlogopojok,
Kab. Gresik
Diagnosa : Skizofrenia Paranoid Berulang (F 20.03)

II. SUSUNAN KELUARGA


Ayah : (73 tahun)
Ibu : (69 tahun)
Penderita anak ke-1 dari 3 bersaudara.

Jenis
No Nama Umur Pendidikan Status Pekerjaan Keterangan
Kelamin
1 Nursadik L 73 th SD - - Ayah:
meninggalkan
keluarga sejak
tahun 1983
2 Jaminem P 69 th SD Janda Pembantu Ibu: Sehat
Rumah
Tangga
3 Ernawat P 45 th SMP Belum Tidak Anak ke-1
i Menikah Bekerja (pasien),
menderita
gangguan
jiwa
4 Agus L 40 th SMA Duda Tidak Anak ke-2 :
Bekerja menderita
gangguan jiwa
5 Anang L 35 th SMP Menika Pedagang Anak ke-3:
h sayur sehat
2

Ibu dan ayah pasien telah berpisah sejak tahun 1983. Kemudian ayah
pasien meninggalkan keluarga dan tidak ada kabar hingga saat ini.
Pasien di rumah tinggal bersama dengan ibu dan adik kandung pasien
(nomor 4). Sedangkan adik pasien yang kedua tinggal bersama
keluarganya di luar pulau.
Adik kandung pasien menderita gangguan jiwa sejak usia 20 tahun dan
hingga saat ini tidak mendapatkan pengobatan

III. KESAN PENERIMAAN


Sikap ibu kandung pasien terhadap dokter muda sangat baik, ramah, dan
terbuka.
Kunjungan rumah diterima dengan baik oleh ibu pasien dan tetangga
sekitar rumah.
Ibu pasien menceritakan semua perihal kehidupan penderita dan riwayat
sakitnya dengan baik dan terbuka.
Ibu pasien memperlihatkan semua keadaan rumah sampai kamar pasien
dan mengijinkan untuk diambil gambarnya
Ibu pasien dan tetangga pasien menanyakan bagaimana keadaan dan
perkembangan kejiwaan pasien selama dirawat di RS Jiwa Menur
Surabaya.

IV. RIWAYAT HIDUP PENDERITA


A. Masa Prenatal
Sewaktu hamil ibu penderita tidak mengalami kelainan maupun
penyakit fisik.
B. Masa Natal
Pasien lahir normal, di bidan, cukup bulan, berat lahir 3500 gram.
Setelah lahir menangis spontan.
C. Masa Post-natal
Tumbuh kembang pasien seperti berdiri, berjalan, dan berbicara dalam
batas normal dan tidak ada kelainan.
3

Saat bayi, balita, dan anak-anak pasien tidak pernah mengalami


kejang, panas, maupun penyakit serius.
Pasien tidak pernah mengalami cedera dan trauma kepala.
D. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah mengenyam pendidikan di SD, dan tamat SMP.
E. Riwayat Sakit
Sebelum tampak mengalami gangguan, di mata keluarga pasien
adalah orang yang pendiam dan tertutup, tetapi pasien mempunyai
banyak teman. Pasien juga anak yang pandai disekolahnya. Pasien
juga suka bergaul dengan teman-temannya di lingkungan sekitar.
Pada saat pasien duduk di bangku kelas 1 SMP, ayah kandung pasien
menikah lagi dan meninggalkan keluarganya dan tidak ada kabar
hinga saat ini. Saat itu pasien merasa sangat terpukul karena pasien
sangat dekat dan sayang kepada ayahnya tersebut. Namun hingga saat
itu pasien tidak menunjukkan adanya perubahan tingkah laku.
Saat duduk di bangku kelas 3 SMP, pasien tinggal di rumah keluarga
pasien (bibi pasien), sementara ibu kandung pasien bekerja sebagai
pembantu rumah tangga di luar kota dan hanya sesekali menjenguk
pasien.
Saat lulus SMP sekitar tahun 1985, pasien tidak dapat meneruskan
sekolah ke jenjang selanjutnya karena faktor ekonomi yang kurang.
Kemudian pasien bekerja di pabrik tali tampar. Namun setelah 3
bulan, pasien berhenti bekerja karena pasien mulai menunjukkan
tingkah laku yang aneh.
Menurut keterangan bibi pasien, gejala awal yang ditunjukkan pasien
adalah tampak sering menangis di dalam kamar, dan tidak bisa tidur.
Pasien juga tampak murung, menyendiri di dalam kamar, dan tidak
mau keluar kamar untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti
biasanya. Selain itu pasien sering merasa ketakutan dan mengatakan
bahwa dirinya sering mendengar suara-suara yang menakutkan. Bibi
pasien tidak mengetahui penyebab dari perilaku aneh pasien tersebut.
4

Sementara ibu kandung pasien menduga hal itu dikarenakan pasien


tertekan akibat jauh darinya.
Setelah 3 bulan gejala semakin parah. Pasien menjadi sering marah-
marah dan bicara melantur. Pasien marah-marah kepada ibu dengan
sebab yang tidak jelas. Pasien juga tidak mau makan masakan ibu dan
membuang semua masakannya. Kemudian pasien dibawa ke
pengobatan-pengobatan alternatif selama 3 bulan namun tidak ada
perbaikan.
Pada tahun 1986 pasien dibawa ke RSJ Menur untuk yang pertama
kalinya dan MRS selama 1 bulan. Setelah KRS, kondisi pasien
membaik, pasien tidak lagi marah-marah dan bicara melantur. Pasien
juga mau beraktivitas dan membantu ibu di rumah. Pasien rutin
kontrol serta minum obat ke RSJ Menur. Namun setelah beberapa
bulan, pasien mulai tidak patuh minum obat karena sudah merasa
sembuh. Sehingga pada tahun yang sama penyakit pasien kambuh
lagi, dan pasien kembali di rawat di RSJ Menur untuk kedua kalinya.
Kejadian tersebut di atas berulang hingga pasien keluar masuk RSJ
Menur sebanyak 25 kali karena ketidak patuhannya dalam meminum
obat. Selain faktor tersebut, ibu pasien juga menduga penyakit pasien
yang berulang kali kambuh dikarenakan oleh adik kandung pasien
yang juga menderita gangguan jiwa dan tingga satu rumah dengan
pasien. Adik kandung pasien tersebut kerap kali mengganggu dan
berperilaku kasar kepada keluarga (pasien dan ibu pasien). Dan hal
tersebut telah berlangsung selama 15 tahun.
Terakhir pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur pada tanggal 4
Oktober 2015 karena pasien menunjukkan gejala yang sama, yaitu
marah-marah kepada ibu, tidak mau makan masakan ibu, berbicara
melantur dan tidak bisa tidur. Sekitar satu bulan sebelum pasien
menunjukkan gejala tersebut, pasien kehilangan tas yang berisi
pakaian, uang dan emas hasil kerjanya sebagai penjual makanan di
pasar.
5

V. FAKTOR HEREDITER
Adik kandung dan paman dari ibu pasien menderita penyakit yang sama.

VI. FAKTOR PREMORBID


Pasien termasuk orang yang pendiam dan tertutup terhadap keluarganya.

VII. HUBUNGAN DALAM KELUARGA


Sebelum orangtua pasien berpisah, pasien lebih dekat dengan ayah
kandung pasien daripada anggota keluarga yang lainnya. Namun setelah
orangtuanya berpisah, pasien tidak pernah lagi mendapatkan kabar dari
ayah kandungnya.
Sebelum sakit, pasien cenderung tertutup kepada ibu kandung pasien.
Hubungan pasien dan saudara-saudara pasien baik. Namun setelah adik
kandung pasien yang tinggal serumah menderita penyakit yang sama,
hubungan mereka cenderung bermusuhan.
Adik kandung pasien yang lainnya jarang mengunjungi keluarga, terkait
dengan biaya.

VIII. SOSIAL EKONOMI


Keluarga pasien termasuk keluarga yang menengah ke bawah. Ibu
kandung pasien merupakan tulang punggung keluarga. Saat ini ibu pasien
bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dengan penghasilan Rp 50.000, 00
perhari. Penghasilan tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup
keluarga sehari-hari.
Untuk pengobatan dan perawatan pasien di RS Jiwa Menur Surabaya
dibiayai oleh pemerintah (BPJS PBI).

IX. KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN


A. Ukuran rumah : 4 meter x 5 meter ( 20 m2)
B. Status rumah : Milik ibu pasien
C. Bangunan rumah :
6

Dinding rumah terbuat dari tembok, rumah berlantai tanah, tidak


mempunyai kamar mandi. MCK pasien menumpang di kamar
mandi tetangga.
D. Keterangan rumah :
Rumah mempunyai 2 kamar tidur, kamar tidur saling
berdampingan, rumah tidak mempunyai kamar mandi, dapur
menjadi satu dengan kamar tidur pasien.
Kamar penderita dilengkapi satu tempat tidur satu lemari baju
karena dapur menjadi satu dengan kamar pasien, jadi terdapat rak
piring serta kompor dan peralatan memasak.
Tidak terdapat ruang tamu.
Rumah tampak kontor dan tidak tertata dengan rapi.
Ventilasi rumah kurang namun pencahayaan rumah kurang,
sehingga rumah tampak gelap dan lembab.
E. Keadaan lingkungan :
Rumah penderita terletak di sebrang jalan raya.
Letak rumah yang saling berdekatan dan tembok antar rumah
saling berhimpitan sehingga lingkungan terkesan kumuh.

X. PENYULUHAN YANG DIBERIKAN KEPADA KELUARGA


Jangan memusuhi dan mengucilkan penderita sepulang dari RS Jiwa
Menur Surabaya,
Perhatikan semua kebutuhan penderita termasuk berkomunikasi, makan,
minum, dan mandi,
Perhatikan hal-hal yang menimbulkan rasa sedih atau marah penderita, dan
sebisa mungkin hindarkan penderita dari hal-hal tersebut,
Motivasi dan latih penderita untuk memenuhi kebutuhannya secara
mandiri,
Motivasi, latih, dan ajak penderita untuk mampu mengerjakan hal-hal
yang berguna (misalnya bersih-bersih rumah ataupun berbelanja
7

kebutuhan toko pracangan) dengan perlahan-lahan, dimulai dengan lebih


sering memujinya jika penderita melakukan hal berguna dengan baik,
Ajak penderita berbincang-bincang tentang hal-hal yang bersifat ringan
dan menarik bagi penderita seperti acara TV, sepak bola, dan lain-lain,
Jangan terlalu sering memarahi dan menasehati penderita, karena hal itu
akan menjadikan penderita merasa tertekan dan memperlambat proses
rehabilitasinya,
Berikan obat sesuai dengan dosis dan petunjuk dokter, awasi penderita
dalam meminumnya, dan taati jangka waktu pemakaian obat,
Perhatikan efek samping obat yang terlihat pada penderita,
Kontrol rutin ke dokter bila obat habis atau tampak efek samping obat
yang tidak biasa pada penderita, ataupun jika tidak tampak perkembangan
yang bermakna dalam kejiwaan penderita.
Adik penderita juga menderita penyakit yang sama sehingga dianjurkan
untuk segera berobat.

XI. DENAH RUMAH (Skala 1:100)


4m

Pintu

Kamar Tidur

Pintu Pintu
8

XII. LAMPIRAN

Gambar 1. Kamar Adik Pasien Gambar 2. Kamar Pasien

Gambar 3. Teras Rumah Pasien


9

Gambar 4. Jalan Raya Depan Pasien

Anda mungkin juga menyukai