PENDAHULUAN
Pada tanggal 18 Januari 2002, WHO telah mengeluarkan suatu resolusi untuk
membentuk program manajemen risiko untuk keselamatan pasien yang terdiri dari 4
aspek utama:
1. Penentuan tentang norma-norma global, standar dan pedoman untuk definisi,
pengukuran dan pelaporan dalam mengambil tindakan pencegahan, dan
menerapkan ukuran untuk mengurangi resiko
2. Penyusunan kebijakan berdasarkan bukti (evidence-based) dalam standar
global yang akan meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan penekanan
tertentu pada beberapa aspek seperti keamanan produk, praktek klinik yang
aman sesuai dengan pedoman, penggunaan produk obat dan alat kesehatan
yang aman dan menciptakan suatu budaya keselamatan pada petugas
kesehatan dan institusi pendidikan.
3. Pengembangan mekanisme melalui akreditasi dan instrumen lain, untuk
mengenali karakteristik penyedia pelayanan kesehatan yang unggul dalam
keselamatan pasien secara internasional
4. Mendorong penelitian tentang keselamatan pasien
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan (pelayanan) kepada pasien agar lebih aman.
Tujuan patient safety sebagai berikut
1. Terciptanya budaya keselamat pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan rumah sakit
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
TABEL 1
RINGKASAN DEFINISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA AKIBAT
OBAT
ISTILAH DEFINISI CEDERA
Kejadian yang tidak Kejadian cedera pada pasien Iritasi pada kulit karena
diharapkan (Adverse Event) selama proses terapi/ penggunaan perban. Jatuh
penatalaksanaan medis. dari tempat tidur.
Penatalaksanaan medis
mencakup seluruh aspek
pelayanan, termasuk
diagnosa, terapi, kegagalan
diagnosa/terapi, sistem,
peralatan untuk pelayanan.
Adverse event dapat dicegah
atau tidak dapat dicegah.
Reaksi obat yang tidak Kejadian cedera pada pasien Steven-Johnson Syndrom
diharapkan (Adverse Drug selama proses terapi akibat : Sulfa, Obat epilepsi dll
Reaction) penggunaan obat.
Kejadian tentang obat yang Respons yang tidak Shok anafilaksis pada
tidak diharapkan (Adverse diharapkan terhadap terapi penggunaan antbiotik
Drug Event) obat dan mengganggu atau golongan penisilin
menimbulkan cedera pada Mengantuk pada penggunaan
II.5 Penanganan dan penyimpanan obat/ bahan yang tergolong LASA (Look Alike
Sound Alike) dan High Alert
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
menyatakan obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah obat
yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
Kelas/kategori obat
Adrenergic agonists IV (epinephrine, phenylephrine, noreinephrine)
Adrenergik antagonists IV (propanolol, metoprolol, labetolol)
Anesthetic agents, general, inhaled and IV (propofol, ketamine)
Antiarrhythmic, IV (lidocaine, amiodarone)
Antithrombotic agents, including :
Anticoagulants (warfarin, low-molecular-wight heparin, IV
unfractioned heparin)
Contoh obat Look Alike Sound Alike (LASA) menurut AHFS drug
Information
Golongan Nama Dagang Nama Dagang Golongan
Antiulcer Losec (Omeprazole) Laxic (Furosemid) Diuretic
Analgetik Mefinter Metifer Noortropic-
(as.mefenamat) (mecobolamin) neurotonic
Antikolesterol Leschol (fluvastatin) Lesichol (lecithin, Fosfolipid
Vitamin) esensial
Antiemiti, Chlorpromazine Chlorpropamid Antidabetes
antivertigo,
antipsikosis
KESELAMATAN PASIEN
(PATIENT SAFETY) di RUMAH SAKIT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV