Secara Topografi lokasi Kampus ISI ini terletak di dataran dengan ketinggian berkisar
antara 25 - 100 meter diatas permukaan laut, bentuk permukaan relatif datar.
Berdasarkan Daftar sertifikat Tanah yang dimiliki Kampus ISI Yogyakarta memiliki luas
sekitar 19 Ha dengan status lahan milik Kampus ISI Yogyakarta sendiri.
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.1 Peta Batas
Administrasi Lokasi Kegiatan.
Luas Tahun
Luas
No Nama Gedung % Lantai Bangun Pembangu
Lahan (M2)
an (M2) nan
Jaringan jalan utama yang sudah dibangun memiliki 2 lajur dan sebagian lagi
memiliki 1 jalur dengan masing-masing lajur memiliki lebar 4 meter dan total
panjang 875 meter, serta luasan 2.251 m dengan perkerasan hotmix. Jaringan
jalan utama ini dilengkapi dengan pembatas jalan/median dengan lebar 8 meter
yang dilengkapi dengan tanaman perdu, jalur hijau di sebelah kiri-kanan jalan
yang akan ditanami Angsana dan Glodogan. Setiap jarak 5 meter dipasang
lampu penerangan/lampu jalan dan lampu taman. Selain itu juga terdapat
pedestrian yang berada di atas saluran drainase yang berada di kiri-kanan jalan
dengan lebar masing-masing (kiri-kanan) sebesar 0,5 meter. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Geometrik ruas jalan utama seperti yang terlihat pada Gambar 2...... meliputi :
- Damaja : 27,40 meter
- Median Jalan : 8,00 meter
- Lebar Lajur : 7,20 meter dan 5,5 meter
- Jumlah Lajur : 2 Lajur
- Jalur Hijau : 8,00 meter
- Drainase Jalan : 0,50 meter
Geometrik ruas jalan penghubung utama seperti yang terlihat pada meliputi :
- Lebar Lajur : 3,00 meter
- Jumlah Lajur : 1 Lajur
- Bahu Jalan : 1,50 meter
- Drainase Jalan : 1,25 meter
Gambar 2.21
Potongan Melintang Rencana Jalan Lokal/Lingkungan
1,50 m
2,50 m 2,10 m
Saluran drainase ini diperkeras dan mempunyai kelandaian minimum 0,5% dan
dengan lereng sisi saluran dari tanah dengan kelandaian maksimum 67% (1,5 :
1). Sementara untuk arah aliran air, dialirkan ke saluran drainase menuju
saluran induk kota.
Gambar 2.23
Potongan Saluran Drainase Sekunder Terbuka
C. Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan air bersih kampus ISI Yogyakarta bersumber dari sumur
bor yang memiliki 5 buah sumur bor dengan debit 1 sumur bor sebesar 2,5 lt/detik
atau 216 m3/hr, Sehingga dengan 4 buah sumur bor debit yang dihasilkan
sebesar 864 m3/hr. Air yang dihasilkan dari sumur bor tersebut ditampung terlebih
dahulu dalam tandon air yang memiliki kapasitas 650 liter.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, arahan rencana pengelolaan air limbah di
kampus ISI Yogyakarta tetap dilakukan dengan menggunakan sistem pengolahan
setempat (on site system sanitation), yaitu dengan mengembangkan sistem
penggunaan tangki septik yang ada di tiap-tiap bangunan/gedung dengan lebih
meningkatkan kuantitas dan kualitasnya, serta dilengkapi dengan bidang resapan.
Mengingat penyedot WC (water closet) yang dilengkapi tangki septik tersedia
lahan yang cukup luas, maka dalam pengadaannya dibutuhkan berupa penyedot
WC.
Adanya tangki septik ini diharapkan kotoran zat-zat organik yang diendapkan
setelah beberapa waktu akan mengalami pembusukan yang tidak akan
mencemari lingkungan. Mengingat pemakaian tangki septik membutuhkan lahan
yang cukup luas, maka bagi daerah yang padat kedepannya dilakukan dengan
sistem perpipaan dahulu untuk seterusnya dialirkan menuju tangki septik komunal.
Tangki septik yang digunakan memilikikapasitas 2 m kemudian air limpasan dari
E. Jaringan Persampahan
Limbah domestik berasal dari semua aktivitas yang menghasilkan buangan limbah
padat yang lazim disebut sampah. Limbah domestik berupa garbage (sampah
organik) yaitu sampah berasal dari aktivitas perkantoran, jalan, daun dari
pepohonan, sisa buangan kantin dan sisa makanan dosen, karyawan dan
mahasiswa. Selain itu dihasilkan juga sampah anorganik berupa rubbish yang
terdiri dari sisa plastik pembungkus, kertas, kaleng bekas, gelas dan kaca pecah.
Pengelolaan sampah di kampus ISI Yogyakarta sudah sesuai dengan Undang-
Undang RI No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dimana
pengumpulan sampah dilakukan dengan menggunakan tong sampah dan kantung
plastik berwarna hitam dan selanjutnya dibuang ke tempat penampung sementara
(TPS), kemudian sampah diangkut oleh petugas UPTD kebersihan pertamanan
dan pemakaman Kabupaten Bantul ke TPA. Pihak kampus tidak melakukan
pembakaran sampah dilokasi.
Truk sampah
TPS TPA
Sumber
Di dalam Piyungan
Sampah
Kampus ISI Di Kabupaten
Yogyakarta Bantul
F. Jaringan Listrik
Kampus ISI Yogyakarta telah dilengkapi oleh jaringan listrik. Adapun sumber listrik
yang digunakan untuk operasional kegiatan perkuliahan dan perkantoran berasal
dari PLN. Wilayah kampus juga berdekatan dengan gardu induk PLN.
Selain fasilitas utama berupa gedung kantor dan fasilitas lainnya, pada masing-masing
gedung juga akan dilengkapi dengan fasilitas fasilitas pendukung. Adapun fasilitas-
a. Tari 1 30 10 41
1 0 20 0 20
b. Karawitan
FAKULTAS SENI 3 42 8 53
c. Musik
PERTUNJUKAN (FSP)
d. Teater 0 17 4 21
e. Etnomusikologi 0 16 3 19
f. Pedalangan 0 9 5 14
Jumlah FSP 4 134 30 168
a. Seni Murni 6 28 4 38
2 b. Seni Kriya 4 28 4 36
FAKULTAS SENI RUPA c. Desain Interior 3 17 1 21
(FSR)
- Desain Komunikasi
visual 1 19 1 21
Berdasarkan Tabel diatas jumlah dosen saat ini yang ada mayoritas memiliki jenjang
pendidikan strata 2 (S2) sebanyak 260 orang. Sedangkan Jumlah dosen berdasarkan
jabatan fungsional ditunjukkan tabel berikut ini :
Jumlah total tenaga administrasi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta adalah 225
sedangkan untuk tenaga security dan Cleaning service diambil dari tenaga kerja lokal
melalui pihak ketiga jumlahnya sebanyak 89 orang. Sehingga jumlah total tenaga kerja
yang ada di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta adalah 636 orang.
5 Mahasiswa
Kegiatan operasional Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta utamanya
melibatkan mahasiswa yang terbagi menjadi beberapa fakultas dan program studi.
Jumlah mahasiswa yang ada di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ditunjukkan
oleh tabel berikut ini :
Berdasarkan tabel diatas total jumlah mahasiswa yang ada di kampus ISI Yogyakarta
sebanyak 4.261 orang. Kegiatan perkuliahan di kampus ISI Yogyakarta mengikuti
kalender akademik yang telah ditetapkan oleh universitas. Adapun Kalender Akademik
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Tahun ajaran 2014/2015 ditunjukkan oleh
Tabel....... Berdasarkan Kalender Akademik tersebut masa perkuliahan aktif pada
bulan September Desember untuk semester ganjil dan bulan Februari Juni untuk
semester genap.
6 Kegiatan Perkuliahan
Utilitas yang ada di dalam kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
meliputi operasional pengelolaan sampah, operasional STP, operasional
penyediaan air bersih dan operasional penyaluran air hujan.
Pengawasan kualitas air secara rutin sehingga suplai air bersih tetap aman dan
tidak menimbulkan gangguan/bahaya terhadap kesehatan. Prakiraan kebutuhan
No Jumlah
Uraian Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Sumber Air
.
(m3/hari)
1. Karyawan, dosen 636 org 110 L/org/hr 69,96 Sumber
Sumur bor
2. Mahasiswa 4.261 org 60 L/org/hr 255,66
4. Kantin dan bisnis centre 25% keb total 81,41 Sumber
Sumur bor
5. Masjid - - 56,4
dan
6. Pembersihan lantai - - 37,6 penampungan
air hujan
7. Penyiraman Tanaman - - 75,2
8. Cadangan Air/Hydrant 75,2
Jumlah 651,43
Sumber : Sofyan Moh. Noer Bambang dan Takeo Morimora, 1993 dan Hasil Perhitungan
Pemakaian Listrik
Sumber tenaga listrik yang utama diperoleh dari PLN (Gardu) dengan jaringan
sistem tegangan yang digunakan adalah 2200 KVA. Menurut SNI 03-1733-2004
tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kebutuhan
daya listrik membutuhkan gardu listrik tersendiri. Selain sumber tenaga listrik dari
PLN disediakan pula sumber tenaga listrik darurat dari generator dengan tenaga
diesel yang akan melayani kebutuhan tenaga listrik pada waktu terjadi gangguan
pada jaringan distribusi milik PLN dan UPS. UPS (Unitteruptible Power Supply)
digunakan untuk mengatasi adanya selang waktu berfungsinya genset dan
terputusnya aliran PLN. Pemakaian sumber tenaga listrik darurat akan dilayani
oleh unit generator dengan sistem otomatis dan dapat beroperasi pada waktu
jaringan distribusi PLN padam.
Penyediaan Gas
Pelayanan gas melalui sistem perpipaan belum menjangkau lokasi tapak. Pada
saat ini kebutuhan gas dipasok melalui penjualan eceran dengan menggunakan
tabung Elpiji 12 kg.
Pengelolaan Sampah
Bak sampah dipilah menjadi tiga yaitu untuk sampah basah (sisa makanan,
sayuran, buah-buahan) dan sampah kering (kertas, plastik, logam, beling, kaleng,
dan lainnya) serta sampah B3 rumah tangga.
Dimanfaatkan
kembali oleh
pihak ke-3
Sampah
an Petugas
organik Kebersihan
Sumber TPS UPT Kebersihan
Truk
Sampah Pemilahan Dilakukan Pertamanan dan
sampah
pengomposan Pemakaman Kabupaten
oleh Bantul
masyarakat
sekitar
Sampah
organik
Estate
Gambar .2.6 Manajemen
Bagan Alir Pengelolaan Limbah Padat
Limbah cair domestik dialirkan melalui sistem perpipaan untuk diolah di septick
tank. Air buangan dan air hujan disalurkan secara terpisah melalui dua saluran
berbeda. Air hujan disalurkan melalui saluran terbuka, sedangkan air buangan
disalurkan melalui saluran tertutup atau pipa tertutup. Hal ini dilakukan untuk
mencegah timbulnya bau yang diakibatkan oleh air buangan dan pencegahan
penyebaran penyakit akibat kontak dengan vektor.
Limbah dari WC
Pengelolaan limbah dari WC menggunakan sistem on site, berupa septic tank.
Setiap KM/WC pada bangunan-bangunan di dalam kampus, memiliki septik
tank yang menampung limbah tinja dari WC. Untuk menangani tinja dari setiap
gedung, maka akan dilakukan pengolahan secara biologi
Jumlah buangan air kotor diperkirakan sebesar 80% dari Jumlah kebutuhan air
domestik. Limbah cair domestik (black water) diolah dengan menggunakan
sistem STP (Sewage Treatment Plan) kemudian di bersihkan secara berkala.
Limbah cair (grey water) dialirkan ke kali Ngireng-ireng . Syarat buangan
(efluent) harus memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sesuai Peraturan
Gubernur DI Yogyakarta Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Baku Mutu Air di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk memenuhi standar baku mutu di
atas, maka air buangan yang harus mendapat pengolahan adalah air buangan
yang berasal dari toilet yaitu closet dan urinoir serta dapur.
8 PengendalianTanggap Darurat
Menyediakan sistem tanggap darurat untuk pencegahan bencana dan
kecelakaan di lingkungan kampus.
Menempatkan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) di setiap ruangan
strategis, meliputi ruang yang potensial terjadi kebakaran
Menyediakan peralatan P3K sebagai langkah awal antisipasi terjadinya
kecelakaan kerja di lokasi kegiatan.
Bagi seluruh karyawan akan diikutkan dalam program Jaminan/Asuransi
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan dari BPJS dan setiap 6 bulan sekali tenaga kerja
akan diperiksakan kesehatannya ke Poliklinik terdekat sebagai rujukan untuk
pemeriksaan kesehatan.
Penyediaan alat pemadam kebakaran (ringan dan menengah) serta pelatihan
tanggap darurat bahaya kebakaran.
Untuk lebih jelasnya mengenai ukuran kavling dan site plan dari rencana kegiatan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.31 dan Gambar 2.17.
C 1 Dinas Pendidikan dan Pengajaran 84,37 71,47 6.030 50 1,2 50 2 3.015 3.015
2 Dinas Kesehatan 93,64 71,47 6.692 50 1,2 50 2 3.346 3.346
3 Badan Penelitian Teknologi Pertanian 89,69 79,85 7.162 50 1,2 50 2 3.581 3.581
4 Dinas Pendapatan Daerah 76,23 73,88 5.632 50 1,2 50 2 2.816 2.816
5 Badan Pertanahan Nasional 92,55 67,69 6.265 50 1,2 50 2 3.132 3.132
6 Badan Narkotika 80,48 76,22 6.134 50 1,2 50 2 3.067 3.067
7 Dinas Pemuda dan Olahraga 80,48 79,36 6.387 50 1,2 50 2 3.193 3.193
8 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 86,52 65,72 5.686 50 1,2 50 2 2.843 2.843
9 Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan 86,52 66,96 5.793 50 1,2 50 2 2.897 2.897
Pangan
10 Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial/Gedung PKK 91,55 66,96 6.130 50 1,2 50 2 3.065 3.065
11 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 91,55 65,72 6.017 50 1,2 50 2 3.008 3.008
(BKAD)
D 1 Badan Kepegawaian Daerah (BKD) 67,23 65,73 4.419 50 1,2 50 2 2.210 2.210
2 Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) 68,96 67,23 4.636 50 1,2 50 2 2.318 2.318
3 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah 69,69 67,23 4.685 50 1,2 50 2 2.343 2.343
(Bapedalda)
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta II - 25
Ukuran Kavling Ketinggian Luas RTH
Blok No Nama Kantor Panjan Lebar Luas KDB KLB KDH Bangunan Kawasan
g (m) (m) (m2) Terbangun
4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 69,69 67,26 4.687 50 1,2 50 2 2.344 2.344
5 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil serta 69,96 67,26 4.706 50 1,2 50 2 2.353 2.353
Menengah
6 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 68,26 65,72 4.486 50 1,2 50 2 2.243 2.243
7 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan 55,09 40,35 2.233 50 1,2 50 2 1.111 1.111
Masyarakat
8 Badan Pemberdayaan Masyarakat 55,09 40,35 2.233 50 1,2 50 2 1.111 1.111
9 Badan Pemberdayaan Perempuan 55,09 40,35 2.233 50 1,2 50 2 1.111 1.111
10 Dinas Sosial 55,09 40,35 2.233 50 1,2 50 2 1.111 1.111
11 Balai Budaya 215,40 126,60 27.270 50 2 50 2 13.635 13.635
12 Balai Juang / Veteran 107,70 85,77 9.237 50 2 50 2 4.619 4.619
13 Kantor Perpustakaan, Kearsipaan dan Dokumentasi 107,70 85,77 9.237 50 2 50 2 4.619 4.619
(PDE)
14 Kantor Lembaga Pengembangaan Jasa Konstruksi
Daerah (LPJKD)
15 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Jumlah 285.93 151.383 134.547
0
Gambar : 2.17
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan (Oktober 2014) sebagian dari kantor/dinas
sudah berjalan/beroperasi di wilayah kompleks pemerintahan Provinsi Papua Barat
tersebut. (lihat Tabel 2.32).
Tabel 2.32
Status Gedung Dinas/Instansi di Kompleks Kantor Pemerintahan Provinsi Papua
Barat