Anda di halaman 1dari 5

Relai Differensial dan Relai Jarak

Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang


tidak normal. Gangguan yang terjadi apabila dibiarkan berlangsung agak
lama pada suatu sistem daya akan menimbulkan pengaruh yang tidak
diinginkan, yaitu :
a. Menginterupsi kontinuitas pelayanan kepada konsumen bila gangguan
tersebut menyebakan terputusnya suatu rangkaian.
b. Penurunan tegangan yang cukup besar mengakibatkan rendahnya
kualitas tenaga listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan
konsumen.
c. Pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator.
d. Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan.

Konsep Dasar Rele


Berdasarkan konsep dasarnya, rele dapat dbagi atas dua jenis, yaitu
rele statik (elektronik) dan rele elektromekanik. Rele statik memiliki
sejumlah kelebihan dibandingkan dengan rele elektromekanik, yaitu :
a. Trafo arus dan trafo tegangan memiliki beban yang rendah dikarenakan
daya yang dibutuhkan oleh rele kecil.
b. Tidak memiliki kelembaman mekanik dan kontak yang melayang serta
tahan terhadap getaran dan goncangan.
c. Mudah dilakukan penguatan sinyal sehingga dapat menghasilkan
sensitivitas yang lebih tingi.
d. Karakteristik rele yang ideal dapat diperoleh dengan menggunakan
rangkaian semikonduktor.
e. Energi yang dibutuhkan dalam rangkaian pengukuran sangat rendah
sehingga memungkinkan modul rele sangat kecil.
Pada konstruksi rele statik banyak digunakan rangkaian-rangkaian
logik yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Unit logik perasa (sensing unit) dan unit pemroses data (processing
unit), yang pada dasarnya merupakan rangkaian pembanding
(comparator) baik pembanding amplitudo maupun pembanding fasa.
b. Unit logik penguat (amplification logics unit) untuk memperkuat sinyal-
sinyal sesuai dengan kebutuhan rele.
c. Unit logik tambahan (auxiliary logics unit) yang dapat berupa logik
perlambatan waktu ataupun unit yang mengirim sinyal ke rangkaian PMT.

Rele Jarak
Rele jarak merupakan perangkat penting sebagai alat proteksi
saluran transmisi terhadap bahaya gangguan hubung singkat. Bagian
utama dari rele jarak yang merasakan atau mendeteksi adanya gangguan
hubung singkat adalah bagian yang bekerja menentukan perbandingan
antara besaran tegangan dengan besaran ukur pada suatu tempat
dimana dipasang rele proteksi tersebut. Besaran yang didapat di sini
dapat berupa impedansi, resistansi, reaktansi saluran. Harga tersebut
dipilih karena harga ini tidak tergantung kondisi beban yang berubah-
berubah.
Unjuk kerja dari rele jarak ditentukan oleh perbandingan antara
tegangan dan arus pada jaringan yang diproteksinya. Pada rele jarak ada
keseimbangan antara tegangan dan arus yang dinyatakan sebagai
impedansi. Rele akan beroperasi jika perbandingan tegangan dan arus
lebih kecil dari harga yang telah ditentukan sebelumnya yang merupakan
harga penyetelan dari rele tersebut.
Rele jarak bereaksi terhadap kuantitas-kuantitas input sebagai fungsi
dari jarak jaringan listrik antara lokasi rele dan titik gangguan. Rele jarak
dirancang untuk beroperasi hanya untuk gangguan yang terjadi antar
lokasi rele dan suatu titik yang telah ditentukan (titik setting). Sehingga
rele ini dapat membedakan gangguan yang terjadi diantara seksi saluran
yang berbeda dengan membandingkan arus dan tegangan sistem tenaga
untuk menentukan apakah gangguan terjadi diantara atau diluar zone
operasinya.
Prinsip dasar dalam proteksi jarak adalah bahwa impedansi yang
dilihat oleh rele ke suatu titik pada saluran yang diproteksinya selalu lebih
kecil daripada impedansi penyetelan rele (Z setting) yang telah ditetapkan
sebelumnya jika gangguan terjadi di dalam jarak proteksi yang telah
ditentukan maka rele akan bekerja. Sebaliknya jika gangguan terjadi
diluar jarak tersebut, maka rele tidak akan bekerja.
Untuk memproteksi suatu saluran transmisi, maka proteksi dengan
rele jarak dibagi menjadi tiga zona proteksi yang disebut karakteristik
tangga proteksi jarak atau karakteristik waktu-jarak, hal tersebut
diperlihatkan pada gambar 2.4. Rele pada zone 1 meberikan perintah
tripping dengan segera untuk semua gangguan pada jarak yang
merupakan daerah proteksinya (sekitar 80-85% dari panjang saluran).
Karena adanya ketidaktelitian pada trafo pengukuran, rele dan data-data
hantaran, maka jangkauan zona 1 rele jarak tidak diset 100% dari panjang
saluran. Sisa saluran (15-20%) dan untuk sekitar 20-30% saluran
berikutnya diproteksi oleh rele pada zone 2 yang beroperasi dengan
waktu tunda. Zone 2 juga merupakan proteksi cadangan bagi zone 1. Dan
setelah beberapa saat waktu tunda maka jangkauan rele jarak diperluas
ke zone 3 yang hanya diperpergunakan sebagai proteksi cadangan saja.
Waktu tunda untuk zone-zone tersebut dipilih berdasarkan koordinasi
dengan peralatan proteksi lainnya.
Skema proteksi jarak lengkap diberikan pada gambar 2.5 dimana
saluran merupakan saluran interkoneksi sehingga arus gangguan
merupakan konstribusi dari kedua sisi saluran.

Gambar 2.4. Karakteristik waktu-jarak

Gambar 2.5. Skema proteksi jarak untuk saluran yang disulang dari kedua
sisinya

Proteksi jarak biasanya dilengkapi dengan gelombang pembawa


(carrier) untuk menghindari terjadinya waktu tunda jika terjadi gangguan
pada salah satu saluran. Tujuan dari pemasangan alat pengirim sinyal
dengan gelombang pembawa adalah untuk mempercepat reaksi rele jarak
yang terletak di sisi lain sehingga tindakan untuk memisahkan tempat
yang terganggu dapat dilaksanakan dengan cepat dari kedua sisinya.
Dari gambar 2.5 terlihat jika gangguan terjadi di F, maka gangguan
tersebut akan diisolir rele jarak di A pada zone 1. Sedangkan arus
gangguan yang masih mengalir dari saluran sebelah kiri akan diisolir oleh
rele jarak di B pada zone 2 (dengan waktu tunda). Dengan adanya sistem
gelombang pembawa, maka rele jarak A yang memberikan perintah trip
pada PMT dan sinyal intertrip ke ujung saluran (gardu lawan) sehingga
rele jarak di B juga dengan segera mentrip PMT di B tanpa menunggu
waktu tunda zone 2.

Jenis-Jenis Rele Jarak


Rele jarak diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristik
polaritasnya, jumlah input yang dimilikinya dan metoda perbandingan
yang dibuat. Jenis yang umum membandingkan dua kuantitas input dalam
masing-masing besaran atau phasanya, untuk mendapatkan karakteristik
yang mungkin berupa garis lurus atau lingkaran jika digambarkan pada
diagram R-X. Jenis rele jarak pada dasarnya terdiri dari :
1. Rele Impedansi
2. Rele Reaktansi
3. Rele Admitansi

Rele Impedansi
Rele ini mengukur jarak dengan membandingkan tegangan dan arus
yang dirasakan oleh rele itu pada saat terjadinya gangguan pada saluran
yang diamankan. Jika perbandingan tegangan dan arus (V/I) yang
dirasakan pada saat terjadinya gangguan mempunyai harga yang lebih
kecil dari harga impedansi saluran yang diamankan, maka rele akan
bekerja.

Gambar 2.6 Karakteristik kerja rele impedansi pada bidang R-X

Pada gambar di atas, harga perbandingan V dan I dilukiskan


sepanjang vektor impedansi Z. Karateristik kerja rele jarak impedansi
merupakan lingkaran dengan jari-jarinya merupakan Z setting. Daerah
dalam lingkaran merupakan kopel positif sedangkan daerah diluar
lingkaran merupakan kopel negatif, dimana rele tidak akan bekerja. Setiap
harga Z lebih kecil dari radius lingkaran, rele akan bekerja dan untuk
harga Z lebih besar dari radius lingkaran, rele tidak akan bekerja tanpa
membedakan sudut fasa V dan I.
Dari karakteristik ini terlihat bahwa rele akan bekerja untuk semua
harga impedansi di bawah impedansi setting, tanpa membedakan arah,
maka rele akan juga akan bekerja untuk daerah dibelakang pengaman
atau diluar pengaman. Untuk membuat rele hanya bekerja pada daerah
pengaman maka rele harus dilengkapi dengan elemen pengarah atau
elemen arah daya.

Rele Reaktansi
Rele jarak tipe reaktansi bekerja berdasarkan elemen arus lebih yang
kopelnya dibandingkan dengan kopel yang dihasilkan oleh kumparan arah.
Salah satu prinsip rele ini adalah tipe induksi seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.7. Skema rele jarak tipe reaktansi

Kopel yang dihasilkan oleh kumparan P dan kumparan R adalah :


Tr = kr I V sin (2.5)
Kopel yang dihasilkan oleh kumparan O :
T o = ko I 2 (2.6)
Pada keadaan seimbang/kerja :
To Tr (2.7)
ko I kr I V sin
2

Jika kopel Tm diabaikan, maka :


(2.8)
dimana Z sin = X, dan X merupakan reaktansi dari rele, sehingga :
(2.9)

Gambar 2.8. Karakteristik kerja rele reaktansi

Karakteristik kerja rele adalah bahwa semua impedansi yang terletak


dibagian atas karakteristik ini mempunyai komponen X yang konstan. Ini
berarti bahwa komponen resistan dari impedansi tidak mempunyai
pengaruh terhadap kerja rele. Rele akan bereaksi secara sendirinya ke
komponen reaktansi. Titik di bawah karakteristik kerja apakah di atas atau
di bawah sumbu R akan terletak didaerah positif. Pengaruh kontrol pegas
akan diperoleh lebih pendek dari karakteristik kerja terhadap sumbu R dan
melebihi harga arus yang terendah. Pengaruh ini dapat diabaikan pada
kerja normal dari rele reaktansi.

Rele Admitansi (mho)


Rele tipe admitansi bekerja berdasarkan perbandingan arus dan
tegangan yang merupakan admitansi dari saluran. Skema rele admitansi
hampir sama dengan rele jarak tipe reaktansi, yaitu membandingkan
kopel yang dihasilkan kumparan tegangan dengan kopel yang dihasilkan
kumparan arah. Skemanya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.9. Skema rele jarak tipe admitansi

Kopel yang dihasilkan oleh kumparan O dan kumparan P adalah :


To = ko I V cos ( - ) (2.10)
Kopel penahan yang dihasilkan oleh kumparan R dan pegas :
Tr = kr V2 + Tm (2.11)
Rele akan bekerja jika harga :
To Tr (2.12)
ko I V cos ( - ) kr V2 + Tm

jika pengaruh pegas diabaikan :


(2.13)

jadi rele akan bekerja apabila :


(2.14)
di mana : = sudut antara arus dan tegangan
= sudut yang dibentuk rele untuk mendapatkan kopel
maksimum
Karakteristik kerja dari rele jarak tipe admitansi dapat dilihat pada gambar
di bawah ini, di mana rele ini telah berarah sehingga tidak diperlukan lagi
rele arah tersendiri

Anda mungkin juga menyukai