Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) disebut juga sebagai

Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN), dahulu lebih dikenal dengan

Acquired Prothrombin Complex Deficiency (APCD). PDVK adalah perdarahan

spontan atau akibat trauma yang disebabkan karena penurunan aktivitas faktor

koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX, dan X) sedangkan

aktivitas faktor koagulasi lain, kadar fibrinogen, dan jumlah trombosit, masih

dalam batas normal. Kelainan ini akan segera membaik dengan pemberian

vitamin K.

The American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 1961 memberi

batasan pada HDN sebagai suatu penyakit perdarahan yang terjadi pada hari-hari

pertama kehidupan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin K dan ditandai oleh

kekurangan protrombin, prokonvertin dan mungkin juga faktor-faktor lain.

Batasan awal berubah menjadi Vitamin K Dependent Bleeding (VKDB) atau

perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK).

Angka kejadian HDN pada bayi yang tidak mendapat vitamin K

profilaksis diberbagai Negara dilaporkan berbeda-beda. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa kejadian HDN lebih sering didapatkan pada bayi-bayi yang

mendapat air susu ibu (ASI) dibandingkan dengan yang mendapat susu formula.

Angka kejadian HDN berkisar antara 1 tiap 200 sampai tiap 400 kelahiran pada

bayi-bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis.

9
Survey di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi, 81%

diantaranya ditemukan komplikasi perdarahan intracranial. Di Thailand angka

kesakitan bayi karena perdarahan akibat defisiensi vitamin K 1 berkisar 1:1.200

sampai 1:1.400 kelahiran hidup. Angka tersebut dapat turun menjadi 10:100.000

kelahiran hidup dengan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir.

Data PDVK secara nasionl di Indonesia belum tersedia.

Proses hemostasis merupakan mekanisme yang kompleks, terdiri dari

empat fase yaitu fase vaskular (terjadi reaksi lokal pembuluh darah), fase

trombosit (timbul aktifitas trombosit), fase plasma (terjadi interaksi beberapa

faktor koagulasi spesifik yang beredar di dalam darah) dan fase fibrinolisis

(proses lisis bekuan darah). Bila salah satu dari keempat proses ini terganggu,

maka akan timbul gangguan hemostasis dengan manifestasi klinis perdarahan,

misalnya pada defisiensi kompleks protrombin (faktor II, VII, IX dan X).

Defisiensi kompleks protrombin dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin K dan

penyakit hati.

Gangguan pada proses pembekuan darah, dapat berupa kelainan yang

diturunkan secara genetik atau kelainan yang didapat. Gangguan pembekuan yang

didapat bisa disebabkan oleh adanya gangguan faktor koagulasi karena

kekurangan faktor pembekuan yang tergantung vitamin K, penyakit hati,

percepatan penghancuran faktor koagulasi dan inhibitor koagulasi. Salah satu

diantaranya adalah defisiensi kompleks protrombin yaitu kekurangan faktor-faktor

koagulasi faktor II, VII, IX dan X.

10

Anda mungkin juga menyukai