Anda di halaman 1dari 9

Ni Luh Sustiawati (Kontribusi Seni Tari...

) Volume
MUDRA26, Jurnal
NomorSeni
2, Juli 2011
Budaya
p 126-134
ISSN 0854-3461

Kontribusi Seni Tari Nusantara


dalam Membangun Pendidikan Multikultur

Ni Luh Sustiawati

Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar, Indonesia
E-Mail : sustiawati@isi-dps.ac.id

Seni tari nusantara merupakan suatu ensiklopedi etnis yang menyimpan segala sesuatu yang dianggap penting
oleh masyarakat pendukungnya. Seni tari nusantara sarat akan pesan-pesan filosofis, baik aspek spiritual,
moral, dan sosial dari komunitasnya. Usaha diseminasi seni tari nusantara untuk anak-anak Indonesia melalui
kegiatan penciptaan dan pementasan kolaborasi akan dapat meningkatkan apresiasi mereka terhadap seni
budaya nusantara. Oleh karena itu sebagai anak bangsa, peserta didik sudah selayaknya mengetahui khazanah
kesenian tradisi bangsanya sendiri. Dengan demikian, apresiasi terhadap seni tari nusantara ini diharapkan
membantu peserta didik mengenal jati dirinya dan sekaligus memahami pluralitas identitas bangsanya. Pada
gilirannya, mereka akan mampu menghormati perbedaan dan keanekaragaman, dan secara arif menerima
realitas pluralitas budaya masyarakat Indonesia. Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat untuk
membangun kesadaran multikulturalisme dimaksud. Karena, dalam tataran ideal, pendidikan seharusnya
bisa berperan sebagai juru bicara bagi terciptanya fundamen kehidupan multikultural yang terbebas dari
kooptasi negara. Hal itu dapat berlangsung apabila ada perubahan paradigma dalam pendidikan, yakni
dimulai dari penyeragaman menuju identitas tunggal, lalu ke arah pengakuan dan penghargaan keragaman
identitas dalam kerangka penciptaan harmonisasi kehidupan. Pendidikan bukan hanya sebagai pusat belajar
dan mengajar dalam pengertianintellectual development (perkembangan intelektual) tetapi harus pula
merupakan pusat penghayatan dan pengembangan budaya, baik budaya lokal maupun budaya nasional,
bahkan budaya global.

The Contribution of Archipelago Dance


in Building the Multicultural Education

The archipelago dance is an encyclopedia of ethnic archipelago that holds all things that are important
considered by the community of supporters. Archipelago dance full of philosophical messages, both aspects
of spiritual, moral, and social development of their communities. Operating nationwide dissemination of
dance for the children of Indonesia through the creation and staging of collaboration will be able to increase
their appreciation of art and culture of the archipelago. Therefore, as children of the nation, students already
should know the art treasures of the tradition of nation. Thus, the appreciation of dance arts of the archipelago
is expected to help learners know his true identity and also understanding the identity of the nations
plurality. In turn, they will be able to respect difference and diversity, and be wise to accept the reality of
cultural plurality of Indonesian society. Education is the most appropriate vehicle to build awareness of
multiculturalism meant. Because, in the ideal level, education should be able to act as a spokesman for
the creation of fundamentalist multicultural life that is free of state cooptation. It may take place if there
is a paradigm shift in education, which starts from the uniform to a single identity, then the direction of
recognition and appreciation of diversity of identity within the framework of harmonization creation of
life. Education is not just as a center of learning and teaching in the sense of intellectual development
(intellectual development), but must also be a center of cultural appreciation and development, both local
culture and national culture, and even global culture.

Keywords:
The archipelago dance, local culture, and nation culture.

126
Volume 26, 2011 MUDRA Jurnal Seni Budaya

Sebagai bangsa yang mempunyai keragaman budaya Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang
yang diikat dalam semangat Bhineka Tunggal Yudhoyono mengingatkan Indonesia masih perlu
Ika, bangsa Indonesia dituntut untuk mampu melakukan revitalisasi seni dan budaya. Dikatakan,
mengelola keragaman atau pluralitas itu secara baik. citra luhur seni dan budaya bangsa memerlukan
Pengelolaan keragaman secara tepat, adalah kondisi etos kebangsaan, semangat kebersamaan dan kultur
yang bisa memberikan kontribusi kondusif bagi keunggulan sebagai bentuk investasi kultural di masa
usaha memperkokoh dan memperkuat semangat depan. Investasi budaya adalah investasi jangka
persatuan dan kebangsaan dalam bingkai Bhineka panjang, namun tetap efekif dan prospektif karena
Tunggal Ika, khususnya dalam semangat dan usaha yang disegarkan, dimekarkan, dan digetarkan adalah
membangun bangsa guna mewujudkan kehidupan totalitas dari fondasi kemanusiaan yang mencakup
yang damai sejahtera. pikiran, kreativitas, kebanggaan, dan martabat
bangsa yang dipersembahkan bagi kesejahteraan
Pada pidato pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) dan perdamaian dunia (Bali Post, 18/6/2006).
ke-28, Sabtu 17 Juni 2006 di depan Monumen
Perjuangan Rakyat Bali Niti Mandala Renon Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat
Denpasar, Presiden Republik Indonesia Susilo untuk membangun kesadaran multikulturalisme
Bambang Yudhoyono menegaskan kebudayaan dimaksud. Karena, dalam tataran ideal, pendidikan
merupakan bagian mendasar dari kehidupan setiap seharusnya bisa berperan sebagai juru bicara
orang dan setiap kelompok masyarakat. Deklarasi bagi terciptanya fundamen kehidupan multikultural
UNESCO tentang Cultural Diversity (keragaman yang terbebas dari kooptasi negara. Hal itu dapat
budaya) memberi rumusan bahwa keragaman berlangsung apabila ada perubahan paradigma
kebudayaan merupakan bagian integral dari hak dalam pendidikan, yakni dimulai dari penyeragaman
azasi manusia. Karena itu pembangunan yang menuju identitas tunggal, lalu ke arah pengakuan
diarahkan untuk pertumbuhan dan pemuliaan dan penghargaan keragaman identitas dalam
martabat manusia haruslah memiliki dimensi kerangka penciptaan harmonisasi kehidupan.
kebudayaan. Kebudayaan hanya mungkin tumbuh Seperti dikatakan Tilaar (2004) bahwa pendidikan
jika seluruh komponen masyarakat memberikan bukan hanya sebagai pusat belajar dan mengajar
ruang dan fasilitas untuk menumbuhkembangkan dalam pengertian intellectual development
kebudayaan tersebut. Ditambahkan, kebudayaan (perkembangan intelektual) tetapi harus pula
akan tumbuh sehat jika sejalan dengan karakter merupakan pusat penghayatan dan pengembangan
masyarakatnya yang khas, yang tidak seragam budaya, baik budaya lokal maupun budaya
disetiap kelompok. Dengan karakter, lingkungan nasional, bahkan budaya global. Oleh sebab itu
alam dan kebudayaan yang khas di masing-masing program-program pertukaran budaya lokal perlu
kelompok masyarakat akan melahirkan keragaman dikembangkan demikian pula sumber-sumber
kebudayaan yang berbeda, unik dan menarik (Bali pengenalan tersebut seperti buku-buku, media
Post, 18/6/2006). massa, program-program televisi yang menjanjikan
kegiatan-kegiatan kebudayaan lokal, nasional,
Keanekaragaman budaya ini dapat mewujudkan dan global perlu ditingkatkan. Kerja sama dengan
masyarakat multikultural, apabila warganya dapat pusat-pusat kebudayaan seni dan budaya lokal
hidup berdampingan, toleran dan saling menghargai. perlu dipupuk oleh lembaga-lembaga pendidikan.
Nilai budaya tersebut bukan hanya sebuah wacana, Dengan demikian akan lahirlah proses pendidikan
tetapi harus menjadi patokan penilaian atau pedoman sebagai proses pembudayaan.
etika dan moral dalam bertindak yang benar dan
pantas bagi orang Indonesia. Nilai tersebut harus Pendidikan yang mengakui dan menghormati adanya
dijadikan acuan bertindak, baik dalam bidang keragaman budaya disebut dengan pendidikan
sosial, ekonomi, politik maupun dalam tindakan multikultural. Makna pendidikan multikultural
individual. Keragaman diharapkan menjadi dasar adalahpendidikan untuk/tentang keragaman
pemersatu bangsa Indonesia, mengingat bangsa kebudayaan dalam merespon perubahan demografi
Indonesia memiliki keragaman etnis dengan pola dan kultural lingkungan masyarakat tertentu atau
tradisi idealisme yang berbeda-beda, yang dapat bahkan dunia secara keseluruhan (Azra, 2002:
mengancam keutuhan bangsa.
Oleh sebab itu 10). Tujuannya adalah menanamkan tiga sub

127
Ni Luh Sustiawati (Kontribusi Seni Tari...) MUDRA Jurnal Seni Budaya

nilai: a) menegaskan identitas kultural seseorang, Ilmu pengetahuan tidak bisa ditonjolkan sebagai
mempelajari, dan menilai warisan budaya seseorang; unsur kebudayaan Nasional Indonesia, karena ilmu
b) menghormati dan berkeinginan untuk memahami pengetahuan sekarang bersifat universal. Religi dan
dan belajar tentang (dan dari) kebudayaan- agama sulit juga untuk dengan sengaja menurut sifat-
sifatnya khas Indonesia. Agama adalah titah Tuhan
kebudayaan selain kebudayaannya; dan e) menilai
(Kuntjaraningrat, 1987: 101).
dan merasa senang dengan perbedaan-perbedaan itu
sendiri. Perbedaan-perbedaan tidak saja dihargai,
Keragaman bentuk dan sifat kesenian yang
melainkan diberikan ruang untuk tumbuh dan
muncul serta dapat kita warisi hingga saat ini
berkembang dalam konteks kesederajatan (Blum,
sebagai ekspresi dari masyarakat pendukungnya
2001). Di lembaga pendidikan inilah peserta didik
mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa
mula-mula diperkenalkan kepada budaya yang
yang tidak ternilai harganya. Hassan (1989)
dimiliki oleh keluarganya atau masyarakatnya.
mengatakan bahwa kesenian di Indonesia yang
Dengan demikian dikembangkanlah apresiasi
berciri kebhinekaan merupakan kekayaan yang
terhadap budaya lokal, hak asasi manusia, dan
tiada taranya. Mungkin orang berkata bahwa
menumbuhkan the need of recognition (kebutuhan
dalam hal ilmu dan teknologi kita masih tertinggal
akan pengakuan) dari masing-masing individu.
dibandingkan dengan perkembangan mutakhir; tapi
Pengenalan terhadap budaya lokal tentunya
mustahil ungkapan itu diterapkan dalam kehidupan
diperluas dengan pengenalan budaya-budaya yang
kesenian kita. Realitas ini sudah tentu merupakan
lain di sekitarnya, di kabupaten atau pun di provinsi
kekayaan yang secara terus-menerus perlu dibina
tertentu, dan pada akhirnya kebudayaan nasional.
dan dikembangkan, sehingga dapat dijadikan sebagai
pemberi identitas dan perekat sesuai dengan tujuan
KESENIAN DAN PENDIDIKAN
yang hendak dicapai oleh bangsa ini. Sedemikian
MULTIKULTUR
pentingnya seni sebagai bagian dari aset budaya
bangsa sehingga pemerintah Indonesia memberikan
Kesenian
dukungan penuh adanya program-program yang
Seperti kita ketahui, bahwa kebudayaan nasional
dapat memajukan kebudayaan. Hal ini tercermin
Indonesia, bisa memberi rasa kepribadian bangsa
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 yang
Indonesia sebagai suatu keseluruhan dan sebagai
berbunyi pemerintah memajukan kebudayaan
suatu kesatuan nasional. Maka dari itu kebudayaan
nasional Indonesia. Begitu pula Ki Hajar Dewantara
nasional Indonesia harus memiliki sifat khas
dengan sebutan Bapak Pendidikan Nasional,
dan memberi kebanggaan kepada semua orang
dengan sistem pendidikan yaitu sistem among,
Indonesia, oleh karena itu ia harus bermutu amat
tujuan pendidikannya adalah 1) meningkatkan
tinggi. Koentjaraningrat menyebutkan bahwa dari
kemandirian; 2) menumbuhkan semangat dan
unsur-unsur kebudayaan yang universal yaitu 1)
rasa kebangsaan; dan 3) berakar pada kebudayaan
sistem teknologi; 2) sistem mata pencaharian hidup;
nasional. Dapat dikatakan bahwa kebudayaan
3) sistem kemasyarakatan; 4) bahasa; 5) sistem
merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan
pengetahuan; 6) religi; dan 7) kesenian, memang
suatu bangsa (dalam Hassan, 1989).
hanya satu diantara ketujuh unsur kebudayaan itu
bisa dikembangkan secara khusus, yaitu kesenian.
Pada dasarnya kesenian dapat digolongkan menjadi
Hal ini dapat disimak dari pernyataannya sebagai
empat kelompok utama, yaitu 1) seni pertunjukan;
berikut:
Adalah sulit untuk mengembangkan suatu sistem
2) seni rupa; 3) seni media rekam; dan 4) seni sastra
teknologi khas ala Indonesia dalam abad elektronik (Bandem dan Sal Murgiyanto, 1996: 1). Masing-
dan atom ini, karena dalam lapangan itu bangsa masing kelompok memliki ciri-ciri atau karakteristik
Indonesia sudah terlampau terbelakang. Sulit juga tersendiri yang membedakannya antara kelompok
untuk mengembangkan suatu sistem ekonomi seni yang satu dengan yang lainnya. Adapun ciri-
berkepribadian ala Indonesia, karena bangsa ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Indonesia terlampau miskin untuk dapat berhasil a. Seni pertunjukan adalah seni yang ekspresinya
dalam suatu usaha seperti itu. Bahasa tentu merupakan dilakukan dengan jalan dipertunjukan, karenanya
alat jitu untuk mengembangkan rasa identitas seni ini bergerak dalam ruang dan waktu. Oleh
Indonesia, sebaliknya sulit untuk dipakai sebagai
sebab seni pertunjukan bergerak dalam ruang
alat untuk meninggikan rasa kebanggaan bangsa.

128
Volume 26, 2011 MUDRA Jurnal Seni Budaya

dan waktu, maka ia merupakan seni yang sesaat, Lewat pengamatan terhadap bentuk dan geraknya,
seni yang tidak awet dan hilang berlalu setelah kita dapat belajar mengenal keragaman budaya tari
seni itu dipentaskan.
Seni pertunjukan meliputi dari berbagai kelompok masyarakat yang tersebar
seni tari, seni musik, seni pencak silat, dan seni di berbagai pelosok dunia, termasuk di Nusantara
drama (teater). ini. Lihatlah misalnya tarian dari Papua dengan
b. Seni rupa adalah seni yang ekspresinya tertuang hentakan-hentakan kaki yang kuat; tarian dari Bugis
ke dalam dua dan tiga dimensi, dan bentuk seni (Pakarena) dengan gerakan yang sangat lambat;
mempunyai rupa (visual) dan lazimnya bersifat tarian dari Aceh yang mengutamakan kekompakan
statis. Wujud seni rupa meliputi seni lukis, seni kelompok seperti dalam tari Saman; tarian dari
patung, seni grafis, seni kriya, seni reklame, Minangkabau yang banyak mengandung gerakan-
seni arsitektur, dan seni dekorasi. gerakan pencak silat; tari Jawa dengan gerakan
c. Seni media rekam adalah seni audio visual yang mengalir seolah tanpa titik henti; tari Bali dengan
wujudnya dihasilkan oleh adanya rekaman seni dasar posisi tubuhnya ynag meliuk asimetris dan
dengan menggunakan alat-alat elektronik. Seni sebagainya.
media rekam meliputi film, video, dan seni
audio komputer lainnya. Pembelajaran seni tari adalah sebuah strategi atau
d. Seni sastra adalah karya tulis yang jika cara untuk mengubah atau membentuk sikap siswa
dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki dari kondisi alami menjadi sikap atau kondisi
berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, yang memahami tentang fungsi fisik, mental
keartistikan, keindahan dalam isi dan dan memahami kondisi sosial yang berkembang
ungkapannya. Seni sastra meliputi: puisi, dilingkungannya. Seperti yang dikatakan Kihajar
roman, cerita pendek, epik, lirik, termasuk juga Dewantara dalam kurikulum pendidikan seni
seni resitasi di Taman Siswa (dalam Hasan, 1989) fungsi
pendidikan tari ditujukan kepada 1) halusnya budi;
2) cerdasnya otak; dan 3) sehatnya badan. Ketiga
Seni Tari usaha itu akan menjadikan lengkap dan larasnya
Selama berabad-abad tari dipertunjukkan pada hidup manusia di dunia. Hasil penelitin yang telah
berbagai konteks sosial, seperti yang berkaitan dilakukan Cote (2006) menyebutkan bahwa studi
dengan upacara (ritual), hiburan umum, festival, tentang tari sebagai seni merupakan hal yang
propaganda produk, kampanye politik, dan lain-lain. penting dalam lingkungan pendidikan, karena hal
Tari dikenal sejak mengenal peradaban. Beberapa tersebut dapat memenuhi mandat pendididikan
sumber tertulis menjelaskan bahwa tari telah yaitu pendidikan holistik dan pembelajaran seumur
berperan penting sejak zaman pra-sejarah. Data-data hidup. Secara tradisional teknik tari merupakan
arkeologis menunjukkan adanya gambar-gambar latihan yang bersifat keterampilan saja. Tetapi
manusia sedang menari yang terdapat di dinding- sesungguhnya bukan hal itu saja. Contoh membuat
dinding goa. Budaya menari hidup dan berkembang tarian mensyaratkan keterampilan berpikir kreatif
di dalam berbagai kelompok masyarakat, dan dan kritis; dimana kelompok kreator ditantang untuk
inilah yang nampaknya melahirkan taria-tarian berkomunikasi dan mengembangkan keterampilan
tradisi hingga kini. Tradisi menari, yang mulanya kolaborasi serta menanamkan rasa hormat satu
hanya diperuntukkan bagi kepentingan ritus sosial sama lain.
dan keagamaan, kemudian berkembang menjadi
suatu seni pertunjukan. Oleh sebab itu, tari sebagai Menurut Hidayat (2005:15) bahwa fungsi tari dalam
bagian dari kebudayaan manusia dengan mudah pendidikan seni dapat diperinci dalam 8 ranah yang
dapat dijumpai di berbagai belahan bumi ini, dalam meliputi:
berbagai bentuk dan fungsinyya. a. Seni tari sebagai media pengenalan fungsi
mekanisasi tubuh. Perkembangan siswa diperlu-
Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang kan pengenalan tentang fungsi mekanisasi
dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia tubuh, sehingga siswa tidak akan merasa asing
ekspresif yang bertujuan, ditetapkan secara kultural, akan anggota tubuhnya, seperti kaki, tangan,
mengandung ritme, mengandung nilai estetika, kepala, dan persendiannya.
dan memiliki potensi simbolik (Hidayat, 2005:8).

129
Ni Luh Sustiawati (Kontribusi Seni Tari...) MUDRA Jurnal Seni Budaya

b. Seni tari sebagai media pembentukan tubuh. Seni h. Seni tari sebagai media pemahaman nilai
tari memungkinkan anak-anak dapat tumbuh budaya. Upaya agar siswa dapat mengenali nilai
dan berkembang secara wajar. Pengaktifan diri budaya tidak cukup hanya dengan membaca
terhadap sistem mekanisme ragawi dan juga atau diberi penjelasan saja, tetapi mereka
stamina dimungkinkan agar anak-anak meng- juga dimungkinkan untuk dapat berpartisipasi
alami pertumbuhan yang wajar. dengan cara berperan aktif merasakan secara
c. Seni tari sebagai media sosialisasi diri. Seni tari fisikal atau melalui empatinya.
tidak baik diajarkan secara individual, karena
tidak akan mencapai hasil yang bermanfaat bagi Pendidikan Multiluktur
pertumbuhan sosial anak. Maka yang paling Informasi mengenai budaya lokal merupakan
baik adalah mengajarkan tari secara klasikal, titik tolak dari pengembangan sikap multikultural
artinya akan terjadi sebuah proses kebersamaan, dari generasi muda. Bagian penting dari sistem
menumbuhkan sikap tenggang rasa, memahami pendidikan yang berwawasan multikultur adalah
peran, dan bertanggung jawab, sehingga anak bagaimana menumbuhkan sensitivitas siswa akan
dapat membawa diri dalam pergaulan. kekayaan budaya masyarakat yang bersifat plural.
d. Seni tari sebagai media prinsip ilmu pasti-alam. Hal ini dapat dilakukan oleh sekolah dengan cara
Secara mendasar ilmu alam didasarkan pada memecah kantung-kantung kebudayaan siswa
dua hal, yaitu nilai ruang dan waktu. Nilai ruang dan memperluas perspektif budaya mereka. Hal
menjadi semakin kongkrit jika ada ukuran, ini bertujuan merubah keseluruhan lingkungan
berat, isi dan bangunan-bangunan tertentu. pendidikan sehingga mampu untuk mempromosikan
Sementara waktu mempunyai kodrat yang penghargaan kepada kelompok-kelompok budaya
bersifat matematis. Melalui kegiatan menari lainnya dan memungkinkan seluruh kelompok-
membuat siswa memiliki sensitivitas tentang kelompok budaya untuk mengalami kesamaan
realitas dan non realitas. dalam memperoleh kesempatan pendidikan
e. Seni tari sebagai media menumbuhkan ke- (Banks, 1979: 238-239). Lebih lanjut Banks
pribadian. Seni tari sebagai kegiatan sosial (1979) menjelaskan, bahwa pendidikan multikultur
menempatkan individu dalam kerangka keber- memiliki beberapa dimensi yang saling berkaitan
samaan, atau dalam pribadi yang mandiri. Anak- satu dengan yang lain, pertama, content integration,
anak selalu dituntut mampu mengontrol dirinya, yaitu mengintegrasikan berbagai budaya dan
tetapi juga mampu bekerja sama dengan orang kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar,
lain. Maka keyakinan akan kemampuan pribadi, generalisasi dan teori dalam atau pelajaran/disiplin
dan ketergantungan pada orang lain dapat dibina ilmu. Kedua, the knowledge construction process,
secara simultan. yaitu membawa siswa untuk memahami implikasi
f. Seni tari sebagai media pengenalan karakteristik budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin).
(perwatakan). Manusia sebenarnya memiliki Ketiga, an equity paedogogy, yaitu menyesuaikan
bakat duplikasi, yaitu menirukan sejumlah per- metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam
watakan, mulai dari karakter manusia, hewan, rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa
maupun sifat-sifat benda tertentu. Seni tari yang yang beragam baik dari segi ras, budaya, (culture)
di dalamnya terkait dengan aspek imitasi menjadi ataupun sosial (social). Keempat, prejudice
sebuah media yang memberikan kesadaran reduction, yaitu mengidentifikasi karakteristik ras
berkelanjutan pada anak-anak, bahwa meniru siswa dan menentukan metode pengajaran mereka.
adalah sebuah cara belajar, cara memahami Kemudian, melatih kelompok untuk berpartisipasi
sesuatu diluar dirinya. dalam kegiatan olah raga, berinteraksi dengan
g. Seni tari sebagai media komunikasi. Seni tari seluruh staf dan siswa yang berbeda etnis dan ras
memberikan peluang kepada anak-anak untuk dalam upaya menciptakan budaya akademik yang
menyatakan kegembiraan atau perasaan yang toleran dan inklusif. Asumsi dasar dari pendidikan
dialaminya melalui bahasa ragawi. Bahasa yang berwawasan multikultur adalah bagaimana
ragawi dapat mengkomunikasikan gagasan- kelompok-kelompok etnik yang beragam dapat
gagasan budaya, nilai-nilai dan tema-tema pada menentukan sendiri budaya asli mereka yang
cerita-cerita yang bersifat naratif atau dramatik. mereka miliki, serta pada saat yang bersamaan dapat
menjadi multikultural.

130
Volume 26, 2011 MUDRA Jurnal Seni Budaya

Beberapa strategi program pendidikan yang Pendidikan Seni diberikan di sekolah karena
berwawasan multikultur sesuai dengan maksud keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan
diadakannya yakni memberikan perspektif terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik,
multikultur kepada siswa/masyarakat, yaitu 1) yang terletak pada pemberian pengalaman estetik
Belajar bagaimana dan di mana menentukan tujuan, dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
informasi yang akurat tentang kelompok-kelompok berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan
kultur yang beragam; 2) Identifikasi serta periksalah seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang
aspek-aspek positif dari individu-individu atau seni. Sebagaimana tertuang dalam Panduan
kelompok-kelompok etnik yang berbeda; 3) Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya
Belajarlah toleran untuk keberagaman melalui Sekolah Menengah Pertama (
Direktoral Jenderal
eksperimentasi di dalam sekolah dan kelas dengan Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2006:
praktik-praktik dan kebiasaan yang berlainan; 4) 2) bahwa pendidikan seni sebagai mata pelajaran di
Dapatkan jika memungkinkan pengalaman positif sekolah diberikan atas dasar pertimbangan sebagai
dari tangan pertama dengan kelompok-kelompok berikut.
budaya yang beragam; 5) Kembangkanlah 1.
Pendidikan seni memiliki sifat multilingual,
perilaku-perilaku yang empatis melalui bermain multidimensional dan multikultural. Multi-
peran (role playing) dan simulasi; 6) Praktikan lingual bermakna pengembangan kemampuan
penggunaan perspective glasses, yakni melihat mengekpresikan diri secara kreatif dengan
suatu event, babakan sejarah, atau isu-isu melalui berbagai cara dan media seperti bahasa
perspektif kelompok budaya atau jender lanilla; 7) rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai
Identifikasilah dan analisislah stereotip-stereotip perpaduannya. Multidimensional bermakna
budaya; dan 8) Identifikasilah seluruh kasus pengembangan beragam kompetensi meliputi
diskriminasi serta prasangka sosial yang berasal konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis,
dari kehidupan siswa sehari-hari (Martorella dalam evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan
Ainul, 2005) cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat
KONTRIBUSI SENI TARI NUSANTARA multikultural mengandung makna pendidikan
DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTUR seni menumbuhkembangkan kesadaran dan
kemampuan apresiasi terhadap beragam seni
Keberadaan seni dalam pendidikan yang difungsikan budaya nusantara dan mancanegara. Hal
sebagai sarana pendidikan, memiliki makna bahwa ini merupakan wujud pembentukan sikap
seni dimanfaatkan untuk upaya menyiapkan potensi demokratis yang memungkinkan seseorang
peserta didik bagi hari depannya. Berkaitan dengan hidup secara beradab serta toleran dalam
manfaat seni itu ada dua hal yang perlu diungkapkan, masyarakat dan budaya yang majemuk.
yaitu tentang manfaat apa yang diharapkan, dan 2. Pendidikan seni memiliki peran pembentukan
apa dari seni yang dapat dimanfaatkan. Yang di- pribadi peserta didik yang harmonis alam logika,
harapakan adalah seni untuk membantu penyiapan rasa estetis, dan artistiknya, serta etikanya dengan
peserta didik agar menjadi individu yang utuh. Utuh memperhatikan kebutuhan perkembangan anak
jiwa dan raganya, dan mampu menghadapi hari dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri
depannya di masyarakat. Apa
dari seni yang dapat atas kecerdasan emosiomal (EQ), kecerdasan
dimanfaatkan untuk misi tersebut adalah karakterisik intelektual (IQ), kecerdasan adversitas (AQ),
yang dikandung dalam seni. Suatu krakteristik yang dan kreativitas (CQ), serta kecerdasan spiritual,
spesifik, yaitu suatu ciri yang terkandung dalam dan moral dengan cara mempelajari elemen-
seni, yang membedakan antara apa yang seni dan elemen, prinsip-prinsip, proses dan teknik
apa yang bukan seni, dan ciri yang membedakan berkarya sesuai dengan nilai-nilai budaya
antara sisi seni yang dapat dimanfaatkan dan yang dan keindahan serta sesuai dengan konteks
tidak. Karakterisik itu begitu spesialnya tidak dapat sosial budaya masyarakat sebagai saran untuk
dicari penggantinya baik pengganti dari seni sendiri menumbuhkan sikap saling memahami, meng-
apalagi dari bidang lain non seni. Dengan demikian hargai, dan menghormati.
hal sisi lain seni yang dimanfaatkan yang dimaksud
adalah visi dari pendidikan seni.

131
Ni Luh Sustiawati (Kontribusi Seni Tari...) MUDRA Jurnal Seni Budaya

3. Pendidikan seni memiliki peranan dalam budaya dan tidak terasing atau tidak menjauh dari
pengembangan kreativitas, kepekaan rasa dan lingkungan budayanya sendiri; 3) menanamkan
inderawi serta kemampuan berkesenian melalui kebanggan, kecintaan, dan tanggung jawab kepada
pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui kebudayaan sendiri serta menumbuhkan sikap saling
seni, dan belajar tentang seni. menghormati; memperluas dan wawasan anak didik
4. Bidang-bidang seni seperti musik, tari, drama, mengenai nilai-nilai budaya untuk memperkokoh
teater, rupa dan media memiliki kekhasan kepribadian bangsa dan ketahanan budaya nasional
tersendiri berdasarkan kaidah keilmuan (
Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, 2004.)
masing-masing. Dalam pembelajaran mata
pelajaran pendidikan seni aktivitas menanggapi Seni tari nusantara merupakan suatu ensiklopedi
seni akan dapat menampung kekhasan etnis yang menyimpan segala sesuatu yang dianggap
tersebut yang tertuang dalam gagasan- penting oleh masyarakat pendukungnya. Seni tari
gagasan keterampilan/keahlian proses kreasi nusantara sarat akan pesan-pesan filosofis, baik
seni serta mengapresiasikan seni dengan aspek spiritual, moral, dan sosial dari komunitasnya.
cara mengilustrasikan pengalaman pribadi, Usaha diseminasi seni tari nusantara untuk anak-
mengeksplorasi (menggali) rasa, melakukan anak Indonesia melalui kegiatan penciptaan dan
pengamatan dan penelitian (mempelajari) atas pementasan kolaborasi akan dapat meningkatkan
elemen, prinsip, proses dan teknik berkarya apresiasi mereka terhadap seni budaya nusantara.
yang dikaitkan dengan nilai-nilai budaya serta Oleh karena itu sebagai anak bangsa, peserta didik
keindahan dalama masyarakat yang beragam. sudah selayaknya mengetahui khazanah kesenian
tradisi bangsanya sendiri. Dengan demikian,
Senada dengan pendapat di atas
Armstrong dan apresiasi terhadap seni tari nusantara ini diharapkan
Carmen (1990) menyatakan

secara konsep bahwa membantu peserta didik mengenal jati dirinya dan
peran pendidikan seni yang bersifat multilingual, sekaligus memahami pluralitas identitas bangsanya.
multidimensional dan multikultural pada dasarnya Pada gilirannya, mereka akan mampu menghormati
dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk kepribadian perbedaan dan keanekaragaman, dan secara arif
manusia secara utuh. Pendidikan seni berperan menerima realitas pluralitas budaya masyarakat
tidak hanya mengembangkan kemampuan manusia Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
di bidang estetika saja, tetapi dapat juga berperan pemahaman mereka terhadap kelompok etnis
dalam pengembangan kemampuan di bidang logika lain sehingga membantu meningkatkan rasa
dan etika. Pendidikan seni dengan sifat multikultural integrasi mereka sebagai bangsa yang multi etnis.
berperan mengembangkan kepekaan sosial anak, Melalui dan di dalam pendidikan seni nusantara
menanamkan kesadaran akan adanya perbedaan dan diharapkan semangat nasionalisme yang kian luntur
keanekaragaman budaya yang pada akhirnya dapat karena terkontaminasi oleh berbagai kepentingan
menjalin, menghargai, dan menumbuhkan rasa (baca SARA) kiranya dapat menjadi lem perekat
bangga terhadap keragaman budaya yang pluralis, persatuan dan kesatuan bangsa. Betapa tidak, materi
baik budaya yang dimiliki maupun budaya orang yang terkandung dalam kurikulum pendidikan seni
lain. Nusantara meliputi seni-seni tradisi yang ada dan
berkembang di setiap jiwa anak negeri ini. Melalui
Pendidikan seni nusantara yang hadir sebagai salah keunikannya, kita dapat saling menghargai dan
satu mata pelajaran alternatif tentang pendidikan seni mengapresiasi demi terwujudnya Indonesia bersatu.
di sekolah mempunyai jiwa yang suci dan memiliki Jadi, model pendekatan budaya yang ditawarkan
misi yang mulia. Tujuan pendidikan seni Nusantara oleh pendidikan seni nusantara sangat efektif bagi
tidak terlepas dari tujuan pendididikan nasional kita rekonsiliasi dan reformasi dalam pendidikan secara
dalam usaha mensukseskan pembangunan manusia umum dan dalam dunia seni secara lebih khusus.
Indonesia seutuhnya, yaitu 1) memperkenalkan Ini sesuai dengan amanat pendidikan multikultural
sejumlah nilai luhur budaya Indonesia kepada para yaitu mengakui dan menghormati adanya keragaman
pelajar, untuk dipahami dan dihayati, sehingga dapat budaya.
mengatasi goncangan budaya yang dihadapinya; 2)
menumbuhkembangkan dan menanamkan harga Ada berbagai faktor yang secara bersama-sama
diri pada anak didik supaya memiliki rasa sadar melatarbelakangi kelahiran seni tari nusantara dan

132
Volume 26, 2011 MUDRA Jurnal Seni Budaya

pendidikan multikultur, yaitu ekonomi yang ditunjang oleh kemajuan teknologi


a. Kebutuhan akan identitas diri. informasi/komunikasi, berpengaruh besar terhadap
Identitas adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh perubahan komposisi penduduk terutama di negara
seseorang, kelompok, lembaga atau bangsa lainnya, maju dan kota besar. Negara maju dan kota besar
dengan adanya ciri-ciri yang berbeda itu maka dengan berbagai fasilitas yang ditawarkannya,
akan muncul kekhasan serta keunikan tersendiri menjadi tujuan pemukiman yang menarik bagi orang
sehingga akan mampu memberikan kebanggaan yang ingin mengembangkannya ataupun sekedar
bagi pemiliknya. Seni budaya nusantara sebagai mengadu nasibnya. Gambaran komposisi penduduk
pemberi identitas maksudnya adalah melalui di kota besar, seperti yang terlihat di Jakarta
kekayaan seni budaya Indonesia kita mampu menunjukkan semakin beragamnya latar belakang
menunjukkan jati diri bangsa Indonesia di tengah budaya, ras, suku, agama, dari penduduk dan semakin
budaya global. Kekayaan seni budaya nusantara terdesaknya penduduk asli (Betawi). Perubahan
telah mampu memberikan kita sebuah kebangaan komposisi penduduk ini berdampak terhadap dunia
sebagai suatu bangsa yang berbudaya tinggi. pendidikan. Program pendidikan yang ditawarkan
Aset ini sudah sewajarnya terus kita pertahankan diharapkan seyogyanya peduli terhadap kondisi
dan kembangkan secara kreatif, sehingga dapat dan latar belakang murid. Kesadaran akan perlunya
menimbulkan rasa solidaritas baik sesama bangsa mempertimbangkan latar belakang budaya murid,
Indonesia maupun dengan bangsa lainnya di dunia. secara alamiah melahirkan pendidikan multikultural
Sejalan dengan keinginan untuk menciptakan di sekolah dan seni tari nusantara sebagai bagian
sistem kehidupan politik, sosial, dan ekonomi yang dari pendidikan multikultural.
lebih adil bagi semua, muncul pula kebutuhan
akan identitas diri bagi kelompok masyarakat yang c. Menghilangkan prasangka buruk.
selama ini kurang mendapatkan peluang untuk Disadari bahwa dalam masyarakat, terdapat
menyatakan identitas dirinya. Kebutuhan akan persepsi yang tidak valid terhadap kelompok atau
identitas diri ini disuarakan oleh budayawan dan etnis atau budaya tertentu. Ketidakvalidan persepsi
pendidik yang semakin menyadari bahwa lembaga ini diyakini akan melahirkan prasangka buruk
pendidikan mestilah menghormati warisan budaya terhadap anggota dari kelompok etnis atau budaya
muridnya dan bahwa murid mempunyai hak untuk tersebut. Hal yang keliru ini tidak seharusnya
mengetahui warisan budayanya dan membangun dibiarkan karena akan berpengaruh bagi terbukanya
rasa kebanggaan akan budaya itu. Para budayawan kesempatan bagi anggota kelompok etnis atau
dan pendidik ini mencemaskan pengaruh budaya budaya yang diprasangkai dalam mengembangkan
global yang secara sistematis menggusur budaya diri dan karirnya. Lebih jauh, hal ini akan
lokal. Kecemasan ini dapat dipahami oleh karena menciptakan ketidakharmonisan suasana pergaulan
budaya lokal memiliki keunikan masing-masing antarkelompok dalam masyarakat. Kesadaran akan
karena ia tumbuh dan berkembang sejalan dengan perlunya menghilangkan prasangka buruk terhadap
kebutuhan dan cara kelompok pendukungnya suatu kelompok etnis dan budaya inilah, merupakan
mengatur dan memecahkan persoalan hidupnya. salah satu pendorong kelahiran pendidikan
Salah satu peluang untuk menyatakan identitas multikultural. Begitu pula kelahiran seni tari
diri ini adalah melalui kegiatan seni tari . Kegiatan nusantara berperan sebagai media pendidikan
seni tari dianggap potensil oleh karena mampu memberi serangkaian pengalaman estetik, yang
mengekpresikan identitas diri kelompok secara sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
alamiah. Melalui seni tari, simbol budaya, mitos, jiwa individu manusia. Melalui seni nusantara
keyakinan, ketakutan, dan harapan dari suatu akan diperoleh internalisasi pengalaman estetis
kelompok dapat dinyatakan secara efektif dan yang berfungsi melatih kepekaan rasa yang tinggi.
otentik. Dengan kepekaan rasa, nantinya mental anak akan
mudah diisi dengan nilai-nilai religiositas atau budi
b. Keadaan demografis yang berubah. pekerti yang dapat menciptakan keharmonisan,
Mobilitas penduduk yang terjadi besar-besaran kedamaian dalam suasana pergaulan di masyarakat
dewasa ini sebagai akibat kebijakan politik (
Salam, 2001).
(internasional, nasional, lokal) dan kebijakan

133
Ni Luh Sustiawati (Kontribusi Seni Tari...) MUDRA Jurnal Seni Budaya

SIMPULAN Teater
Bandem, I Made dan Sal Murgiyanto. (1996),
Daerah Indonesia, Kanisius, Yogyakarta.
Informasi mengenai budaya lokal merupakan
titik tolak dari pengembangan sikap multikultural Banks, J. (1979), Shaping The Future of
dari generasi muda. Bagian penting dari sistem Multicultural Education, in the Journal of Negro
pendidikan yang berwawasan multikultur adalah Education. XL VIII, Summer No. 3, halaman 238-
bagaimana menumbuhkan sensitivitas siswa akan 239.
kekayaan budaya masyarakat yang bersifat plural.
Seni tari nusantara dalam pendidikan multikultur Blum, L.A. (2001), Pendidikan Multikultural
berperan mengembangkan kepekaan sosial, me- Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal
nanamkan kesadaran akan adanya perbedaan dan Ika, dalam makalah Simposium Internasional Bali
keanekaragaman budaya yang menumbuhkan rasa ke-3 Jurnal Antropologi Indonesia, Denpasar Bali,
bangga terhadap keragaman budaya yang pluralis, 16-21 Juli 2002
menjalin dan menghargai, baik budaya yang dimiliki
maupun budaya orang lain.
Begitu pula salah satu . (2006), Panduan Pengembangan
Depdiknas
peluang untuk menyatakan identitas diri adalah Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah
melalui kegiatan seni tari. Menegah Pertama, Direktoral Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan
Kegiatan seni tari dianggap potensil oleh karena Sekolah Mengenah Pertama, Jakarta.
mampu mengekpresikan identitas diri kelompok
Hassan, Fuad. (1989), Renungan Budaya, Balai
secara alamiah. Melalui seni tari, simbol budaya,
Pustaka, Jakarta.
mitos, keyakinan, ketakutan, dan harapan dari
suatu kelompok dapat dinyatakan secara efektif
2005), Pengetahuan Seni Tari,
Hidajat, Robby. (
dan otentik. Semua ini kiranya dapat menjadi
Universitas Negeri Malang, Malang.
lem perekat persatuan dan kesatuan bangsa, kita
dapat saling menghargai dan mengapresiasi demi
Hidajat, Robby. (2005), Wawasan Seni Tari.
terwujudnya Indonesia bersatu. Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari,
Universitas Negeri Malang, Malang.
DAFTAR RUJUKAN Koentjaraningrat. (1987), Persepsi Tentang
Kebudayaan Nasional, dalam Persepsi Masyarakat
Adirozal. (1992), Dasar-dasar Apresiasi Seni Tari, Tentang Kebudayaan (Alfian editor), Gramedia,
ASKI Padangpanjang, Padang Panjang. Jakarta.

Ainul Yaqin, M. (2005), Pendidikan Multkultural: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara. (2004),
Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi Pendidikan Seni Nusantara, dalam majalah
dan Keadilan, Pilar Media, Yogyakarta. Gong, Edisi 63/VI/2004, Yayasan Media, Seni dan
Pendidikan Seni, Yogyakarta.
Anonim, (18 Juni 2006), Presiden Hormati
Keragaman Budaya, Bali Post. Salam, Sofyan. (2001), Pendekatan Ekspresi Diri,
Disiplin, dan Multikultural dalam Pendidikan Seni
Armstrong, Carmen. (1990), Teaching Art in A Rupa, dalam jurnal Wacana Seni Rupa, Vol. 1 No.
Multicultural/Multiethnic Society, Art, Culture, and 3, halaman 12-22.
Ethnicity, Ed Bernard Young. Reston, VA: NAEA.
Soehardjo. (2005), Pendidikan Seni dari Konsep
Azra, Azumardi. (2002) Pendidikan Multikultural: sampai Program, (Buku Satu), Universitas Negeri
Membangun Kembali Bhineka Tunggal Ika, Malang, Malang.
dalam makalah Simposium Internasional Jurnal
Antropologi Indonesia Ke-3, Kajian Budaya UNUD, Tilaar, H.A.R. (2004), Multikulturalisme: Tantangan-
Denpasar. tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi
Pendidikan Nasional, Grasindo, Jakarta

134

Anda mungkin juga menyukai