SKRIPSI
OLEH
1435 H/2014 M
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, November 2014
ANNIS SYARIFAH NASUTION, NIM:1110101000096
ABSTRAK
Zat pewarna sintetis merupakan bahan tambahan makanan buatan yang
dapat memperbaiki penampilan makanan. Berdasarkan hasil uji Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) yang dilakukan di 18 provinsi pada tahun 2008
terhadap 861 contoh makanan menunjukkan bahwa 39,95% (344 contoh) tidak
memenuhi syarat keamanan pangan. Dari total sampel itu, 10,45 % mengandung
pewarna yang dilarang (Nurdwiyanti, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan di
SDN I-X Kelurahan Ciputat, diketahui bahwa dari 15 sampel makanan dan
minuman jajanan terdapat 7 sampel positif mengandung zat pewarna sintetis yang
dilarang penggunaannya. Berdasarkan hasil observasi, dari 10 SDN hanya
beberapa saja yang menyediakan kantin sekolah dan pihak sekolah juga
memperbolehkan siswa/i jajan diluar sekolah karna keterbatasan kantin yang
kurang memadai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui zat pewarna
sintetis yang dilarang penggunaannya dalam makanan dan minuman jajanan yang
dijual di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan
tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian
studi kasus yang dilakukan sejak bulan Juni-Oktober 2014 di sekitar SDN I-X
Kelurahan Ciputat. Penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 20
sampel makanan dan 20 sampel minuman dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan alat Hot Plate and Stirrer menggunakan serat wool.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari masing-masing 20 sampel
makanan dan minuman terdapat 9 sampel makanan dan 17 sampel minuman yang
positif mengandung zat pewarna sintetis. Semua zat pewarna sintetis yang di
temukan pada sampel makanan dan minuman jajanan adalah dilarang Permenkes
RI No.722/Menkes/Per/IX/1988. Akan tetapi jumlah zat pewarna sintetisnya
sebanyak 15 jenis pewarna dan diantaranya Maka disarankan, sebaiknya BPOM
dan pihak sekolah memantau dan mengawasi peredaran makanan dan minuman
jajanan disekolah, dan memberikan bimbingan dan pembinaan kepada pedagang
agar memahami jenis pewarna sintetis dan bahayanya terhadap kesehatan.
Daftar Bacaan: 54 (1971 2012)
Kata Kunci : Makanan dan Minuman Jajanan, Zat pewarna sintetis, Sekolah Dasar
ii
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ISLAMIC STATE UNIVERSITY
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STUDY PROGRAM PUBLIC HEALTH
A Thesis, November 2014
ABSTRACT
Synthetic dyes are artificial food additives that can improve the
appearance of food. In 2008, Food and Drug Control (BPOM) has conducted tests
over 861 food samples in 18 provinces in Indonesia. According to the test results,
BPOM found that 39,95% (344 food samples) did not meet the required standard
of food safety. Additionally, there are 10,45% of the total food samples contain of
prohibited food colouring materials. A preliminary study has also been conducted
at the SDN I-X, Ciputat. The research has shown that there are 7 put of 15 food
and beverages samples contain synthetic dyes that are strictly prohibited to be
used.The purpose of this study was to know the presence of synthetic dyes which
are prohibited in food and beverage snacks that was sold at state elementary
school in Ciputat Village, Ciputat Sub-district, Tangsel City in 2014.
This study was a descriptive case study used total sampling, as many as 20
food samples and 20 beverage samples. The inspection of this food and beverages
were done in laboratory using Hot Plate and Stirrertool with wool fibers. This
Study were conducted in June to October 2014 around state elementary school I-X
area in Ciputat Village.
Result of study showed that from each 20 food and beverages samples, 9
food samples and 17 beverage samples contained synthetic dyes. All of this
synthetic dyes which were found in food and beverages samples, prohibited by
Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1988. Other synthetic dyes also found in
food and beverage samples, but this dyes not found in Permenkes RI
No.722/Menkes/Per/IX/1988. However, the amount of synthetic dye as many as
15 types of dyes and dominated by Sunset Yellow FCF, Amaranth, and
Erythrosine. These types can cause health effects, such as irritation of the
respiratory tract, skin irritation, deterioration of the brain and tumor. As many as
12 kind of synthetic dyes prohibited by regulation contained in the food samples
taken. So, it is advisible for FDA and school authority to tighten distribution of
food and beverages sold in school area, and giving a counseling to food and
beverage sellers so that they understand kind of synthetic dyes and its hazardous
effect to health.
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PERSONAL
Nama : Annis Syarifah Nasution
TTL : Medan, 17 Oktober 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan Darah : AB Positive
Alamat Asal : Jl. Perintis Kemerdekaan Kec. Kotanopan Kab. Madina
Prov. Sumatra Utara - Medan
Alamat Sekarang : Jl.Nubala No.62 RT 004 RW 08 Ciputat Timur
Tangerang Selatan
No. Hp : 082113172428
Email : nasution_anis@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
2010 - sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Kesehatan Masyrakat
Peminatan Kesehatan Lingkungan
2006 2010 : SMA swasta Galih agung Pesantren Darul Arafah Raya-
Medan
2003 2006 : SMP Negeri 1 Kotanopan, Kab.Madina - Medan
1997 2003 : SD Negeri 142621 Kotanopan, Kab.Madina - Medan
1996 : TK Dharma Wanita Kotanopan, Kab. Madina Medan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW semoga kelak
kita mendapat syafaatnya.
Skripsi yang berjudul Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada
Makanan dan Minuman Jajanan di SDN Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangsel Tahun 2014 ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kesulitan. Namun dengan
bantuan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tersayang sejagat raya, Ayahku H. Khoiruddin Nasution
dan Mamaku HJ. Hamidah Lubis yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis dalam penulisan skripsi sehingga
dapat menyelesaikan studi S1 ini.
2. Kakak, dan adikku tercinta, Irma Julianti Nst, S.Pd., Yusfi Khairani Nst, HJ.
Ridha Husniati Nst, Marubah Handayani Nst S.Sos, Drg. Eldhelina Ariani Nst,
Rahmat Rayyan, BA., Atika Azmi Utammi Nst, Aisyah Khoiriah Nst yang
selalu mendoakan, dan memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. DR (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fajar Ariyanti M.Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Dewi Utami Iriani, Ph.D selaku pembimbing I skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan,
kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6. Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM, M. Kes selaku dosen pembimbing II skripsi yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan,
kritik dan saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Fase Badriah, Ph.D, Bapak dr. Tony Wandra, M.Kes dan Ibu Minsarnawati
Tahangnacca, M.Kes selaku penguji skripsi yang telah memberikan masukan
dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
8. Pihak Laboratorium Kesehatan Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yangE telah memberikan izin penelitian serta arahan maupun dukungannya.
9. Pihak Laboratorium Pusat Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan izin penelitian serta arahan.
10. Teman-teman Kesling 2010, yaitu Nida,Dillah, Alya, Tuti, Yuni, Fitri, Rizka,
Misyka, Ifa, Reka, Elfira, Angger, Fuad, Ilham, Febri, dan Akbar yang
samasama berjuang dalam menyelesaikan skripsi, terima kasih atas semangat
yang diberikan.
11. Teman-teman Kesmas 2010 yang menjadi teman seperjuangan dan berbagi
ilmu maupun pengalaman selama masa perkuliahan.
12. Teman-teman satu kontrakanku, yaitu Dewi, Yuni, Tuti, Fitri dan Yuli yang
selalu direpotkan dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Kekasihku Dian Andersen S.E yang selalu mendukungku dan
mengerahkanku dalam keadaan apapun untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini.
14. Dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian dan
skripsi ini yang tidak penulis sebutkan secara keseluruhan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Saran dan
kritik senantiasa diharapkan penulis agar menjadi masukan di masa mendatang.
Semoga skripsi dapat bermanfaat bagi penulis maupun berbagai pihak. Terima
kasih.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Abstrak.. ..........ii
Abstract... ...............iii
Lembar Persetujuan.............iv
Kata Pengantar.......................vii
Daftar Isi...............vix
Daftar Tabel..............xiii
Daftar Gambar...................xiv
Daftar Lampiran.................xv
BAB I PENDAHULUAN............1
1.4 TujuanPenelitin..........9
ix
2.2.3 Jenis Bahan Tambahan Makanan...........................................................15
4.3.1 Populasi..................................................................................................32
4.3.2 Sampel....................................................................................................33
4.5.1 Peralatan.................................................................................................33
x
4.5.2 Metode pemeriksaan Makanan dan Minuman Secara
Kualitatif................................................................................................34
BAB VI PEMBAHASAN..........46
6.2 Jenis Zat Pewarna Sintetis pada Makanan dan Minuman Jajanan...............46
7.1 Simpulan..........60
7.2 Saran.............61
xi
7.2.1 Bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).............................61
DAFTAR PUSTAKA................63
xii
DAFTAR TABEL
Jenis Zat
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 : Foto
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pangan yang akan dikonsumsi oleh setiap insan. Pangan yang bermutu dan
aman dikonsumsi bisa berasal dari dapur rumah tangga maupun dari industri
pangan. Oleh karena itu, industri pangan adalah salah satu faktor penentu
telah ditetapkan oleh pemerintah. Sekarang ini, terjadi perubahan yang sangat
rhodamin B yang banyak digunakan untuk pewarna minuman dan hal ini
sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52% (Judarwanto, 2004).
1
terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam
iritasi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati, dan kanker hati. Untuk
(Judarwanto, 2004).
diizinkan dalam proses produksi makanan dan minuman, yang tertuang dalam
tentang Pangan, selain mengatur aspek keamanan dan mutu dan gizi, juga
peraturan mengenai penggunaan BTP, masih saja ada penjual makanan atau
2
propinsi pada tahun 2008 diantaranya Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandar
bahwa 39,95% (344 contoh) tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Dari
setelah aroma. Aroma yang wangi, rasa yang lezat, dan tekstur yang lembut
bisa jadi akan diabaikan jika warna dari makanan itu tidak menarik atau tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan dari makanan itu. Di kalangan anak-anak,
warna jelas menjadi daya tarik paling utama di samping bentuk dan kemasan.
minuman yang ingin mereka beli. Selama warna, bentuk, dan kemasannya
makanan terbagi tiga bagian yaitu pewarna alami, pewarna identik alami dan
3
kesehatan dan keselamatan rakyat dari hal-hal yang dapat timbul karena
Peraturan dari suatu negara berbeda dengan negara lainnya, dimana suatu zat
warna yang dilarang di satu negara belum tentu di larang di negara lainnya.
pangan yaitu segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan
bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
kecil atau rumah tangga. Keunggulan jajanan adalah murah, mudah didapat
serta cita rasanya enak. Namun jajanan juga berisiko terhadap kesehatan
4
kanker hati, kandung kemih, dan saluran cerna. Dari hasil analisis sampel
jajanan Badan Pengawas Obat dan Makanan antara Februari 2001 hingga Mei
2003, didapatkan bahwa dari 315 sampel, 155 (49%) mengandung rhodamin
B, dari 1222 sampel, 129 (11%) mengandung boraks dan dari 242 sampel, 80
ringan, cendol, dan manisan. Pangan yang mengandung formalin adalah mie
ayam, bakso, dan tahu. Sedangkan pangan yang menggunakan boraks adalah
penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur
pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal
ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat
pangan, warna dari zat pewarna tekstil atau kulit biasanya lebih menarik dan
disamping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah
5
Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima
yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei tahun 2014, SDN Ciputat 1 dan
Oleh karena itu, siswa kedua sekolah tersebut jajan diluar sekolah. Sedangkan
jajanan di luar sekolah pada saat jam istirahat. Makanan jajanan yang
berbahaya.
dengan zat warna adalah makanan jajanan yang disertai dengan saus merah,
minuman yang berwarna-warni, seperti sirup yang sangat digemari oleh anak-
anak SD karena warnanya yang menarik. Maka penulis tertarik untuk meneliti
zat warna yang terdapat pada makanan maupun minuman jajanan yang
Pada hasil uji BPOM yang dilakukan di 18 provinsi pada tahun 2008
contoh) tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Dari total sampel itu,
6
10,45 % mengandung pewarna yang dilarang, yakni rhodamin B, methanil
yellow dan amaranth (Nurdwiyanti, 2008). Selain itu, sambal botolan yang
mie ayam, dan lain sebagainya mengandung zat pewarna yang melebihi
ambang batas, beberapa produk saus dan sambal botolan juga ditenggarai
tekstil dan industri yaitu rhodamin B dan methanil yellow untuk membuat
kandungan jajanan yang mereka makan. Hal ini harus menjadi perhatian
banyak pihak antara lain pemerintah, sekolah dan orang tua. Kurangnya
gangguan kesehatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti dan
Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014. Selain itu, penelitian tentang zat
pewarna sintetis pada makanan dan minuman jajanan anak sekolah dasar
7
masih sangat jarang dilakukan di wilayah Tangerang Selatan terutama
Kelurahan Ciputat.
penelitian ini adalah apakah terdapat zat warna sintetis yang digunakan pada
Ciputat Kecamatan Ciputat dan apakah jenis zat pewarna sintetis yang
RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988.
1. Apakah ada zat pewarna sintetis yang terkandung dalam makanan dan
2. Jika ada, apakah jenis zat pewarna sintetis yang terkandung dalam makanan
dan minuman jajanan yang dijual di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan
3. Jika ada, apakah zat pewarna sintetis yang terkandung dalam makanan dan
8
1.4 Tujuan Penelitian
2014.
9
1.5 Manfaat Penelitiam
siswa/i jajanan baik itu makanan maupun minuman yang baik dan yang
orang lain serta sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan
10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
(BTM) zat pewarna sintetis yang terkandung dalam makanan dan minuman
jajanan yang dijual di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makanan Jajanan
setiap saat dan dimanapun ia berada serta memerlukan pengelolaan yang baik
dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Tanpa adanya makanan dan minuman,
adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang
kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung
lanjut. Makanan dan minuman jajanan ini umumnya memiliki bentuk, cita
rasa yang berbeda dan warna yang mencolok yang dapat menarik perhatian
minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
12
tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan
menarik, dan bertekstur lembut. Jenis makanan seperti coklat, permen, jeli,
label, minuman jeli, es susu (milk ice), minuman ringan (soft drink) dan lain-
Indonesia pada tahun 2003 terhadap 9465 sampel jajanan sekolah, ternyata
rhodamin B, dan sakarin banyak jajanan kaki lima yang tercemar, tidak dapat
dipungkiri banyak sekali dampak yang akan terjadi bagi masyarakat. Pada
13
2.2 Bahan Tambahan Makanan
juga disebut dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang
14
mempermudah preparasi bahan makanan. Pada umumnya bahan
(Cahyadi, 2009):
dalam pengolahan.
dari sumber alamiah, seperti lesitin, asam sitrat, dan lain sebagainya.
Bahan ini dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat
serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia maupun
15
yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah, tetapi ada pula
serbuk.
16
pemutihan dan pematangantepung sehingga dapat memperbaiki
mutupemagangan.
padamakanan.
mikroorganisme.
17
3) Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu pengawet,
tersebut.
Menkes/Per/IX/1988sebagai berikut:
4. Dulsin (Dulcin)
6. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
8. Nitrofurazon (Nitrofurazone)
18
9. Formalin (Formaldehyde)
(Cahyadi, 2009).
atau tidak bergizi. Halal dan bergizi menjadi syarat kelayakan suatu
Artinya:
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
19
2.3 Zat Pewarna Makanan
tergantung pada beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur, nilai gizinya
misalnya daun pandan atau daun suji untuk warna hijau dan kunyit untuk
20
2.3.2 Zat Pewarna Alami
Zat warna alam (pigmen) adalah zat warna yang secara alami
masuk dalam daftar diet mereka. Banyak pewarna olahan yang tadinya
21
yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi.
Tabel 2.1
Bahan Pewarna Sintetis yang Dilarang di Indonesia
22
Menurut Joint FAC / WHO Expert Committee on Food Additives
pewarna buatan, yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat pewarna yang
dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan pangan. Sedangkan untuk zat
pewarna lakes dibuat melalui proses pengendapan dan absorpsi dyes pada
radikal (Al atau Ca) yang dilapisi dengan aluminium hidrat (Alumina).
Lapisan alumina ini tidak larut dalam air, sehingga lakes ini tidak larut
pada hampir semua pelarut. Tabel 2.2 berikut menunjukkan kelas-kelas zat
23
Tabel 2.2
Kelas-kelas Zat Pewarna Buatan Menurut JECFA
Quinolin:
16. Quinolin Yellow Kuning kehijauan
Xanten:
17. Erythrosine Merah
Indigoid:
18. Indigotine Biru kemerahan
Sumber : Peraturan Menkes RI, Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988
24
pemakaian zat pewarna untuk sembarangan pangan, misalnya zat
pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan.
Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu
mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama
1) Bahan pewarna sintetis ini dimakan dalam jumlah kecil namun berulang.
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-
5) Penyimpanan bahan pewarna sintetis oleh pedagang bahan kimia yang tidak
memenuhi persyaratan.
25
Sejumlah makanan yang kita konsumsi tidak mengandung zat
meskipun relatif aman, penggunaannya dalam jumlah yang besar tetap dapat
menyebabkan reaksi alergi, khususnya bagi orang yang sensitif pada asam
pada anak. Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan reaksi alergi
dan produksi tumor, sedangkan Sunset yellow dalam jumlah yang besar dapat
efek yang kurang baik pada otak dan perilaku, sedangkan Ponceau SX dapat
26
mengakibatkan kerusakan sistem urin, kemudian dapat memicu timbulnya
zat ini digunakan pada industri tekstil dan kertas. Pemakaian zat warna ini
tidak diizinkan karena dapat menimbulkan bahaya bagi konsumen. Zat ini
sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan.
Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada
kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan dan air seni akan berwarna
hati (Cahyadi, 2006). Selain Rhodamin B, zat pewarna kuning Metanil yellow
yang digunakan pada industri tekstil dan cat sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat
berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan
bahaya kanker pada kandung kemih dan saluran kemih. Apabila tertelan dapat
menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, dan tekanan darah
27
Tabel 2.3
Dampak zat Pewarna Sintetis pada Makanan Terhadap Kesehatan
28
2.5 Kerangka Teori
Zat Pewarna
Alami Buatan/Sintetis
Dampak Terhadap
Kesehatan
29
BAB III
tinjauan teori, maka keberadaan zat pewarna pada makanan dan minuman
Penemuan adanya zat pewarna sintetis seperti Sunset yellow FCF, Amaranth
Ciputat beraneka ragam dan warna yang sangat mencolok. Sedangkan dampak
30
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian studi kasus untuk mengetahui keberadaan zat pewarna sintetis dan
jenisnya.
Hidayatullah Jakarta.
4.3.1 Populasi
32
jajanan di sekitar SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan.
4.3.2 Sampel
minuman yang dijual oleh penjaja makanan dan minuman yang menetap
Data primer yaitu data tentang jenis zat pewarna sintetis pada
makanan dan minuman jajanan yang diambil dari penjaja makanan dan
BPOM.
4.5.1 Peralatan
1. Alat
b. Serat Wool
c. piala gelas
33
d. lempeng tetes
e. pipet tetes
2. Bahan
a. HCl pekat
b. NaOH 10%
c. H2SO4 pekat
d. NH4OH 12%
karena sifatnya yang dapat mengabsorpsi zat warna baik yang asam
warna dari benang wool yang telah dicelup dalam berbagai pereaksi
maka jenis zat warna dapat ditentukan. Dapat dilihat pada lampiran 1.
Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu jenis zat pewarna hasil
34
apakah makanan dan minuman yang dijual mengandung atau tidak
ALUR PENELITIAN
30 50 ml contoh berupa cairan (untuk padatan 25g contoh harus dilarutkan
dalam air sampai larut (homogen) kemudian diambil 30 50 ml) diasamkan
dengan sedikit HCl 10%.
(Lihat lampiran 1)
35
BAB V
HASIL PENELITIAN
sintetis memakai alat Hot Plate and Stirrer dengan menggunakan serat
wool.
yaitu, kategori bumbu ( cabe bubuk cilok dan cimol), kategori saus (saus
kacang (somay, cilok Bandung), saus sambal (telur gulung, bakso, bakso
bakar), saus cilok dan saus cakwe). Selain itu, kategori produk daging
olahan (bakso tusuk, bakso ikan, sosis sapi, kornet), kategori produk
tepung olahan (cilok boga, cilok pentpl, cireng), dan produk bubur (bubur
yaitu, kategori sirop (sirop hijau, sirop strawberry, sirop kuning, sirop
36
jeruk, sirop blackcurrent), kategori minuman es (es teh manis, es timun, es
air (gula bubur sumsum). Dari semua jenis minuman inilah yang dijadikan
pada makanan dan minuman jajanan yaitu memakai alat Hot Plate and
No.722/Menkes/Per/IX/1988.
yaitu bumbu (cabe bubuk cimol, cabe bubuk cilok), saus (saus kacang
somay, saus cabe, saus sambal telur gulung, saus sambal bakso, saus
sambal bakso bakar, saus kacang cilok Bandung, saus cilok, saus cakwe),
produk daging olahan (bakso tusuk, bakso ikan I, sosis sapi, bakso ikan II,
kornet, sosis sapi), produk tepung olahan (cilok boga, cilok pentol, cireng)
Plate and Stirrer menggunakan serat woll pada sampel makanan jajanan
37
Gambar 5.1
Makanan Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 yang Diuji dengan Hot Plate and
Stirrer Menggunakan Serat Wool
1 (5%)
2 (10%)
3 (15%)
8 (40%)
6 (30%)
Ket:
Bumbu
Saus
Produk Daging Olahan
Produk Tepung Olahan
Bubur
pada jenis makanan saus. Sedangkan zat pewarna sintetis yang paling
38
Tabel 5.1
Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Makanan
Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
Hasil Jenis Zat Pewarna
No. Sampel Pemeriksaan Sintetis
39
5.1.2 Pengujian Minuman Jajanan dengan Hot Plate and Strirrer
Menggunakan Serat Wool
yaitu sirop (sirop hijau I, sirop hijau II, sirop strawberry, sirop kuning,
sirop jeruk dan sirop blackcurrent), adapun jenis es (es teh manis I, es teh
manis II, es teh manis III, es teh manis IV, es timun, es susu coklat I, es
susu coklat II, es susu coklat III, es susu coklat IV, es doger, es vanila
blue, es strawberry dan es krim) dan pada jenis air yaitu gula bubur
sumsum.
and Strirrer menggunakan serat wool pada sampel minuman jajanan dapat
Gambar 5.2
Minuman Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 yang Diuji dengan Hot Plate and
Stirrer Menggunakan Serat Wool
1 (5%)
6 (30%)
13 (65%)
Ket:
Sirop
Es
Air gula
40
Berdasarkan gambar 5.2, diketahui bahwa minuman es yang
sebesar 65%.
Tabel 5.2
Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Minuman
Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
41
Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa sebanyak 17 sampel
pewarna sintetis yang tidak dilarang yaitu, Aniline yellow, Bismark brown,
Pada sampel makanan jajanan yang diuji dengan Hot Plate and
Stirrer memakai serat wool adalah bumbu, saus dan produk daging olahan.
Gambar 5.3
Hasil Uji Makanan Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan
Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 yang Terdeteksi Positif
Mengandung Zat Pewarna Sintetis dengan Hot Plate and Stirrer
Menggunakan Serat Woll
1 (11%)
2 (22%)
6 (67%) Ket:
Bumbu
Saus
Produk Daging Olahan
42
Berdasarkan gambar 5.3 diketahui bahwa makanan yang positif
sebesar 67%. Hampir semua zat pewarna sintetis yang dilarang Permenkes
Tabel 5.3
Jenis Zat Pewarna pada Makanan Jajanan yang Terdeteksi Positif
Mengandung Zat Pewarna Sintetis
Jenis Makanan
1 Bumbu 6 Saus sambal 2 Produk
(cabe bubuk) ( saus sambal, daging olahan
Jenis Pewarna
saus kacang, (kornet, sosis
saus cilok, saus sapi)
cakwe)
Amaranth 1 - 1
Orange SS - 1 -
Sunset yellow FCF - 3 -
Brilliant blue FCF - 1 -
Auramin - 1 -
Ponceau SX - - -
Bismark brown - - 1
sintetis Sunset yellow FCF yaitu berjumlah 3 sampel (saus sambal telur
43
No.722/Menkes/Per/IX/1988 kecuali pewarna sintetis jenis Bismark
brown.
Gambar 5.4
Hasil Uji Minuman Jajanan di SDN Kelurahan Ciputat Kecamatan
Ciputat Kota Tangsel Tahun 2014 yang Terdeteksi Positif Mengandung
Zat Pewarna Sintetis dengan Hot Plate and Stirrer
Menggunakan Serat Wool
6 (32%)
11 (68%)
Ket:
Sirup
Es
44
Tabel 5.4
Jenis Zat Pewarna pada Minuman Jajanan yang Terdeteksi
Positif Mengandung Zat Pewarna Sintetis
Jenis Minuman
Jenis Pewarna
6 Sirop 11 Es
Guinea green B 2 -
Sudan II 1 -
Yellow AB 1 -
Eritrosin 2 -
Formy violet 1 -
Rose bengal 1 -
Aniline yellow - 2
Azorubin - 1
Fast green FCF - 1
Bismark brown - 3
Magenta - 1
Enouglaucine A - 1
Amaranth - 1
Auramin - 1
Brilliant blue FCF - 1
Tartazin - 1
bahwa jenis zat pewarna sintetis yang dilarang paling banyak ditemukan
adalah Bismark brown. Akan tetapi, Bismark brown tidak termasuk dalam
Permenkes RI No.722/Per/Menkes/IX/1988.
45
BAB VI
PEMBAHASAN
3. Metode pemeriksaan makanan dan minuman jajanan pada penelitian ini adalah
Hot Plate and Stirrer menggunakan serat wool. Padahal jika menggunakan
metode lain seperti kromatografi kertas, zat pewarna pada sampel yang diuji
dapat menghasilkan lebih dari satu jenis zat pewarna yang ditemukan pada
masing-masing sampel.
6.2 Jenis Zat Pewarna Sintetis pada Makanan dan Minuman Jajanan
masalah yaitu penggunaan bahan tambahan pada bahan makanan untuk berbagai
sosis, bakso bakar, kornet, ditambahkan dengan saus merah. Adapun minuman
dingin dijajakan dengan berbagai macam warna seperti hijau, kuning, merah
jambu, biru, ungu, dan lain-lain yang sangat disukai oleh anak-anak sekolah dasar.
46
Umumnya makanan dan minuman jajanan yang ada di SDN I-X
Kelurahan Ciputat merupakan makanan dan minuman yang dibuat sendiri oleh
sehingga di makanan dan minuman itu sendiri tidak ada informasi konten dan
laboratorium.
kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang
menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang
digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan
47
tersebut akan segera pudar ketika mengalami proses penggorengan (Cahyadi,
2005).
yang mengalami perubahan pada saat atau proses pengolahan, memberi warna
tambahan makanan (BTM) bahwa tidak semua zat pewarna yang digunakan
Lampung, dan Denpasar sebanyak 861 sampel yaitu minuman ringan, es sirop,
saus, kerupuk dan makanan gorengan. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa 46
sampel minuman sirop mengandung Amaranth, dan 8 sampel minuman sirop dan
(Cahyadi, 2006).
bahwa dari 40 sampel yang terdiri dari 20 sampel makanan dan 20 sampel
48
minuman yang diperiksa, semua sampel makanan dan minuman mengandung
sampel positif mengandung zat pewarna sintetis yang dilarang. Namun dari 26
sampel makanan dan minuman yang positif mengandung zat pewarna sintetis
yang dilarang, ternyata Sunset yellow, Amaranth dan Eritrosin merupakan jenis
zat pewarna sintetis yang dilarang yang mendominasi makanan dan minuman
tersebut. Kemudian hasil pemeriksaan jenis zat pewarna sintetis yang berjumlah
21, bahwa 15 jenis zat pewarna sintetis tersebut adalah zat pewarna sintetis yang
Sedangkan 6 jenis pewarna sintetis lainnya tidak masuk dalam Peraturan Menkes
RI, Nomor 722/Menkes/Per/IX/88. Maka dari itu, tugas BPOM adalah perlu
memantau dan mengawasi peredaran jajanan khususnya jajanan anak sekolah, dan
kesehatan.
kalori sehari yang berasal dari makanan jajanan jenis fast food dan soft drink
49
sehingga berkontribusi meningkatkan asupan yang melebihi kebutuhan dan
pewarna sintetis itu sendiri berasal dari ratusan jumlah coar-tar, dan sebagian
karsinogenik. Oleh karena itu, diperlukan pemisahan antara pewarna yang hanya
boleh digunakan oleh industri non pangan dengan pewarna yang digunakan untuk
industri pangan (Cahyadi, 2008). Dalam makanan jajanan bahan tambahan yang
berbahaya, cepat atau lambat dapat menurunkan daya tahan tubuh, begitupula
pada kemampuan belajarnya. Namun hal itu tidak diperhatika karena daya tarik
warna dan kemasan. Bahaya yang dapat ditimbulkan dari efek zat-zat berbahaya
meningkatkan kenakalan anak, mudah mengantuk dan daya ingat pada anak
Adapun jenis zat pewarna sintetis berdasarkan hasil yang uji laboratorium
Orange SS, Sunset yellow FCF, Brilliant blue FCF, Auramin, Ponceau SX,
Guinea green B, Azorubin A, Fast green FCF, Magenta, Enouglacine A, Sudan II,
Yellow AB, Eritrosin dan Tartazin. Tiga zat pewarna sintetis yang paling banyak
ditemukan dari hasil penelitian ini adalah Sunset yellow FCF, Amaranth dan
Eritrosin. dan merupakan jenis zat pewarna sintetis yang dilarang yang
50
6.2.1 Zat Pewarna Sintetis Sunset yellow FCF pada Makanan dan Minuman
Jajanan
sangat mudah larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuningan
saus dan pada bahan-bahan pangan lain yang mengandung warna kuning,
ditemukan pada makanan saus sambal I dan saus sambal II. Karena ketika
diberi HCl pekat dan H2SO4 jenuh sampel berubah warna menjadi
kemerahan, diberi NaOH 10% dan NH4OH berubah menjadi pink orange.
Selain itu, ditemukan juga pewarna sintetis Sunset yellow FCF pada saus
diberi HCL pekat dan H2SO4 jenuh berubah warna menjadi kemerahan,
sementara ketiak diberi NaOH 10% dan NH4OH tidak berubah warna.
makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman
51
Sunset yellow FCF dapat mengakibatkan radang selaput lendir
(Yuliarti, 2007). Oleh karena itu, dalam pemilihan makanan dan minuman
6.2.2 Zat Pewarna Sintetis Amaranth pada Makanan dan Minuman Jajanan
bubuk dan minuman es susu coklat IV. Amaranth merupakan satu dari
Amerika hasil ini terlihat meragukan kemudian American Food and Drug
(Hughes, 1987).
bubuk adalah ketika sampel diberi H2SO4 jenuh berubah warna menjadi
ungu kecoklatan, diberi NaOH 10% berubah warna menjadi dull brownies
to orange red dan ketika diberi NH4OH sedikit berubah warna. Sementara
52
ketika diberi HCl pekat tidak berubah warna. Sementara pada minuman
pada es susu cokelat IV karena ketika sampel diberi HCl pekat warna
sangat gelap, diberi H2SO4 jenuh berubah warna menjadi ungu kecoklatan
minuman seperti sirop, limun, kerupuk, roti dan agar/jeli (Syah, 2005).
53
berwarna merah mencolok maka sebaiknya, tidak dikonsumsi terlalu
6.2.3 Zat Pewarna Sintetis Eritrosin pada Makanan dan Minuman Jajanan
minuman. Zat pewarna ini berupa tepung coklat, larutannya dalam alkohol
dapat mengakibatkan reaksi alergi seperti nafas pendek, dada sesak, sakit
orange, diberi NaOH 10% tidak berubah warna dan saat diberi NH4OH
warna tidak berubah. Selain pada sirup kuning, pada sirup jeruk juga di
dapat hasil yang sama yaitu mengandung zat pewarna sintetis Eritrosin.
karena eritrosin mudah diendapkan oleh asam. Maka dari itu, minuman
54
yang berwarna kuning mencolok dicurigai mengandung zat pewarna
terus menerus karena berefek jangka panjang. Selain itu, kasus yang
tentang makanan dan minuman jajanan yang baik untuk dikonsumsi dan
yang tidak baik dikonsumsi serta dampak dari makanan dan minuman
Makanan merupakan asupan gizi yang dibutuhkan, oleh karena itu asupan
yang akan dicerna oleh tubuh harus mempunyai standarisasi empat sehat lima
55
produk makanan jajanan merupakan peluang usaha yang prospektif untuk ditekuni
daya minat konsumen membeli produk tersebut. oleh karena itu, penggunaan
jajanan yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi, baik dalam kondisi siap saji
beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, juga sifat
(Winarno,2004).
Islam sangat menganjurkan makan dan minum yang baik dan halal,
tentunya hal ini tidak lepas dari kebutuhan pokok kesehatan. Di samping itu, al-
Quran telah meletakkan kaidah untuk makanan yang baik dan yang diharamkan
(Asyari, 1989).
pengharamannya. Begitu pula jika dianggap kotor maka makanan atau jajanan itu
56
Dari ayat tersebut bahwa manusia diciptakan dari sari pati (berasal) dari
tanah, maka kedudukan makanan dalam islam sangat diperhatikan kemurnian dan
secara tidak langsung bisa dikatakan kebutuhan tersebut tidak dapat dihindari,
baik yang bersifat jajanan dan makanan yang diperjualbelikan oleh pedagang
(Mahran, 2006).
industry dan pedagang, bahwa makanan itu layak atau tidak untuk dikonsumsi.
Apakah makanan jajanan tersebut sudah aman dari zat-zat kimiawi ataupun tidak,
dan bagaimana pandangan hukum islam apakah ini nanti termasuk dalam satu
makanan dan minuman mereka, ada yang boleh dan ada juga yang tidak boleh.
Dewasa ini makanan dan minuman yang semakin unik dan membanjiri kehidupan
masyarakat, baik yang sehat atau murni alami dan yang mengandung zat-zat
kimiawi yang kasat mata dapat dilihat yakni zat pewarna sintetis (Mahran, 2006).
atau tambahan pada makanan, contoh pada makanan ringan seperti pentol, cilok,
tempura dan jajanan ringan lainnya. Sedangkan tambahan pada makanan yang
sering kali tidak bisa dihindari seperti saos, dan kecap yang menjadi tambahan
pada makanan seperti bakso, soto, mie ayam dan jajanan ringan lainnya.
57
Asumsinya bahwa, sangat riskan sekali terhadap dampak penggunaan zat pewarna
sintetis dalam kesehatan mental dan jasmani di usia dini anak-anak yang sedang
menggunakan tambahan zat pewarna sintetis, seperti dalam minuman yang sering
dijumpai, es dawet, es cendol, dan susu eceran. Penggunaan zat pewarna lebih
diminati pada produsen yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup murah dan
bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Cara memperoleh zat pewarna
Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna
yang termasuk dalam golongan bahan tambahan makanan, yaitu pewarna alami
dan pewarna sintetis. Adapun keunggulan dalam penggunaan zat pewarna sintetis
alami selain itu, dalam penggunaannya pewarna sintetis lebih praktis dan dapat
halal dari manfaat berbagai aspek, intelektual, fisik maupun mental (Basith,
makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh tubuh haruslah mengcover dari
empat sehat lima sempurna, esensi dari jaminan kesehatan yang harus didapatkan
58
oleh konsumen haruslah terjamin tanpa adanya zat-zat yang ditambahkan dalam
makanan maupun minuman, yang bersifat kimiawi yang bisa merusak organ
Dalam hal makanan, zat pewarna sintetis mengandung zat kimia aktif di
mana lama kelamaan akan menghancurkan saraf dan sel-sel. Oleh karena itu,
dilarang sebagaimana dalam kaidah: Selain wajib menjaga diri, setiap manusia
wajib menjaga diri dari perbuatan yang merusak keselamatan jiwa orang lain,
dimana kaidah yang diambil dari sebuah ayat al-Quran dari surah al-Araf (7) 55
dan surah al-Qasas (28) 77 (Djazuli, 2006). Atau yang lebih dikenal dari kaidah
ini dari hadis Nabi Muhammad SAW. yang diriwayatkan oleh Ibnu Malik,
berkaitan dengan kaidah tersebut, Syekh Ali Tantawi mengatakan bahwa segala
sesuatu yang buruk, kotor atau merusak baik kepada diri sendiri maupun orang
adalah salah satu tambahan untuk meningkatkan nilai keuntungan penjual, namun
hal ini tidak dibenarkan karena mengandung unsur penipuan (Mahran, 2006).
59
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Ciputat tentang analisis kandungan zat pewarna sintetis pada makanan dan
1. Terdapat zat pewarna sintetis pada makanan jajanan sebesar 22% dan
2. Jenis zat pewarna sintetis yang ditemukan pada makanan dan minuman
Eritrosin, Orange SS, Brilliant blue FCF, Auramin, Ponceau SX, Guinea
brown, Formyl violet, dan Rose Bengal. Namun, 6 jenis zat pewarna sintetis
Sunset yellow FCF, Amaranth dan Eritrosin merupakan zat pewarna sintetis
60
7.2 Saran
diantaranya adalah:
sekolah.
1. Untuk para orangtua, agar dalam pemilihan produk makanan yang tidak
berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti
pewarna tekstil.
61
3. Agar teliti dalam memilih makanan maupun minuman jajanan terutama
62
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 2008. Monitoring dan Verifikasi
Profil Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Nasional. Dipublikasikan
melalui FoodWatch Volume I/2009
Baliwati YF, Roosita K., 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya
Basith, Muhammad Sayyid Abdul. 2004. Rahasia Kesehatan Nabi , cet. I, Solo:
Tiga Serangkai
63
, 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan
Jakarta: Bumi Aksara. Edisi kedua, hlm 71
deMan, John M. 1980. Principles Of Food Chemistry. New York: Van Nostrand
Reihold Company.
. Kimia Makanan Edisi Kedua. Penerjemah: Prof. Dr. Kosasih
Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. 1997: 238, 253, 280 282, 487
491, 520 529.
Departemen Kesehatan RI. 1998. Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan (BTM)
Departemen Agama RI, 1971. Al-Quran dan Tafsirannya. Semarang: Toha Putra
Dewan Ketahanan Pangan dan World Food Programe. 2009. Peta Ketahanan dan
Kerentanan Pangan Indonesia. Jakarta.
Djazuli, H.A. 2006. Kaidah-Kaidah Fiqh, cet. I, Jakarta: Kencana Perdana Media
Grup
Firdaus, A., dan Winarti Sri, 2010. Stabilitas Warna Merah Ekstrak Bunga Rosela
untuk Pewarna Makanan dan Minuman, dalam Jurnal Teknologi
Pertanian (Vol.11, No. 2, Agustus 2010), hlm 78
Gardjito, M., Murdiati, A., dan Aini, N. 2006. Mikroenkapsulasi -karoten Buah
Labu Kuning dengan Enkapsulan Whey dan Karbohidrat. Jurusan TPHP
Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Yogyakarta.
Ghazali, Imam. 1989. Halal dan Haram, ahli bahasa: M.A. Asyhari, t.t.p: Bintang
Remaja
64
Hidayat, Nur dan Anis Saati. 2006. Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Trubus
Agrisarana
Hughes, Christopher. 1987. The Additivies Guide. Great Britain: C.C. Hughes
Kurniawati, Ika Y. 2009. Mengenal Zat Adiktif Makanan. Jakarta : Sinar Cemerlang
Kusnandar, dkk. 2008. Teknologi Proses Produksi Minuman Nata de Coco dalam
Cup. www.unhas.ac.id, diakses 29 Desember 2014
Muhammad, Syekh Fauzi. 1997. Hidangan Islam, cet. I, Jakarta: Gema Insani Press
Moutinho., I.L.D., Bertges., L.C., Asses, R.V.C., (2007), Prolonged use of Food
Dye Tartazin (FD & C Yellow No. 5) and its Effect on the Gastric
Mucosa of Wistar Rats, Braz. Journal Biology 67(1): 141-145.
Nuraini, Heny, 2007. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal.
Qultum Media, Jakarta
Pitojo, Setijo dan Zumiati. 2009. Pewarna Nabati Makanan, Yogyakarta: Kanisius
Qadrawi, Syekh Muhammad Yusuf. 1993. Halal dan Haram Dalam Islam, ahli
bahasa, H. Muammaly Hamidy, t.t.p: PT. Bina Ilmu
65
Retno, Lestari A. 2012. Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan (Tartazine).
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Syah.et al. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor:
Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB
Tantawi, Syaikh Ali. 1998. Fatwa-Fatwa Poouler Ali Thanthawi, ahli bahasa Tim
Penerjemah Intermedia, cet. I, Solo: Era Intermedia, Rajab 1491H
Tyas ES. 2009. Gambaran perilaku jajan murid sekolah dasar di Jakarta. Jurnal
Psikobuana Fakultas Atmajaya Jakarta
Usmiati S. dan Yuliani, 2004. Pemanis Alami dan Buatan untuk Kesehatan. Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri 10 (1): 13 17.
Wahyuni, Sunarsih Tri. 2003. Identifikasi Zat Warna Sintetis Dalam Saos Tomat
yang Beredar di Pasar Johar Kota Semarang. Undergraduate thesis,
Diponegoro University. http://eprints.undip.ac.id/10896/, diakses tanggal
14 Oktober 2014
Winarno, FG. 1997. Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
66
,2004. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
67
LAMPIRAN 1
FOTO
1. Proses pemasakan
sampel makanan
pada produk daging
olahan.
2. Proses pemasakan
sampel minuman
pada produk sirop
No. Gambar Keterangan
3. Proses pemasakan
sampel makanan
pada saus sambal
dan saus kacang
4. Proses pemasakan
sampel makanan
pada produk
tepung olahan
No. Gambar Keterangan
5. Pengadukan
sampel minuman.
6. Beberapa sampel
makanan produk
tepung olahan
seperti bakso dan
sosis.
No. Gambar Keterangan
7. Beberapa
sampel
minuman
produk sirop
seperti sirop
hijau dan produk
es seperti es teh
manis, es susu
coklat.
8. Perubahan
warna pada serat
wool yang
ditetesi HCL
pekat, H2SO4,
NaOH 10% dan
NH4OH
No. Gambar Keterangan
9. Proses
penimbangan
sampel makanan.
11. Pemeriksaan
sampel saus yang
diberi HCL
pekat, H2SO4,
NaOH 10% dan
NH4OH
12. Pemeriksaan
sampel minuman
yaitu es
strawbrry, susu
coklat dan susu
coklat III yang
diberi HCL
pekat, H2SO4,
NaOH 10% dan
NH4OH
No. Gambar Keterangan