Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM PETROLOGI

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-
proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. (Djauhari Noor, 2010)
Batuan beku merupakan batuan yang tersusun dari mineral hasil pembekuan
magma. Klasifikasi, penamaan, batuan beku erat hubungannya dengan cara
pembentukan mineral yang dikandung batuan beku tersebut. Beberapa mineral
terdapat sebagai kandungan yang penting, dalam pembentukannya mengikuti aturan
tingkat kristalisasi dari magma. Setiap mineral akan mengkristal pada temperatur
yang terbatas, pada waktu magma mengalami pendinginan.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum Petrologi dengan mata acara Batuan Beku 1 ini
adalah untuk mengenal, mengetahui dan memahami tentang batuan beku Asam dan
Intermediet.

I.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Petrologi dengan mata acara Batuan Beku 1 ini
ialah sebagai berikut:
1. Kami dapat memahami definisi batuan beku Asam dan Intermediet.
2. Kami dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku.

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
3. Kami dapat mengetahui mineral-mineral utama dan sekunder pada batuan beku
Asam dan Intermediet.
4. Kami dapat melakukan deskripsi batuan.
5. Kami dapat menggunakan tabel klasifikasi batuan beku (Fenton dan Travis).

I.3. Alat dan Bahan

Alat beserta bahan yang digunakan/diperlukan dalam praktikum ini antara


lain:
1. Lap kasar dan lap halus
2. Lup perbesaran 10x
3. Skala Fenton dan skala Travis
4. Problem set (5 lembar)
5. Alat tulis-menulis

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Batuan Beku merupakan kumpulan dari bahan yang lebur yang berasal dari
selubung bumi (mantel). Sumber panas yang diperlukan untuk meleburkan bahan ini
berasal dari dalam bumi, dimana temperatur bertambah dengan 300 C setiap
kilometer kedalaman (geothermal gradient). Bahan yang lebur ini atau magma,
adalah larutan yang kompleks, terdiri dari silikat dan air, serta berbagai jenis gas.
Magma dapat mencapai permukaan, dikeluarkan (ekstrusi) sebagai lava, dan batuan
beku yang membeku didalam bumi disebut batuan beku intrusif, sedangkan yang
membeku dipermukaan disebut sebagai batuan beku ekstrusif.
Komposisi dari magma tergantung pada komposisi batuan yang dileburkan
pada saat pembentukan magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari
berbagai faktor diantaranya, komposisi asal dari peleburan magma, kecepatan
pendinginan dan reaksi yang terjadi didalam magma ditempat proses pendinginan
berlangsung. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristalisasi dari
berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan atau orde, umumnya dikenal
sebagai Seri Reaksi Bowen.
II.1 Proses Pembentukan Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") yaitu batuan
yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Pembekuan magma
menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat sebelum magma keluar dari dapurnya,
ditengah perjalanan, dan ketika sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe
batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah
permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat
lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut
batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di
permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusi / vulkanik.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Batuan beku Intrusif (plutonik)

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
2. Batuan beku Ekstrusif (vulkanik)

II.2 Batuan Beku Asam dan Batuan Beku Intermediet


A. Batuan Beku Asam
Batuan beku asam adalah batuan beku yang bersifat asam, memiliki
kandungan SiO2 > 60%, memiliki indeks warna < 20%. Batuan ini terbentuk
langsung dari pembekuan magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair
menjadi padat di daerah vulkanik dengan temperatur tinggi. Pada umumnya batuan
beku asam memiliki warna terang karena terletak pada golongan felsik. Batuan beku
asam berasal dari magma kaya kuarsa, sedangkan kandungan oksida magnesiumnya
rendah.
Komposisi mineral utamanya antara lain: Hornblende, Muskovit, K-feldspar
dan Kuarsa. Adapun mineral tambahannya yaitu: Apatite, Rulite, Zircon.

B. Batuan Beku Intermediet


Batuan beku intermediet adalah batuan beku yang mengandung SiO2 52
65%. Terbentuk dari pembekuan magma dimana pembekuan berada di daerah pipa
gunung api.
Ciri-ciri umum batuan beku intermediet antara lain:
a. berbutir kasar,
b. warna agak gelap, dan
c. indeks warna < 40%.
Komposisi mineral utamanya yaitu: Plagioklas, Piroksin, Biotit.

II. 3 Tekstur dan Struktur Batuan Beku


A. Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah kenampakan dari ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan
butiran atau kristal dalam batuan. Tekstur batuan beku dapat dibedakan atas:
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh
Kristal.
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas.
c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas.
2. Ukuran butir

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
a) Faneritik, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-
mineral yang berukuran kasar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
b) Afanitik, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus, sehingga hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop.
c) Porpiritik, merupakan perpaduan antara Faneritik dan Afanitik, sehingga ada
yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada pula yang hanya dapat
dilihat dengan mikroskop.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali
biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi
ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat
melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna.
b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna.
c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya
a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang
kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna).
b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk
euhedral dan subhedral.
c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal
yang berbentuk anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.
b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama.

B. Struktur Batuan Beku


Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.
1. Struktur Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a) Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
b) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
c) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
d) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
e) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
g) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
2. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
a) Konkordan, yaitu tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
1. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
2. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan
meter.
3. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,
yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki
diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
4. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang
telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer.

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
b) Diskordan, yaitu tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan
batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
1. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
2. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
3. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya
lebih kecil

II.4 Klasifikasi Batuan Beku


Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia,
tekstur, dan mineraloginya.
a. Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari
permukaan bumi.
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi

b. Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral
mafic (gelap) seperti Olivin, Piroksen, Amphibol dan Biotit, dan mineral felsic
(terang) seperti Feldspar, Muskovit, Kuarsa dan Feldspatoid.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
c. Berdasarkan kandungan kimianya, yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Contohnya Diorit, Andesit.
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro,
Basalt.
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

BAB III
PROSEDUR KERJA

Langkah-langkah yang perlu dilakukan saat praktikum antara lain sebagai


berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Amati/deskripsi contoh batuan beku yang telah disiapkan oleh Asisten
Laboratorium.
3. Catat hasil pengamatan pada lembar problem set.
4. Tentukanlah nama dan jenis batuan beku tersebut dengan menggunakan skala
Fenton dan skala Travis.

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Pengamatan 01
No. Urut : 01
No. Peraga :-
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Tekstur :

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
Kristanilitas : Hipokristalin
Glanularitas : Porfiritik (Faneroporfiritik)
Fabrik :
Bentuk : Subhedral
Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Kuarsa Putih Subhedral 65%

Mineral Pelengkap Hornblende Hitam Euhedral 30%

Mineral Tambahan Biotit Hitam Subhedral 5%

Struktur : Massive
Nama : PORFIRI GRANIT (Travis, 1955)
GRANITE PORPHYRI (Fenton, 1950)

4.1.2 Pengamatan 02
No. Urut : 02
No. Peraga :-
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Tekstur :
Kristanilitas : Holokristalin
Glanularitas : Faneritik
Fabrik :
Bentuk : Euhedral
Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
Mineral Utama Kuarsa Putih Euhedral 70%

Mineral Pelengkap Plagioklas Putih tulang Subhedral 20%

Mineral Tambahan Biotit Hitam Subhedral 10%

Struktur : Massive
Nama : GRANITE (Travis, 1955)
GRANITE PEGMATITE (Fenton, 1950)

4.1.3 Pengamatan 03
No. Urut : 03
No. Peraga :-
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet
Tekstur :
Kristanilitas : Holokristalin
Glanularitas : Faneritik
Fabrik :
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Feldspar Putih Subhedral 80%

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

Mineral Pelengkap Kuarsa Tak berwarna Subhedral 20%

Mineral Tambahan - - - -

Struktur : Massive
Nama : MONSONIT KWARSA (Travis, 1955)
MONZONITE QUARTZ (Fenton, 1950)

4.1.4 Pengamatan 04
No. Urut : 04
No. Peraga :-
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Tekstur :
Kristanilitas : Holokristalin
Glanularitas : Porfiritik (Porfiroafanitik)
Fabrik :
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Kuarsa Putih Subhedral 80%

Mineral Pelengkap Biotit Hitam Subhedral 20%

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

Mineral Tambahan - - - -

Struktur : Vesikuler
Nama : PORFIRI RIOLIT (Travis, 1955)
RHYOLITE (Fenton, 1950)

4.1.5 Pengamatan 05
No. Urut : 05
No. Peraga :-
Warna Segar : Kuning keabu-abuan
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Tekstur :
Kristanilitas : Holokristalin
Glanularitas : Faneritik
Fabrik :
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Kuarsa Putih Anhedral 80%

Mineral Pelengkap Hornblende Hitam Euhedral 10%

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
Mineral Tambahan Biotit Hitam Subhedral 10%

Struktur : Massive
Nama : GRANIT (Travis, 1955)
GRANITE PEGMATITE (Fenton, 1950)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan 01
Batuan beku ini berwarna abu-abu. Namun setelah mengalami proses
pelapukan (terkena udara luar), warnanya berubah menjadi kecoklatan. Batuan ini
termasuk dalam jenis batuan beku Asam. Tingkat kristanilisasi (Kristanilitas) batuan
ini adalah Hipokristalin, yaitu batuan beku yang masa dasarnya sebagian berupa
kristal dan sebagian lagi berupa gelas/amorf. Besar butiran (Glanularitas) dalam
massa batuan beku ini adalah Porfiritik (Faneroporfiritik). Bentuk kristal pada batuan
ini berupa Subhedral (bidang batas kristalnya merupakan pencampuran yang baik
dan tidak baik), sedangkan hubungan antar kristalnya berupa In-Equigranular
(ukuran kristalnya tidak sama).
Mineral penyusun batuan yang terdapat dalam batuan beku ini adalah: Kuarsa
(65%), Hornblende (30%), dan Biotit (5%). Berdasarkan hasil pengamatan, Kuarsa
merupakan mineral utama dari batuan ini. Sedangkan Hornblende dan Biotit
merupakan mineral pelengkap atau tambahan. Struktur batuan beku ini adalah
Massive, yaitu seluruh masa batuannya pejal dan kompak (keras). Pemberian nama
batuan beku Asam ini berdasarkan pada tabel klasifikasi batuan beku, yaitu skala
Fenton (1950) dan skala Travis ( 1955). Nama batuan beku ini yaitu Porfiri Granit
(Travis) dan Granite Pegmatite (Fenton).
Kedua batuan ini merupakan hasil perubahan dari batuan Granit. Pada
umumnya, Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral Kuarsa,
Ortoklas, Plagioklas, Biotit, dan Hornblende. Berwarna abu-abu berbintik hijau dan
hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. merupakan batuan beku dalam yang
mempunyai kristal-kristal kasar.
Granit Porfiri atau Porfiri Granit disebut dengan gang (batuan intrusi).
Magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka
batuan yang terbentuk itu disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur
porfiri.
Kegunaan atau manfaat dari kedua batuan ini yaitu sebagai bahan bangunan
rumah dan gedung, untuk bangunan Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias

(dekorasi), dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah
seperti lantai, wastafel, dan meja, serta di bidang konstruksi.
Sistem penambangan yang digunakan pada batuan ini adalah system tambang
terbuka dengan metode Quarry, yaitu suatu sistem penambangan yang dipergunakan
untuk endapan mineral-mineral industri.

Gambar 4.2.1 Granite

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

4.2.2 Pengamatan 02
Batuan beku ini berwarna abu-abu. Namun setelah mengalami proses
pelapukan (terkena udara luar), warnanya berubah menjadi kecoklatan. Batuan ini
termasuk dalam jenis batuan beku Asam. Tingkat kristanilisasi (Kristanilitas) batuan
ini adalah Holokristalin, yaitu batuan beku yang masa batuan beku berupa kristal.
Besar butiran (Glanularitas) dalam massa batuan beku ini adalah fanerik. Bentuk
kristal pada batuan ini berupa Euhedral (bidang batas Kristal yang baik), sedangkan
hubungan antar kristalnya berupa In-Equigranular (ukuran kristalnya tidak sama).
Mineral penyusun batuan yang terdapat dalam batuan beku ini adalah: Kuarsa
(70%), Plagioklas (20%), dan Biotit (10%). Berdasarkan hasil pengamatan, Kuarsa
merupakan mineral utama dari batuan ini. Sedangkan Plagioklas dan Biotit
merupakan mineral pelengkap atau tambahan. Struktur batuan beku ini adalah
Massive, yaitu seluruh masa batuannya pejal dan kompak (keras). Pemberian nama
batuan beku Asam ini berdasarkan pada tabel klasifikasi batuan beku, yaitu skala
Fenton (1950) dan skala Travis ( 1955). Nama batuan beku ini yaitu Granit (Travis)
dan Granite Pegmatite (Fenton).
Granit merupakan batuan yang berasal dari proses large intrusi, yaitu
pembekuan bantuan dalasm suhu tinggi sehingga mineral-mineral penyusunnya akan
sempurna dan berukuran besar-besar. Granit adalah batuan beku asam, batuan dalam
atau disebut batuan plutonik.Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
antara putih dengan abu-abu. Sebagai contoh granit pluton dari Pulau Karimun
berwarna abu abu dengan butiran mineral sangat besar.
Granit sering digunakan untuk pondasi galangan kapal, dermaga, pengeras
jalan dan bahan bangunan lainnya. Granit banyak digunakan untuk menunjang
pembangunan teknik sipil yang memerlukan kondisi masif. Granit dapat dipoles
untuk lantai dan dekorasi. Granit mempunyai variasi warna yang indah.
Sistem penambangan yang digunakan pada Granit adalah system tambang
terbuka dengan metode Quarry, yaitu suatu sistem penambangan yang dipergunakan
untuk endapan mineral-mineral industri.

Gambar 4.2.2 Granite

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

4.2.3 Pengamatan 03
Batuan beku ini berwarna abu-abu. Namun setelah mengalami proses pelapukan
(terkena udara luar), warnanya berubah menjadi kecoklatan. Batuan ini termasuk
dalam jenis batuan beku Intermedit. Tingkat kristanilisasi (Kristanilitas) batuan ini
adalah Holokristalin, yaitu batuan beku yang masanya terdiri dari kristal. Besar
butiran (Glanularitas) dalam massa batuan beku ini adalah Fanerik. Bentuk kristal
pada batuan ini berupa Subhedral (bidang batas kristalnya merupakan pencampuran
yang baik dan tidak baik), sedangkan hubungan antar kristalnya berupa Equigranular
(ukuran kristalnya hampir sama besar).
Mineral penyusun batuan yang terdapat dalam batuan beku ini adalah:
feldspar (80%), kuarsa (20%). Berdasarkan hasil pengamatan, feldspar merupakan
mineral utama dari batuan ini. Sedangkan kuarsa merupakan mineral pelengkap.
Struktur batuan beku ini adalah Massive, yaitu seluruh masa batuannya pejal dan
kompak (keras). Pemberian nama batuan beku Intermedit ini berdasarkan pada tabel
klasifikasi batuan beku, yaitu skala Fenton (1950) dan skala Travis ( 1955). Nama
batuan beku ini yaitu Monsonit Kwarsa (Travis) dan Monzonite Quartz (Fenton).
Monzonit kuarsa adalah batuan beku intrusif. Yang berarti terbentuk ketika
magma cair didinginkan dibawah permukaan bumi. Geologi percaya ini terjadi
karena lempeng tektonik bergerak dan bertabrakan satu sama lain. Seperti yang
mereka lakukan mereka mendapatkan retak. Magma yang terperankap dibawah

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
permukaan piring sekarang memiliki pembukaan dan itu merembes kearah
permukaan. Jika magma mendapat jalan ke permukaan dan gunugn berapi terbentuk.
Dalam kasus lain, magma tetap terperangkap di bawah permukaan bumidi celah-
celah dibagian bawah piring ketika ini terjadi magma mendingin sangat lambat
biasanya ribuan tahun. Komposisi mineral pada granit yaitu 70% SiO2 dan 15%
Al2O3. Digunakan sebagai bahan bangunan. Dan system penambangannya adalag
system tambang terbuka dengan metode quarry.

Gambar 4.2.3 Monsonit Kwarsa

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

4.2.4 Pengamatan 04
Batuan beku ini berwarna abu-abu. Namun setelah mengalami proses
pelapukan (terkena udara luar), warnanya berubah menjadi kecoklatan. Batuan ini
termasuk dalam jenis batuan beku Asam. Tingkat kristanilisasi (Kristanilitas) batuan
ini adalah Holokristalin, yaitu batuan beku yang terdiri dari Kristal (mineral) . Besar
butiran (Glanularitas) dalam massa batuan beku ini adalah Porfiritik
(Porfiroafanitik). Bentuk kristal pada batuan ini berupa Subhedral (bidang batas
kristalnya merupakan pencampuran yang baik dan tidak baik), sedangkan hubungan
antar kristalnya berupa Equigranular (ukuran kristalnya hampir sama besar).
Mineral penyusun batuan yang terdapat dalam batuan beku ini adalah: Kuarsa
(80%), Biotit (20%). Berdasarkan hasil pengamatan, Kuarsa merupakan mineral
utama dari batuan ini. Sedangkan Biotit merupakan mineral pelengkap. Struktur
batuan beku ini adalah Vasikuler, yaitu lubang lubang kecil yang berbentuk bulat,
penyebaran tidak merata di jumpai pada batuan vulkanik (Lava) dan merupakan hasil
dari gas gas yang terperangkap pada waktu pembekuan batuan beku. Pemberian
nama batuan beku Asam ini berdasarkan pada tabel klasifikasi batuan beku, yaitu
skala Fenton (1950) dan skala Travis ( 1955). Nama batuan beku ini yaitu Porfiri
Riolit (Travis) dan Rhyolite (Fenton).
Porfiri Riolit merupakan hasil ubahan dari batuan Riolit. Batuan ini terbentuk
dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari letupan gunung

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma di luar permukaan bumi. Batuan
ini bersifat acid atau asam. Namun sebenarnya sifat acid batuan ini bergantung
kepada kandungan silika di dalamnya. Batuan beku satu ini dianggap asam apabila
kandungan silikanya melebihi 66%.
Kegunaan dari batuan beku Asam satu ini yaitu bisa digunakan sebagai bahan
baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi / rendah,
bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan
ternak. Sistem penambangannya adalah tambang terbuka.

Gambar 4.2.4 Porfiri Riolit

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

4.2.5 Pengamatan 05
Batuan beku ini berwarna kuning keabu abuan. Namun setelah mengalami
proses pelapukan (terkena udara luar), warnanya berubah menjadi kecoklatan.
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan beku Asam. Tingkat kristanilisasi
(Kristanilitas) batuan ini adalah Holokristalin, yaitu seluruh masa batuan beku terdiri
dari Kristal (mineral). Besar butiran (Glanularitas) dalam massa batuan beku ini
adalah Fanerik. Bentuk kristal pada batuan ini berupa Subhedral (bidang batas
kristalnya merupakan pencampuran yang baik dan tidak baik), sedangkan hubungan
antar kristalnya berupa Equigranular (ukuran kristalnya hamper sama besar).
Mineral penyusun batuan yang terdapat dalam batuan beku ini adalah: Kuarsa
(80%), Hornblende (10%), dan Biotit (10%). Berdasarkan hasil pengamatan, Kuarsa
merupakan mineral utama dari batuan ini. Sedangkan Hornblende dan Biotit
merupakan mineral pelengkap dan tambahan. Struktur batuan beku ini adalah
Massive, yaitu seluruh masa batuannya pejal dan kompak (keras). Pemberian nama
batuan beku Asam ini berdasarkan pada tabel klasifikasi batuan beku, yaitu skala
Fenton (1950) dan skala Travis ( 1955). Nama batuan beku ini yaitu Granit (Travis)
dan Granite Pegmatite (Fenton).
Granit merupakan batuan yang berasal dari proses large intrusi, yaitu
pembekuan bantuan dalam suhu tinggi sehingga mineral-mineral penyusunnya akan
sempurna dan berukuran besar-besar.

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
Granit adalah batuan beku asam, batuan dalam atau disebut batuan
plutonik.Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih
dengan abu-abu. Sebagai contoh granit pluton dari Pulau Karimun berwarna abu
abu dengan butiran mineral sangat besar.
Granit sering digunakan untuk pondasi galangan kapal, dermaga, pengeras
jalan dan bahan bangunan lainnya. Granit banyak digunakan untuk menunjang
pembangunan teknik sipil yang memerlukan kondisi masif. Granit dapat dipoles
untuk lantai dan dekorasi. Granit mempunyai variasi warna yang indah.
Sistem penambangan yang digunakan pada Granit adalah system tambang
terbuka dengan metode Quarry, yaitu suatu sistem penambangan yang dipergunakan
untuk endapan mineral-mineral industri.

Gambar 4.2.5 Granit

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan beku asam adalah batuan beku yang bersifat asam, memiliki
kandungan SiO2 > 60%, memiliki indeks warna < 20%. Batuan ini terbentuk
langsung dari pembekuan magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair
menjadi padat di daerah vulkanik dengan temperatur tinggi. Sedangkan Batuan beku
intermediet adalah batuan beku yang mengandung SiO2 52 65%. Terbentuk dari
pembekuan magma dimana pembekuan berada di daerah pipa gunung api.
Dalam pemerian nama batuan beku, biasanya digunakan tabel klasifikasi
batuan beku yaitu skala Fenton (1950) dan skala Travis (1955).

V.2 Saran
V.2.1 Untuk Laboratorium

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BATUAN BEKU 1
Praktikan menyarankan agar sebaiknya kebersihan laboratorium dan fasilitas-
fasilitas dalam laboratorium lebih dijaga dan dikembangkan agar Praktikan beserta
para Asisten merasa mudah dan nyaman dalam melakukan kegiatan praktikum.

V.2.2 Untuk Asisten


Praktikan menyarankan kepada Asisten agar pada saat memberikan materi
praktikum sebaiknya menggunakan Proyektor. Hal ini bertujuan agar Praktikan bisa
lebih focus dalam memahami materi, serta Asisten dapat dengan mudah menjelaskan
materi yang akan diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, Noor. 2010. Pengantar Geologi. Fakultas Teknik. Universitas Pakuan.


Bogor.
Magetsari. Noer Aziz. 2001. Geologi Fisik. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Tim Dosen dan Asisten., 2015. Penuntun Praktikum Geologi Dasar. Laboratorium
Batuan. Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar.
http://dokumen.tips/documents/bt-beku-granit-pegmatit.html
http://aryadhani.blogspot.co.id/2009/10/tonalit.html
http://zakiacuteharrier.blogspot.co.id/2012/01/batuan-beku.html

ILAN TRIANA PUTRI AHMAD JELI RINALDI


09320140191 09320130079

Anda mungkin juga menyukai