Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Tn. M dengan Cedera Otak Ringan


Di Ruang IGD RSUD BANGIL

Oleh:

AINUR RAHMAH WIJAYANTI


1301470048

POLTEKKES KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN LAWANG
APRIL 2016

Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan diagnosa medis Cedera
Otak Ringan telah diperiksa dan disetujui :
Hari :
Tanggal :

Bangil, April 2016


Mahasiswa

Ainur Rahmah Wijayanti

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Mengetahui
Kepala Ruang IGD RSUD BANGIL

LAPORAN PENDAHULUAN
Cedera Otak Ringan (COR)
I; Definisi
Cedera otak adalah merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada
kelompok usia produktif dan sebagin besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.
Cedera Otak dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a; Cedera Otak Ringan (COR) Adalah cidera otak yang ditandai dengan tidak adanya
kehilangan kesadaran, pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing, dan pasien
dapat menderita laserasi dan hematoma kulit kepala.
b; Cedera Otak Sedang (COS) Adalah cedera otak yang ditandai dengan pasien
sempat kehilangan kesadarannya dan muntah
c; Cedera Otak Berat (COB) Adalah cedera otak yang ditandai dengan pasien
kehilangan kesadaran dalam waktu yang lama,mengalami penurunan tingkat
kesadaran secara progresif
II; Etiologi
1; Spasme pembuluh darah intrakranial
2; Kecelakaan otomotif/tabrakan, terjatuh, olah raga, kecelakaan industri
3; Gejala depresi
4; Gangguan pada jaringan saraf yang sudah terganggu
5; Tertimpa benda keras
III; Patofisiologi
Cidera otak dapat disebabkan karena benturan kepala seperti tertimpa benda keras,
kecelakaan atau tabrakan sehingga tengkorak mengalami pergeseran dan otak mengalami
benturan atau guncangan yang menyebabkan terjadi perubahan intrasel maupun
ekstrasel. Perubahan pada intrasel akan menyebabkan terjadinya kelemahan otak
kemudian disertai dengan iskemik pada jaringan yang bisa ditandai dengan nyeri dan
kejang. Sedangkan perubahan pada ekstrasel akan menimbulkan peningkatan intrakranial
sehingga kesadaran seseorang mengalami penurunan ditandai dengan pusing yang akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pada aktifitas seseorang. Selain itu juga dapat
ditandai dengan mual dan muntah sehingga akan menimbulkan resiko gangguan
keseimbangan cairan.
IV; Manifestasi klinis
1; Nyeri kepala
2; Tidak ada kehilangan kesadaran
3; Pusing
4; Tengkuk kaku dalam sikap kepala mengadah/hiperekstensi
5; Keletihan
6; Ketidak Mampuan Berkonsentrasi
7; Terdapat laserasi dan hematoma pada kulit kepala.
V; Penatalaksanaan
Pada pasien dengan cedera otak ringan umumnya dapat dipulangkan kerumah tanpa
perlu dilakukan pemeriksaan CT scan bila:
; Hasil pemeriksaan neurologis (terutama setatus mini mental dan gaya berjalan)
dalam batas normal
; Foto servikal jelas normal
; Adanya orng yang bertanggung jawab untuk mengamati pasien
Kriteria perawatan :
; adanya darah intra kranial atau praktur yang tampak pada CT scen
; konfusi, agitasi, atau kesadaran menurun
; adanya tanda atau gejala neurologis fokal
; intoksikasi obat atau alkohol
Penilaian awal :

1; Menilai jalan nafas : bersihkan jalan nafas dari sekret dan muntahan
2; Menilai pernafasan : tentukan apakah pasien bernafas spontan atau tidak
3; Menilai sirkulasi tubuh : otak yang rusak tidak mentolelir hipotensi
4; Menilai tingkat keparahan
VI; Konsep Asuhan Keperawatan
; Breathing
Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama jantung, sehingga
terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi maupun iramanya, bisa
berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing. Napas berbunyi, stridor, ronkhi,
wheezing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung terjadi peningkatan produksi
sputum pada jalan napas
; Blood
Efek peningkatan tekanan intrakranial terhadap tekanan darah bervariasi. Tekanan
pada pusat vasomotor akan meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke
jantung yang akan mengakibatkan denyut nadi menjadi lambat, merupakan tanda
peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan frekuensi jantung (bradikardia,
takikardia yang diselingi dengan bradikardia, disritmia)
; Brain
Gangguan kesadaran merupakan salah satu bentuk manifestasi adanya gangguan
otak akibat cidera kepala. Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar
kejadian, vertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran, baal pada ekstrimitas.
Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada
nervus cranialis, maka dapat terjadi :
Perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi,
pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah laku dan memori).
Perubahan dalam penglihatan, seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan
sebagian lapang pandang, foto fobia.
Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata.
Terjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh.
Sering timbul hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada nervus vagus
menyebabkan kompresi spasmodik diafragma.
Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalah
satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan.
; Blader
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi, inkontinensia uri,
ketidakmampuan menahan miksi.
; Bowel
Terjadi penurunan fungsi pencernaan: bising usus lemah, mual, muntah (mungkin
proyektil), kembung dan mengalami perubahan selera. Gangguan menelan (disfagia)
dan terganggunya proses eliminasi alvi.
; Bone
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. Pada kondisi
yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula terjadi
spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot-otot antagonis yang terjadi karena
rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan refleks pada spinal
selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.

VII; Diagnosa Ke[erawatan yang Mungkin Muncul


1; Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya laserasi pada kepala
2; Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri
3; Gangguan pemenuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang
berlebih
VIII; Intervensi
; Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya laserasi
pada kepala
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
nyeri menghilang
Kriteri Hasil : - Pasien merasa nyaman
- Pasien bisa tidur dengan normal
Intervensi :
1; Lakukan pendekatan pada pasien
R/: Dengan pendekatan dengan pasien akan terjalin kerjasama yang baik dengan
pasien
2; Jelaskan pada pasien tentang setiap tindakan yang akan dilakukan
R/: Pasien mau bekerjasama dengan pasien pada setiap tindakan yang dilakukan
3; Kaji tingkat nyeri pasien
R/: Mengetahui tingkat nyeri pasien sehingga mempermudah melakukan
tindakan dan pemberian terapi
4; Bantu pasien mendapatkan posisi yang paling nyaman
R/: Menjaga agar pasien tetap merasa nyaman
5; Observasi TTV
R/: Mengetahui kondisi pasien
6; Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi (analgesik)
R/: Mempercepat penyembuhan pasien
; Diagnosa 2 : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri
Tujuan : Setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola
tidur pasien kempali normal
Kriteri hasil : - Pola tidur pasien normal, malam 8 jam, Siang 1 jam
Intervensi :
1; Jelaskan pada pasien tentang setiap tindakan yang akan dilakukan
R/: Pasien mau bekerjasama dengan pasien pada setiap tindakan yang
dilakukan
2; Kaji tingkat nyeri pasien
R/: Mengetahui tingkat nyeri pasien sehingga mempermudah melakukan
tindakan dan pemberian terapi
3; Ciptakan lingkungan yang nyaman
R/: Dengan menciptaka lingkungan yang nyamamn pasien dapat tidur dengan
tenang
4; Bantu pasien mengambil posisi yang senyaman mungkin untuk tidur
R/: Dengan posisi tidur yang nyaman membantu pasien untuk tidur sesuai
kebutuhan
5; Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
R/: Mempercepat penyembuhan pasien
; Diagnosa 3 : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out
put yang berlebih
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : kebutuhan cairan pasien tepenuhi dan asupan cairan pasien terpenuhi
Intervensi :
1; Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
R/: Agar pasien mengerti semua tindakan yang akan dilakukan
2; kaji out put dan in put
R/: unuk mengetahui keseimbangan cairan pasien
3; Anjurkan pada pasien untuk minum setiap setelah muntah
R/: Untuk mengganti cairan yang hilang
4; Observasi TTV
R/: Untuk mengetahui keadaan pasien
5; Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/: Membantu mempercepat penyembuhan pasien
Daftar Pustaka
Abdul Hafid (2010), Strategi Dasar Penanganan Cidera Otak. PKB Ilmu Bedah XI
Traumatologi ,Surabaya.
DoengesM.E.(2010), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC.Jakarta.
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong (2011), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai