Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN WAHAM

KELOMPOK 2
1.CEKO FRANSISCO
2.DARIATNO
3.DARTI MARIANA
4.DEDI SUYITNO
5.DENI PUSPITA
6.DITIYA RAHMATUL AWALIYA
7.DWI PERSITYAWATI
8.DWI WAHYUNI N
9.DZUROTUN N
10.RAHMAD H
11.MEYLAN CHELLY
LAPORAN PENDAHULUAN
DAN
STRATEGI TINDAKAN KEPERAWATAN
Perubahan proses pikir : waham

A. Pengertian
a. Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan segera kukuh di pertahankan walau
pun tidak di yakini oleh orang lain yang bertentangan dengan realita normal (Stuart dan
sundeen,1998)
b. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi di pertahankan dan
tidak dapat di ubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang
sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,2000)
c. Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intetelektual dan latar belakang budaya, ketidak
mampuan merespon stimulus internal dan eksretnal melalui proses interaksi atau informasi
secara akurat (keliat 1999)

Proses Terjadinya Waham


Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :
1. Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun
psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial
dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang
salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan
antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi
menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman
dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya
pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya
penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).
2. Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat
lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih,
berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self
ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh,support system semuanya sangat rendah.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan
adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya
untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan
keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien
merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut
sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya
kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan
tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering
menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman
diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara
konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Penyebab
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka
yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa
dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147)
Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah
beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

C. Faktor Prediposisi WAHAM


1. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
3. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
4. Virus : paparan virus influensa pada trimester III
5. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

D. Faktor Presipitasi WAHAM


1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
3. Adanya gejala pemicu

Rentang respon neurobiologi :

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

E. Manifestasi Klinis WAHAM


a) Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian bicara
(tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b) Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c) Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d) Fungsi motorik
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
e) Fungsi sosial : kesepian
Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
f) Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.

F. Klasifikasi Waham
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :
a) Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Saya ini pejabat di
separtemen kesehatan lho! atau, Saya punya tambang emas.
b) Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh, Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka iri dengan kesuksesan saya.
c) Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Kalau saya
mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.
d) Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.Misalnya, Saya sakit kanker. (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium
tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit
kanker).
e) Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Ini kan alam kubur ya,
sewmua yang ada disini adalah roh-roh.
f) Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke
dalam pikirannya.
g) Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
h) Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar
dirinya.
Kategori Waham :
1. Waham sistematis: konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi walaupun
hanya secara teoritis.
2. Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak mungkin

G. Penatalaksanaan WAHAM
1. Psikofarmakologi
2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
3. penarikan diri high potensial
4. ECT tipe katatonik
5. Psikoterapi
6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

H. Pohon Masalah WAHAM

I. Pohon Masalah
effect resiko tinggi perilaku kekerasan

core problem perubahan sensori waham

causa isolasi sosial : menarik diri

harga diri rendah kronis

I. Asuhan Keperawatan WAHAM


1. Data yang Perlu Dikaji
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1). Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien
suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau
marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2). Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai,
ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal
1). Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2). Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak
mata kurang
c. Perubahan isi pikir : waham (..)
1). Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan
menetap?
b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
d) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuatan dari luar?
g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang
lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan /
realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah


1). Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2). Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

J. Masalah Keperawatan WAHAM yang Mungkin Muncul


a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Kerusakan komunikasi : verbal
c. Perubahan isi pikir : waham

K. Rencana Keperawatan WAHAM


Diagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
2. Tujuan khusus :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan
klien saya menerima keyakinan anda disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak
mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan
menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan
kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
realistis.
Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini
(kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
c) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah
sakit (rasa sakit, cemas, marah)
Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan
tenaga (buat jadwal jika mungkin).
Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
d) Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
e) Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat
Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara
dan waktu).
Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f) Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara
merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan


berhubungan dengan waham
1. Tujuan Umum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2. Tujuan Khusus:
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.
b) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.
c) Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
Observasi tanda perilaku kekerasan.
Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
d) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tanyakan apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?
e) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.
Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
f) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
Tindakan :
Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.
Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah
raga, memukul bantal / kasur.
Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.
g) Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.
Tindakan:
Bantu memilih cara yang paling tepat.
Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
h) Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga.
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
i) Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping)
Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan
waktu).
Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( .. ) berhubungan dengan


harga diri rendah
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga
dirinya.
2. Tujuan khusus :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi,
ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang
realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
d) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan :
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Beri pujian atas keberhasilan klien
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adA
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : perubahan proses pikir : waham kebesaran
Pertemuan : Ke 1 (Pertama)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan ia memiliki Toserba, sibuk bisnis, dan ingin mendirikan partai. Klien selalu
mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Klien terlihat mondar mandir dan tidak peduli
dengan lingkungan sekitarnya.
2. Disagnosis keperawatan
Perubahan proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuaan Khusus / SP 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut :
Ekspresi wajah bersahabat
Menunjukkan rasa senang
Bersedia berjabat tangan
Bersedia menyebutkan nama
Ada kontak mata
Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap
4. Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
Sapa klien dengan rama baik verbal maupun nonverbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Berikan perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien
Masukkan dalam jadwal harian klien
Identifikasi kebutuhan klien
Bicara pada konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien)
Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya
Masukkan dalam jadwal harian klien
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Orientasi
Salam terapeutik
assalamualaikum pak....bertemu lagi dengan saya, masih kenal tidak dengan saya ? nama
saya....bisa dianggil....saja. bapak ingat ?seperti kemarin, hari ini saya bertugas disini dari
07.00 12.00 siang nanti
Evaluasi / Validasi
bagaimana perasaan bapak hari ini ? tidurnya semalam nyenyak tidak ? sekarang bapak ada
keluhan tidak ? bagaimana giginya ? sudah sembuh ?
Kontrak
baiklah, sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol yah pak ? bagaimana kalau hari ini
kita bercakap cakap tentang bidang yang bapak sukai ? dimana kita duduk ? berapa lama ?
bagaimana kalau 10 menit ?
2. Kerja
bidang apakah yang bapak sukai ? kemarin bapak sempat mengatakan memiliki toserba,
apakah bapak suka dengan bisnis ? mengapa bapak menyukainya ? bagaimana dengan politik ?
apakah bapak juga menyukainya ? karena beberapa hari yang lalu bapak juga mengatakan
kepada saya ingin membuat partai politik biru, benar pak ? mana yang lebih bapak sukai bisnis
atau politik ? mengapa bapak lebih menyukai itu ? karena sekaarang bapak sedang berada
disini, apakah menurut bapak, bapak bisa menjalankan bidang yang bapak nikmati tersebut ?
bagaimana caranya ? apakah bisa kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari hari ?
3. Terminasi
Evaluasi subjectif
bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap ?
Evaluasi Objectif
jadi bidang apa yang bapak sukai ?
Rencana tindak lanjut
setelah kita tahu bidang yang bapak sukai, bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang
potensi atau kemampuan lain yang bapak miliki ?
Kontrak yang akan datang
Topik : bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak
miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, bapak setuju ?
Waktu : kira kira kita besok bertemu jam berapa ? bagaimana kalau jam 10 saja ? sampai
ketemu besok ya.
Tempat : bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol ?
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA NY F DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM KEBESARAN

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny F
Umur : 43 tahun
Alamat : jombang
Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : perempuan
No. RM : 066839
Tanggal dirawat : 26-01-2013
Tanggal pengakjian: 4-2-2013

II. Alasan Masuk Ruamah Sakit


Berdasarkan pengkajian (menurut klien)
Klien mengatakan waktu ceramah dimesjid dibawah ke RSJ karena dikira gila
Menurut status
Marah marah dan ngomel-ngomel
III. Riwayat penyakit sekarang dan faktor prisipitasi
Pasien kambuh 5 hari yang lalu dan parah 3 hari ini,marah-marah,ngomel-
ngomel,keluyuran,membuang baju suaminya,melempari rumah tetangga.
DX: Resiko menciderai diri,orang lain,dan lingkungan
IV. Faktor predisposisi
1. Riwayat Penyakit Lalu
Pasien sudah menunjukan gejala sakit jiwa sejak tahun 2004,kemudian dibawah ke
ketorsono,rawat jalan dan menunjukan perubahan,tetapi tidak rutin minum obat
Tahun 2005 dibawah ke RSJ karena 2 bulan terakhir kambuh,gejala ditunjukan teriak
sendiri,melihat tuyul,marah-marah karena bertengkar dengan mertuanya,
Tahun 2006 Mrs yang ke-2 karena 4 bulan tidak kontrol,10 hari sebelumnya kambuh dengan
gejala dan suami,dan suka membuang barang (kalung).
Pada tahun 2013 (tahaun ini) 5 hari sebelumnya pasien kambuh dan parah 3 hari
terakhir,gejalanya marah-marah,ngomel,keluyuran, dan membuang baju suaminya.
2. Pengobatan sebelumya
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena pasien sendiri yang membawa obat dan tidak
minum,kontrol tidak rutin.
Dx: regimen terapeutik inefektif
3. Riwayat trauma
Klien pernah mengalami trauma fisik yaitu memukul anaknya dan suaminya,klien sebagai
pelakunya.
Dx : resiko Perilaku kekerasan
4. Pengelaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Klien mengatakan pernah dijambret tasnya oleh 2 orang jambret sepulang dari mesjid.
Kematian ayahnya
Bertengkar dengan ibunya
Klien mengatakan setiap mengalami kejadian yang tidak mengenakkan perasaannya sedih,dan
akhirnya marah-marah pada anak dan suaminya.
Dx :
Respon pasca trauma
Koping individu inefektif.
5. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa
V. Status Mental.
1. Penampilan : pasien tampak rapi,bersih,memakai pakian sesuain jadwal.
2. Kesadaran :
Kesadaran klien berubah secara:
Limitas i: pasien tidak bisa membedakan kaenyataan dibuktikan dengan pasien menyatakan
dirinya ahli dahwa dan tidak mengalami gangguan jiwa.
Relasi :
Pasien mengatakan tidak pernah berkumpul dengan teman yang lain karena waktunya banyak
untuk mendekatkan diri dengan Allah dengan cara ber muzadah.
Dx : perubahan proses pikir
3. Disorientasi
Waktu : klien mengatakan lupa tanggal berapa hari ini,tapi klen bisah menyebutkan hari dan jam.
Tempat : klien mengatakan sekarang berada di RSJ, tempat orang gila katanya.
Orang : klien mengatakan tidak kenal dengan teman sekamarnya,tetapi klien bisah membedakan
perawat dan pasien lain,bisah membedakan laki-laki dan perempuan.
Dx : -
4. Pembicaraan
Pasien bicara cepat,nada bicara cepat,pasien sering mengulang pembicaraan,mengatakan tentang
kehebatan dirinya,pembicraan awal terarah sesuai pertanyaan,lama kelamaan nglantur klien lebih
sering menunduk ketika bicara.
Dx : kerusakan kominikasi verbal
5. Aktivitas Motorik/Psikomotor
Klien tampak lebih sering tidur dan jarang beraktivitas dengan teman atau orang lain,karena
tidak punya waktu untuk berkenalan, klien mengatakan lebih baik mendekatkan diri pada Allah,
pasien lebih sering menyendiri dan beraktivitas dengan motivasi klien tidak pernah membantu
aktifitas di RSJ.
Dx : Devisit aktivitas
6. Afek dan Emosi
Emosi klien sering berubah-ubah kadang wajar kadang menyendiri (diam)
Masalah : labil

7. Persepsi sensori
Tidak ada halusinasi
Tidak ada ilusi
Tidak ada depersonalisai
Tidak ada realisasi
Tidak ada gangguan somatusensorik
Dx : -
8. Proses pikir
a. Arus pikir
Pembicaraan klien berulang-ulang (perseverasi), klien mengatakan secara berulang-ulang bahwa
dirinya adlah pemecah rekor dan juara,sering diminta orang berdakwa di masjid dan pengajian
Dx : perubahan proses pikir
b. Isi pikir
Klien mengatakan ingin cepat keluar dan mengajar dipondokon ingin mengajari anak-
anakberdakwah,klien mengatakan dirinya adalah pemecah rekor,tidak ada orang yang
menandingi kehebatanya,suaminya adalah seorang dokter dan kepala puskesmas.
Dx : perubahan proses pikir : waham kebesaran
c. Bentuk pikir
Bentuk pikir klien non realistis,pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan.
Dx : perubahan proses pikir
9. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif,mau bercakap-cakap,mau tersenyium,pembicaraan klien selalu
mempertahankan pendapatnya,kalau dirinya orang hebat,saat berbicara klien sering menunduk.
Dx : kerusakan interaksi sosial
10. Memori
Jangak panjang : klien mampu mengingat anaknya
Jangka menengah : klien mampu mengingat 1 bulan yang lalu masih dirumah dan
menyapu,memasak untuk anak dan suaminya.
Jangka pendek : klien mampu mengingat hari ini bangun pagi,sholat,mandi dan makan.
Dx : -
11. Tingkat konsentasi dan berhitung
Saat ditanya jika ibu belanja habis 5000,untuk beli tempe dan uang ibu 10.000 maka
kembalinya berap? klien menjawab Rp.5000
Dx : -
12. Kemampuan penilaian
Saat ditanya tidur dulu sebelum minum obat atau minum obat dulu sebelum tidur, klien
menjawab minum obat dulu sebelum tidur,karena mematuhi peraturan perawat..
Dx : -
13. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita : klien mengatakan dia tidak sakit jiwa tetapi orang-orang
mengaggap gila padahal dia pemecah rekor.
Dx : perubahan proses pikir

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal 5-2-2013
1. Keadaan umum : cukup
2. Tanda vital :
TD : 120/70mmHg
N : 90x/menit
S : 36,5c
RR : 20x/menit
3. Antropometri : TB : 150 cm, BB : 54 kg
4. Tidak ada keluhan fisik : klien mengatakan tidak merasakan sakit apapun
5. Pemeriksaan fisik:
a. Kepala :
Inspeksi : bersih,rambut pendek,warna hitam,sedikit kerukan,tidak rontok
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Mata :
Inspeksi : konjungtiva merah muda,sklera putih,penglihatan normal,tidak kabur,tidak ada
peradangan. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, penciuman normal, tidak ada peradangan, tidak ada polip (bersih)
Palpasi : tidak terasa krepitasi, tidak ada nyeri tekan
d. Mulut :
Inspeksi : bersih, tidak ada karies gigi, mukosa bibir lembab, tidak ada luka, tidak ada
pembesaran tonsil.
e. Telinga
Inspeksi : simetris, bersih, pendengaran tidak terganggu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Leher
Inspeksi : tidak ada luka, JVD tidak ada, tidak kaku kuduk
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Dada
Inspeksi : normal chest, tidak ada retraksi intercosta
auskultasi :
- - RH (-) - - WZ (-)

- - - -
- - - -
h. Abdomen
Inspeksi : bentuk buncit, tidak terdapat lesi
Auskultsasi : bising usus 10 x / menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani
i. Genetalia:
Bersih
Tidak ada hemoroid
Tidak ada gangguan pola eliminasi
j. Ekstrimitas
kekuatan otot 5 5

5 5
Rentang gerak maksimal
Tidak ada luka
k. Integumen
kulit bersih
lembab
tidak ada lesi
Dx:-

VII. VII PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Penjelasan
Pasien tinggal bersama ibu, suami, dan ketiga anaknya
Hubungan klien dan ibunya kurang baik sering bertengkar masalah tanah dan jemuran
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak pertamanya.
Dx: Koping keluarga inefektif

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan sangat menyukai semua bagian dari tubuhnya karena ini adalah pemberian
Allah kepadanya.
b. Identitas Diri
Klien mengatakan sebelum dirawat dia adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, selain itu dia
juga seorang pemecah rekor dimasjid dan dia bangga sudah juara sejak dini, klien mengatakan
suaminya dokter.
c. Peran
Dirumah klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, ia juga sebagai
pendakwa. Saat di RSJ klien dipaksa jadi pasien gila.
d. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa harapannya masyrakat bisa membaca alquran, dan dia bisa mengajar
dipondokan sebagai guru dakwah.
e. Harga diri
Klien mengatakan dirinya sangat dihormati oleh masyarakat karena dia adalah seorang pemecah
rekor di masjid, tetapi sekarang ia harus tinggal di RSJ, kumpul dengan orang sakit jiwa, klien
mengatakan malu.
Dx : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti atau terdekat
klien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah anak-anaknya jika ada masalah
ceritanya langsung keanaknya.
b. Peran serta kegiatan kelompok
klien mengatakan sebelum disini dia mengikuti kelompok pengajian di daerahnya, dia berperan
sebagai penceramah, di RSJ klien sering menyendiri.
c. Hambatan dan hubungan dengan orang lain
klien mengatakan saat ini waktunya kurang, malah tidak ada waktu untuk berkomunikasi dengan
teman karena waktunya lebih banyak untuk bertakwa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Dx : Isolasi sosial
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatakan beragama islam dan harus mendekatkan diri pada Tuhan karena Allah yang
memberikan segalanya, dan klien mengatakan takut pada Tuhan.
b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan saat dirumah waktunya beribadah pada Allah lebih banyak dan rajin
beribadah, tetapi saat disini jarang karena malu nanti mengganggu yang lain dan dianggap gila,
saat ini klien sering menyendiri, diam dengan alasan mendekatkan diri pada Tuhan dengan
Muzadah .
Dx : Distress spiritual

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien makan sendiri dengan bimbingan perawat, makan 3x1 hari, 1 porsi tidak dihabiskan.
2. BAK /BAK
Klien dapat BAB/BAK secara mandiri
3. Mandi
Klien mandi harus dimotivasi perawat terlebih dahulu
4. Berpakaian atau berhias
Klien dapat berpakaian atau berhias sendiri, menggunakan pakaian yang sesuai seragam pada
hari itu dan ganti baju 1 x sehari
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang 13.00 15.30
Tidur malam 18.00 05.00
Aktivitas sebelum tidur : duduk duduk, nonton tv.
Klien tidak mengalami gangguan tidur
6. Penggunaan obat
Klien minum obat dengan bantuan minimal perawat memberikan bimmbingan dan motivasi pada
klien untuk minum obat. Klien juga mengeluh pusing setiap habis minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan :
Sistem pendukung
8. Aktivitas dalam rumah
Klien mengatakan dapat menyiapakn makanan dirumah
Klien klien mengatakan dapat menjaga kerapian dan kebersihan rumah
Klien mengatakan dapat mencuci pakaian sendiri
Klien mengatakan yang mengatur keuangan dirumah adalah dirinya
9. Aktivitas diluar rumah
Klien dapat belanja ke pasar sendiri
Klien dapat menggunakan transportasi
IX. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan kalau punya masalah mendekatkan diri pada Allah,tetapi ketika kehilangan
sesuatu seperti dijambret klien marah-marah dan memukul,
Dx : koping individu inefektif.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mengatakan tidak ada waktu bergaul dengan yang lain, karena pasien lebih senang sendiri
dan mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara muzadah.
Dx: kerusakan interaksi sosial
XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
klien mengatakanorang gila itu ya orang yang mengalami penyakit gangguan jiwa, saya tidak
sakit jiwa tapi dibawa kesini.
Dx: -
XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa medis: F.25.0 (skizoafektif)
2. Terapi medik:
Haloperidol 5 mg 1-0-1
Clopramazine 100 mg 0-1-1
Defakene 2 x 1 sdm
B.komplek 1-0-1
ANALISA DATA
Nama : Ny F
Usia : 43 tahun
No RM : 066839
N
O TANGGAL DATA FOKUS MASALAH
DS:
Klien mangatakan bahwa dirinya adalah pemecah
rekor, sering juara sejak di MI, suaminya adalah
seorang dokter kepala puskesmas.
Klien mengatakan tidak ada yang bisa
menandinginya berdakwah karenadia orang yang
paling hebat.
DO:
Klien terus membicarakan kehebatannya Peubahan proses
Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang pikir: waham
1 05-02-2013 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan. kebesaran.
DS:
Klien mengatakan waktunya tidak ada untuk
berkomunikasih dengan teman karena lebih
banyak diam untuk mendekatkan diri dengan
Allah
DO:
Klien lebih sering menyediri
Aktivitas klien menurun
Klien kurang komunikasih verbal dengan yang
2 05-02-2013 lain Isolasi social
DS:
Klien mengatakan dirinya adalah seorang
pemecah rekor yang hebat, tetapi sekarang harus
tinggal bersama dengan orang gila disini klien
merasa malu.
DO:
Klien lebih sering menyediri
Klien tidak mau bergaul dengan orang lain
Saat bicara klien sering menunduk
Aktivitas klien menurun
3 05-02-2013 Harga diri rendah
4 05-02-2013 DS: Defisit aktivitas
Klien mengatakan tidak ada waktu membantu
aktifitas sehari-hari di RSJ.
Klien mengatakan tidak ada waktu untuk bergaul
dengan teman yang lain karena waktunya lebih
banyak untuk Allah
DO:
Klien jarang membantu kegiatan di RSJ
meskipun dimotivasi oleh perawat.
Klien lebih sering tidur dan menyediri

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resti mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
2. Isolasi social
3. Harga diri rendah
4. Perubahan proses pikir: waham kebesaran
5. Kerusakan komunikasi verbal
6. Defisit aktivitas
7. Koping individu inefektif
8. Koping keluarga inefektif
9. Respon pasca trauma
XV. PRIORITAS MASALAH
1. Perubahan proses pikir: waham kebesaran.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny F No.RM : 066839
Umur : 43 tahun
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
Setelah 1 kali interaksi
klien menunjujukankan
tanda-tanda percaya
kepada perawat
Mau menerima 1. Bina hubungan saling percaya.
TUM: 2. Ciptakan lingkungan yang
kehadiran perawat
Pasien secara tenang, buat kontrak yang
disampingnnya
bertahap mampu jelas( topik, waktu, tempat ).
Mengatakan mau
berhubungan 3. Jangan membantah dan
menerima bantuan
dengan realitas mendukung waham klien ( tidak
perawat. membicarakan isi waham klien). Dengan membina
Perubahan TUK 1 : Tidak menunjukan 4. Observasi apakah waham klien hubungan saling percaya
Proses Fikir : Pasien dapat tanda-tanda curiga menganggu aktivitas sehari- hari pasien akan merasa aman
Waham membina hubungan Mengizinkan duduk di dan perawatan diri. dan bersedia berinteraksi
Kebesaran saling percaya. samping. dengan perawat
TUK 2 : Setelah 1 kali interaksi
1. Beri pujian pada penampilan dan Untuk meningkatkan
Pasien dapat klien menunjukan: kemamuan pasien yang realistis. Harga diri pasien
mengidentifikasi 2.
Klien menceritakan ide- Diskusika dengan pasien terhadap dirinya sendiri
kemampuan yang ide dan perasaan yang kemampuan yang dimiliki pada dan realita.
di miliki. muncul secara berulang waktu lalu dan saat ini yang
dalam pikirannya. realistis.
3. Tanyakan apa yang bisa
dilakukan ( kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari ) dan
anjurkan untuk melakukanya.
4. Jika pasien selalu berbicara
tentang waham nya dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak
ada (perawat perlu
memperhatikan kebutuhan pasie
n)

Setelah 2 kali interaksi


klien:
Dapat menyebutkan 1. Observasi kebutuhan pasien
kejadian-kejadian sesuai sehari-hari.
dengan urutan waktu 2. Dikusikan kebutuhan pasien
serta kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi selama di
yang tidak terpenuhi rumah maupun di rumah sakit.
seperti 3. Hubungan kebutuhan yang tidk
Dapat menyebutkan terpenuhi dengan timbulnya
hubungan antara waham.
kejadian traumatis atau 4. Tingkatkan aktivitas yang dapat
TUK 3 : memenuhi kebutuhan pasien,
kebutuhan tidak
Pasien dapat memerlukan waktu dan tenaga.
terpenuhi dengan
mengidentifikasi 5. Atur situasi agar klien tidak
wahamnya.
kebutuhan yang mempunyai waktu dengan Untuk memenuhi
tidak dapat wahamnya. kebutuhan pasien yang
terpenuhi. belum terpenuhi.
1. Berbicara dengan pasien dalam
konteks realitas (realitas diri,
Setelah dilakukan 2 kali orang lain waktu dan tempat).
interaksi klien dapat 2. Sertakan pasien dalam TAK
menyebutkan perbedaan orientasi realita. Dengan berorientasi
TUK 4 : pengalaman nyata 3. Beri pujian pada setiap kegiatan dengan realita klien dapat
Pasien berhubungan dengan pengalaman positif yang dilakukan pasien. menyatakan pernyataan
dengan realitas wahamnya. sesuai dengan kenyataan
TUK 5 : Setelah 1 kali interaksi 1. Diskusi dengan keluarga tentang Dukungan dari
Pasien mendapat keluarga dapat gejala waham, cara merawat keluargadapat membantu
dukungan keluarga menjelaskan: lingkuangan keluarga, follow up pasien merasa aman dan
dan obat.
tentang pengertian
waham
tanda dan gejala waham2. Anjurkan pasien melaksanakan
cara merawat klien dengan bantuan perawat.
waham tidak merasa di tolak
Setelah 1 kali interaksi
klien menyebutkan:
Manfaat minum obat
Kerugian tidak minum
obat
Nama, warna, dosis,
efek samping, efek 1. Dikusikan dengan pasien dan
terapi. keluarga tentang obat, dosis,
Klien frekuensi, efeksamping obat, dan
mendemonstrasikan akibat dari penghentian obat.
penggunaan obat dengan 2. Dikusikan perubahan perasaan
benar. pasien setelah minum obat. Untuk mengotrol
TUK 6 : Menyebutkan akibat 3. Berikan obat dengan prinsip 5 kegiatan pasien minum
Pasien dapat berhenti minum obat benar dan observasi setelah obat
menggunakan obat tanpa berkonsultasi pada minum obat. Dan mencegah pasien
dengan benar dokter. putus obat.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Perbahan Proses Pikir Waham kebesaran
Pertemuan : Ke 1 (pertama)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan dirinya adalah seorang pemecah rekor dan berulang- ulang mengatakanya.
Klien lebih sering sendiri dan tidak mau bergaul dengan pasien lain. Pasien senang tidur dan
menyendiri.

2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Proses Pikir : Waham kebesaran

3. Tujuan Khusus : SP 1
a) Kliean dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien mampu berorientasi dengan realita.
c) Klien mmampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Tindakan keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya.
b) Membantu orientasi realita.
c) Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari klien yang belum terpenuhi.

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan


1. Orientasi
Salam terapeutik
Selamat Pagi? Masih ingat saya Gloria betsy, atau ibu panggil saya betsy, hari ini saya
bertugas mulai hari ini mulai jam 7 pagi sampai jam 1 siang bu. Ibu faqihatur biasanya di panggil
siapa?

Evaluasi/Validasi
Bagaimana parasaan ibu hari ini? Semalam tidurnya nyenyak? Tadi ibu sudah makan dan
minum obat kan?

Kontrak
Baiklah sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol ya bu? Bagaimana kalau
kita ngobrol tentang kegiatan dan kebutuhan sehari-hari ibu? Kita ngobrolnya selama 10 menit
ya bu?
2. Kerja
kemarin ibu bilang ibu seorag ibu rumah tangga, kalau di rumah biasanya ibu melakukan apa
saja bu? Kebutuhan- kebutuhan yang biasanya ibu penuhi di rumah yang belun bisa di lakukan
disini apa? Kenapa tidak di lakukan bu, di sini ibu bisa melakukan dan memenuhi kebutuhan ibu
tertebut! Nanti saya akan membantu ibu memenuhinya! Hari ini ibu terlihat lebih ceria dari pada
kemarin. Warna baju yang ibu pakai hari ini apa ya? Wah cocok sekali dengan warna kulit ibu.
Tapi baju yang ibu kenakan kenapa sama dengan orang- orang yang di sana bu? Memang ibu
berada dimana sekarang?

3. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
Bagaimana Bu. Perasaan ibu setelah bercakap-cakap denga saya?

b) Evaluasi Obyektif
Jadi ibu di RSJ ini sebagai apa tadi bu? Jadi ibu bisa memenuhi kebutuhan ibu di sini juga

c) Rencana Tindak Lanjut


kalau begitu stelah makan siang nanti ibu bantu nyapu ya bu?

d) Kontrak Yang Akan Datang


Topik
Bu, bagaimana kalau kita besok ngobol-ngobrol lagi tentang potensi atau bakat yang ibu
miliki?

Waktu
Kita ngobrol- ngobrolnya jam berapa bu? Jam 11 siang bagaimana?

Tempat
Bagaimana kalau di tempat biasa kita ngobrolnya bu?

STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Perubahan Proses Pikir : Waham Kebesaran
Pertemuan : Ke II (kedua)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi:
klien mengatakan dirinya adalah pemecah rekor tapi sekarang berada di rsj sebagai pasien gila
katanya. klien mengatakan senang mengaji dan menyapu saat dirumah. klien mengatakan mulai
besok akan ikut menyapu dengan yang lainnya. ekspresi wajah bersahabat, kontak mata ada,
klien mau berbincang-bincang, klien kooperatif, klien mau membuat jadwal kegiatan

2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir : Waham kebesaran

3. Tujuan Khusus (SP II)


a) Klien mampu memnuhi kebutuhan sehari-hari.
b) Klien mengerti kemampuan yang di miliki.
c) Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.

4. Tindakan Keperawatan
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
b) Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki.
c) Melatih kemampuan yang dimiliki.

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


1. Orientasi
Salam Terapeutik
Selamat siang bu, ketemu saya lagi ya bu? Masih ingat saya?, gimana ibu hari ini ada yang di
keluh kan? Semalam tidurnya nyenyak bu? Makanya enak? Di habiskan tidak?

Evaluasi/Validasi
Perasan ibu hari ini bagaimana?

Kontrak
Baiklah bu sesuai dengan jadwal kita kemarin, hari ini kita akan`ngobrol ngobrol lagi ya
bu..? bagaimana kalau kita membicarakan tentang hal yang ibu sukai selain mengaji? Berapa
lama ibu? 10 menit ya?

2. Kerja
Ibu kemarin kita kan sudah membuat jadwal harian, kemarin ibu suka menyapu rumah
katanya? Sudah kita masukan jadwal harian bu? Coba saya lihat? Wah ibu pandai sekali ya?
Sekarang selain mengaji ibu suka apa yang ibu lakukan di rumah? Jadi selaiin meyapu rumah
ibu, ibupandai dalam hal apa lagi? Kalau begitu bagaimana kalau kita sekarang berlatih dan ibu
tunjukan kepada saya? Perasaan ibu bagaimana setelah melakukanya? Kalau begitu bakat ibu
yang satu ini bisa kita masukan ke jadwal kegiatan harian ibu juga ya bu?

3. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan iu setelah bercakap-cakap?

b) Evaluasi Obyektif
Jadi bidang apa yang harus ibu sukai?

c) Rencana Tindak Lanjut


kalau begitu nanti sre setelah mandi ibu bisa mulai mengaji ya bu?

d) Kotrak Yang Akan Datang


Topik
Bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi ibu dan cara minum obat yang benar

Waktu
Kira- Kira kita bertemu jam berapa besok ibu? Jam 11 siang ya?

Tempat
kita ngobrol di tempat biasanya saja ya bu?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Perubahan proses pikir : waham kebesaran
Pertemuan : III (ketiga)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan saya masih ingat mbak betsy ya, tadi pagi saya sudah menyapu mbak, saya
senang sekali. Klien mengatakan saya senang dan pandai mengaji karena setelah melakukannya
membuat hati saya dingin. Klien mengatakan mau mengaji setiap hari kalau boleh dan tidak
mengganggu pasien lain dan mau memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. Kontak mata
ada, pandangan focus, pasien mau tersenyum dan berjabat tangan, ekspresi wajah bersahabat,
pembicaraan terarah, pasien tidak bingung, pasien dapat melalukan kegiatan sehari-hari
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir: Waham kebesaran
3. Tujuan Khusus (SP III)
1) Klien dapat melakukan jadwal kegiatan harian dengan baik
2) Klien mengetahui tenntang penggunaan obat secara teratur
3) Klien mau memasukkan minum obat teratur kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3) Menganjurkan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Orientasi
Salam terapeutik
Selamat siang bu, bu ketemu saya lagi? Masih ingat saya? Iya, saya Gloria Betsy Alfatina, Ibu
bisa panggil saya Betsy ya? Saya bertugas hari ini jam 07.00 sampai jam 13.00, tapi nanti sore
saya kembali lagi
Evaluasi/Validasi
Hari ini bagaimana perasaannya bu, semalam tidurnya enak, makannya gimana hari ini mau
makan tidak? Mau kan ya? Obatnya juga sudah diminum?
Kontrak
baiklah sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya bu? Bagaimana kalau
saya beri tahu ibu tentang manfaat minum obat, ibu mau? Selama 10 menit ya bu?
2. Kerja
Tadi obatnya sudah diminum apa belum, bu? Kalau sudah ibu tau tidak manfaat dari minum
obat tadi?perasaan ibu bagaimana setelah minum obat? Wah, kalau begitu obatnya harus
diminum setiap hari ya bu! Karena obat-obatan itu untuk membantu pemulihan ibu, biar ibunya
cepat sembuh, kalau tidak diminum bakalan lama disininya, katanya ingin cepat pulangkan? Jadi
obatnya tadi ada 2 jenis ya bu 1 sirup. Sirupnya diminum pagi dan sore, siangnya tidak. Pilnya
diminum pagi, siang, dan sore. Kalau setelah minum obat ibu gliyeng-glieyeng dipakai istirahat
saja ya? Minum obat ini biar ibunyan cepat sembuh lo bu,kalau ibu berhenti minum obatnya
nanti ibu gak sembuh-sembuh jadi tambah lama disininya. Kalau begitu biar tidak lupa minum
obatnya kita masukkan dijadwal kegiatan harian bagaimana? Ibu saya juga mau lihat ibu sudah
melakukan sesuai jadwal hari ini?
3. Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bu sekarang setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi objektif
Jadi manfaat minum obat tadi apa?
Rencana tindak lanjut
karena ibu sudah tau manfaat dari minum obat teratur mulai nanti siang jangan lupa obatnya
diminum ya bu?
Kontrak yang akan datang
1. Topik
bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi, dan saya akan lihat kegiatan apa saja yang sudah ibu
lakukan?
2. Waktu
Besok kita ketemu lagi jam 11.00 ya bu, bagaimana?
3. Tempat
Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol?

IMPLEMENTASI
NAMA : NY F
USIA : 43 TAHUN
NO.RM : 066839
Tanggal Diagnosa Tindakan Evalua
6-2-2013 Perubahan proses SP I : pasien S:
pikir: waham 1. Melakukan BHSP Klien mengatakan dirin
kebesaran selamat pagi,bu saya perawat Betsy masih rekor tapi sekarang bera
ingat dengan saya? pasien gila katanya.
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Klien mengatakan sudah
sesuai janji kemarin kita akan ngobrol- dirumah
ngobrol ya bu? Klien mengatakan mul
kita ngobrolnya selama 10 menit disini menyapu dengan yang la
bagaimana? O
2. Membantu orientasi realita Ekspresi wajah bersahab
Menurut ibu, sekarang ibu dan saya sedang Kontak mata ada
berada dimana, bu? Klien mau berbincang-b

baju yang ibu kenakan bagus sekali, tapi kok Klien kooperatif
sama dengan yang lain kenapa ya bu? Klien mau membuat jadw
A
3. Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari klien
Klien dapat melakukan B
Ibu biasanya kalau di umah sukanya apa
bu? Klien dapat memenuhi
kalau disini bisa dilakukan juga? hari
Nanti saya akan membantu ibu, bagaimana Klien mampu berorienta
kalau kita buat jadwal kegiatan harian supaya P:
ibu bisa melakukannyasetiap hari, nanti setiap (pasien)
hari saya akan liaht dan mengeceknya, Menerapkan atau mem
bagaimana bu, ibu mau? jadwal kegiatan dan m
kegiatan yang sudah dibu
(perawat):

Melanjutkan SP II
Mengevaluasi jadwal ha
Berdiskusi tentang
dimiliki
Melatih kemampuan yan

IMPLEMENTASI
NAMA : NY F
USIA : 43 TAHUN
NO.RM : 066839
TANGGAL DIAGNOSA TINDAKAN EVALUA
08-02-2013 Perubahan proses SP II: S:
pikir: waham 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan klen Klien mengatakan saya mas
kebesaran bu, kemarin kan kita sudah betsy ya, tadi pagi saya suda
membuat jadwal kegiatan bagaimana saya senang sekali.
kalau saya lihat dan saya cek hari Klien mengatakan saya sena
ini? mengaji karena setelah melak
hati saya dingin.
2. Berdiskusi kemampuan yang di
Klien mengatakan mau me
miliki klien
kemarin ibu bilang, ibu senang kalau boleh dan tidak mengg
menyapu dirumah tadi pagi juga dan mau memasukkan kedala
sudah dilakukan bukan? Selain itu kegiatan harian.
saat dirumah ibu pandai dalam hal O:
apa lagi? Kontak mata ada
Pandangan fokus
3. Melatih kemampuan yang dimiliki Pasien mau tersenyum dan b
klien Ekspresi wajah bersahabat
wah katanya ibu pandai mengaji Pembicaraan terarah
ternyata,bagaimana kalau sekarang
Pasien tidak bingung
kita berlatih dan ibu tunjukan kepada
saya bakat ibu ini? Pasien dapat melalukan keg
ternyata ibu benar-benar pandai A:
mengaji ya? Klien mampu melakukan ja
pasti akan lebih baik lagi kalau mampu memenuhi kebutuha
setiap hari ibu melakukannya, Klien mampu berdiskusi ten
bagaimana kalau kita masukkan kemampuan yang dimiliki
Klien dapat melatih kemamp
P:
(perawat)
Melanjutkan ke SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiata
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaa
3. Menganjurkan pasien mema
kedalam jadwal kegiatan.
(pasien)
Klien berlatih aktivitas sesu
kedalam jadwal harian juga bu? kegiatan harian yang sudah d

IMPLEMENTASI
NAMA : NY F
USIA : 43 TAHUN
NO.RM : 066839
TANGGAL DIAGNOSA TINDAKAN EVA
09-02-2013 Perubahan proses SP III: S:
pikir: waham 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien Klien mengatakan
kebesaran ibu bagaimana jadwal kegiatannya kemarin melalukakan yang d
sudah dilakukan semua,boleh saya lihat? mbak.
wah bagus sekali ternyata ibu sangat Klien mengatakan
rajinya? sudah minum obat
katanya,obatnya pil
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang sirup untuk nanti so
penggunaan obat secara teratur
Klien mengatakan
ibu tadi sudah minumnya kan? Jadi
obat nanti gak cepa
obatnya ada 2 jenis ya bu yang satu sirup
dan satunya pil,tapil pilnya ada 3 macam lo bisa pulang.
bu Klien mengatakan
kalau sirupnya dimimun pagi dan sore dijadwalakan aja bi
saja,sedang pilnya pagi siang dan sore O:
minumnya harus teratur lo ya bu, kalau Klien kooperatif
setelah minum obat ibunya pusing atau Klien mau berbinc
nggliyeng dipakai isitarahat atau tidur saja cakap.
ya bu karena itu efek obatnya Ekspresi wajah ber
minumobat ini biar ibu cepat sembuh, Klien dapat menja
kalau ibu gak mau minum obat atau berhenti minum obat teratur
minum obat nanti ibu gak cepat sembuhnya Klien dapat memb
jadi lama disininya. dan kapan meminu
A:
Klien mampu mela
hariannya dengan b
Klien mengetahui
obat secara teratur
Klien mampu mem
obat teratur kedalam
hariannya.

P:
(perawat)
Menyiapkan dan m
keluarga jika ada ku
klien
3. Mengajurkan memasukan kedalam jadwal Mengevaluasi jadw
kegiatan secara teratur klien
jangan lupa diminum yang teratur lo ya
bu,biar ibu cepat sembuh dan cepat pulang (pasien)
bagaimana kalau kita masukkan kedalam Klien berlatih aktiv
jadwal kegiatan harian ibu,biar tidak lupa kegiatan hariannya.
dan minumnya teratur Pasien minum oba

JADWAL KEGIATAN HARIAN PASIEN


1
Waktu kegiatan 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 15 16
Bangun tidur
Merapikan tempat
04.30 tidur - - - B M M B B
04.40 Mandi - - - M B M M M
05.00 sholat - - - M M M M M
05.30 Menyapu - - - B M B B B
Minum obat
06.30 Makan - - - B B B B B
07.30 Senam - - - B B TD B B
09.00 Nonton TV - - - M M TD M M
Minum obat
11.30 makan - - - B M M B B
Menyapu
12.00 sholat - - - M M B B M
13.00 Tidur siang - - - M M M M M
Sholat
15.00 mengaji - - - M M M M M
16.00 mandi - - M M M M M B
Makan
16.30 Minum obat - - B M M M B B
T
Nonton TV - - M M M TD D M
18.00 Sholat - - M M M M M M
19.00 Sholat - - M M M M M M
20.00 Tidur - - M M M M M M

Keterangan :
M : Mandiri
TD : Tidak dilakukan
B : Bimbingan/bantuan
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai