yaitu gangguan yang disebabkan oleh sistem itu sendiri. Misalnya gangguan
hubung singkat, kerusakan pada alat, switching kegagalan isolasi, kerusakan
pada pembangkit dan lain - lain.
yaitu gangguan yang disebabkan oleh alam atau diluar sistem. Misalnya
terputusnya saluran/kabel karena angin, badai, petir, pepohonan, layang -
layang dan sebagainya.
2. Akibat gangguan
a. Beban lebih
Pada saat terjadi gangguan maka sistem akan mengalami keadaan kelebihan
beban karena arus gangguan yang masuk ke sistem dan mengakibatkan sistem
menjadi tidak normal, jika dibiarkan berlangsung dapat membahayakan
peralatan sistem.
b. Hubung singkat
c. Tegangan lebih
Ukuran keandalan dan kualitas listrik secara umum ditentukan oleh beberapa parameter sebagai berikut:
1. Frekuensi dengan satuan hertz (Hz);
Yaitu jumlah siklus arus bolak-balik (alternating current, AC) per detik. Beberapa negara termasuk Indonesia
menggunakan frekuensi listrik standar, sebesar 50 Hz.
Frekuensi listrik ditentukan oleh kecepatan perputaran dari turbin sebagai penggerak mula. Salah satu contoh
akibat dari frekuensi listrik yang tidak stabil adalah akan mengakibatkan perputaran motor listrik sebagai
penggerak mesin-mesin produksi di industri manufaktur juga tidak stabil, dimana hal ini akan mengganggu
proses produksi.
Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar dan mempercepat
kemunduran isolasi (deterioration of insulation)
sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja peralatan dan yang
lebih fatal akan terbakarnya peralatan tersebut. Peralatan-peralatan yang dipengaruhi saat terjadi tegangan lebih
adalah transformer, motor-motor listrik, kapasitor daya dan peralatan kontrol yang menggunakan coil/kumparan
seperti solenoid valve, magnetic switch dan relay. tegangan lebih biasanya disebabkan karena eksitasi yang
berlebihan pada generator listrik (over excitation), sambaran petir pada saluran transmisi, proses pengaturan
atau beban kapasitif yang berlebihan pada sistem distribusi.
Tegangan turun pada sistem akan mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya (redup) pada peralatan
penerangan; bergetar dan terjadi kesalahan operasi pada peralatan kontrol seperti automatic valve, magnetic
switch dan auxiliary relay; menurunnya torsi pada saat start (starting torque) pada motor-motor listrik. Tegangan
turun biasanya disebabkan oleh kurangnya eksitasi pada generator listrik (drop excitation), saluran transmisi
yang terlalu panjang, jarak beban yang terlalu jauh dari pusat distribusi atau peralatan yang sudah berlebihan
beban kapasitifnya.
b.Tegangan Kedip (Dip Voltage); adalah turunnya tegangan (umumnya sampai 20%) dalam perioda waktu yang
sangat singkat (dalam milli second). Penyebabnya adalah hubungan singkat (short circuit) antara fasa dengan
tanah atau fasa dengan fasa pada jaringan distibusi. Tegangan kedip dapat mengakibatkan gangguan pada:
stabilisator tegangan arus DC, electromagnetic switch, variable speed motor, high voltage discharge lamp dan
under voltage relay.
c. Harmonik Tegangan (Voltage Harmonic); adalah komponen-komponen gelombang sinus dengan frekuensi
dan amplitudo yang lebih kecil dari gelombang asalnya (bentuk gelombang yang cacat), contoh :
Gelombang asal : (28,3) sin (t) kV.
Harmonik ke-3 : (28,3/3) sin (3t) kV.
Harmonik ke-5 : (28,3/5) sin (5t) kV.
Tegangan harmonik dapat mengakibatkan: panas yang berlebihan, getaran keras, suara berisik dan terbakar
pada peralatan capacitor reactor (power capacitor); meledak pada peralatan power fuse (power capacitor); salah
beroperasi pada peralatan breaker; suara berisik dan bergetar pada peralatan rumah tangga (seperti TV, radio,
lemari pendingin dsb.); dan pada peralatan motor listrik, elevator dan peralatan-peralatan kontrol akan terjadi
suara berisik, getaran yang tinggi, panas yang berlebihan dan kesalahan operasi. Kontribusi arus harmonik akan
menyebabkan cacat (distorsi) pada tegangan, tergantung seberapa besar kontribusinya.
Cara mengurangi pengaruh tegangan harmonik yang terjadi pada sistem adalah dengan memasang harmonic
filter yang sesuai pada peralatan-peralatan yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik seperti arus
magnetisasi transformer, static VAR compensator dan peralatan-peralatan elektronika daya (seperti inverter,
rectifier, converter, dsb.)
d. Ketidak seimbangan tegangan (Unbalance Voltage); umumnya terjadi di sistem distribusi karena pembebanan
fasa yang tidak merata.
1.2. Kualitas Tegangan Listrik Dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Dan Peralatan Listrik
Kualitas tegangan listrik yang diterima konsumen memerlukan lebih banyak aspek yang harus ditinjau. Kualitas
tegangan listrik menyangkut parameter listrik dalam keadaan ajek ( steady state ) dan parameter dalam keadaan
peralihan (transient).
Dalam sistem penyediaan tenaga listrik, secara umum tegangan listrik dititik suplai diijinkan bervariasi (+5%) dan
(10%) sesuai standar PLN sedangkan dalam ANSI C 84.1 diijinkan (10%) dan (+ 4 %) dalam kondisi normal
sedangkan kondisi tertentu ( darurat ) diijinkan (-13 % ) dan (+ 6 %).
Variasi frekwensi disini tidak diatur dalam bentuk standar tetapi lebih banyak diatur dalam bentuk petunjuk
operasi. Untuk sistem tenaga listrik Jawa- Bali-Madura diusahakan variasi frekwensinya
Ketidak seimbangan dalam sistem tiga fasa diukur dari komponen tegangan atau arus urutan negatip
( berdasarkan teori komponen simetris ). Pada sistem PLN komponen tegangan urutan negatip dibatasi
maksimum 2 % dari komponen urutan positip.
Harmonik tegangan atau arus diukur dari besarnya masing-masing komponen harmonik terhadap komponen
dasarnya dinyatakan dalam besaran prosennya. Parameter yang dipakai untuk menilai cacat harmonik tersebut
dipakai cacat harmonik total (total harmonic distortion- THD). Untuk sistem tegangan nominal 20 KV dan
dibawahnya, termasuk tegangan rendah 220 Volt, THD maksimum 5 %, untuk sistem 66 KV keatas THD
maksimum 3%.
1.3. Transient
Transient merupakan perubahan variabel (tegangan, arus) yang berlangsung saat peralihan dari satu kondisi
stabil ke kondisi yang lain. Penyebab terjadinya transient antara lain :
a. Load switching (penyambungan dan pemutusan beban)
b. Capacitance switching
c. Transformer inrush current
d. Recovery voltage
1.10. Harmonik
Harmonik adalah gangguan (distorsi) bentuk gelombang tegangan atau bentuk gelombang arus sehingga bentuk
gelombangnya bukan sinusoida murni lagi. Distorsi ini umumnya disebabkan oleh adanya beban non-linier. Pada
dasarnya, harmonik adalah gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang
merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya.