Anda di halaman 1dari 15

STUDI REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BATUBARA DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA,


KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Oleh :
FILIPUS ANGGARA TRIPUTRANTO
112080176/TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2011
STUDI REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
BATUBARA DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA,
KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
FILIPUS ANGGARA TRIPUTRANTO
112080176/TA

Mengetahui,

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Ir. Anton Sudiyanto, MT Ir. Bambang Wisaksono, MT


A. JUDUL : STUDI REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS
PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA,
KALIMANTAN SELATAN

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
sekitarnya.
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan
penambangan bahan galian, tetapi kegiatan penambangan tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama rusaknya
bentang alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat fauna menjadi rusak,
penurunan kualitas dan permukaan air tanah, timbulnya debu serta kebisingan.
Salah satu bentuk penanganan dampak negatif dari kegiatan penambangan
adalah melakukan reklamasi yang terencana. Yang dimaksud dengan reklamasi
adalah setiap pekerjaan yang bertujuan memperbaiki atau mengembalikan
kemanfaatan tanah semula yang rusak akibat usaha-usaha penambangan itu.
Dalam melaksanakan reklamasi tidak terlepas dari pertimbangan tata guna lahan
yang telah ditentukan oleh Pemda atau Dinas Pertanian setempat guna
kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya kegiatan reklamasi yang terencana
diharapkan lahan bekas penambangan dapat digunakan atau dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian atau perkebunan, sehingga dampak negatif dari kegiatan
penambangan dapat berkurang dan dapat menambah pendapatan masyarakat.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki atau mengembalikan
kemanfaatan tanah semula akibat usaha-usaha penambangan, sehingga dampak
negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menata dan memperbaiki kondisi
daerah yang telah ditambang/rusak menjadi lahan yang produktif, sehingga
setelah penambangan pada daerah tersebut berakhir, lahan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pertanian atau perkebunan.

D. PERUMUSAN MASALAH
Sistem penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA menggunakan sistem tambang terbuka (surface mining) dan
dilakukan dengan peralatan mekanis. Adapun kegiatan penambangan secara garis
besar meliputi :
1. Pembersihan lahan (clearing)
2. Pengupasan lapisan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian (loosening) dan Peledakan (blasting)
4. Pemuatan dan Pengangkutan (hauling)
5. Reklamasi
Kegiatan penambangan tersebut antara lain mengakibatkan perubahan kondisi
geologi daerah tersebut berupa :
a. Kondisi tanah
Dampak yang terjadi akibat penambangan batubara adalah kerusakan profil
tanah, struktur tanah, dan penurunan tingkat kesuburan tanah. Pengupasan
dan penimbunan lapisan tanah akan menyebabkan bercampurnya lapisan
tanah atas yang banyak mengandung unsur hara dengan lapisan bawah berupa
tanah lapuk yang tidak subur mengakibatkan sifat fisik dan kimia berubah
dan mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
. Air permukaan
Pola aliran air permukaan berubah akibat aktivitas penambangan karena
adanya pengupasan dan penimbunan tanah penutup serta berkurangnya
vegetasi akibat dari pengupasan pepohonan yang tumbuh diatasnya.
c. Pencemaran udara
Debu terbentuk akibat kegiatan penggalian dan pengangkutan, terutama pada
saat tidak hujan atau musim kemarau.
d. Stabilitas lereng
- Erosi pada lahan bekas penambangan menjadi intensif dan menimbulkan
sedimentasi pada daerah bawahan.
- Tanah longsor dapat terjadi di daerah sekitar lokasi penambangan yang
mengancam keberadaan bangunan maupun peralatan mekanis yang
berada disekitarnya.
e. Lahan Bekas Penambangan
Penambangan batubara di PT. Pamapersada Nusantara, Kalimantan Selatan
dilakukan dengan sistem tambang terbuka (surface mining). Akibat
penambangan tersebut terbentuk lahan bekas penambangan yang kondisinya
menjadi berbeda dengan keadaan sebelumnya, dimana telah terjadi perubahan
topografi, hilangnya tanah pucuk (top soil), tanah menjadi gersang dan
berdebu, perubahan pola aliran air permukaan, serta terbentuknya cekungan-
cekungan di lahan bekas penambangan.

E. PENYELESAIAN MASALAH
1. Kondisi Tanah
Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui keadaan
tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi dapat
dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan dengan
operasi penambangan.
Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi penambangan adalah :
- Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun
tanahnya belum terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan.
- Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi.
Untuk dapat merencanakan cara reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan
tanah di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang
dan keadaan di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi :
. Sifat fisik tanah
Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan
pengelolaannya, antara lain dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah
dapat menggambarkannya secara kasar.
Studi tentang warna tanah dapat dipakai untuk :
- Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna
tanah makin besar kandungan bahan organiknya.
- Menilai drainase/ pembuangan air yang berlebihan dari tanah,
dimana warna merah menandakan drainase yang baik, sedang warna
kelabu/ pucat menandakan drainase yang jelek.
- Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah.
- Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah.
- Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan
menunjukkan kadar besi tinggi.
. Sifat kimia tanah
Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam tanah,
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah dalam
kandungan bahan organik.
Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai
makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur hara
terdiri dari unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak yaitu
C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam
jumlah sedikit yaitu Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co.
Kandungan unsur hara dinyatakan dalam kriteria sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Selain itu ketersediaan unsur hara sangat
ditentukan oleh keadaan pH atau keasaman tanah.
c. Ketebalan top soil tanah
Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15-45 cm
atau lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, pada
lapisan inilah banyak terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuh-tumbuhan untuk hidup.
Humus atau bahan-bahan organik serta variabel zat-zat hara mineral yang
sangat diperlukan bagi tanaman terdapat dalam lapisan tanah ini.
Mikroflora dan mikrofauna atau jazad renik biologis (bakteri, cacing
tanah, serangga tanah) hidup berpadu dalam lapisan top soil ini sehingga
dapat menyuburkan tanah dalam lingkungannya, maka tanaman pun dapat
tumbuh dengan baik.

d. Kelembaban tanah
Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi. Air
di dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur dan struktur. Semakin
halus dan liat suatu tanah maka semakin besar air yang dapat diikat oleh
tanah liat. Apabila disentuh, tanah liat lebih halus permukaannya daripada
tanah berpasir, semakin besar ukurannya makin sedikit air yang diikat pada
satu satuan yang sama.
Pada keadaan lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar
supaya jangan sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan.
e. Kedalaman tanah
Kedalaman tanah sangat penting diketahui terutama pada lahan-lahan yang
memiliki kemiringan. Bagi kepentingan pertanian apabila kedalaman tanah
cukup tebal terutama lapisan top soilnya maka lebih mudah ditanami dan
lebih mudah dalam perawatan atau pemeliharaan terhadap tanah tersebut.
f.Tekstur tanah
Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup. Bahan
padat itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik terdapat dalam
bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya
dibagi dalam beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10 mm, kerikil
2-10 mm, pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir,
debu, dan liat merupakan fraksi utama.
Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk
menentukan golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu,
dan liat tanah dapat dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar :
- Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan
pasirnya > 70% yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar
dan tidak lekat
- Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan
debu-liat relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak
terlalu lekat. Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat
baik untuk penanaman.
- Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah
liat sangat lekat dan apabila kering menjadi sangat keras.
Dalam melaksanakan perisapan reklamasi tahap awal yang perlu
diperhatikan adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam
penimbunan tanah penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi.
Untuk itu diperlukan pertimbanghan-pertimbangan dan pengetahuan tentang
erosi.
Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya
merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan
air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat
tindakan manusia. Sehubungan dengan itu kita mengenal :
a. Normal (geological erosion)
Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam
melalui tahap-tahap :
- Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke
dalam partikel-partikel yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.
- Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui
penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.
- Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau
terangkut tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar
sungai.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang
hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan
kemungkinan kerugiannya pun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya
partikel-partikel tanah yang dipindahkan atau terangkut seimbang dengan
banyaknya tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah.
b. Accelerated Erosion
Yaitu proses proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat tindakan
manusia sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan kesalahan
dalam pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut D.
D. Baver dan W.H. Gardner dalam bukunya Soil Physics terjadinya erosi
tanah sangat tergantung pada : sifat-sifat hujan, kemiringan lereng jaringan
aliran air, vegetasi, kemampuan tanah untuk menahan penyebaran air
(infiltrasi) serta faktor kegiatan dan perilaku manusia.
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi antara lain hujan,
temperatur, angin, kelembaban, dan radiasi matahari. Dari kelima faktor
iklim tersebut hujan merupakan faktor terpenting dalam proses erosi tanah.
Sifat-sifat hujan berupa curah hujan, intensitas, dan distribusi air hujan
mempunya kemampuan yang besar untuk menghancurkan butiran tanah
serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Di Indonesia umumnya
curah hujan cukup tinggi dan data yang diperoleh dari alat ombrometer
berupa data jumlah hujan.
Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap daya
rusak dari luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan permukaan),
kemampuan tanah untuk menyerap air hujan (untuk menentukan volume
limpasan permukaan yang mengikis dan mengangkut hancuran tanah).
2. Pengawetan Tanah
Dalam kegiatan reklamasi tidak dapat terlepas dari masalah hilangnya
lapisan tanah akibat terpaan air hujan. Oleh karena itu perlu adanya usaha
untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan reklamasi
dengan cara mekanis yang meliputi :
- Pembuatan sengkedan atau terasering pada tanah miring.
- Pembuatan jalur-jalur aliran air pada tempat-tempat tertentu
(water ways).
- Pembuatan lubang-lubang dan selokan-selokan pada tempat-
tempat tertentu.
- Mengadakan pengolahan tanah yang tepat yaitu menurut arah
kontur dan memotong kontur.
Usaha pengendalian erosi secara mekanis ini pada pokoknya adalah untuk
mengurangi atau menghalangi aliran air di permukaan (run off), sebelum
aliran ini dapat mengikis tanah dan menghanyutkannya. Aliran air disalurkan
dengan baik dan kecepatannya dikurangi sampai tidak menyebabkan erosi.
Sistem pembuatan teras dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :

a. Sistem pembuatan teras datar


Teras datar biasanya dibuat pada tempat-tempat dengan curah hujan yang
rendah, kemiringan tanah paling besar 3% dan mudah menyerap air.
b. Sistem pembuatan teras kredit
Teras kredit umumnya diterapkan pada tempat-tempat yang tanahnya sulit
menyerap air, dengan kemiringan 3-10% dan curah hujannnya tinggi.
c. Sistem pembuatan teras guludan
Teras guludan dibuat pada temp[at-tempat dengan kemiringan tanah 15%
dilengkapi dengan saluran pembuangan air di sepanjang bagian atas
guludan.
d. Sistem pembuatan teras bangku
Teras bangku dibuat pada tanah-tanah dengan kemiringan 15-50%.
Memiliki bidang polah yang miring kurang lebih 0,1% ke arah dalam yang
juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air.
Keadaan air yang terkandung dalam lapisan tanah sangat perlu untuk
diketahui terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara
musiman ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah bisa
ditentukan melalui sumber-sumber air setempat, juga melalui pengeboran air.
Secara umum air tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu : air tanah dangkal
dan air tanah dalam.
a. Air tanah dangkal, debit dan volumnya sangat dipengaruhi oleh curah
hujan/intensitas curah hujan dan letaknya dekat dengan permukaan bumi.
b. Air tanah dalam, debit dan volumnya hampir tidak terpengaruh oleh curah
hujan sehingga debit dan volumnya hampir konstan baik di musim hujan
maupun di musim kemarau. Letaknya jauh di dalam tanah dan biasanya
terletak di atas batuan/tanah yang permiabel tanah/batuan yang kedap air.
3. Perkiraan waktu dan biaya reklamasi
Hal ini penting untuk diperkirakan agar pelaksanaan reklamasai dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Salah satu hal penting dalam persiapan
reklamasi adalah perataan tanah. Untuk itu perlu diketahui waktu perataan
tanah. Untuk menghitung angka rata-rata dari data waktu edar yang ada dapat
menggunakan teori statistik, yaitu dengan membuat tabel distribusi frekuensi
dari data yang ada. Rumus yang digunakan untuk menghitung distribusi
frekuensi adalah :
k = 1 + 3,32 log n
R = (Xmax Xmin) / k
k = fi x Xi / n
Keterangan :
k = jumlah kelas interval
n = jumlah data yang angka rata-ratanya
Xmax = angka terbesar dari data yang terkumpul
Xmin = angka terkecil dari data yang terkumpul
R = rentang dari setiap interval
fi = frekuensi data dari setiap kelas interval
Xi = angka tengah dari setiap kelas interval
Dengan adanya perhitungan waktu pelaksanaan waktu reklamasi maka
memudahkan untuk memperkirakan besarnya biaya reklamasi. Karena
dengan adanya perkiraan waktu tersebut maka dapat dihitung perkiraan biaya
terutama untuk ongkos pekerja. Biaya-biaya lain seperti bibit tanaman,
pupuk, dan biaya lain sudah ada harga pastinya.

F. METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam melaksanakan studi reklamasi terhadap lahan bekas penambangan
batubara di PT. Pamapersada Nusantara, Kalimanatan Selatan ini, penulis
menggabungkan antara teori dengan data-data yang ada di lapangan, sehingga
dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah.
Adapun urutan-urutan pekerjaan penelitian adalah :
1. Studi literatur
Studi leteratur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang diperoleh dari :
- Instansi yang terkait dalam permasalahan
- Perpustakaan
- Peta
-
2. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
- Observasi lapangan, dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung
yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas.
- Menentukan lokasi pengamatan dan mengambil data-data yang
diperlukan untuk penyelesaian masalah.
- Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar
penelitian yang dilakukan tidak meluas serta yang diambil dapat
digunakan secara efektif.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara :
- Melakukan pengukuran-pengukuran
- Meneliti proses produksi yang sedang berlangsung
- Mencatat kejadian yang terjadi, melakukan pemotretan dan
wawancara seperlunya.
4. Akuisi data
Akuisi data ini bertujuan untuk :
- Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan
analisis nantinya.
- Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek
pengamatan.
- Mengetahui keakuratan data, sehingga kerja menjadi efisien.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik-grafik
atau rangkaian perhitungan dalam penyelesaian suatu proses tertentu.
6. Analisis hasil pengelompokan data
Analisis hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh
kesimpulan sementara dan selanjutnya diolah dalam bagian pembahasan.

7. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan koreksi antara hasil pengolahan data
yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini
merupakan suatu hasil akhir dari semua aspek dari semua yang telah dibahas.

G. RENCANA KEGIATAN
Penelitian akan dilaksanakan selama dua bulan, dengan rincian sebagai berikut:

BULAN JANUARI FEBRUARI MARET


2012 2012 2012
MINGGU V I II III IV I II III
Studi Literatur
Penelitian Lapangan
Pengambilan Data
Akuisisi dan
Pengolahan Data
Analisis Hasil dan
Kesimpulan

H. DAFTAR PUSTAKA
1. ............,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 76 tahun 2008, Tentang
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.
2. ............,Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No : P.4/Menhut-
II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan
3. ............,Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2008 Tentang Reklamasi dan
Penutupan Tambang
4. ............,Diktat Kuliah Pengetahuan Lingkungan 2008 : Teknik Pertambangan,
FTM, UPN Veteran Yogyakarta.
I. RENCANA DAFTAR ISI
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metodologi Penelitian
1.5 Manfaat
1.6 Luaran (out put)
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah.
2.2 Kondisi Iklim dan Curah Hujan
2.3 Kondisi Topografi dan Morfologi
2.4 Keadaan Geologi
2.5 Hidrologi
2.6 Cadangan dan Kualitas Batubara
2.7 Penambangan Timah Hitam
2.8 Kondisi Daerah Penelitian
BAB III DASAR TEORI
3.1 Dasar Hukum Reklamasi
3.2 Pengertian Reklamasi
3.3 Keterkaitan Kegiatan Penambangan dengan
Upaya Reklamasi

BAB IV RENCANA TEKNIK REKLAMASI


4.1 Rencana Peruntukan
4.2 Penataan Lahan Bekas Tambang
4.3 Revegetasi
4.4 Pengelolaan dan Pemantauan
BA V PEMBAHASAN
B
5.1 Peruntukan Reklamasi
5.2 Kemajuan Kegiatan Reklamasi
5.3 Pengelolaan dan Pemantauan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

J. PENUTUP
Demikian proposal ini disusun, besar harapan penulis agar pihak PT.
Pamapersada Nusantara dapat membantu serta mendukung kegiatan
penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis. Penulis mohon maaf jika ada
kata-kata atau kalimat yang kurang berkenan yang diajukan kepada pihak PT.
Pamapersada Nusantara.
Atas perhatian Bapak/ Ibu, penulis ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai