Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

I. NOMOR PERCOBAAN: II
II. NAMA PERCOBAAN: Rumus Empiris Senyawa
III. TUJUAN PERCOBAAN:
3.1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut.
3.2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data
untuk menghitung rumus empiris.
IV. DASAR TEORI
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang
terdapat dalam zat itu. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam
rumus kimia disebut angka indeks. Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan
menggambarkan perubahan-perubahan kualitatif dan kuantitatif yang terjadi
secara kimia dengan cepat, tepat dan langsung, kita menggunakan lambang-
lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara umum dikenal rumus empiris
danrumus molekul.Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-
atom dari unsur yang menyusun satu molekul senyawa. Jadi, rumus molekul
menyatakan susunan sebenarnya dari molekul zat. Rumus empiris adalah rumus
yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur penyusun
suatu senyawa. Rumus kimia senyawa ion termasuk rumus empiris. Natrium
klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na + dan ion Cl- dengan
perbandingan 1:1 (Padilla,2013).
Rumus molekul hidrogen peroksida, suatu zat yang digunakan sebagai zat
antiseptik dan zat pemutih untuk tekstil dan rambut adalah H2O2. Rumus ini
menandakan bahwa setiap molekul hidrogen peroksida terdiri atas dua atom
hidrogen dan dua atom oksigen. Perbandingan atom hidrogen dan atom oksigen
dalam molekul ini adalah 2:2 atau 1:1. Rumus empiris hidrogen peroksida adalah
HO. Jadi rumus empiris menunjukkan kepada kita unsur-unsur yang ada dan
perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari atom-atomnya, tetapi tidak
selalu harus menunjukkan jumlah atom sebenarnya dalam suatu
molekul.Seperticontoh lainnya, perhatikan senyawa hidrazin (N2H4) yang

digunakan sebagai bahan bakar roket. Rumus empiris hidrazin adalah NH2.
Meskipun perbandingan nitrogen dan hidrogennya adalah 1:2 dalam rumus
molekulnya (N2H2) maupun dalam rumus empirisnya (NH2) hanya rumus molekul
sajalah yang dapat menunjukkan jumlah atom N (dua) dan atom hidrogen (empat)
yang sebenarnya ada pada dalam sebuah molekul hidrazin.
Rumus empiris adalah rumus kimia yang paling sederhana, rumus ini ditulis
dengan memperkecil subskrip dalam rumus molekul menjadi bilangan bulat
terkecil yang mungkin. Rumus molekul adalah rumus yang sebenarnya untuk
molekul. Untuk kebanyakan molekul, rumus molekul dan rumus empirisnya satu
dan sama. Beberapa contohnya adalah air (H2O), ammonia (NH3), karbon dioksida
(CO2)(Chang,2003).
Rumus empiris Empirical Formula adalah rumus paling sederhana untuk
suatu senyawa.Rumus ini menunjukkan jenis atom-atom yang ada dari jumlah
relatifnya.Subskrip pada rumus empiris direduksi menjadi rasio bilangan bulat
yang paling sederhana.Umumnya rumus empiris tidak banyak menjelaskan
tentang suatu senyawa.Sedangkan rumus molekuldidasarkan pada molekul
senyawa yang sebenarnya.Dalam beberapa kasus,pengertian rumus empiris sama
dengan rumus molekul.Rumus molekul adalah kelipatan dari rumus
empiris.Rumus molekul dan rumus empiris menyatakan rasio-rasio atom yang
bergabung dalam senyawa,namun tidak menunjukkan bagaimana atom-atom tadi
yang saling melekat (Petrucci,2011).
Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan menggambarkan perubahan-
perubahan kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secara tepat, singkat dan
langsung, kita gunakan lambang-lambang kimia dan rumus-rumus kimia. Secara
umum dikenal dengan sebutan senyawa rumus empiris dan rumus molekul.
Rumus empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil
jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang
sebenarnya untuk semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul.
Sebagai contoh karbon dioksida terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O , maka rumus
empirisnya CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai 2 atom H dan 2 atom O
yang memiliki rumus molekul yaitu H2O2sedangkanrumus empirisnya adalah HO.
Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, tetapi
umumnya untuk zat anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu,
diikuti dengan non logam atau metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk
zat-zat organik aturan yang umum berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P.
Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus empiris
ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan
langkah yang penting untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur-unsur. Secara
sederhana penentuan rumus empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan
eksperimen, dengan menentukan persentase jumlah unsur-unsur yang terdapat
dalam zat tersebut, memakai metode analisis kimia kuantitatif. Disamping itu
ditentukan pula massa molekul relatif senyawa tersebut. Untuk menyatakan rumus
empiris senyawa telah diketahui dapat disimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia dari
zat tersebut, yaitupertama, dari rumus empiris ini dapat dilihat unsur apa yang
terkandung senyawa tersebut, dan berapa banyak atom dari masing-masing unsur
membentuk molekul senyawa tersebut. Kedua, massa molekul relatif dapat
ditentukan dengan menjumlahkan massa atom relatif dari unsur-unsur yang
membentuk senyawa. Ketiga, berdasarkan rumus empiris dapat dihitung jumlah
relatif unsur-unsur yang terdapat dalam senyawa atau komposisi persentase zat
tersebut.
Rumus suatu zat menyatakan jenis dan banyaknya atom yang bersenyawa
secara kimia dalam suatu satuan zat. Terdapat beberapa jenis rumus, diantaranya
ialah rumus molekul dan rumus empiris.Rumus paling sederhana dari suatu
molekul dinamakan rumus empiris, yaitu rumus molekul yang menunjukkan
perbandingan atom-atom penyusun molekul paling sederhana dan merupakan
bilangan bulat. Rumus empiris merupakan rumus yang diperoleh dari percobaan.
Contoh, rumus molekul benzena adalah C6H6, rumus empirisnya adalah CH.
Rumus molekul hidrogen peroksida adalah H2O2, rumus empirisnya HO.
Rumus empiris dapat juga menunjukkan rumus molekul apabila tidak ada
informasi tentang massa molekul relatif dari senyawa itu. Misalnya, NO 2 dapat
dikatakan sebagai rumus molekul jika tidak ada informasi massa molekul
relatifnya, tetapi jika massa molekulnya diketahui, misalnya 92 maka NO2
merupakan rumus empiris karena rumus molekul senyawa tersebut adalah N2O4.
Untuk menentukan rumus empiris perlu terlebih dahulu menentukan
komposisi massa. Selanjutnya, data tersebut bersama-sama dengan massa atom
relatif unsur penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan
yang paling sederhana dari atom-atom penyusun cuplikan senyawa itu sebaliknya ,
rumus empiris suatu senyawa ialah rumus paling sederhana yang memberikan
jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam
senyawa itu. Misalnya rumus empiris glukosa ialah CH 2O, ini menyatakan bahwa
jumlah atom karbon, hidrogen, dan oksigen memiliki nisbah 1:2:1 . Bila rumus

molekul diketahui, jelas akan lebih baik, karena lebih banyak informasi yang
didapatkan. Namun demikian, dalam beberapa padatan dan cairan, tidak ada
molekul kecil yang benar-benar unik, sehingga rumus kimia yang bermakna
hanyalah rumus empiris. Rumus empiris H2O menyatakan bahwa untuk setiap
atom oksigen dalam air, ada dua atom hidrogen. Demikian pula, satu mol H 2O
mengandung dua mol atom hidrogen dan satu mol atom oksigen. Jumlah atom dan
jumlah mol setiap unsur mempunyai nisbah yang sama, yaitu 2:1.Rumus empiris
dari suatu senyawa dan persentase komposisi berdasar massa dari unsur-unsur
penyusunnya hanya dihubungkan oleh konsep mol semata (Adela,2013).
Rumus molekul dalam suatu senyawa tidak hanya memberikan perbandingan
atom-atomnya, tetapi juga jumlah atom yang sebenarnya dari masing-masing
unsur dalan molekul senyawa. Harus diingat bahwa mungkin saja lebih dari satu
senyawa akan mempunyau rumus empiris yang sama. Molekul-molekul C 2H4,
C3H6, C4H8, C5H10semuanya mempunyai perbandingan C dan H sebesar 1:2
sehingga rumus empirisnya CH2. Perbedaan yang terpenting dari senyawa-
senyawa ini adalah massa molekulnya berlainan. Kenyataannya, massa molekul
merupakan penggandaan dari massa yang paling sederhana. Apabila dengan suatu
cara kita dapat mengetahui massa molekul dari senyawa, maka dengan membagi
massa molekul denagn massa rumus empiris akan didapat bilangan bulat. Angka
ini menunjukkan berapa kali rumus empiris berada dalam massa molekul. Dengan
mengalikan subscripts dalam rumus empiris dengan bilangan bulat tadi, maka
akan didapat rumus molekulnya (Brady,2002).
V.ALAT DAN BAHAN
5.1.Alat
1.Cawan
2.Gelas arloji
3.Timbangan
4.Gelas ukur
5.Pipet tetes

5.2.Bahan
1.Logam tembaga
2.Asam nitrat
VI. PROSEDUR PERCOBAAN

cawan + tutup

ditimbang
ditambahkan

0,5 gr tembaga

ditambahkan

10 mL HNO3

dipanaskan

Larutan CuO

diamati terbentukKristal
dihitung rumus empiris (RE)

Terbentuk Oksida Tembaga


VII. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan rumus
empiris yang sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus molekul dan
rumus empirisyang berbeda!

Jawab:Senyawa yang memiliki rumus empiris yang sama dengan rumus


molekulnya antara lain : H2O, NaCl, CO2, dan NaOH. Senyawa
yang memiliki rumus empiris dan rumus molekul yang berbeda
antara lain :
Rumus Molekul Rumus Empiris
C6 O12 H6 CH2O
C2 H 4 CH2
C2 H 8 CH4
C2 H 6 CH3
C2 H 2 HO

2. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g H2O.


Jika Ar O = 16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut.
11 g
Jawab : mol CO2 = 44 g/mol = 0,25 mol

9g
mol H2O = 18 g/mol = 0,5 mol

Mol C dalam CO2 = 0,25 mol


Mol H dalam H2O= 2 0,5 mol = 1 mol
Maka, mol C : mol H
0,25 : 1
1: 4
Jadi, rumus empiris senyawa CH4.
VIII. DATA HASIL PENGAMATAN
A. Kuantitatif
Benda Massa (gram)
Cawan krus kosong tanpa tutup 42,78
Logam Cu 0,5
Cawan krus tanpa tutup + kristal logam Cu 44,41

B. Kualitatif

Bahan Pengamatan
Suhu Warna Kristal

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Logam
Hijau Tidak
Cu + Hangat Panas Coklat Ada
toska ada
HNO3
IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN
9.1. Reaksi
Cu + O2 CuxOy
2HNO3 2NO2 + H2O + O2
Cu + 2HNO3 CuxOy + 2NO2 +H2O
9.2. Perhitungan
W cawan kosong tanpa tutup = 42,78 gram
W cawan tanpa tutup + logam Cu = 43,28 gram
W cawan tanpa tutup + Kristal logam Cu= 44,41 gram
WCuxOy = (Wcawan+ Kristal)- (Wcawan)
= 44,41 g 42,78 g
= 1,63 g
WO = WCuxOy WCu
= 1,63 g - 0,5 g
WO = 1,13 g
Mol Cu = Mol O
g Cu g O 0,5 g 1,13 g
= =
Ar Cu Ar O 63,5 g/mol 16 g/mol

0,008 = 0,071
1 = 7
Maka rumus empirisnya adalah CuO7

X.PEMBAHASAN
Terdapat dua tipe analisa yang digunakan dalam uji coba rumus empiris
senyawa,berupa analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dengan
mengamati perubahan fisik yang terjadi padabahan yang digunakan, seperti warna
coklat pada logam tembaga, warna kuning kehijauan pada kristal, suhu panas yang
dihasilkan pada saat pencampuran logam tembaga dengan asam nitrat, dan warna
hijau toska sebagai hasil dari pencampuran logam tembaga dan asam nitrat
sebelum dipanaskan. Analisa kuantitatif dengan cara perhitungan stoikiometri
untuk menghitung perbandingan jumlah mol terkecil,massa alat dan bahan yang
digunakan. Kedua hal tersebut sangat penting untuk mengetahui jumlah terkecil
suatu atom dalam senyawa atau rumus empiris dan rumus sebenarnya suatu unsur
dalam senyawa atau yang biasa dikatakan sebagai rumus molekul senyawa, serta
mengetahui sifat fisika dan kimia suatu senyawa.
Pencampuran logam tembaga dengan asam nitratdalam cawan akan
menghasilkan suhu hangat pada dinding cawan saat disentuh dengan indra peraba.
Reaksi tersebut dikenal dengan reaksi eksoterm dimana sebuah reaksi yang terjadi
akibat perpindahan energi atau kalor dari sistem ke lingkungannya, sehingga
bagian luar cawan terasa hangat.
Selain itu, logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat
menghasilkan warna hijau toska, gelembung, dan uap setelah dipanaskan.Sebelum
dipanaskan berwarna biru muda. Perubahan warna ini terjadi disebabkan oleh
logam tembaga yang termasuk ke dalam logam transisi sehingga memiliki
kemampuan eksitasi, dengan memancarkan panjang gelombang tertentu yang
menunjukkan klasifikasiwarnanya pada sinar cahaya tampak sehingga membentuk
warna hijau toska setelah bereaksi dengan asam nitrat. Selain itu, perubahan
warna yang terjadi karena berlangsungnya reaksi kimia. Reaksi kimia dapat
diperhatikan dari adanya bau, warna, dan terbentuknya endapan.
Kemudian, dilakukan pemanasan campuran pada suhu tinggi agar
terbentuklah sebuah kristal, untukmempercepat reaksi. Pada suhu yangtinggi
partikel-partikel akan bergerak cepat,dan mengakibatkan terbentuknya senyawa
baru yang dalam percobaan ini berupa sebuah kristal.

XI. KESIMPULAN
1. Rumus empiris menyatakan jumlah terkecil dari atom pada suatu unsur
senyawa.
2. Analisa secara kualitatif dan kuantitatif digunakan dalam percobaan rumus
empiris senyawa.
3. Pada saat pencampuran tembaga dengan asam nitrat terjadi reaksi eksoterm
yang dapat dirasakan perubahan suhu yang terjadi pada cawan.
4. Logam tembaga yang dicampurkan dengan asam nitrat menghasilkan warna
hijau toska setelah dipanaskan, karena logam tembaga yang termasuk dalam
logam tansisi sehingga memiliki kemampuan eksitasi dengan memancarkan
panjang logam tertentu.
5. Proses pemanasan pada suhu sangat tinggi mempercepat terbentuknya kristal.

DAFTAR PUSTAKA
Adela, R. A., 2013. Rumus Empiris Senyawa.(http://www.academia.edu)
Diakses pada tanggal 10 November 2015 Pukul 15:30 WIB.
Brady, J. E., 2002. Kimia Universitas Azas dan Struktur. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Chang, R., 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Padilla, N., 2013. Kimia.(http://www.academia.edu) Diakses pada
tanggal 17November 2015 Pukul 20:05 WIB.
Petrucci, R. H., 2011. KimiaDasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern.Jakarta:
Erlangga.
LAMPIRAN GAMBAR

Cawan Krus Gelas Beker

Pipet Tetes Penangas

Gelas Ukur Gelas Arloji

Anda mungkin juga menyukai