resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menurus
Diagnosa keperawatan
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara intake
dan out put.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi usus dengan mikroorganisme.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh peningkatan
frekuensi BAB.
- Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal lingkungan, prosedur
yang dilaksanakan.
- Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya pengetahuan.
c. Intervensi
1) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pantau cairan IV
- Kaji asupan dan keluaran
- Kaji status hidrasi
- Pantau berat badan harian
- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
2) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama diberi cairan
rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi,
roti atau asi.
- Hindari memberikan susu produk.
- Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
3) Cegah iritasi dan kerusakan kulit
- Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan mengiritasi
kulit).
4) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi (merujuk pada
kebijakan dan prosedur institusi).
5) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.
- Sediakan mainan sesuai usia.
- Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
- Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
6) Berikan dukungan emosional keluarga.
- Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
- Rujuk layanan sosial bila perlu.
- Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
7) Rencana pemulangan.
- Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.
- Kuatkan informasi tentang diet.
- Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.
- Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang
No. Dx. keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Dx 1 Setelah dilakukan1. observasi tanda-tanda1.Mengetahui keadaaan
tindakan keperawatan vital suhu, nadi dan umum klien
3x24 jam, terjadi pernapasan 2.Untuk mengetahiu
pengurangan cairan yang2. anjurkan pada klien klien kurang nutrisi
berlebihan dengan KH: untuk tetap mengatur atau tidak
Klien BAB berkurang waktu makan. 3.untuk mengetahui
dengan konsentrasi 1-23.Kaji tingkat cairan dan berapa banyak
kali sehari. elektrolit kekrangan caiaran
- Klien tampak sehat
- Tanda-tanda vital
S : 38oC
N : 120 x/menit
RR : 30 x/menit
Penyakitnya.
Pendengaran.
3)Intervensi
Dx.1
Hilang.
Intervensi :
2) istirahat klien
Dx.2
Intervensi :
Secara tepat.
Rasioanl : untuk memberikan pengetahuan klien untuk menggunakan dan mearawat alat
pendengaran secara tepat.
Dx.3
Perkembangan penyakitnya.
Intervensi :
1) Meredakan nyeri
Dx.4
Intervensi :
1) kaji kemampuan klien dalam memberikan obat tetes telinga atau salep telinga
Dx.5
Intervensi :
1) berikan support (dukungan ) pada klien tentang usaha-usaha atau intervensi yang harus
dilakukan bagi kesembuhannya
Dx.6
Intervensi :
2) Berikan klien PENKES tentang bagaimana cara memberikan obat tetes telinga dan memberikan
informasi bagaimana cara untuk menghindari agar tidak terkena iritasi
3) Berikan pengetahuan tentang bagaimana penatalaksanaan untuk mengatasi rasa nyeri tersebut.
Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri klien.
K. Intervensi
1) Kompres hangat local 20 menit selama 3 kali sehari dengan menggunakan handuk dan air
hangat.
2) Istirahat klien
3) Membatasi gerakan kepala
4) Kaji kemampuan klien dalam memberikan obat tetes telinga atau salep telinga
5) Jelaskan pada klien tentang penyakit yang dialaminya, penyebab terjadinya penyakit tersebut
dan kemungkianan rencana pembedahan yang akan dilakukan pada klien.
6) Berikan support (dukungan) pada klien tentang usaha-usaha atau intervensi yang harus
dilakukan bagi kesembuhannya.
7) Jika edema mengakibatkan obstruksi kanal maka gunakanlah Earwick, dengan teknik : kassa
yang sudah diberi tetes telinga antibiotika dimasukkan ke kanalis, dilakukan oleh dokter THT.
8) Kolaborasi terapi antibiotika topical dan steroid
9) Kolaborasi terapi analgetik seperti Acetylsalisilat acid (Aspirin Entrophen) dan Acetaminophen
(Tylenol,Abenol).
L. Evaluasi
Tujuan yang diharapkan adalah :
1) Rasa nyaman klien terpenuhi, nyeri berangsur-angsur hilang.
2) Persepsi sensory pendengaran dalam batas normal.
3) Tidak terjadi infeksi.
4) Tidak terjadi resiko injury.
5) Harga diri klien tidak terganggu.
6) Pemahaman klien mengenai penyakit, penyebab dan pros
b.Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses),
adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk
mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada
situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat
diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya
tidak terjadi.
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem
(masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai
akibat adanya masalah.
Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2
komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara
singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi
vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri:
8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat
trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).
Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi)
Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena masalah
belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau
pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.
Diagnosa keperawatan :
Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.
Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi.
Diagnosa Medis :
Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
Berorientasi kepada keadaan patologis
Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.