Anda di halaman 1dari 8

STUDI KASUS

Perawatan Gigi Insisivus Lateralis Kanan Maksila Fraktur Ellis Kelas III

Fakriantu Chaldun Pary* dan Yulita Kristanti**


*Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia
**Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Jl Denta No 1 Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia; e-mail: ambon_pary@gmail.com

ABSTRAK
Gigi fraktur Ellis kelas III merupakan kasus fraktur mahkota dengan terbukanya pulpa. Fraktur mahkota yang luas
dengan pulpa terbuka memerlukan perawatan saluran akar dengan restorasi mahkota jaket disertai inti pasak.
Perawatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi gigi dari segi mastikasi, estetika. Pasien laki-
laki umur 25 tahun datang untuk menambalkan gigi depan kanan atas yang patah 8 hari yang lalu karena
kecelakaan. Diagnosis gigi 12 adalah fraktur Ellis kelas III. Mula-mula dilakukan anestesi infiltrasi pada rami nervus
alveolaris superior anterior, kemudian dilakukan pulpektomi satu kunjungan. Selanjutnya gigi direstorasi dengan
mahkota jaket porselin fusi metal disertai pasak fiber. Perawatan pulpektomi satu kunjungan dan restorasi mahkota
jaket porselin fusi metal dengan pasak fiber dapat mengembalikan fungsi gigi dari segi mastikasi, estetika, fonetik,
dan melindungi jaringan pendukung.
MKGK. Desember 2015; 1(2): 155-162
Kata kunci: fraktur Ellis kelas III, pulpektomi satu kunjungan, mahkota jaket porselin fusi metal, pasak fiber

ABSTRACT: Right Insisives with Class III Ellis Fracture. Ellis fractured tooth class III is a case of crown fracture
with exposed pulp. Extended crown fracture with exposed pulp needs root canal treatment with post and core build
up followed with crown restoration. The treatment is aimed especially to restore functions of tooth in mastication and
esthetics, phonetics. A 25 year old male patient came to restore her fractured upper right front tooth 8 days ago
because of accident. Tooth 12 was diagnosed with Ellis fracture class III. The anterior superior alveolar nerve rami
was infiltrated, and one visit pulpectomy was carried out. Tooth was restored with fiber post and porcelain fused to
metal crown. One visit pulpectomy and porcelain fused to metal crown with fiber post could restore tooth masticatory
function, esthetic, phonetic, and preserving the supporting tissues.
MKGK. Desember 2015; 1(2): 155-162
Keywords: Ellis fracture class III, one visit pulpectomy, porcelain fused to metal crown, fiber post

PENDAHULUAN mengalami fraktur, dapat terjadi beberapa


Gigi mempunyai 4 fungsi pokok yaitu: (1) kemungkinan yaitu pulpa dapat sembuh
fungsi mastikasi, (2) fungsi estetik, (3) dan tetap vital, dapat segera mati, atau
fungsi bicara, (4) fungsi perlindungan dapat mengalami degenerasi progresif
terhadap jaringan pendukungnya. dan akhirnya mati. Fraktur Ellis Kelas III
Keempat fungsi tersebut dapat optimal merupakan fraktur dengan pulpa terbuka.3
apabila gigi dalam kondisi normal dan Upaya untuk mengkoreksi fraktur
oklusi yang baik.1 mahkota tergantung pada luasnya fraktur,
Trauma pada wajah atau kepala tahap pertumbuhan gigi dan lamanya
seringkali diikuti oleh trauma pada gigi. waktu sejak cedera. Gigi yang mengalami
Trauma yang terjadi pada gigi dapat fraktur gigi yang luas disertai pulpa
menimbulkan berbagai akibat pada gigi terbuka memerlukan perawatan saluran
tergantung derajat keparahan trauma. akar dan restorasi yang diperkuat dengan
Akibat yang terjadi dapat berupa infraksi inti pasak.4 Perawatan saluran akar (PSA)
korona, fraktur korona tanpa komplikasi, dapat dilakukan dengan satu kunjungan
fraktur korona dengan komplikasi, fraktur maupun beberapa kali kunjungan. PSA
korona akar, fraktur akar, luksasi, hingga satu kunjungan memberikan beberapa
avulsi gigi.2 Bila mahkota atau akar keuntungan antara lain mengurangi resiko

155
MKGK. Desember 2015; 1(2): 155-162
e-ISSN: 2460-0059

kontaminasi mikroorganisme dalam METODE


saluran akar di antara waktu kunjungan Pasien pria berusia 25 tahun
dan mengurangi waktu yang diperlukan datang ke klinik RSGM untuk ditambal
untuk perawatan.5 gigi-gigi depan yang patah karena
Gigi yang telah dilakukan PSA kecelakaan lalu lintas 8 hari yang lalu.
akan mengalami beberapa perubahan Sejak kecelakaan tersebut gigi depan
yaitu hilangnya struktur gigi yang cukup yang patah sering terasa ngilu yang tajam
banyak, perubahan karakteristik fisik, dan terutama pada gigi seri kecil saat minum
perubahan dalam hal estetik, oleh karena dingin atau terkena angin. Pasien ingin
itu dokter gigi harus merencanakan gigi-giginya segera ditambal karena
restorasi yang akan digunakan. Restorasi keluhan nyeri dan malu saat berbicara.
tersebut memerlukan desain yang dapat Pemeriksaan obyektif
melindungi sisa jaringan gigi terhadap menunjukkan bahwa gigi 12 mengalami
fraktur, mencegah terjadinya infeksi ulang fraktur servikal mahkota gigi dengan
melalui saluran akar, dan mengganti pulpa terbuka. Peka terhadap tes perkusi
struktur gigi yang sudah hilang.6 Salah dan termal (CE), tetapi tidak peka
satu restorasi pada gigi yang telah terhadap palpasi, mobilitas normal. Pada
dilakukan PSA yaitu diperlukan retensi gigi 11 mengalami fraktur insisal
berupa pasak untuk menyatukan dengan mahkota gigi kedalaman dentin tidak peka
inti, sebagai dukungan restorasi akhir. terhadap perkusi dan palpasi, tetapi peka
Pada awal 1990 telah diperkenalkan terhadap tes termal (CE), mobilitas
pasak fiber yang mempunyai beberapa normal. Kebersihan mulut pasien sedang.
kelebihan jika dibandingkan dengan pasak Pada pemeriksaan radiografis gigi
logam, salah satunya modulus 12 fraktur mahkota dengan pulpa terbuka,
elastisitasnya menyerupai dentin. Hal ini tidak terdapat area radiolusen di
dapat menurunkan resiko fraktur.7 periapikal. Akar yang membelok ke arah
Penggunaan bahan sementasi yang distal (Gambar 1B). Gigi 11 fraktur
bersifat adesif memungkinkan mahkota kedalaman dentin dan belum
terbentuknya ikatan monoblok antara mengenai pulpa, tidak terdapat area
pasak dengan dinding saluran akar.8 radiolusen di periapikal.
Tujuan dari penulisan laporan Diagnosis yang ditegakkan adalah
kasus ini adalah untuk mengevaluasi gigi 12 Gigi 12 fraktur Ellis kelas III dan
keberhasilan perawatan pulpektomi satu gigi 11 fraktur Ellis kelas II. Rencana
kunjungan dan restorasi mahkota jaket perawatan gigi 12 yaitu pulpektomi satu
porselin fusi metal dengan pasak fiber kunjungan dengan restorasi mahkota jaket
dalam mengembalikan fungsi gigi dari porselin fusi metal dengan pemasangan.
segi mastikasi, estetika, fonetik, dan
melindungi jaringan pendukung pada gigi
anterior maksilla yang mengalami trauma.

156
Pary dan Kristanti: Perawatan
Gigi Insisivus....

(A) (B)
Gambar 1. (A) Foto klinis gigi 12 dan 11 dengan fraktur Ellis kelas III; (B) Radiograf
gigi 12 dan 11 terlihat pulpa terbuka, tidak terdapat radiolusen di regioperiapikal

pasak fiber prefabricated. Rencana kerja estimasi 19 mm, dikonfirmasi ulang


perawatan gigi 11 yaitu restorasi resin dengan pengambilan Radiograf, sehingga
komposit. Prognosis baik, karena saluran diperoleh panjang kerja 19 mm.
akar gigi 12 tunggal, tidak ada kelainan Setelah mendapatkan panjang
jaringan periapikal pada gigi 12, tidak ada kerja dilanjutkan dengan preparasi saluran
mobilitas, sisa struktur jaringan keras gigi akar metode step back diawali dengan
12 yang ada masih dapat direstorasi penentuan file awal dilanjutkan preparasi
dengan pasak fiber dan mahkota jaket apikal untuk mendapatkan master apical
porselin fusi metal, pasien kooperatif. file (MAF #35) dan preparasi badan
Pada kunjungan pertama tanggal 6 Mei saluran akar. Setiap pergantian alat,
2014, dilakukan pemeriksaan subjektif, saluran akar diirigasi dengan larutan
objektif, dan radiografis, pasien menanda NaOCl 2,5% dan file dilumasi dengan
tangani informed consent dilakukan EDTA 15%.
anestesi lokal (infiltrasi n. alveolaris Selanjutnya dilakukan
superior anterior), kemudian daerah kerja pengepasan guta perca utama yaitu guta
diisolasi dengan rubber dam selanjutnya perca nomor 35 kemudian dilakukan
dilakukan pembukaan kamar pulpa pengambilan radiograf. Saluran akar
dengan bur Endoaccess (Dentsply), diirigasi dengan larutan NaOCL 2,5%,
dilanjutkan dengan bur diamendo larutan EDTA 17% dan diakhiri dengan
(Dentsply) sampai akses masuk ke orifis Chlorhexidin 2%, kemudian dikeringkan
melebar dan terbuka. Pengambilan dengan paper point. Pengisian dilakukan
jaringan pulpa menggunakan barbed dengan teknik kondensasi lateral
broach. Saluran akar diirigasi menggunakan siler Top Seal (Dentsply)
menggunakan NaOCL 2,5% dan dan gutaperca (MAF) no.35 dengan teknik
dikeringkan dengan paper point steril. kondensasi lateral, kemudian guta perca
Pengukuran panjang kerja dipotong sampai batas orifice dan ditutup
dengan cara pengukuran panjang kerja tumpatan sementara. Pada kunjungan
estimasi dari foto radiograf yang akan ketiga kembali dilakukan pemeriksaan
dikonfirmasi dengan apex locator (Denta subyektif dan obyektif dengan hasil tidak
Port ZX, Morita) dan didapatkan panjang ada kelainan.

157
MKGK. Desember 2015; 1(2): 155-162
e-ISSN: 2460-0059

(A) (B) (C) (D)


Gambar 2. Tahapan perawatan saluran akar gigi 12. (A) Radiografis pengukuran panjang kerja; (B) Pengepasan
guta perca utama; (C) Pengisian saluran akar dengan teknik kondensasi lateral; (D) radiografis pengisian saluran
akar.

(A) (B)

(C) (D)
Gambar 3. Tahap restorasi resin komposit gigi 11. (A) Penentuan warna; (B) Preparasi kavitas;
C) Aplikasi bahan resin komposit; (D) Hasil restorasi

Penyesuaian warna gigi dilakukan perlahan-lahan ke arah kavitas, dan


11 dengan vitalumin shade guide yang aktivasi dengan sinar (light cure unit)
menunjukkan derajat warna A3 kemudian selama 20 detik. Permukaan kavitas akan
akan dilakukan restorasi dengan resin tampak mengkilap setelah aplikasi
komposit. Adapun tahapan kerjanya bonding, kemudian dilakukan restorasi
dimulai dengan preparasi kavitas yaitu dengan resin komposit warna A3.
preparasi bevel sepanjang cavo surface Pada gigi 12 dilakukan preparasi
batas tepi kavitas dilanjutkan dengan pasak. Pasak yang digunakan yaitu pasak
pengetsaan pada daerah bevel dengan fiber prefabricated (Radix Fiberpost,
menggunakan asam fosfat 37%, selama Denstply). Guta perca dibuat sesuai
15 detik, lalu dibilas hingga bersih dan dengan panjang saluran pasak
dikeringkan perlahan hingga di dapat menggunakan gates glidden drill,
permukaan yang buram. Setelah di etsa kemudian dilanjutkan preparasi
dilakukan bonding pada seluruh kavitas menggunakan Peeso reamer, dilanjutkan
dan sekitar batas kavitas. Bonding di dengan precission drill sesuai ukuran
ratakan dengan semprotan angin pasak fiber. Setelah dilakukan

158
Pary dan Kristanti: Perawatan
Gigi Insisivus....

pengepasan dan dikonfirmasi dengan foto PEMBAHASAN


radiografis maka dilakukan penyemenan Perawatan saluran akar (PSA)
dengan semen resin (Build IT-FR, merupakan suatu cara untuk
Pentron). Pemotongan pasak fiber dengan mempertahankan gigi dalam rongga
bur intan pada 2/3 panjang mahkota dan mulut. Tujuan perawatan saluran akar
dilanjutkan pembuatan inti resin komposit. adalah untuk membersihkan kamar pulpa
Tahap dilanjutkan dengan preparasi dan akar yang terinfeksi serta membentuk
tonggak dan dicetak menggunakan double saluran akar agar dapat diobturasi secara
impression dan untuk gigi antagonis hermetis sehingga seluruh sistem saluran
dilakukan pencetakan dengan alginat. akar tidak dapat berkomunikasi baik
Model dikirimkan kepada tekniker dengan dengan jaringan periodontal maupun
instruksi yang jelas. rongga mulut. PSA meliputi pembuangan
Kunjungan berikutnya dilakukan jaringan pulpa yang tidak sehat, preparasi
pemasangan mahkota jaket PFM setelah biomekanis, disinfeksi, dan obturasi
dilakukan pemeriksaan warna, kontur, saluran akar.3
embrasur, kerapatan tepi, oklusi, kontak Pada kasus ini dilakukan PSA satu
proksimal, ketahanan, dan hubungan kunjungan karena pasien datang keluhan
dengan gigi antagonis maka dilakukan sakit sehingga perlu dilakukan tindakan
penyemanan dengan semen resin (Rely X emergensi untuk mengurangi rasa sakit
U200, 3M ESPE). Kontrol restorasi pasien. PSA satu kunjungan dapat
dilakukan seminggu kemudian dan pasien mengurangi resiko kontaminasi
merasa nyaman menggunakannya, tidak mikroorganisme dalam saluran akar di
terdapat keluhan, dan gigi dapat antara waktu kunjungan dan mengurangi
difungsikan dengan normal. waktu yang diperlukan untuk perawatan.5

(A) (B) (C)

(D)

(D)
Gambar 4. Tahap restorasi mahkota jaket porselin fusi metal dengan pasak fiber pada gigi 12. (A) Pengepasan
pasak fiber; (B) Radiografis pengepasan pasak fiber; (C) Preparasi inti; (D) Insersi mahkota jaket porselin fusi metal.

159
MKGK. Desember 2015; 1(2): 155-162
e-ISSN: 2460-0059

Metode preparasi yang digunakan lateral yang telah dilakukan PSA pada
pada perawatan ini adalah metode step kasus ini menunjukkan kehilangan
back karena metode ini tidak mudah jaringan keras gigi mencapai 1/3 servikal
menyebabkan trauma apikal, sehingga dibutuhkan pasak.
memudahkan pengambilan debris lebih Pasak fiber prefabricated menjadi
banyak dan flare yang dihasilkan lebih pilihan pada kasus ini karena gigi insisif
besar sehingga memudahkan lateral ini tidak memerlukan perbaikan
pemampatan guta perca pada waktu inklinasi, pasak fiber memiliki sifat
pengisian saluran.3 modulus elastisitasnya menyerupai dentin,
Obturasi dilakukan menggunakan adaptasi yang baik, serta dapat
siler berbahan dasar epoxy resin. Siler menyebarkan tekanan secara menyeluruh
berbahan dasar epoxy resin memiliki sifat sehingga mencegah terjadinya fraktur
sebagai berikut, adaptasi yang baik akar jika dibandingkan dengan pasak
dengan dinding saluran akar karena logam atau pasak tuang. Jika retreatment
adhesinya yang tinggi, viskositasnya harus dilakukan, maka pasak ini mudah
menurun sehingga dapat mengalir masuk untuk dilakukan perawatan ulang, bersifat
ke dalam saluran akar lateral dan tubuli tidak korosif, dan tidak adanya
dentin, tidak larut dalam air, dan penghantaran panas yang berlebihan.7,8
mengeras bila berkontak dengan cairan.9 Komponen pasak fiber yaitu terdiri
Pada kasus ini, PSA yang telah dari komponen penguat dan matriks
dilakukan pada gigi 12 menunjukkan tidak pendukung. Komponen penguat berupa
peka terhadap perkusi dan palpasi, tidak serat dari bahan glass, polyethylene, atau
terdapat tanda-tanda infeksi, fistula, karbon, sedangkan matrik pendukung
kegoyahan ataupun pembengkakan, terbuat dari metal, keramik, atau matrik
sehingga perawatan dapat dilanjutkan ke resin. Fiber berfungsi sebagai sumber
tahap berikutnya yaitu preparasi pasak. kekuatan dan matriks sebagai perekat
Keberhasilan PSA jangka panjang semua fiber menjadi satu kesatuan,
tidak tergantung kepada hasil perawatan menyalurkan tekanan diantara fiber dari
saja, tetapi juga ditentukan oleh restorasi kerusakan mekanis dan kelembaban
pasca PSA. Hal ini karena kebocoran rongga mulut.10
restorasi korona dapat menjadi penyebab Retensi pasak dipengaruhi oleh
kegagalan PSA. Dalam penentuan preparasi, panjang pasak, diameter
restorasi pasca PSA, perlu pasak, tekstur permukaan pasak, dan
dipertimbangkan hal-hal seperti sisa penggunaan bahan luting.11 Preparasi
jaringan gigi, posisi gigi dalam rongga pasak fiber menggunakan precission drill
mulut, kebutuhan estetik, dan beban yang sudah disediakan pabrik, yang
oklusal yang diterima gigi tersebut. diameternya sudah disesuaikan dengan
Pemilihan bahan dan teknik restorasi yang diameter pasak. Penentuan panjang
sesuai ditentukan oleh jumlah dan pasak yang ideal merupakan hal yang
kesehatan struktur gigi yang tersisa. sulit ditentukan. Apical seal 4 mm sangat
Jumlah dentin sehat yang tersisa diperlukan untuk menghindari kebocoran
berpengaruh besar terhadap prognosis apikal. Selain itu syarat panjang pasak
jangka panjang, karena tidak ada bahan adalah sama dengan panjang mahkota
restorasi yang benar-benar dapat klinis atau panjang mahkota anatomis,
6
mengantikan dentin utuh. Gigi insisif atau setidaknya 2/3 panjang akar.8

160
Pary dan Kristanti: Perawatan
Gigi Insisivus....

Panjang saluran pasak pada kasus ini disertai mahkota jaket porselin fusi metal
yaitu 11 mm dengan menyisakan gutta merupakan jawaban yang tepat untuk
perca di daerah apikal sebesar 5 mm. mengatasi problem gigi insisivus yang
Pada kasus ini menggunakan mengalami fraktur Ellis kelas III, karena
sementasi pasak menggunakan semen mengembalikan empat fungsi gigi yaitu:
resin. Prosedur sementasi merupakan (1) fungsi mastikasi, (2) fungsi estetik, (3)
faktor kritis, dengan adanya kegagalan fungsi bicara, dan (4) fungsi perlindungan
yang terjadi antara ikatan semen dengan terhadap jaringan pendukung. Pasien
pasak dan inti pasak. Untuk itu perlu merasa puas dengan hasil perawatan
penggunaan semen yang mampu saluran akar dan restorasi pasca PSA
berikatan baik dengan dentin saluran yaitu mahkota jaket pada gigi insisivus
pasak. Semen resin adesif telah lateralis kanan maksila.
dibuktikan secara laboratoris akan
keberhasilan yang tinggi sebagai bahan DAFTAR PUSTAKA
luting pasak fiber. Semen resin 1. Sluder, Jr. TB. Clinical dental
menghasilkan retensi yang sangat baik, anatomy, histology, physiology, and
sehingga dapat menciptakan suatu ikatan occlusion, in Sturdevant. The art and
monoblok yang tidak terpisahkan antara science of operative dentistry. 5th ed.
dinding saluran pasak dengan pasak The C.V. Mosby Company. St. Louis;
fiber.12 Selain itu semen resin dapat 2007. H. 7-18
menurunkan resiko terjadinya kebocoran 2. Sundoro EH. Serba-Serbi ilmu
mikro serta memiliki ketahanan terhadap konservasi gigi. Penerbit Universitas
fraktur.7 Pemilihan mahkota jaket porselin Indonesia, Jakarta; 2005. H. 209-226.
fusi metal sebagai restorasi akhir pada 3. Chandra BS, Krishna VG.
kasus ini didasarkan atas pertimbangan Grossmans endodontic practice, 12th
ketahanannya terhadap kekuatan ed, Walters Kluwer, New Delhi; 2010.
pengunyahan dan fraktur, serta dapat 4. Walton R, Torabinejad M. Principles
dapat memberikan perlindungan pada and practice of endodontics. 4th ed.
jaringan pendukung gigi dengan tetap Philadelphia: W.B. Saunders Co;
mempertahankan nilai estetiknya. 2008.
Schwatz dan Robbins juga 5. Ruddle CJ. Nonsurgical endodontic
mengemukakan bahwa restorasi mahkota retreatment. JCDA; 2004. H. 1-14.
jaket porselin fusi metal dapat 6. Wagnild G, Mueller K. Restoration of
mengembalikan fungsi gigi yaitu fungsi endodontically treated teeth in Cohen
estetik, mastikasi, bicara, dan S. Hargreaves KM (Editor). Pathways
perlindungan terhadap jaringan of the pulp 9th ed. Missouri: Mosby;
pendukung gigi. Di samping itu juga inc; 2006. H. 787-821.
menghindari kebocoran restorasi dan 7. Anna M, Johanna T. Bonding of
kemungkinan fraktur karena tekanan composite resin luting cement to fiber
pengunyahan yang dapat mengakibatkan reinforced composite root canal
kegagalan perawatan.11 posts. J Adhes Dent. 2004; 6: 319-
Kontrol satu minggu setelah 25.
perawatan menunjukkan perawatan 8. Ingle, Bakland. Endodontics. 6th ed.
berhasil baik. Kesimpulan bahwa London: Decker; 2013.
perawatan pulpektomi satu kunjungan

161
MKGK. Desember 2015; 1(2): 155-162
e-ISSN: 2460-0059

9. Topalian M. Cytotoxic of cament endodontically treated teeth: a


sealants used in endodontia on the iterature review. 2004; 30(5): 289-
periapical weave. J Endod. 2002; 23: 299.
1-8. 12. Monticelli F. Effect of adhesive
10. Maria A. Fiber reinforced composites system and luting agent on bonding
as root canal post. Turku; 2007. H. of fiber post to root canal dentin.
10-38. Wiley Interscience; 2005. H. 195-200.
11. Schwatzr RS, Robbin JW. Post
placement and restoration of

162

Anda mungkin juga menyukai