Anda di halaman 1dari 17

Genetika

Hukum Mendel I , II

Laporan Praktikum Medikal Biologi

Oleh :

Yosua Daniel Kappy

Nim : 462011013

Program Study S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2012
I. Pendahuluan

A. Genetika

Genetika berasal dari kata genetikos yang artinya Genitive. Genetika adalah bagian
dari Biologi yang mempelajari masalah gen, keturunan, dan variasi makhluk hidup. Juga
mengenai bagaimana proses seseorang melanjutnkan gen-gen miliknya kepada anak-anaknya.
Struktur molekul dan fungsi dari gen. Misalnya saja tinggi, warna rambut, warna kulit dan
warna mata.

Manusia mulai mengunakannya pada masa prasejarah, dengan penjinakan dan


pengembangbiakan hewan dan tanaman Pada masa modern ini genetika menyediakan alat yang
penting dalam menyelidiki fungsi dari gen tertentu. Dalam organisme, informasi genetk pada
umumnya dibawa dalam kromosom, yang mana ada di dalam struktur kimia molekul DNA
tertentu.

Gen mengandung informasi yang penting dalam mensintesis protein, yang mana
memiliki peran penting dalam mempengaruhi, walau dalam beberapa contoh, tidak sepenuhnya
menentukan, phenotip akhir dari organisme. Karena Gen adalah Universal untuk semua
organisme, genetik bisa diaplikasikan untuk semua sistem kehidupan. Dari virus hingga bakteri,
melalui tanaman dan hewan jinak ke manusia. Walaupun sudah diketahui sejak jaman prasejarah,
ilmu genetika modern yang memahami proses penurunan sifat dimulai dari George Mendel di
abad 19.

Gen berada di dalam DNA. DNA adalah molekul yang tersusun dari ikatan empat
neuclotid yang berbeda. Susunan Neucloid ini adalah informasi genetik yang bisa diturunkan.
DNA biasanya muncul dalam bentuk ulinan ganda.

Genetika adalah ilmu yang mungkin memiliki potensi untuk mengubah dunia kesehatan
kita di masa depan. Genetika mempengaruhi banyak aspek dari kehidupan seperti dalam balap
kuda. Dalam balap kuda ketika karakteristik seperti kecepatan dan kekuatan dipilih untuk
diteruskan ke generasi selanjutnya. Dalam pemilihan bibit, kita bisa memilih bibit yang unggul.
Dalam Teknologi Rekombinasi DNA, unutk memproduksi insulin dan kimia lain untuk
mengatasi penyakit.

Dalam kehidupan manusia ditandai dengna adanya ciri yang begitu nyata, ciri ini ditandai
dengan adanya kemampuan organisme unutk mereproduksi jenisnya. Organisme yang sejenis
mampu menghasilkan sekelompok organisme yang sejenis pula. Organisme yang telah
dihasilkan selanjutnya akan berawal dalam keturunan yang akan lebih spesifik memiliki
kesamaan terhadap orang tuanya dari pada individu individu lainnya.

II. Tujuan
Mempelajari beberapa sifat keturunan pada manusia yang dipengaruhi oleh gen pada
kromosom autosom

III. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum kali ini ialah garis rambut, telingam
jari dan kaca pembesar
Menentukan fenotip masing masing anggota kelompok kecil dari kelompok masing
(kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4) untuk setiap karakteristik yang ada di table
hasil pengamatan. Lalu melakukan pencatatan fenotip masing masing tiap anggota dalam satu
kelompok pada table pengamatan, setelah itu masing masing kelompok kecil mengisi table
pengamatan yang ada didepan kelas sehingga diperoleh data seluruh mahasiswa pada kelompok
praktikum tersebut sekaligus menghitung berapa presentasi fenotip masing masing
karakteristik pada kelompok praktikum masing- masing. Selanjutnya atur pasang gen tersebut
menjadi : sepasang gen merah berkelompok dengan sepasang gen kuning (mewakili salah satu
parental dominan), sepasanag gen putih berkelompok dengan sepasang gen hijau (mewakili
pariental resesif). Pisahkan pasang gen gen yang telah dibahas diatas, hal ini diumpamakan
sebagai pemisahan gen pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini
diasumsikaan bahwa fertilisasi terjadi secara acak lalu ditentukan kombinasi genotip dan macam
gamet yang terbentuk pada F1, lalu buat model gamet seperti yang diatas masing- masing 16.
Delapan pasang dari masing masing pasangan model gen dimasukan kedalam stoples I dan 8
pasangan lagi ke stoples II. Dikocok atau diaduk sehingga bercampur dengan baik . Dan secara
serentak dan acak diambil model gamet dari masing masing pasangan model gen dimasukan
kedalam stoples tersebut, lalu pasangkan guna menetukan kombinasi genotipnya. Lalu dilakukan
pencatatan hasil kombinasi yang telah didapat, contohnya : bila dari stoples I terambil model gen
(gamet) pasangan merah-kuning (BK) dari stoples II terambil putih-hijau (bk), maka kombinasi
genotipnya adalah BbKk. Demikian dan seterusnya. Setelah itu pasangkan yang telah diambil
kedalam stoples masing masing dan lakukanlah pengambilan sebanygak 32 kali. Dan yang
terakhir adalah melakukan perhitungan perbandingan fenotip dan genotip yang telah diperoleh

IV. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Karakteristik Kemungkina Jumlah Presentase (%)
d : dominan r : resesif Kelompok Kelas Kelompok Kelas
n Genotip
Garis rambut
Widows peak : W (d) WW
1/3 1/15 33,33 % 13,33 %
Garis rambut lurus : w (r) 2/3 13/15 66,67 % 86,66 %
ww
Cuping Telinga
Tidak menempel : U (d) UU/Uu
1/3 10/15 33,33 % 66,67 %
Menempel : u (r) 2/3 5/15 66,67 % 33,33 %
uu
Rambut pada Jari
Ada : H (d) HH 3/3 15/15 100 % 100 %
Tidak ada : h (r) 0 0 0 0
Lidah
Lidah melingkar : L (d) LL 2/3 66,67 %
Lidah tidak melingkar : l (r) ll 1/3 33,33 %
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan karakteristik setiap orang dalam kelompok kecil dan
besar praktikum

Perhitungan :
Cara menghitung presentase berapa persen dari hasil pengamatan yang didapat
dalam kelompok kecil
1 Garis Rambut
a Widows peak (W)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
1
= 100
3
33,33
b Garis rambut lurus (w)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
2
= 100
3
66,67

2 Cuping Telinga
a Tidak Menempel (U)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok

1
= 100
3
33,33

b Menempel (u)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
2
= 100
3
66,67

3 Rambut Pada jari


a Ada (H)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
3
= 100
3
100

b Tidak ada (h)


Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
0
= 100
3
0

4 Lidah
a Melingkar (L)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
2
= 100
3
66,67

b Tidak (l)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelompok
1
= 100
3
33,33

Cara menghitung presentase berapa persen dari hasil pengamatan yang didapat
dalam kelas dengan seluruh anggota kelompok :

1 Garis Rambut
a Widows Peak (W)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
2
= 100
15
13,33

b Garis Rambut Lurus (w)


Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
13
= 100
15
86,66

2 Cuping Telinga
a Tidak menempel (U)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
10
= 100
15
66,67

b Menempel (u)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
5
= 100
15
33,33

3 Rambut pada jari


a Ada (H)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
15
= 100
15
100

b Tidak ada (h)


Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
0
= 100
15
0

4 Lidah
a Melingkar (L)
Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
9
= 100
15
60

b Tidak melingkar (l)


Hasil Pengamatan
= 100
Total jumlah anggota kelas
6
= 100
15
40
Dari hasil pengamatan tersebut terlihat jelas perbedaan karakteristik yang
dimiliki setiap orang baik di kelompok kecil maupun dalam kelas, ini dikarenakan gen
yang dimiliki oleh kedua orangtua setiap orang berbeda-beda. ada yang kedua orang
tuanya memiliki gen dominan, ada yang keduanya resesif, dan ada juga yang salah
satunya memiliki gen resesif.

Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas terlihat bahwa ternyata tidak semua orang pada
kelompok bahkan pada kelas memiliki kesamaan, justru terlihat, ada beberapa
perbedaan yang menunjukan bahwa ternyata gen mempunyai salah satu ciri yang
sangat nyata dari kehidupan. Pada data menyatakan bahwa, pada rambut tangan
ternyata dimiliki oleh semua kelompok dalam satu kelas, sedangkan yang lain terlihat
ada perbedaan. Perbedaa perbedaan yang terjadi ini dikarena, karena factor gen
gen yang dominan dan resesif dari tiap anggota kelompok atau pun didalam satu
kelas,dimana gen gen dominan ini pada dasarnya dia mampu menjadi dominan
walaupun diseilangkan dengan gen yang resesif, karena gen dominan mampu
mengontrol penampakan individu, sedangkan gen resesif ini bisa dikatakan gen yang
lemaha, dimana dia bisa mengontol penampakan individu apabila dikawinkan dengan
sesame gen resesif. Gen pada hakekatnya ia menumbuhkan serta mengatur berbagai
jenis karakter dalam tubuh baik fisik maupun psikis seseorang . Pengaturan
karakteristik ini bisa melalui proses sintesa protein seperti; kulit dibentuk oleh keratin,
otot dari aktin dan miosin, darah dari (Hb, globulin, dan fibrinogen), jaringan pengikat
dari (kolagen dan elastin), tulang dari Ossein, tulang rawan dari kondrin. Kromosom
merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang diwariskan dari induk (orang tua )
kepada keturunannya. Gen-gen yang terdapat pada kromosum memiliki fungsi
masing-masing, antara lain mengatur warna rambut, warna bulu, golongan darah, dsb
Pada hasil pengamatan sudah di presentasekan terlihat pada garis rambut yang
widows peak dalam kelompok kecil sebesar 33,33%, sedangkan dalam kelompok
besar (sekelas) sebesar 66,67 %, untuk yang memiliki garis rambut lurus dalam
kelompok kecil sebesar 66,67%, dan dalam kelompok besar sebesar 66,67%.
Kemudian pada cuping telinga yang tidak menempel pada kelompok kecil sebesar
33,3%, sedangkan dalam kelompok besar sebesar 66,67%, dan yang menempel pada
kelompok kecil presentasenya sebesar 66,67% dan pada kelompok besar sebesar 33,3
%. Berbeda lagi dengan rambut pada jari, pada kelompok kecil yang memiliki rambut
pada jari sebesar 100% begitu juga dengan kelompok besar, jadi dalam kelompok kecil
ataupun besar tidak ada yang tidak memiliki rambut pada jari (0%). Pada lidah, lidah
yang bisa melingkar pada kelompok kecil sebesar 67%, dan pada kelompok besar
sebesar 60%, untuk yang tidak bisa melingkar presentase untuk kelompok kecil
sebesar 33% dan 40% untuk kelompok besar.

V. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan praktikum dapat disimpulkan bahwa ternyata sifat keturunan pada
manusia dapat dipengaruhi oleh kromosom, dimana kromosom yang diwariskan dari orang tua
baik itu gen yang dominan maupun gen yang resesif sangat mempengaruhi, dimana apabila
memiliki gen yang dominan maka keturuanannya juga memiliki gen yang dominan dan
sebaliknya apabila resesif akan resesif juga bahkan ada yang memiliki salah satu gen resesif dan
gen dominan akan diwariskan juga pada keturunannya.
I. Pendahhuluan

B. Hukum Mendel
Salah satu prinsip yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah prinsip
penurunan dan pewarisan sifat. Prinsip ini dituangkan oleh seoang yang telah berhasil di bidang
hibridasi. George Mendel adalah seorang yang telah berhasil dan mampu merumuskan prinsip
pewarisan sifat ini. Berdasarkan dengan pengelompokan yang dibuat Mendel membuat suatu
rumusan hukum tentang pewarisan sifat, hukum itu adalah hukum pemisahan gen sealel dan
pengelompokan gen secara bebas.
Hukum Mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allielic Genes atau
Hukum Pemisahan Gen yang Sealel menyatakan bahwa dalam pembentukan gamet,
pasangan alel akan memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika
pembentukan gamet individiu yang memiliki genotof heterozigot, sehingga tiap gamet
yang mengndung salah satu alel tersebut. Hukum ini juga disebut sebagai hukum
segenerasi yang berdasarkan percobaan persilangan individu yang mempunyai satu
karakter yang berbeda (mohohibrid). Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat
beda akan menghasilkan perbandingan fenotif 1 : 2 :1, yaitu ekspresi gen dominan resesif
= 3 : 1. Namun kadang kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah
satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa ini
menunjukan adanya sifat intermedier.
Hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independet Assortmen of Genes
atau Hukum Pengelompokan Gen secara Bebas menyatakan bahwa selama pembentukan
gamet, gen gen sealel akan memisah secara dan mengelompokan dengan gen lain yang
bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu
persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda.
Monohybrid adalah hybrid dengna 1 sifat beda, dan dihybrid adalah hybrid dengan 2 sifat
beda, akan menghasilkan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Fenotip adalah penampakan /
perbedaan sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetikanya dinyatakan
dengna kata kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). Homozygot
adalah alel dengan pasangan kedua gen pada suatu individu sama (simbolnya sama /
genotipenya sama), sedangkan heterozygot adalah alel dengan pasangan kedua gen tidak
sama ( simbolnya berbeda / genotipenya sama. (Suryo, 1990)

II. Tujuan
Untuk membuktikan angka angka perbandingan sesuai hukum mendel I dan II serta
untuk memahami istilah dominan, resesif, fenotip dan genotip

III.Alat dan Bahan


Bahan dan alat yang digunakan ialah, kancing warna merah,putih,kuning dan hijau (@34
buah) dan dua buah toples.
Pada hukum Mendel I (Monohobrid) : pisahkan model kancing merah dan kancing putih,
masing masing 15 pasang atau 30 biji (15 jantan dan 15 betina). Dalam hal ini kancing merah
mewakili gen dominan dan kancing putih mewakili gen resesif. Setelah itu ambil satu pasangan
model gen merah dan satu model gen putih lalu menggabungkan model gen jantan merah dan
model betina putih dan sebaliknya. Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan
individu merah dan individu putih setelah itu kembali memisahkan model gen merah dan model
gen putih, hal ini menggambarkan pemisahan gen pada pembentukan gamet F1. Selanjutnya
memasukan semua model gen jantan baik merah maupun putih kedalam stoples jantan dan
model gen betina baik merah maupun putih kedalam stoples betina. Dilakukan pengambilan
secara acak satu kancing dari stoples betina, kemudian pasangkan dan catat macam dan jumlah
feotio serta genotip. Melakukan secara terus menerus dilakukan samapai 20 kali, dan yang
terakhir hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun gentotip.
Pada hukum Mendel II (Dihibrid) : menyiapkan kancing berwrna merah, putih, kuning
dan hijau masing masing 32 buah. Ambil sepasang kancing merah, putih, kuning dan hijau.
Kancing merah : gen merah, kancing putih : gen putih, kancing kuning : gen kuning, kancing
hijau ; gen hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) membawa sifat untuk biji bulat dan
dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bnetuk biji keriput, sedangkan warna gen
kuning (K) adalah pembawa warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa
sifat pada warna biji hijau.

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil
Hukum Mendel I
Merah(M): Dominan
Putih(m) : Resesif
Ambil 30 merah dan 30 putih
P : x
MM mm
G : M m
M m
F1: x
F2:
Fenotipe Genotipe Frekuensi Rasio Fenotipe
Genotipe
Merah MM 5
17
Mm 12
Putih Mm 3 3
Table 1.1 Hasil Praktikum Hukum mendel 1
Rasio Genotipe MM : Mm : mm
5 : 12 : 3
Rasio Fenotipe Merah : Putih
17 : 3
Perbandingan Genotipe hukum mendel I sebenarnya adalah 1:2:1, sedangkan pada
5hasil pengamatan didapat 5 : 12 : 3, jadi harapan adalah 5 : 10 : 3 dengan dilakukan 20
kali pengambilan
Perhitungan Penyimpangan :
Genotipe MM = Pengamatan Harapan
=5 5
=0
Genotipe Mm = Pengamatan Harapan
= 12 10
= +2
Genotipe mm = Pengamatan Harapan
=3 5
= 2
Perbandingan fenotipe hukum mendel I sebenarnya adalah 3 : 1, namun hasil yang
didapat 17 : 3, dan harapan yang di dapat adalah 9 : 3 dikarenakan perbandingan
sebenarnya di kalikan dengan tiga
Perhitungan Penyimpangan :
Fenotipe Merah = Pengamatan Harapan
= 17 9
=8
Fenotipe Putih = Pengamatan Harapan
= 3 3
=0
Penyimpangan bisa dikatakan jika hasil yang didapat tidak sesuai dengan angka
perbandingan yang sudah ada dan tidak sesuai dengan harapan .

Hukum Mendel II

= Kancing merah = Kancing Putih


= Kancing Kuning = Kancing Hijau
Bulat = Dominan
Kisut = Resesif
K = Warna Dominan ( merah, kuning )
k = Warna Resesif ( putih, hijau )

P : x
BBKK bbkk
G : BK bk
BK bk
FI :
BbKk BbKk
G : BK BK
Bk Bk
bK bK
bk bk
F2:
Fenotipe Genotipe Frekuensi Rasio Genotipe
Genotipe
Bulat-Kuning BBKK 2 21
BBKk 4
BbKk 8
Bbkk 5
Bulat-Hijau BBkk 6
7
Bbkk 1
Kisut-Kuning bbKK 1
4
bbKk 3
Kisut Hijau Bbkk 2 2
Tabel 1.2 Hasil Praktikum Hukum Mendel II
Rasio Fenotipe :
Bulat Kuning : Bulat Hijau : Kisut Kuning : Kisut Hijau
21 : 7 : 4 : 2
Rasio Genotipe
BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbkk : bbKk : bbkk
2 : 4 : 8 : 5 : 6 : 1 : 1 : 3 : 2
Untuk rasio fenotipe hukum mendel II memiliki perbandingan 9 : 3 : 3 : 1, tetapi
hasil yang telah didapat adalah 21 : 7 : 4 : 2, harapannya sebesar 18 : 6 : 6 : 2, harapan
didapat dengan mengkalikan ketetapan perbandingan dengan angka dua
Perhitungan Penyimpangan :
Fenotipe Bulat Kuning = Pengamatan Harapan
= 21- 18
= +3
Fenotipe Bulat Hijau = Pengamatan Harapan
= 76
= 1
Fenotipe Kisut Kuning = Pengamatan Harapan
= 46
= 2
Fenotipe Kisut Hijau = Pengamatan Harapan
= 22
= 0
Untuk perbandingan genotipe pada pengamatan yang telah dilakukan tidak bisa
dilakukan penghitungan penyimpangan karena genotipe pada hukum mendel II ini
adalah susunan genetika dari suatu individu yang ada hubungannya dengan fenotip
yang biasanya dinyatakan dalam simbol/tanda huruf, maka yang bisa dilihat terdapat
perbandingan sebesar 6 : 4 : 3 : 8 : 1 : 3 : 1 : 3 : 3 .

B. Pembahasan

Hukum Mendel pertama di sebut juga Hukum Pemisahan atau Hukum Segregasi
(Segregation). Hukum Mendel I menyatakan: pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen
induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya. Hukum ini berlaku untuk persilangan
monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

Contoh dari terapan Hukum Mendell I adalah persilangan


monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan dominansi
adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat
daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut sifat dominan dan
bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat
resesif. Sedangkan Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan
ataupun resesif.

Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel ressif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan
dengan huruf kecil, misal w) dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar,
misal R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di
sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Rr dan Ww), alel dominan (R atau S)
akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (r atau w) yang tidak
selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

Hukum Mendel pertama inilah yang memungkinkan kita mendapatkan bibit unggul dari suatu
tanaman setelah dilakukan beberapa kali penyilangan tanaman.

Dan dari hasil praktikum diatas, terdapat bahwa terjadi penyimpangan dimana pada
perbandingan genotip hukum Mendel I adalah 5 : 12 : 3, yang dimana hasil dari rumus
penyimpangan tidak boleh lebih dari -1 atau +1 namun pada praktiknya terjadi penyampangan.
Begitu pula pada perbandinga hukum Mendel II, hal ini dikarenakan Penyimpangan semu hukum
Mendel yang disebut penyimpangan semu, karena masih mengikuti hukum Mendel. yang
dimana terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat yang memberikan fenotip berlainan namun
masih mengikuti hukum-hukum perbandingan genotip dari Mendel. Penyimpangan semu ini
terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip
pada suatu individu. Peristiwa pengaruh mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih disebut
Interaksi Gen. adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya. Penyimpangan terjadi
karena ada beberapa gen saling mempengaruhi dalam menunjukkan fenotipe. Perbandingan
fenotipe dapat berubah, tetapi prinsip dasar dari cara pewarisan, tetap sesuai dengan prinsip-
prinsip Mendel. Jika allel dari gen yang lain berkelakuan bebas dengan cara yang sama, maka
kita memiliki penggabungan bebas. Tetapi, mekanisme aktual yang dikenal sekarang, bahwa
letak kromosom dari gen yang bertanggung jawab terhadap pembelahan seimbang (identik) dan
penggabungan bebas. (Suparthana, 2008). Kedua pasang gen tersebut akan mengadakan interaksi
yang menghasilkan fenotipe baru, atau adapula terjadi penutupan ekspresi oleh pasangan gen lain
yang disebut Epistasis.
Pada praktikum hukum mendel I arti dari pasangan kancing warna merah adalah sebagai
perumpamaan gen jantan yang memiliki sifat yang dominan (MM atau Mm), sedangkan
pasangan kancing putih sebagai gen betina yang memiliki sifat resesif (mm). dan pada praktikum
hukum mendel II cara kerja yang menunjukkan peristiwa independent assortment adalah saat
keempat kacing dibagi menjadi dua kelompok dan dibagi secara rata lalu secara serentak diambil
secara acak dan kemudian di pasangkan, alasannya karena hukum mendel II menyatakan bahwa
bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

V. Kesimpulan

Dari praktikum diatas dapat disimpulakan bahwa, penyimpangan hukum mendel bisa saja
terjadi, dimana penyimpangan itu terjadi karena adanya Interaksi Gen. Dan dari praktikum ini
kami mampu menentukan perbandingan perbandingan pada hukum Mendel I dan II , serta
memahami istilah istilah yang digunakan, dimana Sifat yang muncul dan
mengalahkan/menutupi sifat pasangannya, sebaliknya sifat yang kalah atau tertutupi oleh sifat
pasangannya disebut sifat resesif. , Fenotipe merupakan susunan genetika yang dinyatakan
dengan kata-kata, sedangkan genotipe adalah susunan genetika dari suatu individu yang ada
hubungannya dengan fenotipe
Daftar Pustaka

Azmi. 2008. Genetika Dasar. (http://www.download.journal.Genetika Dasar.pdf) diakses 4 juli


2012
Pai, A.C. 1987. Dasar dasar genetika. Ilmu untuk Masyarakat. Penerbit Erlangga : Jakarta
Suryo, Ir. 1990. Genetika Manusia.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
http://archive.student.bmj.com/issues/04/09/education/316.php
http://www.bionewsonline.com/a/what_is_genetics.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Genetics

Anda mungkin juga menyukai