1 Kerangka penilaian
Penilaian atau evaluasi kurikulum dalam pendidikan teknologi dan kejuruan
cenderung diabaikan atau kurang diperhatikan dengan alas an tidak mempunyai
cukup waktu ar\tau kemampuan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dengan
diberlakukannya KTSP dimana para guru dan instruktur dilibatkan dalam
pengembangannya, sudah selayaknya mereka beusaha untuk menyediakan waktu
guna mengembangkan kemampuan secara mandiri. Hanya sedikit guru yang
menyadari bahwa penilaian kurikulum tidak memerlukan waktu yang khusus.
Dalam kaitan dengan kepakaran (expertise), seyogyanya pada setiap dinas
pendidikan kabupaten/kota sekurang-kurangnya memiliki seseorang pejabat yang
memiliki pengetahuan tentang pengembangan dan penilaian kurikulum. Para
kepala sekolah seharusnya mengetahui makna penting dari penilaian kurikulum
yang terintegrasi dengan rekayasa kurikulum, pengembangan kurikulum dan
kegiatan penympurnaan kurikulum
Salah satu pendekatan agar pengintegrasian itu berlangsung adalah dengan
menggunakan kerangka penilaian yang komprehensif dengan memperhatikan
semua aspek perencanaan kurikulum. Dalam hubungan ini dapat digunakan The
Context, Input, Process, Product (CIPP) evaluation model yangdikembangkan
oleh Stufflebeam dan Alkin (1971).
Penilaian kontektual, penilaian kontektual atau context assessment
merupakan basis
proses pengembangan kurikulum karena erat hubungannya dengan
pengambilan keputusan, apakah suatu kurikulum akan digunakan dan dengan
tujuan institusional serta tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai.
Dalam kenyataan, dalam kegiatan perencanaan yang komprehensif akan
mencakup unsur-unsur penilaian lingkungan (context assessment). Penilaian
konteks didefinisikan sebagai deskripsi lingkungan dimana suatu suatu
kurikulum diterapkan, mengidentifikasi kebutuhan yang digunakan sebagai
kriteria, dan penemuan rintangan-rintangan yang menghambat pencapaian
kriteria tesebut. Data dan informasi yang terkumpul digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kurikulum dan pengembangan
tujuan pembelajaran selanjutnya.
Penilaian masukan (input assessment), penilaian masukan terfokus paa
sumber dan strategi pengambilan keputusan. Penilaian masukan dimaksudkan
untuk membantu pengambilan keputusan yang obyektif tentang bagaimana
muatan kurikulum disiapkan untuk para siswa. Kegiatan ini dilaksanakan
secara sistematis melalui identifikasi dan penilaian atas kemampuan para
pendidik dan narasumber unuk mencapai tujusn kurikulum. Sumber-mber
mencakup media pembelajaran, modul pembelajaran dan lingkungan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan strategi pembelajaran
dan pengalaman belajar para siswa. Penilaian masukan digunakan untuk
menetapkan bagaimana sumber-sumber dapat dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk mencapai tujuan kurikulum.
Penilaian proses, penilaian proses erat hubungannya dengan pembelajaran.
Pada penilaian proses tampaknya akan lebih tepat apabila pengkajian
diarahkan pada hasil langsung dari pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam
aktivitas pembelajaran merupakan aspek penting, namun keberhasilan itu akan
lebih bermakna jika didukung dengan keberhasilan dalam dunia kerja. Dalam
PPBK dimana tujuan pembelajaran diarahkan pada pencapaian komopetensi
dasr dan standar kompetensi, maka peniliaian lebih diarahkan pada program-
program inovatif guna mencapai kompetensi-kompetensi tersebut secara
efektif.
Penilaian hasil, penilaian hasil perlu diperluas, bukan hanya difokuskan pada
kinerja
para siswa disekolah, tetapi juga terdapat bagaimana kurikulum telah
membantu para alumni.
Penilaian hasil suatu program pendidikan pada umumnya belangsung
dilapangan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari para pemimpin
perusahaan, penyelia dan karyawan dimana alumni bekerja. Informasi yang
diperoleh dari lingkungan kerja itu sangat penting, karena penilaian proses
hanya berkaitan dengan dampak pengalaman belajar dalam waktu yang lebih
singkat dibandingkan dengan kurun waktu bekerja.