Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH AGAMA ISLAM

TENTANG KEJUJURAN

Nama : Andik Prasetyo


No :4
Kelas : XI IIS 4

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat
manusia dalam menempuh jalan yang benar dan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul KONSEP KEJUJURAN
DALAM ISLAM
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada Rasulillah Muhammad SAW
pemberi uswah (teladan) dan bimbingan tentang perlunya kita memiliki sifat jujur sekaligus
mempraktekkannya dalam aktifitas kehidupan kita sehari-hari.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh
karenanya dalam lembar Pengantar ini, izinkan kami menyampaikan terima kasih banyak
kepada;
1. Guru pembimbing mapel Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Ponorogo yang senantiasa
sabar dalam membina dan mengarahkan kami.
2. Semua pihak terkait yang telah ikut andil membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya kritik saran dari pembaca, dengan senang hati siap kami terima, semoga usaha
penulisan makalah ini tidak sia-sia dan semoga Alloh SWT memberikan manfaat dan ridlaNya
kepada kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tim Penyusun

PENDAHULUAN
Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya
dapat mendapat kepercayaan dari orang lain. Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri
seseorang untuk menarik kepercayaan umum karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk
menjaga amanah. Amanah adalah ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanah sangat
tergantung pada kejujuran orang yang memegang amanah tersebut. Jika orang yang memegang
amanah adalah orang yang jujur maka amanah tersebut tidak akan terabaikan dan dapat terjaga
atau terlaksana dengan baik. Begitu juga sebaliknya, jika amanah tersebut jatuh ke tangan orang
yang tidak jujur maka keselamatan amanah tersebut pasti tidak akan tertolong.
Dengan demikian, jujur dapat pula diartikan kehati-hatian diri seseorang dalam memegang
amanah yang telah dipercayakan oleh orang lain kepada dirinya. Karena salah satu sifat
terpenting yang harus dimiliki bagi orang yang akan diberi amanah adalah orang-orang yang
memiliki kejujuran
Kejujuran adalah perhiasan orang berbudi mulia dan orang yang berilmu
Nya. Maksud dari ketidakjujuran kepada Allah dan Rasul-Nya adalah tidak memenuhi perintah
mereka. Dengan demikian, sudah jelas bahwa kejujuran dalam memelihara amanah merupakan
salah satu perintah Allah dan dipandang sebagai salah satu kebajikan bagi orang yang beriman.
Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang yang berilmu.

BAB II : PENTINGNYA KEJUJURAN DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sikap jujur merupakan sikap positif yang harus dimiliki setiap orang. Namun pada masa
sekarang kejujuran merupakan hal yang mulai langka / hal yang jarang bisa kita jumpai. Padahal,
kejujuran dapat menunjukan jalan kebaikan yang nantinya akan mengantarkan kita ke surga.
Seperti arti pada sebuah hadis dibawah ini:

Al-Muwatta Ibnu Malik (w. 179 H/795 M)





Artinya:
Malik menceritakan kepadaku dan disampaikan kepadanya bahwa Abdullah bin Masud
pernah mengatakan, Pegang teguh kejujuran! Sungguh, kejujuran itu menunjukkan jalan
kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga. Waspadalah kalian terhadap kebohongan!
Sungguh, kebohongan itu menunjukkan jalan kesesatan dan kesesatan itu mengantarkan ke
neraka. Tahukah engkau bahwa ia (lalu) dijuluki sebagai orang jujur, pelaku kebaikan,
pembohong, dan pelaku kesesatan?

Mengapa sikap jujur itu penting? karena kejujuran dapat membuat hati kita nyaman dan
tentram. Ketika kita berkata jujur maka tidak akan ada ketakutan yang mengikuti, atau bahkan
kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak kita katakan. Seseorang yang terbiasa
berkata jujur akan merasa tidak nyaman saat dia berkata bohong walau hanya sekali.
Lain halnya dengan berbohong. Berbohong adalah sikap negatif yang tidak disukai Allah.
Bahkan kebohongan itu bisa membawa kita kepada jalan kesesatan yang akhirnya akan
mengantarkan kita ke dalam neraka. Seseorang yang terbiasa berbohong akan terus berbohong
untuk menutupi kebohongan awalnya. Bahkan seseorang yang terbiasa berbohong akan menjadi
psikopat. Bohong adalah lingkaran setan yang pasti sulit dihentikan.
Berbohong adalah dosa besar. Karena berbohong berarti menyalahi norma-norma agama.
Seorang pembohong biasanya akan sulit dipercaya orang lain, karena ia telah berbohong tentang
sesuatu yang ia lakukan / mengingkari janji yang dibuatnya. Maka dari itu, betapa pentingnya
sebuah kejujuran. Walaupun sebenarnya memang tidak mudah untuk bersikap jujur / menerapkan
kejujuran itu dalam kehidupan sehari-hari kita. Tapi mulailah mencoba, dari hal yang kecil saja,
misalnya:
Ketika kamu meminta uang kepada ibumu dengan alasan membayar buku, tetapi setelah
menerima uang itu, kamu malah mempergunakannya untuk membeli baju dan aksesoris.
Keesokan harinya ibu kamu bertanya kepadamu, tentu saja kamu akan menjawabnya dengan
kebohongan. Beberapa hari kemudian ibu kamu tau, bahwa uang yang diberinya sebenarnya
tidak untuk membeli buku, dan apa yang kamu katakan adalah kebohongan. Lalu apa yang akan
terjadi? Tentu saja ibu kamu tidak akan memberimu uang lagi, walaupun sebenarnya uang itu
memang akan dipergunakan untuk membayar buku.
Nah, itulah salah satu akibat dari sikap berbohong. Jadi renungkanlah, betapa ruginya
sekali saja berbuat kebohongan. Cobalah untuk memulai berkata jujur dimulai dari lingkungan
primer yaitu keluarga hingga ke lingkungan luar, dimulai dari orang terdekat hingga orang-orang
yang baru kita kenal. Bayangkan, betapa indahnya hidup ini jika tidak ada dusta yang
menggoresnya.

BAB III : Keutamaan Perilaku Jujur


Menurut Kamus Bahasa Indonesia, jujur berarti kelurusan hati. Lawan dari sifat jujur ialah sifat
curang. Curang berarti kotor atau tidak bersih. Yang dimaksud kotor tersebut adalah suatu
kegiatan, perbuatan atau ucapan yang tidak didasari dari hati dan selalu ingin lebih serta takut
akan kebenaran.

Kejujuran merupakan sebuah sikap yang menunjukkan jati diri seseorang yang sebenarnya.
Seseorang yang selalu bersikap jujur baik dalam ucapan maupun tindakan, meskipun pahit, bisa
dipastikan orang itu memiliki integritas moral yang baik.

Apa Keutamaan Perilaku Jujur ?

Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang
akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad
saw tentang keutamaan Perilaku Jujur.

Dari Abdullah ibn Masud, dari Rasulullah saw. bersabda :


Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga....
(HR. Bukhari)

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik
sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan
kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari
segala keburukan. Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang yang jujur akan
dipermudah rezeki dan segala urusannya.

Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya adalah Nabi Muhammad saw. dipercaya oleh
Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad
saw. akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, dan tentu saja apa yang dilakukan
Nabi akan mendapat kemudahan. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang hikmah
perilaku jujur. Kamu dapat mencari contohnya.

Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya.
Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan yang
diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi. Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong
sekali kemudian sadar dan mengakui kebohongannya itu sehingga terputus mata rantai
kebohongan.

Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur
membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati jadi was-was. Contoh seorang
siswa yang tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku, pasti nuraninya tidak akan tenang
apabila bertemu. Apabila orang tuanya mengetahui ketidakjujuran anaknya, runtuhlah
kepercayaan terhadap anak tersebut. Kegundahan hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-
tumpuk berisiko menjadi penyakit. Setelah memahami keutamaan perilaku jujur, semoga
perilaku jujur tersebut melekat pada diri kita, aamiin.

MAKNA KEJUJURAN

Kejujuran yang dibicarakan dalam artikel ini merupakan terjemahan umum dari itilah bahasa
Arab ash shidq". Agar didapatkan pengertian yang tepat tentang kata ash shidq, maka pada
bagian ini perlu diuraikan pengertian dan gagasan dasar dari kata shidq tersebut, baik secara
etimologis ataupun terminologis.

Secara etimologis kata shidq adalah bentuk gerund (mashdar) dari verba (fi'il) yang berarti:
lawan dari bohong, awalnya ia dipergunakan untuk ucapan-ucapan informatif, yaitu kesesuaian
antara informasi dengan kenyataan, atau kesesuaian antara pernyataan lisan dengan kenyataan.

Dalam kamus Arab dwi bahasa (Arab Inggris) didadaptkan bahwa ash shidq dipadankan
dengan kata-kata: truth (kebenaran), trueness (betul/ benar), truthfulness (keadaan yang
sebenarnya), sincerrity ( ketulusan, kesungguhan hati), candor ( keterusterangan), veracity
(kejujuran, ketelitian), correctness ( cara yang benar/ kebenaran), truly (sungguh-sungguh), realy
(benar-benar, sungguh-sungguh)

Secara terminologis didapati bahwa ash shidq bermakna : 1) kesesuaian antara yang dipersepsi
dengan kenyataan, 2) kesesuaian antara informasi yang disampaikan dengan kenyataan, 3)
kesesuaian antara lisan, pikiran, dan perbuatan. As Shidq juga dimaknai sebagai : 1) ketegasan
dan kemantapan hati, 2) sesuatu yang baik yang tidak dikotori oleh kebohongan dan
pengurangan.

Dalam tasawuf ash shidq dimaknai sebagai : 1) kesesuaian antara yang nampak dan tidak
nampak, 2) perkataan yang benar dalam situasi yang membahayakan sekalipun, 3) loyalitas
kepada Allah melalui amal, 4) tidak adanya kotoran dalam hal (suasana ruhani), 5) tidak adanya
keraguan dalam keyakinan dan tidak adanya cacat dalam amalan.
Dalam perspektif tasawuf ash shidq meliputi aspek mental dan moral, ia merupakan pilar segala
kebaikan dan merupakan perkembangan dari al marifah (pencerahan ruhani)

Berdasarkan keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa ash shidq (kejujuran)


adalah sikap mental dan moral (budaya/ kebiasaan) yang mengedepankan kebenaran,
kesungguhan, keterusterangan, dan ketulusan. Seseorang dikatakan jujur apabila dalam
menginformasikan sesuatu atau mengatakan sesuatu, ia senantiasa obyektif dan apa adanya
sesuai dengan fakta. Seseorang dikatakan jujur dalam berbuat apabila ia melakukan perbuatan
tersebut secara sungguh-sungguh dan tulus sesuai dengan kebenaran yang diyakininya. Sesorang
dikatakan jujur dalam keyakinan apabila loyalitasnya kepada kebenaran yang diyakininya benar-
benar murni, sungguh-sungguh, dan tulus. Orang yang bersikap shidq (jujur) disebut shadiq atau
shiddiq.

Ada beberapa pendapat tentang perbedaan antara shadiq dan shiddiq, shadiq adalah orang
memiliki sifat (berbuat) jujur/ benar dalam salah satu aspek kejujuran saja (seperti dalam ucapan
saja, atau dalam perbuatan saja), sedangkan shiddiq apabila orang tersebut jujur dalam seluruh
aspek kehidupannya8. Adapula yang berpendapat bahwa shadiq apabila sikap jujur tersebut
muncul secara temporal dan belum menjadi habit, artinya ia seringkali berlaku jujur tetapi pada
saat-saat tertentu iapun berlaku tidak jujur, sebaliknya shiddiq adalah orang selalu jujur artinya
kejujuran tersebut telah menjadi habitnya

BAB IV : MACAM-MACAM KEJUJURAN

1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri
dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan
sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang
mujahid, seorang qari, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan
pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.
2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali
dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak
dan terang di antara macam-macam kejujuran.
3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, Jikalau Allah
memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah. Maka yang
seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta. Hal ini
sebagaimana firman Allah:
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula)
yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (QS. al-Ahzab: 23)
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,
Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, Sesungguhnya jika Allah
memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah
kami termasuk orang-orang yang saleh. Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka
sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka
memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). (QS. at-Taubah: 75-76)
4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda
antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, Jika sama antara
batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, Inilah hambaku yang
benar/jujur.
5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur
dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal.
Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai
kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi)
mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat.

BAB V : PETAKA KEBOHONGAN

Sebagaimana telah dijelaskan pada artikel Keutamaan Prilaku Jujur, betapa berartinya sebuah
kejujuran karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke
surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan akan menghantarkan
pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.

Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk
tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah
membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.

Allah Swt. berfirman : Artinya: ...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan
datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang
sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi. (Q.S. li Imrn/3:
161)

Hadist dari Rasulullah Saw. mengigatkan tentang petaka kebohongan :


Artinya: Dari Abu Hurairah ra., dia berkata; Rasulullah saw., bersabda, Akan datang kepada
manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan
orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru
dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara. Ada sahabat yang
bertanya, Apa yang dimaksud Ruwaibidhah? Beliau menjawab, Orang bodoh yang turut
campur dalam urusan masyarakat luas. (HR. Ibnu Majah) Syaikh Muhammad al-Ghazali
mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah
Swt. dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun
senang.

Bohong sebenarnya merupakan upaya seseorang untuk mengalihkan fakta yang sebenarnya.
Pada saat seseorang berbohong, Petaka kebohongan akan terjadi setelah sesorang berkata
bohong. Sebenarnya dia sedang melawan tentang apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Saat
berbohong sebenarnya terjadi konflik batin dalam dirinya, ingin berkata jujur atau berkata
bohong.. Cepat atau lambat, perbuatan bohong akan dapat membawa dampak bagi kesehatan.
Apalagi jika ada usaha dari pihak luar untuk membuktikan kebohongan tersebut, tantangan bagi
mereka yang berbohong semakin berat dan menambah tekanan kejiwaan bagi orang yang sedang
berbohong, dia akan berusaha mempertahankan kebohongannya. Pada akhirnya, semakin kita
berbohong, akan semakin banyak permasalahan yang timbul, itulah fakta petaka kebohongan.
Hidup apa adanya, selalu berkata benar, dan selalu berbuat jujur adalah upaya kita agar tidak
terjebak untuk berbohong. Karena pada akhirnya makhluk yang terbaik dimuka bumi ini adalah
makluk yang terbaik dimata Allah Swt. Jangan karena tidak ingin popularitas turun dimata
manusia, kita berbicara bohong.
BAB VI : HIKMAH KEJUJURAN

1. Jujur adalah tindakan yang mulia.


2. Dengan jujur kita akan dipercaya orang lain. Jika ada orang yang
memberi amanah atau tugas kepaa kita, kalau kita jujur. Maka orang
itu dengan rasa penuh percaya memberikan amanah atau tugas itu
kepada kita.
3. Dengan bertindak maupun berkata jujur. Kita tidak akan
membohongi diri sendiri maupun orang lain.
4. Dengan jujur hidup kia tidak akan terasa was-was. Karena tidak di
tutupi oleh kebohongan.
5. Kalau kita pernah berbohong sekali, maka kita akan berbohong lagi
untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
6. Orang jujur lebih tinggi kehormatannya dibandingakan dengan
orang yang tidak jujur atau berbohong

PENUTUP
BAB VII : KESIMPULAN
Pada dasarnya Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia
dan kemauan itu sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri
yang kuat akan cenderung berdampak positif dari pada negative.

Anda mungkin juga menyukai