a. Definisi
Polio, kependekan dari poliomyelitis, adalah penyakit yang dapat merusak sistem saraf dan
menyebabkan paralysis. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 2 tahun.
Infeksi virus ini mulai timbul seperti demam yang disertai panas, muntah dan sakit otot. Kadang-
kadang hanya satu atau beberapa tanda tersebut, namun sering kali sebagian tubuh menjadi lemah
danlumpuh (paralisis). Kelumpuhan ini paling sering terjadi pada salah satu atau kedua kaki. Lambat
laun, anggota gerak yang lumpuh ini menjadi kecil dan tidak tumbuh secepat anggota gerak yang lain.
Poliomielitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel
anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan intimotorik batang otak, dan akibat kerusakan
bagian susunan syaraf tersebut akanterjadi kelumpuhan serta autropi otot. Poliomielitis atau polio,
adalah penyakit paralysis atau lumpuh yangdisebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah
virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus
ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralysis).
b. Etiologi
Virus masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak didalam tenggorokan dan saluran
pencernaan,lalu diserap dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan getah bening
Resiko terjadinya Polio:
a) Belum mendapatkan imunisasi
b) Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan polio
c) Usia sangat muda dan usia lanjut
d) Stres atay kelehahan fisik yang luar biasa(karena stress emosi dan fisik dapat melemahkan system
kekebalan tubuh).
c. TANDA DAN GEJALA :
Poliomyelitis terbagi menjadi empat bagian yaitu:
a).Poliomyelitis asimtomatis
Gejala klinis : setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh
cukup baik,maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
b).Poliomyelitis abortif
Gejala klinisnya berupa panas dan jarang melibihi 39,5 derajat C,sakit tenggorokkan,sakit
kepala,mual,muntah,malaise,dan faring terlihat hiperemi.Dan gejala ini berlangsung beberapa hari.
Khas dari bentuk ini adalah adanya nyeri dan kaku otot belakang leher,tulang tubuh dan
anggota gerak.Dan gejala ini berlangsung dari 2-10 hari.
Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
1. demam sedang
2. sakit kepala
3. kaku kuduk
4. muntah
5. diare
7. rewel
d).Poliomyelitis paralitik
Gejala klinisnya sama seperti poliomyelitis non paralitik.Awalnya berupa gejala abortif diikuti
dengan membaiknya keadaan selama 1-7 hari.kemudian disusun dengan timbulnya gejala lebih berat
disertai dengan tanda-tanda gangguan saraf yang terjadi pada ekstremitas inferior yang terdapat pada
femoris,tibialis anterior,peronius.sedangkan pada ekstermitas atas biasanya pada biseps dan triseps.
Poliomielitis paralitik
2. sakit kepala
5. onsetnya cepat
11. sembelit
16. ngiler
k. Penularan
Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran
pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
l. Pencegahan
Cara pencegahan dapat dilalui melalui :
1. Imunisasi
2. jangan masuk daerah endemis
3. jangan melakukan tindakan endemis
Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak lainnya. Ibu harus mencuci tangan
setiap kali menyentuhnya. Perlindungan terbaik terhadap polio ialah dengan memberikan vaksin
polio/pemberian kekebalan.
Seorang anak yang cacat akibat polio harrus makan makanan bergizi dan melakukan gerak badan
untuk memperkuat otot-ototnya. Selama tahun pertama, sebagian kekuatan dapat pulih kembali.
Bantulah anak agar belajar berjalan sebaik-baiknya, pasanglah 2 buah tiang, sebagai penyangga
dan kemudian buatkan tongkat penopang. Cegah Virus Polio dengan Vaksinasi
Hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatan penyakit polio. Yang paling efektif hanyalah
pencegahan dengan cara imunisasi. Kasus penyakit polio di Sukabumi, Jawa Barat,sangat mengejutkan
pemerintah dan masyarakat. Penyakit yang diakibatkan infeksi virus ini jelas mencemaskan para orang
tua yang punya anak balita karena begitu mengerikan dampak buruk yang bisa ditimbulkan.
Sayangnya lagi, hingga saat ini belum ditemukan cara pengobatannya. Yang paling efektif hanyalah
pencegahan dengan cara imunisasi. Virus polio (poliomyelitis) sangat menular dan tak bisa
disembuhkan. Virus ini menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan sistem saraf) dan bisa
menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen dan kelumpuhan total dalam hitungan jam saja.
Bahkan sekitar 10-15 persen mereka yang terkena polio akhirnya meninggal karena yang diserang
adalah otot pernapasannya.
Virus polio terdiri atas 3 tipe (strain), yaitu tipe 1 (brunhilde), tipe 2 (lanzig) dan tipe 3 (Leon).
Tipe 1 seperti yang ditemukan di Sukabumi adalah yang paling ganas (paralitogenik) dan sering
menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah. Sedangkan tipe 2 paling jinak
m. Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik. Diberikan obat simtomatis dan suportif. Istirahat total jangan
dilakukan terlalu lama, apabila keadaan berat sudah reda. Istirahat sangat penting di fase akut, karena
terdapat hubungan antara banyaknya keaktifan tubuh dengan berat nya penyakit.
Poliomielitis Abortif
a. Cukup diberikan analgetika dan sedatifa, untuk mengurangi mialgia atau nyeri kepala,
b. Diet yang adekuat dan
c. Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari, sebaiknya aktivitas yang berlebihan dicegah
selama 2 bulan, dan 2 bulan kemudian diperiksa sistem neuroskeletal secara teliti untuk mengetahui
adanya kelainan.
Poliomielitis nonparalitik
a) Sama seperti tipe abortif, Pemberian analgetik sangat efektif
b) Selain diberi analgetika dan sedatifsangat efektif. Bila diberikan bersamaan dengan kompres
hangat selama 15 30 menit, setiap 2 4 jam, dan kadang kadang mandi air panas juga membantu
Poliomielitis Paralitik
a. Membutuhkan perawatan di rumah sakit.
b. Istirahat total minimal 7 hari atau sedikitnya sampai fase akut dilampaui
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d. Perubahan posisi penderita dilakukan dengan penyangga persendian tanpa menyentuh otot dan
hindari gerakan menekuk punggung.
e. Fisioterapi, dilakukan sedini mungkin sesudah fase akut, mulai dengan latihan pasif dengan maksud
untuk mencegah terjadinya deformitas.
f. Akupunktur dilakukan sedini mungkin
g. Interferon diberikan sedinini mungkin, untuk mencegah terjadinya paralitik progresif.
b. Selama fase akut dan berat, dilakukan drainase postural dengan posisi kaki lebih tinggi (20- 25),
Muka pada satu posisi untuk mencegah terjadinya aspirasi, pengisapan lendir dilakukan secara teratur
dan hati hati, kalau perlu trakeostomi.