Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari gugusan pulau-pulau
yang mana memiliki salah satu pulau, yaitu pulau Nias. Pulau Nias memiliki
keindahan laut dan budaya yang belum terolah dengan baik. Oleh karenanya kami
akan menata kembali perkampungan pesisir daerah Teluk Dalam, Nias pada
matakuliah Arsitektur Pesisir kali ini.
1.2 TUJUAN
1. Menata kawasan pesisir Teluk Dalam, Nias agar lebih tertata.
2. Membantu pengembangan potensi-potensi yang terdapat di kawasan binaan
3. Membantu sejahterakan masyarakat kawasan binaan
4. Membantu menarik perhatian para wisatawan asing untuk berkunjung ke
kawasan binaan.
BAB II
LITERATUR
2.1. LETAK GEOGRAFIS PULAU NIAS

Luas Kabupaten Nias adalah 3.495,40 Km2 dan merupakan daerah gugusan pulau
yang jumlahnya mencapai 132 pulau. Menurut Letak geografis pulau Nias terletak pada garis
0012-1032LU (Lintang Utara) dan 970-980BT (Bujur Timur) dekat dengan garis khatulistiwa.

2.2 SEJARAH SUKU NIAS

Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya
ada yang dimuat di media masa menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias
sejak 12.000 tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa
paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry Truman
Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya
budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga
diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini
menjadi negara yang disebut Vietnam.

2.3 WISATA YANG ADA DI NIAS

Pulau yang memiliki luas wilayah 5.625 kilometer persegi ini memiliki keindahan
alam dan pantai yang begitu mempesona. Banyak objek wisata yang dapat dikunjung
dipulau Nias, Nias memiliki Pantai yang bias mengimbangi pantai pantai di Bali seperti
pantai pantai yang ada di Nias Utara, Nias Barat, dan Guning Sitoli. Wisata budaya juga
menjadi prioritas para pelancong baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Wisata
budaya yang ada di Nias terletak di Nias Selatan, Desa-desa tradisional di Pulau Nias
yang masih menyimpan sejumlah peninggalan budaya dan para penutur sejarah dapat
menjadi pilihan utama wisata budaya di Nias. Wisata budaya yang terkenal dari Nias
adalah Tari Perang dan Lompat Batu atau Hombo Batu. Wisata yang mampu menarik
minat wisatawan ini akan saya bahas dalam wacana kali ini. Selain menjalankan roda
perekonomian, kegiatan pariwisata budaya ini mampu mengembalikan kecintaan akan
nilai-nilai tradisi yang diwariskan oleh para leluhur.

2.3.1. TARI PERANG (FOLUAYA)

Tari Perang atau Foluaya merupakan lambang kesatria para


pemuda di desa desa di Nias, untuk melindungi desa dari ancaman
musuh, yang diawali dengan Fanaa atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan ronda atau siskamling. Pada saat ronda itu jika ada aba-aba bahwa
desa telah diserang oleh musuh maka seluruh prajurit berhimpun untuk
menyerang musuh. Setelah musuh diserang, maka kepala musuh itu
dipenggal untuk dipersembahkan kepada Raja, hal ini sudah tidak
dilakukan lagi karna sudah tidak ada lagi perang suku di Nias.
Persembahan ini disebut juga dengan Binu. Sambil menyerahkan kepala
musuh yang telah dipenggal tadi kepada raja, para prajurit itu juga
mengutuk musuh dengan berkata Aehohoiyang berarti tanda
kemenangan setelah di desa dengan seruan Hemitae untuk mengajak
dan menyemangati diri dalam memberikan laporan kepada raja di
halaman, sambil membentuk tarian Fadohilia lalu menyerahkan binu itu
kepada raja. Setelah itu, raja menyambut para pasukan perang itu dengan
penuh sukacita dengan mengadakan pesta besar-besaran. Lalu, raja
menyerahkan Rai, yang dalam bahasa Indonesia seperti mahkota kepada
prajurit itu. Rai dalam suku Nias adalah merupakan tanda jasa kepada
panglima perang. Tidak hanya Rai yang diberikan, emas beku juga
diberikan kepada prajurit-prajurit lain yang juga telah ikut ambil bagian
dalam membunuh musuh tadi. Kemudian, raja memerintahkan
Mianetogo Gawu-gawu Bagaheni, dengan fatele yang menunjukkan
ketangkasan dengan melompat-lompat lengkap dengan senjatanya yang
disebut Famanu-manu yang ditunjukkan oleh dua orang prajurit yang
saling berhadap-hadapan. Seiring berkembangnya Zaman Tradisi ini
dilakukan hanya pada hari hari tertentu atau untuk merayakan acara acara
tertentu.

2.3.2. LOMPAT BATU (HOMBO BATU)

Budaya Megalitik yang masih asli di Nias sesuai namanya


Megalitik atau batu besar, di Nias masih banyak Batu Batu besar di Desa
desa di Nias. Batu batu besar ini di gunakan oleh masyarakat setempat
untuk melakukan tradisi Lompat Batu atau Hombo Batu. Tradisi lompat
batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur ,di mana pada jaman
dahulu mereka sering berperang antar suku sehingga mereka melatih diri
mereka agar kuat dan mampu menembus benteng lawan yang konon
cukup tinggi untuk dilompati. Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini
turut berubah fungsinya. Karena jaman sekarang mereka sudah tidak
berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang
lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias.
Tradisi tersebut diadakan untuk mengukur kedewasaan dan kematangan
seorang lelaki di Nias sekaligus ajang menguji fisik dan mental para
remaja pria di Nias menjelang usia dewasa. Tradisi lompat batu dilakukan
pemuda Nias untuk membuktikan kalau mereka diperbolehkan untuk
menikah. Batu yang harus dilompati berupa bangunan mirip tugu piramida
dengan permukaan bagian atas datar. Tingginya tak kurang 2 meter dengan
lebar 90 centimeter dan panjang 60 centimeter. Para pelompat melompati
Batu besar itu melalui pijakan batu kecil sebelum melompati batu
peninggalan masa lalu tersebut. Para pelompat tidak hanya sekedar harus
melintasi tumpukan batu tersebut, tapi ia juga harus memiliki tehnik
seperti saat mendarat, karena jika dia mendarat dengan posisi yang salah
dapat menyebabkan akibat yang fatal seperti cedera otot atau patah tulang.
Banyak pemuda yang bersemangat untuk dapat melompati batu besar ini.

2.3.3. TARI BURUNG(TARI MOYO)

Tari Moyo atau disebut juga dengan tari Elang yang terus
mengepakkan sayapnya dengan lembut tanpa mengenal lelah,
menaklukkan sesuatu yang bermakna bagis esamanya dan dirinya sendiri.
Tarian ini melambangkan keuletan dan semangat secara bersama dalam
mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan. Tari Moyo ini kadang
dilaksanakan setelah atau sebelum acara atau perayaan perayaan atas
hari tertentu, bahkan untuk menyambut tamu di Nias sendiri.
BUDAYA NIAS

Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang
masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrak yang mengatur segala segi
kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Dari sejarah kebiasaan berperang antar
desa kemudian timbul kesenian Tari Perang dan lompat batu (Fahombe). Acara lompat
batu ini dahulu dikhususkan untuk persiapan perang. Karena biasanya setiap desa
membentengi dirinya dengan pagar bambu setinggi dua meteran, maka para pria desa di
latih untuk bisa melompati pagar itu dengan cara melompati batu. Lompat batu merupakan
salah satu contoh budaya yang paling terkenal dan unik, dimana seorang pria melompat
diatas sebuah tumpukan batu dengan ketinggian lebih dari 2 meter. Lompatan itu untuk
menunjukkan kedewasaan seorang pria, terutama tersebut di desa Bawomatolua,
Hilisimaetano atau didesa sekitarnya walaupun hal ini sangat berbahaya.
1. Kosmologi Masyarakat Nias
Dalam masyarakat Nias sebelum masuknya agama menganut kepercayaan akan
adanya 3 (tiga) dunia, yakni :
Dunia atas atau dunia leluhur;
Dunia manusia dan
Dunia bawah.

Kosmologi masyarakat Nias ini merupakan gambaran pandangan dari masyarakat


tentang asal-usul nenek moyang suku Nias yang berasal dari Teteholi Anaa (langit)
yang diturunkan ke bumi di puncak gunung sekarang di kenal dengan nama Boro
Nadu, yang berada di Kecamatan Gmo Kabupaten Nias Selatan.
Pengaruh Kosmologi ini terlihat jelas dalam bentuk arsitektur tradisional Nias,
baik itu dalam bentuk rumah adatnya maupun dalam pola perkampungan. Dalam
bentuk rumah adat, masyarakat Nias menepatkan bagian atas dari pada bangunannya
sebagai tempat yang paling dihormati (disucikan). Dalam pola perkampungan,
semakin tinggi letak kampung berada, semakin dekat dengan dunia atas, yang berarti
semakin aman dan sejahtera kampung tersebut. Dunia atas, dunia manusia dan dunia
bawah digambarkan oleh masyarakat Nias dalam bentuk perkampungannya.
Gambaran Teteholi Anaa (langit) diperlihatkan dengan gerbang atau jalan menuju ke
kampung. Dalam bentuk arsitektur
tradisonal, rumah-rumah Nias berbentuk
rumah panggung, terdiri dari 3 lapisan;
Bagian bawah/kolong (untuk
Binatang/Tempat ruh jahat),
Bagian tengah (tempat tinggal manusia)
Bagian atas /atap (tempat ruh / dewa dewa),

Di Nias Selatan terdapat beberapa type,


berdasarkan kasta yang ada terdapat 3 jenis
yaitu Omo Sebua, Omo Nifobabatu, dan
Omo Sato, dilengkapi dengan bale yang
merupakan tempat untuk musyawarah
BAB III
RANCANGAN KAWASAN PESISIR

3.1. RANCANGAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Pada kawasan Nias daerah Teluk dalam ini kami menerapkan system biofilter
Pada kawasan Nias darah Teluk dalam ini kami menerapkan system biofilter anaerob-
aerob untuk pengolahan air limbah
Air limbah dikumpulkan melalui pipa pengumpul selanjutnya dialirkan ke bak
kontrol. Fungsi bak control untuk mencegah sampah padat, misalnya plastic, kaleng,
kayu agar tidak masuk ke dalam unit pengolahan limbah. Darisana air limbah
diuraikan ke bak pengurai anaerob. Bak ini diuraikan menjadi tiga buah ruangan,
yakni bak pengendapan atau bak pengurai awal, difilter anaerob tercelup dengan aliran
dari bawah ke atas (up flow) serta bak stabilisasi. Dari bak stabilisasi air limbah
dialirkan ke unit pengolahan lanjut. Unit pengolahan lanjut terdiri dari beberapa buah
ruangan yang berisi media untuk pembiakan microorganism yang akan menguraikan
senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Setelah melalui unit pengolahan lanjut air hasil olahan dialirkan ke bak khlorinasi.
Didalam bak khlorinasi air limbah di kontakkan dengan khlor tablet agar seluruh
microorganism patogen dapat dimatikan. Dari bak khlorinasi air limbah sudah dapat
dibuang langsung ke sungai atau kesaluran umum.
3.2. PENGOLAHAN AIR ASIN
Kami merancang pengolahan air asin pada wilayah dengan menggunakan system
reverse osmosis. Merupakan metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai
molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberikan tekanan pada
larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membrane seleksi ( lapisan
penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap dilapisan yang dialiri
tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membrane
seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat
pelarutnya ( atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut
seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.
3.3. PENGOLAHAN HUTAN MANGROVE
Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangkan
lingkungan teluk dalam. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang
lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini mendukung kesadaran
masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan.
Melestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan
kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove.
Manfaat hutan mangrove:
1. Mencegah Erosi Pantai
2. Menjadi Katalis Tanah dari Air Laut
3. Habitat Perikanan
4. Memberikan Dampak Ekonomi yang Luas
5. Sumber Pakan Ternak
6. Mencegah Pemanasan Global
7. Sumber Pendapatan Bagi Nelayan Pantai
8. Menjaga Kualitas Air dan Udara
9. Pengembangan Kawasan Pariwisata
10. Menyediakan Sumber Kayu Bakar
11. Pengembangan Ilmu Pengetahuan
12. Menjaga Iklim dan Cuaca

3.4. PELESTARIAN LOBSTER DAN IKAN MELALUI KERAMBA


RUMAH TRADISIONAL NIAS
Pengertian Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih
besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini dinaikan tekanannya
oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-
pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang
diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan
mundur.
BATASAN WILAYAH BINAAN

Kawasan Teluk Dalam, Nias Selatan.


DESAIN HASIL PENATAAN KAWASAN BINAAN
TATA RUANG DAERAH BINAAN
SARANA TRANSPORTASI
PENGADAAN SUMBER AIR BERSIH PADA DAERAH BINAAN
FOTO SURVEY
DAFTAR PENGOLAHAN PESISIR DAERAH TELUK DALAM

1. Transportasi
2. Saran Pengembangan Pabrik ES untuk pengaweran ikan
3. Saran Pengembangan Parbik Pengeolahan Tepung ikan
4. Wisata Bahari
5. RTNH ( Ruang terbuka non hijau yang di kembangkan untuk kegiatan budaya dan
adat)
6. Penataan Vegetasi
7. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan juga menata lebih rapi kebiasaan mata
pencaharian masyarakat pesisir
8. Pengembangan Kebiasaan Masyarakat
9. Pengolahan Air Bersih dari Air Laut
10. Pengolahan Limbah

TARGET
1. Menambahkan Kesejahteraan
2. Meningkatkan Ekonomi
3. Menarik perhatian dan Mengundang Wisatawan
4. Kesenangan Masyarakat Pesisir
RANCANGAN TAMBAHAN

Anda mungkin juga menyukai