Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Kerangka penilaian
Penilaian atau evaluasi kurikulum dalam pendidikan teknologi dan kejuruan
cenderung diabaikan atau kurang diperhatikan dengan alas an tidak mempunyai
cukup waktu ar\tau kemampuan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dengan
diberlakukannya KTSP dimana para guru dan instruktur dilibatkan dalam
pengembangannya, sudah selayaknya mereka beusaha untuk menyediakan waktu
guna mengembangkan kemampuan secara mandiri. Hanya sedikit guru yang
menyadari bahwa penilaian kurikulum tidak memerlukan waktu yang khusus.
Dalam kaitan dengan kepakaran (expertise), seyogyanya pada setiap dinas
pendidikan kabupaten/kota sekurang-kurangnya memiliki seseorang pejabat yang
memiliki pengetahuan tentang pengembangan dan penilaian kurikulum. Para
kepala sekolah seharusnya mengetahui makna penting dari penilaian kurikulum
yang terintegrasi dengan rekayasa kurikulum, pengembangan kurikulum dan
kegiatan penympurnaan kurikulum
Salah satu pendekatan agar pengintegrasian itu berlangsung adalah dengan
menggunakan kerangka penilaian yang komprehensif dengan memperhatikan
semua aspek perencanaan kurikulum. Dalam hubungan ini dapat digunakan The
Context, Input, Process, Product (CIPP) evaluation model yangdikembangkan
oleh Stufflebeam dan Alkin (1971).
Penilaian kontektual, penilaian kontektual atau context assessment
merupakan basis
proses pengembangan kurikulum karena erat hubungannya dengan
pengambilan keputusan, apakah suatu kurikulum akan digunakan dan dengan
tujuan institusional serta tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai.
Dalam kenyataan, dalam kegiatan perencanaan yang komprehensif akan
mencakup unsur-unsur penilaian lingkungan (context assessment). Penilaian
konteks didefinisikan sebagai deskripsi lingkungan dimana suatu suatu
kurikulum diterapkan, mengidentifikasi kebutuhan yang digunakan sebagai
kriteria, dan penemuan rintangan-rintangan yang menghambat pencapaian
kriteria tesebut. Data dan informasi yang terkumpul digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kurikulum dan pengembangan
tujuan pembelajaran selanjutnya.
Penilaian masukan (input assessment), penilaian masukan terfokus paa
sumber dan strategi pengambilan keputusan. Penilaian masukan dimaksudkan
untuk membantu pengambilan keputusan yang obyektif tentang bagaimana
muatan kurikulum disiapkan untuk para siswa. Kegiatan ini dilaksanakan
secara sistematis melalui identifikasi dan penilaian atas kemampuan para
pendidik dan narasumber unuk mencapai tujusn kurikulum. Sumber-mber
mencakup media pembelajaran, modul pembelajaran dan lingkungan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan strategi pembelajaran
dan pengalaman belajar para siswa. Penilaian masukan digunakan untuk
menetapkan bagaimana sumber-sumber dapat dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk mencapai tujuan kurikulum.
Penilaian proses, penilaian proses erat hubungannya dengan pembelajaran.
Pada penilaian proses tampaknya akan lebih tepat apabila pengkajian
diarahkan pada hasil langsung dari pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam
aktivitas pembelajaran merupakan aspek penting, namun keberhasilan itu akan
lebih bermakna jika didukung dengan keberhasilan dalam dunia kerja. Dalam
PPBK dimana tujuan pembelajaran diarahkan pada pencapaian komopetensi
dasr dan standar kompetensi, maka peniliaian lebih diarahkan pada program-
program inovatif guna mencapai kompetensi-kompetensi tersebut secara
efektif.
Penilaian hasil, penilaian hasil perlu diperluas, bukan hanya difokuskan pada
kinerja
para siswa disekolah, tetapi juga terdapat bagaimana kurikulum telah
membantu para alumni.
Penilaian hasil suatu program pendidikan pada umumnya belangsung
dilapangan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari para pemimpin
perusahaan, penyelia dan karyawan dimana alumni bekerja. Informasi yang
diperoleh dari lingkungan kerja itu sangat penting, karena penilaian proses
hanya berkaitan dengan dampak pengalaman belajar dalam waktu yang lebih
singkat dibandingkan dengan kurun waktu bekerja.

Tingkat penilaian, walaupun model CIPP temasuk model penilaian yang


komprehensif, namun dalam beberapa situasi diperlakukan informasi tentang
yang leboh spesifik untuk mengetahui sejauh mana penilaian itu selaras
dengan unsur-unsur context, input, proses, product. Kirckpatrick (1994)
menganjurkan untuk menitikberatkan penilaian pada dampak kurikulum pada
empat tingkatan yang berbeda
Penilaian tingkat pertama, menitikberatkan pada reaksi seseorang terhadap
kurikulum atau program tertentu. Orang-orang tersebut dapat tergolong
sebagai siswa, guru atau instruktur dan kepada sekolah
Penilaian tingkat kedua, menitikberatkan pada para partisipan terutama para
siswa. Apakah mereka memperoleh peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta peubahan perilaku sebagai dampak keikutsertaan dalam
program yang diselenggarakan.
Penilaian tingkat ketiga, menitikberatkan pada perubahan perilaku partisipan.
Penilaian ini difokuskan pada perubahan perilaku dalam menjalankan
pekerjaan sehari-hari
Penilaian tingkat keempat, menitikberatkan pada hasil dari keseluruhan
penerapan kurikulum. Hal ini mencakup, misalnya persentasi sejumlah lulusan
dari program pelatihan untuk mencapai standar kompetensi.

2.2 Perencanaan penilaian

Mutu suatu peniliaian sangat erat hubungannya dengan bagaiamana


perencanaan penilaian. Untuk membuat perencanaan penilaian kurikulum
yang baik diperlukan pemikiran dan upaya yang sistematik agar semua aspek-
aspek penilaian dapat diungkapkan.

Tujuan penilaian dan standar


Ditinjau dari sudut pembelajaran, pencapaian sasaran kinerja adalah
kegiatan yang efektif dan selaras dengan tujuan penerapan pendidikan dan
pelatihan berbasis kompetensi (PPBK), namun tidak berkaitan secara
langsung dengan proses penilaian kurikulum. Oleh sebab itu tampaknya
akan lebih efisien untuk pertama-tama memfokuskan pada pembahasan
tujuan penilaian dan standar yang secara langsung berhubungan dengan
mutu kurikulum. Diasumsikan seseorang pengembang kurikulum tertarik
dalam penilaian atas sejumlah materi kurikulum.
Pengembangan rencana penilaian
Setelah pengembangan sasaran penilaian dan standar, kegiatan dilanjutkan
dengan membuat kerangka pengumpulan dan mengkajikan data.
Pentingnya rencana penilaian, terdapat beberapa alas an penggunaan
rencana penilaian. Pertama, berkaitan dengan nilai dari suatu perencanaan.
Ditinjau dari sudut tinjauan praktis, waktu yang diperlukan untuk proses
perencanaan memberikan sumbangan dalam menentukan mutu kecermatan
penilaian kurikulum,perencanaan dapat menolong pengembangan
kurikulum.
Komponen rencana penilaian, rencana penilaian materi kurikulum terdiri
dari empat komponen, terdiri dari tinjauan umum, deskripsi, materi
kurikulum, dan desain penilaian.
Tinjauan umum, komponen rencana penilaian ini memerinci pentingnya
suatu penilaian. Tinjauan umum ini sebagai penjelasan dari proses
penilaian dan menganjurkan pembaca untuk membaca lebih lanjut dan
dijelaskan juga tentang pendekatan yang digunakan dalam proses
penilaian.
Deskripsi kurikulum, pada tahap perencaan ini, kurikulum, program atau
materi yang akan dinilai perlu dideskripsikan dengan cermat
Desain penilaian, desain penilaian merupakan jantung dari suatu rencana
yang dibangun berdasarkan kebijakan,sasaran dan penjelasan agar data
yang relevan dapat dikumpulkan untuk mendukung diperolehnya hasil
yang sahih. Dalam tahapan ini dikemukakan cara pengorganisasian desain
secara umum.
Laporan penilaianlazimnya laporan hasil penilaian disusun berdasarkan
urutan rencana penilaian. Dengan sedikit modifikasi pada tiga bagian dari
rencana penilaian dapat disatukan sebagai bagian pertama dari laporan
penilaian dan berisikan gambaran menyeluruh dari laporan penilaian.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di


dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi.
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang
akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum
berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam
tindakan operasional.

Apakah pernyataan Perencanaan dalam setiap kegiatan


melibatkan komponen dalam kegiatan tersebut berlaku dalam
perencanaan pembelajaran? Bagaimana tinjauan dari aspek
guru dan siswa?
Jawab: Sama halnya pada setiap perencanaan, semua komponen tentu
terlibat dalam kegiatan tersebut. Begitu pula dalam perencanaan
pembelajaran. Guru sebagai penyampai pelajaran memiliki multiperan
seperti penulis skenario, aktor, sekaligus sutradara dalam
pembelajaran yang dilaksanakannya.

Dari aspek guru, yang harus ditampilkan dalam pembelajaran


setidaknya dapat terkondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
Ketersediaan waktu menjadi penentu agar pembelajaran yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam
kata lain, indikator ketercapaian kompetensi telah terukur dan mampu
menggambarkan tingkat kepahaman dari peserta didik. Guru harus
mampu mengajak siswa tertarik dengan pelajaran yang diberikan
melalui inovasi kreatif dalam mengajar, misalnya penggunaan metode
anjangsana (kunjungan) ke objek yang terkait dengan materi ajar.

Dari aspek siswa, komponen pembelajaran yang dibutuhkan siswa


setidaknya telah tersedia media pembelajaran yang menarik dan
relevan dengan materi ajar yang sedang diberikan. Kesesuaian ini akan
menumbuhkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti
pelajaran. Pada akhirnya siswa akan dengan mudah menyerap
pelajaran yang sedang diberikan. Sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan berjalan dengan efektif karena mampu mengarahkan
siswa untuk paham dengan materi pelajarannya.

Bagaimana perencanaan pembelajaran yang ideal menurut


tuntutan kurikulum yang berlaku?
Perencanaan yang ideal menurut tuntutan kurikulum tentunya telah
memenuhi kriteria yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Sesuai
dengan kurikulum yang sedang berlaku, perencanaan setidaknya
meliputi tiga hal pokok, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, kemudian
penutup. Dalam satu paket perencanaan tersebut telah tergambarkan
model pembelajarannya dengan jelas. Kemudian di dalam strategi
hingga taktik mengajar juga telah disebutkan pada rencana
pembelajarannya.

Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional menyebutkan


persiapan mengajar yang baik harus memenuhi kriteria:

Materi dan tujuan mengacu pada garis besar program


pengajaran.
Proses belajar mengajar menunjang pembelajaran aktif dan
mengacu pada analisis materi pelajaran.
Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
Dapat dilaksanakan.
Mudah dimengerti/dipahami.
Dalam perencanaan pembelajaran hal yang perlu ditampilkan pertama
kali adalah Standar Kompetensi (SK). Selanjutnya dijabarkan dalam
Kompetensi Dasar (KD) sebuah topik, dari topik yang akan dibahas
kemudian ditentukan pula indikator yang akan dicapai. Berikutnya
menyebutkan tujuan pembelajaran yang seterusnya diberikan
gambaran/deskripsi singkat materi yang akan disampaikan. Kemudian
menyebutkan pendekatan dan metode yang akan dipakai. Sedangkan
didalam kegiatan inti hingga kegiatan akhir menyebutkan taktik yang
akan dilakukan meliputi membuka dengan doa, menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya serta doa penutup. Dibagian akhir disebutkan
pula sumber ajar, alat, media, teknik penilaian, bentuk penilaian,
intrumen dan kriteria penilaian.

Anda mungkin juga menyukai