PENDAHULUAN
keberhasilan untuk menilai Kinerja tersebut. Sehingga indikator atau ukuran Kinerja
itu tentunya harus dapat merefleksikan tujuan dan misi dari organisasi yang
Kinerja yang sesuai. Bila ditinjau dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi
publik adalah untuk memenuhi dan melindungi kepentingan publik, maka Kinerja
organisasi publik dapat dikatakan berhasil apabila mampu mewujudkan tujuan dan
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk saat ini perlu diselaraskan secara
1
Untuk terlaksanannya tugas pokok dan fungsi dari masing-masing seksi yang
ada dalam lingkungan Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur sebagaimana
yang diatur secara jelas dalam Pasal 3 Peraturan Mentri Perhubungan Nomor : KM
pangkalan bengkel.
dan perlintasan.
2
7. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan,
Dengan mengacu kepada 7 (tujuh) uraian tugas pokok dan fungsi terhadap
program Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur maka hal ini juga seharusnya
menjadi perhatian serius dari fihak Manajemen Organisasi karena yang lebih
berperan saat ini adalah : Bagaimana Program dan Kebijakan yang telah
dengan tugas dan perannya masing-masing yang yang saling dukung mendukung
antar satu seksi dengan seksi lainnya yang saling membutuhkan satu sama
kontribusi setiap pegawai dalam pelaksanaan tugas, sesuai dengan tuntutan jabatan.
terbaik. Komunikasi dan disiplin kerja pegawai memegang peranan penting sehingga
dijelaskan, bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari
organisasi ditentukan oleh disiplin dan hubungan kerja harmonis yang dimiliki
Pendapat itu mencerminkan betapa besar peran komunikasi dan disiplin kerja
pegawai dalam suatu organisasi. Dengan mengetahui kondisi nyata anggota, seperti
3
kemampuan berkomunikasi antar sesama anggota dan antar kepala, kepala seksi
dengan bawahannya semuanya tidak lain agar tujuan organisasi bisa tercapai secara
efektif. artinya setiap pengambilan keputusan dari suatu substansi masalah diluar
batas kewenangan suatu unit kerja akan membutuhkan semacam komunikasi yang
baik dari sesama unit kerja antar sesama bidang lainnya. Kenyataannya dilapangan
Begitu juga adanya prilaku pimpinan terutama unsur Kepala Seksi yang hanya
meneruskan arahan dari pimpinan dalam bentuk instruksi pekerjaan kepada bawahan
tanpa memberikan instruksi yang lebih konkrit dan teknis atas arahan tersebut agar
dapat lebih mudah dipahami oleh bawahan setingkat staf yang khususnya dalam hal
ini membutuhkan orang orang profesional yang melaksanakan tugas pokok dan
pengambilan keputusan juga menjadi tolok ukur rendahnya kemampuan analisis atau
Kejenuhan pegawai.
karena pada kenyataannya pemanfaatan tenaga kerja Kantor Distrik Navigasi Kelas
II Teluk Bayur selaku sumber daya manusia belum dapat melaksanakan tugas
4
pokoknya secara optimal. Sebagai bukti dari kondisi yang terjadi saat ini , masih
banyak terlihat gejala-gejala masalah yang terjadi yang berhubungan dengan tidak
disiplinnya pegawai dalam melaksanaan tugas, dan adanya pegawai, tekhnis yang
2.Pada saat jam kerja berlangsung, masih terdapat beberapa orang pegawai
yang tidak bekerja sama yaitu melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya
5. Banyak yang beralasan untuk tugas dinas ke lapangan untuk tujuan khusus
kepentingan pekerjaan.
sehingga telah membuat terputusnya komunikasi antar sesama karyawan dan juga
5
cendrung satu seksi bekerja sendiri-sendiri. Padahal untuk pekerjaan pada kantor ini
sesama pegawai banyaknya yang tidak tekun dalam bekerja, seringnya pekerjaan
yang seharusnya diselesaikan segera pada hari yang sama ditunda sampai besok tanpa
adanya alasan yang jelas, ini memperlihatkan sangat rendahnya rasa tanggung jawab
Mustahil seseorang dalam bekerja tanpa dukungan arahan dan kebijakan dari
pimpinan dan komunikasi yang terjadi untuk bekerjasama dalam memenuhi target
antara individu pegawai yang berawal dari masalah kecil dan sepele, dimana akibat
konflik yang terjadi itu dapat menimbulkan terganggunya koordinasi antara satu
bidang dengan bidang yang lain . Hal ini diperlihatkan melalui tingkah laku sehari
harinya perlu dilakukan upaya perbaikan, karena diduga faktor disiplin kerja dan
kerja. Dan pada akhirnya dengan terpenuhinya komitmen tugas dalam melaksanakan
komunikasi yang baik dan kepatuhan terhadap aturan terhadap Komitmen Kerja di
bidang SOP , pada akhirnya akan meningkakan kinerja organisasi dimasa datang.
Kondisi ini menjadi lebih menarik bagi penulis untuk meneliti hal ini lebih
6
Pengaruh Komitmen Kerja Sebagai Mediasi Terhadap Hubungan Antara
Komunikasi Organisasi, Disiplin Kerja Dan Kinerja Pegawai Kantor
Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur
berikut
Teluk Bayur
kerja dan kinerja pegawai Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur
7
1.3. Tujuan Penelitian
antara disiplin kerja dan kinerja pegawai Kantor Distrik Navigasi Kelas II
Teluk Bayur
1.3.2.Manfaat Penelitian.
1.3.2.1.Manfaat Teoritis
8
b Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya terhadap temuan
1.3.2.2.Manfaat Praktis
1.4.Sistimatika Penulisan
Bab II : Pada bab kedua penulis menguraika tentang landasan teori dan
hipotesis
Bab III : Dalam bab ketiga ini penulis menguraikan tentang metodologi
variable dan teknik analisa data, uji realibilitas dan validitas, analisa
9
BAB II
LANDASAN TEORI
secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan
execution( Webster Super New School and Office Dictionary), menurut Henry
Collegiate Dictionary) Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja atau
karena itu performance sering juga diartikan penampilan kerja atau prilaku kerja.
10
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kinerja untuk lebih memberikan
peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk dalam organisasi.
bila diterapkan pada pekerja, maka bagimana dia bekerja akan dapat menjadi dasar
Dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari unsur manusia dan unsur non
manusia. Oleh karena itu, kinerja yang ditunjukan oleh unsur-unsur tersebut akan
sebelumnya. Sebagai pegawai akan selalu dituntut tentang sejauh mana kinerja
seorang pegawai dalam penilaian kerja oleh atasannya selalu dihubungkan dengan
kinerja.
11
menghasilkan sesuatu,
4. Performance is defined as the record of outcomes Bernardin dan Russel
produced on a specified job function or activity dalam Ahmad S
during a specific time period Ruky (2001:15)
5. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara A. Anwar Prabu
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang Mangkunegara
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai (2001:67)
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
6. basically, it (performance) means an outcome a Murray Ainsworth
result. It is the end point of people, resources and et.el (2002:3)
certain environment being brought together, with
intention of producing certain things, whether
tangible product or less tangible service. To the
extent that this interaction results in an outcome of
the desired level and quality, at agreed cost levels,
performance will be judged as satisfaktory, good,
or excellent. To the extent that the outcome is
disappointing, for whatever reason, performance
will be judged as poor or deficient
bahwa kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang
diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal.
Dengan demikian istilah kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan
tertentu. Kinerja seseorang akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari.
Menurut A. Dale Timpe dalam bukunya Performance sebagaimana dikutip oleh Ch.
Suprapto (1999:14) dikemukakan bahwa Kinerja adalah akumulasi dari tiga elemen
yang saling berkaitan yaitu keterampilan, upaya, dan sifat-sifat keadaan eksternal.
12
Keterampilan dasar yang dibawa seseorang ke tempat pekerjaan dapat berupa
aktivitas yang muncul dari seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan,
upaya berhubungan dengan apa yang akan dilakukan. Kondisi eksternal adalah
suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seseorang dalam
memperoleh hasil kerja yang optimal. Sejalan dengan itu menurut pendapat
sebagai berikut : Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan meningkat jika
disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai dan dapat
13
diperlihatkan melalui kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan dan
2.2.Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi berasal dari dua kata yaitu komunikasi dan organisasi.
Komunikasi berasal dan bahasa latin communis atau common dalam Bahasa
Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai
pendapat, pemikiran, perasaan seseorang atau kelompok orang kepada orang atau
saran dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Handoko, (2005) komunikasi adalah
proses pemindahan pengertian dalam bentuk atau informasi dan seseorang ke orang
lain. Jadi komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan pihak satu ke
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
14
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
meliputi materi, pusat kewenangan dan kekuasaan pengambilan keputusan, serta erat
terjadi pada diri seseorang biasanya berasal dari komunikasi yang diterima dan
berinteraksi antar pribadi atau interpersonal skill. Proses komunikasi berarti langkah-
langkah antara suatu sumber dan penerima yang menghasilkan pemahaman suatu
arti. Tidak mungkin ada suatu kelompok dalam organisasi yang tidak berkomunikasi,
ketrampilan mempengaruhi timbul dari seseorang atau dari lingkungannya yang ikut
sikap dan prilaku pengikut sehingga mau berpartisipasi dalam suatu aktivitas untuk
meliputi : pengiriman berita atau komunikator, bentuk berita atau pesan, penerima
15
Komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam
dengan penuh perhatian, memperoleh informasi yang dapat dipercaya. Selain itu
organisasi secara aktif memberi informasi kepada anggota, sehingga mereka tahu
bahwa mereka telah berperan dan terlibat dalam penyusunan keputusan dalam
organisasi dan menaruh perhatian terhadap pekerjaan yang bermutu tinggi dan
memberi tantangan.
Ronald dan George (1997) menyatakan bahwa fungsi dan arus komunikasi
dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job
16
pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, 2) penyampaian informasi
maupun pekerjaannya.
Dalam setiap organisasi sebagai suatu usaha kerja sama pada pokoknya
organisasi saja. Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
17
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa komunikasi vertikal adalah
komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas yaitu komunikasi dari
yang dapat diberikan oleh atasan kepada bawahan dapat berupa : pemberian
atau satuan pada tingkat jenjang organisasi yang kurang lebih sederajat.
anggota staff, pegawai tingkat menengah atau pegawai yang rendahan dengan
horizontal diantara para pegawai sendiri juga dapat dipelihara oleh pimpinan
18
dengan mengadakan pertemuan-pertemuan/kegiatan musyawarah, rapat-
rapat, diskusi-diskusi.
2.3.Disiplin Kerja
Faktor disiplin merupakan salah satu aspek penting yang sangat menentukan
salah satu hal yang mendukung seseorang sukses dalam menunaikan tugas-tugas
dalam kantor adalah adanya kesadaran yang tinggi untuk mendisiplinkan diri baik
dalam hal ketaatan waktu, bersikap, maupun dalam menjalankan tanggung jawab
dalam bekerja. Tanpa adanya disiplin yang baik, seseorang tidak akan berhasil dalam
adalah salah satu aspek penting yang sangat menentukan keberhasilan seseorang
19
secara baik, maka akan menyebabkan pelaksanaan tugas-tugas kantor menjadi lebih
efektif.
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini menunjukkan betapa penting faktor
tinggi dalam mematuhi peraturan di kantor, apabila dia memiliki tanggapan yang baik
yang tinggi untuk melaksanakan ketentuan kantor, apabila dia memiliki dorongan
yang sering mempengaruhi tingkat kedisiplinan seseorang dalam bekerja yang sering
Measure of Manifest Nees in Work Setting, bahwa : Faktor disiplin merupakan salah
pelaksanaan tugas. Manullang (2004) mengatakan salah satu hal yang mendukung
kesadaran yang tinggi untuk mendisiplinkan diri baik dalam hal ketaatan waktu,
20
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja meliputi :
menyelesaikan pekerjaan
sanksi
10. Apabila tidak mematuhi aturan secara lisan/ tertulis maka akan dikenakan
sanksi
Disiplin adalah salah satu aspek penting dalam suatu organisasi. Hal ini
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Setiap pegawai yang terlibat dalam
organisasi manapun di dunia ini harus memiliki disiplin kerja yang baik, agar mampu
Disiplin berasal dari kata discipline yang berarti latihan atau pendidikan
21
perilaku yang baik. Bagi seseorang yang terlibat dalam suatu organisasi atau kantor,
konsep disiplin disini adalah suatu pelatihan yang mengarahkan semua pegawai
yakni tipe disiplin yang bersifat preventif dan korektif. Disiplin yang bersifat
organisasi dalam menerapkan pola prilaku yang baik dalam kantor. Konsep disiplin
disini adalah memberikan nilai-nilai dan etika yang harus diterapkan dalam
kehidupan berorganisasi.
memiliki pola perilaku yang baik dan sesuai dengan yang ditentukan. Peranan
bawahan agar tetap mendisiplinkan diri di dalam kantor, sehingga mampu bekerja
melakukan tindakan disiplin ini diharapkan semua pegawai dalam organisasi dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan yang ditetapkan. Tindakan disiplin juga diartikan
22
Thoha (1998) mengemukakan bahwa upaya mengarahkan bawahan dalam
menerapkan perilaku yang baik adalah cerminan dari adanya kedisiplinan dalam
kantor. Hal ini dikarenakan kedisiplinan adalah salah satu aspek penting yang
Oleh sebab itu, setiap organisasi harus mampu mencegah terjadinya tindakan-
sikap, dan perilaku orang-orang dalam organisasi, agar memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi dalam mematuhi segala peraturan dan ketentuan yang berlaku. Tanpa hal
Disiplin yang baik akan nampak pada sikap dan perilaku orang-orang di
dalam organisasi. Seseorang yang memiliki tingkat disiplin yang baik akan
menampilkan perilaku yang baik dan taat terhadap peraturan. Disiplin dalam
organisasi akan ditunjukkan oleh tingkat kemangkiran yang terjadi. Semakin tinggi
tingkat kemangkiran maka semakin rendah tingkat disiplin seseorang di dalam kantor.
Menurut Robbins (1993) disiplin kerja dapat diartikan sebagai suatu sikap dan
perilaku yang dilakukan secara sukarela dengan penuh kesadaran dan kesediaan
tertulis maupun tidak tertulis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya
perilaku disiplin kerja, yakni ; tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa,
23
Perilaku seseorang yang tidak disiplin, menurut Gibson dan Donnely (1989)
meninggalkan tempat kerja, mengulangi prestasi buruk, mencuri, tidur ketika bekerja,
yakni (a) disiplin sebagai suatu latihan untuk mengembangkan pengendalian diri,
karakter atau keadaan yang serba teratur dan efisien, (b) disiplin merupakan hasil
latihan berupa pengendalian diri dan prilaku yang tertib, (c) disiplin adalah
penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol, dan (d) perlakuan yang
mental yang tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku berupa kepatuhan dan
pemerintah, etika, norma atau kaidah yang berlaku dalam lingkungan atau organisasi.
peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang
bekerja. Keempat, inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreativitas dalam
bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
24
Jadi, inisiatif adalah daya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi
bagi pegawai untuk melakukan kegiatan sesuai dengan norma dan aturan yang telah
ditetapkan.
seseorang untuk bekerja lebih maksimal, teratur, lancar sesuai dengan yang
ditetapkan. Seseorang yang memiliki disiplin kerja tinggi akan (a) memiliki
norma organisasi, (c) dapat mentataati tatacara pelaksanaan tugas, (d) dan tentunya
timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan,
sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu pembentukan disiplin kerja menurut
a. Preventive dicipline
25
Preventive dicipline merupakan tindakan yang diambil untuk
pengalaman kerjanya.
b. Corrective discipline
kelompok.
a. Disiplin diri
atau dikontrol oleh diri sendiri. Hal ini merupakan manifestasi atau
menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri, pegawai-
kepentingan organisasi.
b. Disiplin Kelompok
26
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual semata.
Selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok. Hal ini didasarkan
disiplin diri telah tumbuh dalam diri pegawai. Artinya, kelompok akan
Kaitan antara disiplin diri dan disiplin kelompok dilukiskan oleh Jasin
(1989) seperti dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling melengkapi
a. Faktor Kepribadian
Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang
dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan disiplin.
tua, guru, dan masyarakat akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi
penerapan disiplin di tempat kerja. Sistem nilai akan terlihat dari sikap
27
seseorang. Sikap diharapkan akan tercermin dalam perilaku. Perubahan
1994).
tidak tampak.
b. Faktor Lingkungan
Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu
28
maka pemimipin yang merupakan agen pengubah perlu memperhatikan
pelanggaran aturan. Jika salah satu pegawai melanggar maka perlu dilakukan
masa adalah fenomena yang tidak dapat dipungkiri. Peraturan yang dibuat agar
dapat berfungsi secara efisien dan efektif perlu ditegakkan dengan cara
29
Pada dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang
dapat bertingkah laku sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan.
Dengan kata lain, agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan
baik
2.4.Komitmen kerja
sebagai kesediaan seseorang untuk terlibat aktif dalam suatu kegiatan dengan
tanggung jawab yang tinggi. Sesorang yang telah memilki komitmen terhadap akan
mampu bekerja keras. Hal ini dilakukan bukan hanya terhadap dirinya, tapi juga
merupakan kecendrungan dalam diri seseorang untuk merasa aktif dengan penuh rasa
tanggung jawab. Maka seseorang yang telah memiliki suatu komitmen tidak akan
ragu-ragu dalam menentukan sikap dan tanggung jawab terhadap keputusan yang
diambilnya.
bila ada kecintaan terhadap tugas dan tanggung jawab. Semua orang secara ilmiah
memiliki komitmen. Namun, komitmen yang dimiliki semua orang tidak akan pernah
sama. Ada orang yang komitmenya rendah dan ada pula orang yang tingkat
komitmenya tinggi. Hal ini ditentukan oleh tingkat perkembangan dan proses
definisi komitmen sebagai janji tanggung jawab dan keterikatan, dimana keputusan
30
yang diambil berdasarkan sikap-sikap dan perjanjian yang dianut pada saat itu dan
komitmen pada organisasi adalah suatu keadaan dimana sesorang karyawan memihak
Commitment) yang merupakan suatu sikap kerja, belakangan ini sering dibicarakan
sebagai isu strategic ( Cole,2004) dan diyakini sebagai suatu yang harus
dalam Harlinda, (2003) adalah keinginan yang kuat untuk tetap mempertahankan
keinginan dirinya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi bagi
pencapaian organisasi
perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang pegawai harus
31
bangga dengan tugasnya adalah mempersiapkan dan memberikan pelayanan yang
maksimal kepada publik. Betapapun jenis ragam tantangan dan rintangan yang
dihadapi dalam melaksanakan tugasnya, haruslah tetap tegar dan penuh kesadaran
Seorang bawahan dengan loyalitas yang tinggi kepada atasan atau lembaga,
biasanya menunjukan sikap yang patuh, hormat, setia serta disiplin. Marat
mantap dan janji untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang diyakini.
Komitmen Kerja adalah kadar kesetiaan seseorang pegawai pada organisasi yang
Currivan (2008).
sangat kuat untuk meningkatkan Komitmen Kerja. Pada giliran komitmen kerja
yang tinggi akan berakibat apada berbagai sikap yang prilaku positif seperti
menghindari tindakan perilaku dan sikap yang merugikan nama baik organisasi,
32
produktifitas yang tinggi, kesediaan menyelesaikan konflik melalui musyawarah
juga diartikan sebagai suatu ketetapan hati di dalam diri seseorang untuk menerima
atau menolak satu atau lebih tujuan, dan menentukan perbuatan atau kegiatan.
Orang yang telah menetapkan komitmen untuk dirinya dengan tekad akan sanggup
untuk berkerja keras. Prinsip dan tekadnya untuk berbuat selalu diwujudkan untuk
bekerja keras. Prinsip untuk berbuat selalu diwujudkan sebagai tanggung jawab dan
sesuai dengan apa yang diucapkan, dan bahkan bukan hanya untuk kepentingan
dirinya sendiri. Rasa kepedulian sesorang terhadap suatu tugas dan kepentingan
umum atau organisasi, dan buklan saja atas kepentingan pribadi, akan memberikan
bedanya ada yang mempunyai komitmen tinggi, dan ada pula yang memiliki
komitmen rendah.
a.Penerimaan dan keyakinan yang kuat terhadap nilai nilai dan tujuan -
tujuan organisasi.
kepentingan organisasi
33
Menurut Meyer, Allen & Smith ( dalam Spector 2003), Komitmen Kerja
mereka menginginkan
membutuhkan.
untuk melakukan didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan
beberapa faktor, diantaranya konflik yang terjadi dalam suatu kantor, gaya
34
Organisasi prilaku kepimpinan, Komitmen Kerja, dan faktor faktor lainnya.
komitmen seseorang dapat naik turun terhadap tugas sangat dipengaruhi oleh
sikap. Glaser dalam Hoy dan Miskel (2007:100) mengatakan bahwa yang
lembaga, biasanya menunjukan sikap yang patuh, hormat, setia serta disiplin.
Kesetiaan bukanlah dtunjukan dengan sanggup bertahan dalam suatu lembaga dan
Kabupaten Lima Puluh Kota, menemukan bahwa pengaruh Kompenssi dan Disiplin
Kerja mempengaruhi terhadap Kinerja ,dengan nilai R 2 sebesar 0,642 atau 64,2 %.
< 0,005, bepengaruh signifikan , dan variabel Disiplin Kerja dengan nilai signifikasi
35
= 0,000 ( < 0,050) atau berpengaruh signifikan. Hal ini Jika dibandingkan dengan
hasil penelitian ini bahwa adanya salah satu variabel yaitu Disiplin Kerja berpengaruh
signifikan , maka jelas bahwa hasil penelitian mendukung pada penelitian terdahulu.
Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja maka dapat dikemukakan hipotesis
penelitian ini :
Kerja
Barat secara signifikan terhadap kinerja ,adalah relatif besar pengaruhnya Hal ini
dibuktikan dengan nilai R2 sebesar 0,697 atau 69,7 %. dengan tingkat signifikasi
36
pegawai Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur
Hasil penelitian ini adalah relavan dengan hasil penelitian terdahulu yang
Komitmen Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan
berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja. Hal ini ditemukan nilai signifikasi
sebesar 0,001 ( < 0,050). Tetapi ketika uji F, maka ditemukan nilai F sebesar 78,4 atau
> 10 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 atau < 0,050. Dan hal ini dinyatakan bahwa
kedua variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Kinerja . Adapun kedua variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan adalah sebesar
hipotesis antara Komunikasi Organisasi dan kinerja, begitu juga terhadap variabel
Disiplin Kerja yang keduanya berpengaruh signifikan terhadap Kinerja. Hal ini
37
ditandai dengan ditemukannya nilai sign sebesar 0,002 atau < nilai signifikasi yang
adalah sebesar 0,619 atau 61,9 %. Dengan mengacu terhadap hasil dari peneliti
penelitian ini :
sebagaimana hasil penelitian oleh peneliti yang melihat hubungan dan pengaruh
Komunikasi Organisasi Dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Yang dimediasi oleh
Komunikasi Organisasi
(X1)
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam Bab III penelitian ini akan diuraikan metodologi penelitian dalam
bentuk sub.Bab yang terdiri atas : Ruang Lingkup Penelitian, Metode Penelitian
Variabel Penelitian, Penyusunan Skala Dan Indeks, Metode Pengolahan Data dan
Analisa Data, Uji Instrumen Penelitian, Analisa Statistik Deskriptif, Uji Validitas dan
Realibilitas, Uji Assumsi Klasik dalam bentuk Uji normalitas ( Model Kolmogorov-
Penelitian Analisis Regresi Linear Berganda yang digunakan dalam penelitian ini
39
1 Ruang Lingkup Penelitian.
3.2.Metode Penelitian
variabel yang bersumber dari beberapa Ahli Sumber Daya Manusia atau peneliti-
peneliti terdahulu
penelitian, data penelitian, metode, definisi operasional dan pengukuran variabel, uji
validitas dan reabilitas, uji asumsi klassik, uji korelasi , serta uji hipotesis penelitian
dengan metode statistik untuk analisis data serta dalam bentuk sistim pengolahan
3.3.Populasi
penelitian, menurut Supardi (2003) populasi adalah suatu kesatuan individu atau
subjek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan
diamati/diteliti. Lebih lanjut dikatakan ada dua bentuk populasi penelitian yaitu: (1)
populasi finit merupakan populasi yang jumlah anggota populasinya dapat diketahui,
40
(2) populasi in-finit adalah populasi yang ukuran populasinya tidak dapat diketahui
dalam hal ini hubungannya lebih fokus hanya terhadap ruang lingkup penelitian yaitu
seluruh pegawai Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur sebanyak 184
Orang.
3.3.1. Sampel.
mencukupi dan dapat mewakili populasi tersebut ( Sekaran, 2003). Sampel juga
merupakan bahagian dari populasi yang akan mewakili karakteristik populasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sugiono (2004) yang mengatakan bahwa populasi adalah
Sampling, dimana penarikan sampel dilakukan secara berstrata atau tingkatan dan
setiap tingkatan memiliki karateristik sendiri, setiap strata diambil secara proposional,
N
n = _________________
1 + Ne
Keterangan :
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
41
e = Presentase ketidaktentuan kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir/diinginkan ( 0,05)
N
n = ___________
1 + Ne
184
n = ____________ = 126
1 + 184 (0,05)
3.4. Metode Pengumpulan Data
Teluk Bayur yang telah jelas tugas dan tupoksinya ditetapkan menjadi
kuesioner.
Peneltian tersebut agar dapat mengisi formulir isian secara benar dan
data data primer yang bersifat kwantitatif dan informatif yang tepat.
42
3. Teknik kepustakaan sebagai sumber informasi yang terkait dengan
penelitian. Study ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang
penelitian ini.
3.5.Variable Penelitian
merupakan variabel bebas pertama dan Disiplin Kerja dengan simbol (X2) adalah
3.6. Penskalaan
garis lurus, sedangkan ukuran yang digunakan adalah daftar pertanyaan (kuisioner)
dan data yang diperoleh berupa jawaban responden terhadap pertanyaan yang
diajukan (Supranto, 2007) .Skala yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
skala yang disebut sebagai skala likert. Skala likert merupakan sejumlah pertanyaan
yang berkaitan dengan konsep / indikator yang diukur.Untuk itu masing masing
menyediakan 5 kategori jawaban( Skala Likert Lima ) yang disediakan untuk setiap
43
pertanyaan. Pada jawaban tersebut diberi nilai 5,4,3,2, dan 1 untuk masing masing
jawaban pertanyaan dengan kategori sangat setuju, setuju, kurang setuju,, tidak
3.7.1.Pengolahan Data
data yang berhasil dihimpun dari seleruh responden dalam bentuk jawaban kuesioner
melihat penyebaran data dalam satu variabel. Menurut Sugiyono ( 2006 : 6 ) bahwa
yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Oleh
karena itu data data kwantitaif yang didapat dari kuesioner yang dikumpulkan akan
ferkwensi agar mudah dimengerti, karena yang digunakan adalah hipotesis asosiatif
44
Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik, langkah-langkah yang
(dalam hal nilai rata-rata, median, modus); dan nilai dispersi (standar deviasi dan
hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu
berikut:
Di mana:
Tidak Setuju
45
Arikunto (2002) mengemukakan kriteria jawaban responden sebagai
berikut:
Suatu skala pengukuran disebut valid, bila ia melakukan apa yang seharusnya
diukur (Kuncoro, 2003, dan Sekaran, 2003). Uji Validitas adalah ukuran sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatualat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat
ukur yang memiliki validitas tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil
sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Pengujian
pertanyaan terhadap nilai Corrected to total item correlation. Menurut Sekaran (2003
)Apabila item pertanyaan berkorelasi signifikan dengan total item pertanyaan maka
item tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya,dengan standar Corrected to total item
merupakan petunjuk sejauh mana alat ukur (instrumen) dapat dipercaya atau
diandalkan. Dengan kata lain sejauh mana alat ukur tersebut dapat memberikan hasil
46
yang relatif tidak berbeda, jika dilakukan pengukuran ulang. Dari item - item yang
valid dilakukan uji keandalan (realibitas) butir peryataan, yang bertujuan untuk
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil
(Ghozali, 2007). Menurut Ghozali, 2007 untuk mendeteksi uji normalitas dapat
bahwa nilai Asymp (2-tailed) untuk keempat jenis variabel yang meliputi dua variabel
bebas Komunikasi Organisasi (X1) adalah dan Disiplin kerja (X 2) dan nilai untuk
variabel mediasi Komitmen Kerja (M), serta nilai untuk variabel terikat kinerja (Y)
Hal tersebut diatas menguji bahwa keempat nilai variabel tersebut > 0,000. Artinya
keseluruhan Ho adalah diterima dan model Kolmogorov- Smirnov diterima dan layak
digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi persamaan
regresi yang digunakan berbentuk liner, maka dapat dilihat dari P-P Plot. Apabila
titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka model regresi dapat dinyatakan
linier. Dalam penelitian ini, untuk uji lineritas dipergunakan Grafik P-P Plot.
47
3.7.2.3.2. Uji Linearitas
digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi persamaan
regresi yang digunakan berbentuk liner, maka dapat dilihat dari P-P Plot. Apabila
titik-titik terdistribusi mengikuti garis linear, maka model regresi dapat dinyatakan
linier. Dalam penelitian ini, untuk uji lineritas dipergunakan Grafik P-P Plot.
3.7.2.3.3.Uji Multikolonieritas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel
ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama
dengan nol (Ghozali, 2007:91). Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah
yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap
variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya.
Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
nilai tolerence < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
3.7.2.3.4.Uji Heteroskedastisitas
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
48
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
Garfik Plott (Scatter plot). Jika tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik menyebar
di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terdapat
heteroskedastisitas
3.8.Analisa Korelasi
Analisa korelasi adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk melihat
keeratan hubungan antara dua variabel (Widyono, 1999 :51). Tujuan untuk
Komunikasi Organisasi, disiplin kerja, Komitmen Kerja dan Kinerja Kantor Distrik
Navigasi Kelas II Teluk Bayur . Analisa ini dapat dilakukan melalui korelasi
versi 13.0
Analisis regresi berganda adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk
terikat (Kuncoro, 2003). Oleh karena itu, tujuan menggunakan analisa regresi
berganda dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
49
1.Persamaan Regresi Berganda pertama digunakan untuk melihat pengaruh
Dengan Persamaan : Y = a + b1 X 1+ b2 X 2
dimana : Y = Kinerja
a = Konstanta
b = Koefisien
X 1 = Komunikasi Organisasi
X 2 = Disiplin Kerja
2.Persamaan Regresi Berganda kedua digunakan untuk melihat pengaruh
Kerja
Dengan Persamaan : M = a + b1 X 1+ b2 X 2
50
M = Komitmen Kerja
3.9.3.Analisa Regresi
terhadap kinerja pegawai Kantor Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur, digunakan
sebagai berikut :
harus signifikan).
harus signifikan).
harus signifikan).
51
- Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) < 0,05 (taraf
- Jika nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) > 0,05 (taraf
52
KUESIONER PENELITIAN
No Pernyataan ST T KS S SS
S S
1 Saya mempercayai rekan sekerja saya STS TS KS S SS
2 Rekan sekerja saya dapat bergaul baik satu STS TS KS S SS
sama lain
3 Hubungan saya dengan rekan sekerja saya STS TS KS S SS
53
memuaskan
4 Saya mempercayai supervisor lansung saya STS TS KS S SS
5 Supersisor lansung saya jujur dengan saya STS TS KS S SS
6 Supersisor lansung saya mau mendengarkan STS TS KS S SS
saya
7 Saya bebas untuk tidak setuju dengan STS TS KS S SS
supervisor saya
8 Saya dapat memberitahu supervisor lansung STS TS KS S SS
saya ketika ada yang tidak beres
9 Supervisor saya memuji saya karena kerja saya STS TS KS S SS
bagus
10 Supervisor saya bersikap ramah terhadap anak STS TS KS S SS
buahnya
11 Supervisor lansung saya mematuhi kebutuhan STS TS KS S SS
kerja saya
12 Hubungan saya dengan supervisor saya STS TS KS S SS
memuaskan
13 Saya mempercayai manajemen puncak STS TS KS S SS
14 Manajemen puncak berkomunikasi dengan STS TS KS S SS
tulus kepada karyawan
15 Hubungan saya dengan manajemen puncak STS TS KS S SS
memuaskan
16 Organisasi saya mendorong perbedaan STS TS KS S SS
pendapat
17 Saya dapat membuat putusan yang STS TS KS S SS
mempengaruhi pekrjaan saya
18 Saya dapat mempengaruhi pelaksanaan STS TS KS S SS
pekerjaan dalam unit saya.
19 Saya berperan dalam mencapai tujuan STS TS KS S SS
organisasi
Sumber : Putti, Joseph M Samuel AryeeDan Phua ( 1990) Comunacation Relations
Statisfaction And Organizational Commitmen , Group &Organization Studies
Journal
Vol 15. Survey Diagnosis Hal 346
54