Anda di halaman 1dari 2

2.

Deskripsi Proses

Styrene juga dikenal sebagai phenylethylene, vinylbenzene, Styrol , atau


cinnamene, C6H5-CH=CH2, adalah monomer aromatik tak jenuh yang penting
dalam industri. Hal ini terjadi secara alami dalam jumlah kecil di beberapa
tanaman dan makanan. Pada abad kesembilan belas, styrene diisolasi dengan
destilasi dari storax balsam alami. Styrene diidentifikasi ada dalam kayu manis,
biji kopi, dan kacang tanah, dan juga ditemukan di tar batubara .
Pengembangan proses komersial untuk pembuatan styrene berdasarkan
dehidrogenasi etil benzena terjadi pada 1930-an . Kebutuhan untuk styrene-
butadiene rubber sintetik selama Perang Dunia II memberikan dorongan untuk
produksi skala besar. Setelah tahun 1946, kapasitas ini menjadi tersedia untuk
pembuatan monomer dengan kemurnian tinggi yang dapat dipolimerisasi
dengan stabil, jernih, tidak berwarna, dan plastik murah. Penggunaan plastik
berbasis stirena berkembang pesat, dan polystyrene sekarang salah satu
termoplastik yang paling murah secara biaya per volume.
Styrene sendiri adalah cairan yang dapat ditangani dengan mudah dan
aman. Aktivitas gugus vinil membuat styrene mudah untuk polimerisasi dan
copolymerisasi. Ketika teknologi tepat guna menjadi tersedia melalui lisensi
stirena dengan cepat berubah menjadi komoditas kimia massal, tumbuh dengan
kapasitas di seluruh dunia diperkirakan mencapai 17 106 t / a pada tahun
1993.
Reaksi yang paling penting dari styrene adalah polimerisasi untuk
polistiren, dan juga copolymerizes dengan monomer lainnya. Kopolimerisasi
dengan butadiena untuk memberikan karet sintetis Buna S adalah reaksi yang
awalnya menyebabkan perkembangan industri styrene.
Oksidasi stirena di udara adalah sesuatu khusus yang penting. Reaksi
menyebabkan massa molekul peroksida yang tinggi dengan cara radikal bebas.
Styrene juga dioksidasi menjadi berbagai senyawa lain, termasuk benzaldehida,
formaldehida, dan asam format. Reaksi alkena khas lainnya yang diamati dengan
oksidator kuat:
Proses pembuatan Styrene melibatkan proses dehidrogenasi pada
ethylbenzene. Proses tersebut berlangsung pada temperatur tinggi, tekanan
rendah dalam fasa gas dengan adiabatik reaktor. Reaksi tersebut merupakan
reaksi endoterm dan reversible.

Reaksi Styrene :

C6H 5CH2CH3 C 6H 5CH2CH3 +


H2

Pada reaksi pembentukan Styrene terjadi juga reaksi samping yang tidak
diinginkan diantaranya :

Benzene/Ethylene Reaction:
C6H5CH2CH3 f C6H6 + C2H4
Toluene/Methane Reaction:
C6H5CH2CH3 + H2 f C6H5CH3 + CH4
Carbon Monoxide Reactions:
2H2O + C2H4 f 2CO + 4H2
H2O + CH4 f CO + 3H2
Carbon Dioxide Reaction:
H2O + CO f CO2 + H2

Mula-mula umpan yang mengandung konsentrat EB (Ethylbenzene)


diumpankan dengan dicampurkan oleh steam dengan tekanan rendah.
Umpan campuran tersebut dipanaskan oleh Feed- Effluent Heat Exchenger
(HE) karena untuk tejadinya reaksi yang optimum maka sebelum umpan
campuran tersebut masuk reaktor perlu dipanaskan/ dinaikkan
temperaturnya agar konversinya tercapai. terdapat 2 reaktor adiabatik
beroprasi dalam fasa gas yang terpasang seri. Low steam pressure yang
ditelah dipanaskan oleh furnace ditambahkan untuk menaikkan temperatur
agar mendapatkan temperatur yang lebih tinggi sebelum masuk reaktor.
Setelah keluar reaktor ke-2 umpan tersebut di tukarkan panasnya kembali
pada Feed- Effluent Heat Exchenger (HE) yang kemudian lanjut ke proses
pemurnian EB.

3. Faktor yang menentukan keberhasilan Reaksi pada reaktor yaitu .

Rasio steam dan Feed fresh EB


Temperature inlet reaktor
Flowrate fuel to furnace
Reaktor sizing.

Anda mungkin juga menyukai