Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

ANALISA KASUS

Pada kasus ini tampak gambaran kulit dan mata pasien berwarna kuning hal tersebut
terjadi karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah.
Jaringan permukaan yang kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidah biasanya
pertama kali menjadi kuning. Ikterus yang ringan dapat dilihat paling awal di sklera mata,
dan bila ini terjadi kadar bilirubin sudah berkisar antara 2-2,5 mg/dl (34-43 umol/L). Kadar
bilirubin serum normal adalah bilirubin direk : 0-0.3 mg/dL, dan total bilirubin: 0.3-1.9
mg/dL. Kadang-kadang bila bilirubin telah mencapai kadar yang lebih tinggi, warna kuning
pada sklera mata sering memberi kesan yang berbeda dimana ikterus lebih memberi kesan
kehijauan (greenish jaundice) pada kolestasis ekstrahepatik dan kekuningan (yellowish
jaundice) pada kolestasis intrahepatik. (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography
(ERCP) diagnostik dan terapeutik pada Obstruksi Biller. Sulaiman A. Pendekatan Klinis Pada
Pasien Ikterus. In Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Samidibrata M, Setiadi S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2006. hal:422-8
Pada kasus ini pasien mengelukan buang air kecil berwarna seperti teh dan buang air
besar berwarna putih yang disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh
batu empedu atau tumor. Bendungan pada saluran empedu akan menyebabkan peninggian
bilirubin konjugasi yang larut dalam air. Akibatnya bilirubin mengalami akan mengalami
regurgitasi kembali kedalam sel hati dan terus memasuki peredaran darah, masuk ke ginjal
dan di eksresikan oleh ginjal sehingga ditemukan bilirubin dalam urin. Sebaliknya karena ada
bendungan pengeluaran bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang sehingga tinja akan
berwarna dempul karena tidak mengandung sterkobilin.
Pada kasus ini pasien juga mengeluhkan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Kelebihan
garam empedu pada tubuh dapat menstimulasi pelepasan histamin dari sel mast yang
mencetus rasa gatal. Ikterus yang disertai rasa gatal menandakan kemungkinan adanya suatu
penyakit xanthomatous atau suatu sirosis biliary primer. Ikterus dan anemia menandakan
adanya suatu anemia hemolitik.( Rameez Basaran, Jonathan. Jaundice associated pruritis: A
review of pathophysiology and treatment. World J Gastroenterol. 2015 Feb 7; 21(5): 1404
1413.)
Pembesaran hati yang terdapat pada kasus ini disebabkan oleh karena kerusakan sel hati
menyebabkan konjugasi bilirubin terganggu sehingga bilirubin direk akan meningkat dan
juga menyebabkan bendungan di dalam hati dan pembesaran sehingga bilirubin darah akan
mengadakan regurgitasi ke dalam sel hati yang kemudian menyebabkan peninggian kadar
bilirubin konjugasi di dalam aliran darah. Kerusakan sel hati terjadi pada keadaan: hepatitis,
sirosis hepatic, tumor, bahan kimia, dll.
Pada kasus ini pasien mengalami anemia yang disebabkan oleh penyakit kronis yaitu
keganasan. Pada keganasan, terjadi sindrom stres hematologik dimana terjadi produksi
sitokin yang berlebihan karena kerusakan jaringan. Sitokin tersebut menyebabkan sekuestrasi
makrofag sehingga mengikat lebih banyak zat besi, meningkatkan destruksi eritrosit di limpa,
menekan produksi eritropoietin oleh ginjal, serta menyebabkan perangasangan yang
inadekuat pade eritropoiesis di sumsum tulang. Pada keadaan lebih lanjut, malnutrusi dapat
menyebabkan penurunan transformasi T4 menjadi T3 menyebabkan hipotiroid fungsional
dimana terjadi penurunan kebutuhan Hb yang mengangkut oksigen sehingga sintesis
eritopoietin akhirnya berkurang. (Iman Supandiman, Fadjrai Heri. 2009. Anemia pada
Penyakit Kronis.pada Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadhibarata MK, Setisti SJakarta:Interna Publishing. Halaman 1138-39)
Pada kasus terjadi peningkatan SGOT dan SGPT. SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase) atau juga dinamakan AST (Aspartat Aminotransferase) merupakan enzim
yang dijum pai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dijum pai
pada otot rangka, ginjal dan pankreas.SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) atau
juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan
pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Peningkatan SGOT
dan SGPT tidak hanya terjadi pada kasus kerusakan parenkim hati tetapi dapat menjadi tanda
terjadi sirosis blader. Pada sirosis bladder terjadi peningkatan SGOT sebanyak tiga kali. Pada
kasus ini nilai SGOT nya adalah 93 U/L dengan nilai normal dibawah 31 U/L.(Akbar N.
Kelainan Enzim Pada Penyakit Hati. Pada Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam editor Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadhibarata MK, Setisti S. Edisi 4. Jakarta: PDSPDI; 2006. p.
426-8)
Pada kasus ini diagnosa pasien adalah kolestasis post hepatik yang disebabkan kanker
kaput pankreas. Pasien mengeluhkan kuning, gatal,BAK seperti teh dan BAB putih. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan bilirubin direk, SGOT, dan SGPT. Pada
pemeriksaan USG ditemukan hydrops kantung empedu. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa gambaran klinis tumor kaput pankreas merupakan gabungan obstruksi traktus biliaris,
insufisiensi pankreas, bilier serta efek lokal dan umum dari tumor ganas. (Sherlochs :
Penyakit Ampula Vater dan Pankreas. Penyakit Hati dan Saluran Empedu, Alih bahas
Andriyanto. P. Widya Medika, Jakarta, 1990; 711-718). Pasien dengan tumor di kaput
pankreas sering datang dengan ikterus obstruksi, tinja akolik, urin gelap dan pruritus.Pada
pemeriksaan fisik sering didapatkan tanda ikterus yang nyata pada sklera dan badan dengan
warna kuning kehijauan disertai dengan hepatomegali. Secara teoritis kandung empedu pasti
membesar dan dapat di palpasi (Dalil Courvoisier) tetapi dalam prakteknya hanya sekitar
separoh penderita yang kandung empedunya dapat di raba. (Sachar. D. B. Gastro Intestinal
Cancer. Gastroenterologi for the House Officer. Alih bahasa Yulius. EGC, Jakarta, 1993;383-
388.)
Pada kasus ini juga diberikan asam ursodioksikolat. Asam ursodioksikolat sering
diindikasikan untuk penderita kolestasis intrahepatik maupun kolestasis ekstrahepatik. Untuk
penderita batu empedu atau sirosis bilier primer diberikan 13-15 mmg/kgBB/hari pada
umumnya dapat meningkatkan kadar asam ursodioksikolat di empedu 40%-50%. Mekanisme
kerja asam ursodioksikolat adalah sebagai proteksi terjadinya kerusakan kolangiosit karena
efek toksik asam empedu, stimulasi sekresi empedu, stimulasi detoksifikasi asam empedu,
dan menghambat apoptosis hepatosit. (Paumgartner G, Beuers U. Mechanisms of action and
therapeutic efficacy of ursodioxycholic acid in cholestatic liver disease.In : Clinics in Liver
Disease 8 th ed. Elsevier Saunders . 2004 :67-81.)
Terapi primer asam ursodioksikolat pada penderita kolestasis ektrahepatik berujuan
proteksi terhadap kerusakan kolangiosit. Pemberian dosis tinggi 20 mg/kgBB/hari dapat
memperlambat stadium kerusakan histologi, memperbaiki gambaran kolangiografi dan
memperpanjang proyeksi masa hidup penderita. Penggunaan asam ursodioksikolat dosis
tinggi dengan alasan telah terjadi gangguan alkalinisasi empedu yang disebabkan penurunan
sekresi bikarbonat oleh epitel kandung empedu sehingga mengurangi absorbsi asam
ursodioksikolat di intestinum. (Paumgartner G, Beuers U. Mechanisms of action and
therapeutic efficacy of ursodioxycholic acid in cholestatic liver disease.In : Clinics in Liver
Disease 8 th ed. Elsevier Saunders . 2004 :67-81.)

Pasien diberikan anti histamin untuk mengobati keluhan pruritus. Kelebihan garam
empedu pada tubuh dapat menstimulasi pelepasan histamin dari sel mast. Anti histamin
penting diberikan untuk menghambat pengikatan histamin terhadap reseptor H1.( Rameez
Basaran, Jonathan. Jaundice associated pruritis: A review of pathophysiology and treatment.
World J Gastroenterol. 2015 Feb 7; 21(5): 14041413.)
BAB V
KESIMPULAN

Kolestasis adalah kegagalan aliran bilirubin ke duodenum. Gejala klinis kolestasis


adalah ikterik, perubahan warna urin yang menjadi lebih kuning gelap, tinja pucat, dan gatal
(pruritus) yang menyeluruh. Salah satu etiologi kolestasis ekstrahepatikadalah keganasan.
Diperlukan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT Scan, MRI, PTC (Percutaneus
Transhepatic Cholangiography) dan ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography). Terapi primer asam ursodioksikolat pada penderita kolestasis
ekstrahepatik berujuan proteksi terhadap kerusakan kolangiosit.

Anda mungkin juga menyukai