Anda di halaman 1dari 6

3.

Pemeriksaan Penunjang
Selain anamnesa dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk
menegakkan diagnosa tumor mediastinum. Berikut pemeriksaan penunjang yang dapat
menunjang penegakan diagnosa tumor mediastinum.
Prosedur Radiologi
Foto toraks
Foto toraks PA/Lateral dapat menentukan lokasi tumor, baik pada bagian anterior, medial
atau posterior, tetapi pada kasus dengan ukuran tumor yang besar sulit untuk ditentukan
lokasi yang pasti.
Tomografi
Selain dapat menentukan lokasi tumor, juga dapat mendeteksi klasifikasi pada lesi, yang
sering ditemukan pada kista dermoid, tumor tiroid dan kadang-kadang timoma. Tehnik ini
semakin jarang digunakan.
CT-Scan toraks dengan kontras
Selain dapat mendeskripsi lokasi juga dapat mendeskripsi kelainan tumor secara lebih
baik
dan dengan kemungkinan untuk menentukan perkiraan jenis tumor, misalnya teratoma
dan
timoma. CT-Scan juga dapat menentukan stage pada kasus timoma dengan cara mencari
apakah telah terjadi invasi atau belum. Perkembangan alat bantu ini mempermudah
pelaksanaan pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologi. Untuk menentukan luas
radiasi beberapa jenis tumor mediastinum sebaiknya dilakukan CT-Scan toraks dan CT-
Scan abdomen.
Flouroskopi
Prosedur ini dilakukan untuk melihat kemungkinan aneurisma aorta.
Ekokardiografi
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi pulsasi pada tumor yang diduga aneurisma.
Angiografi
Teknik ini lebih sensitif untuk mendeteksi aneurisma dibandingkan flouroskopi dan
ekokardiogram.
Esofagografi
Pemeriksaan ini dianjurkan bila ada dugaan invasi atau penekanan ke esofagus.
USG, MRI dan Kedokteran Nuklir
Meski jarang dilakukan, pemeriksaan-pemeriksaan terkadang harus dilakukan untuk
beberapa kasus tumor mediastinum.

Prosedur Endoskopi
Bronkoskopi harus dilakukan bila ada indikasi operasi. Tindakan bronkoskopi dapat
memberikan informasi tentang pendorongan atau penekanan tumor terhadap saluran
napas dan lokasinya. Di samping itu melalui bronkoskopi juga dapat dilihat apakah telah
terjadi invasi tumor ke saluran napas. Bronkoskopi sering dapat membedakan tumor
mediastinum dari
kanker paru primer.
Mediastinokopi. TIndakan ini lebih dipilih untuk tumor yang berlokasi di mediastinum
anterior.
Esofagoskopi
Torakoskopi diagnostic

Prosedur Patologi Anatomik


Beberapa tindakan, dari yang sederhana sampai yang kompleks perlu dilakukan
untuk mendapatkan jenis tumor.
Pemeriksaan sitologi
Prosedur diagnostik untuk memperoleh bahan pemeriksaan untuk pemeriksaan sitologi
ialah:
a. biopsi, jarum halus (BJH atau fine needle aspiration biopsy, FNAB), dilakukan bila
ditemukan pembesaran KGB atau tumor supervisial.
b. punksi pleura bila ada efusi pleura
c. bilasan atau sikatan bronkus pada saat bronkoskopi
d. biopsi aspirasi jarum, yaitu pengambilan bahan dengan jarum yang dilakukan bila
terlihat masa intrabronkial pada saat prosedur bronkoskopi yang amat mudah
berdarah, sehingga biopsi amat berbahaya
e. biopsi transtorakal atau transthoracal biopsy (TTB) dilakukan bila massa dapat dicapai
dengan jarum yang ditusukkan di dinding dada dan lokasi tumor tidak dekat pembuluh
darah atau tidak ada kecurigaan aneurisma. Untuk tumor yang kecil (<3cm>, memiliki
banyak pembuluh darah dan dekat organ yang berisiko dapat dilakukan TTB dengan
tuntunan flouroskopi atau USG atau CT Scan.
Pemeriksaan histologi
Bila BJH tidak berhasil menetapkan jenis histologis, perlu dilakukan prosedur di bawah
ini:
a. biopsi KGB yang teraba di leher atau supraklavikula. Bila tidak ada KGB yang teraba,
dapat dilakukan pengangkatan jaringan KGB yang mungkin ada di sana. Prosedur ini
disebut biopsi Daniels.
b. biopsi mediastinal, dilakukan bila dengan tindakan di atas hasil belum didapat.
c. biopsi eksisional pada massa tumor yang besar
d. torakoskopi diagnostik
e. Video-assisted thoracic surgery (VATS), dilakukan untuk tumor di semua lokasi,
f. terutama tumor di bagian posterior.

Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium rutin sering tidak memberikan informasi yang
berkaitan dengan tumor. LED kadang meningkatkan pada limfoma dan TB mediastinum.
a. Uji tuberkulin dibutuhkan bila ada kecurigaan limfadenitis TB
b. Pemeriksaan kadar T3 dan T4 dibutuhkan untuk tumor tiroid.
c. Pemeriksaan a-fetoprotein dan b-HCG dilakukan untuk tumor mediastinum yang
termasuk
d. kelompok tumor sel germinal, yakni jika ada keraguan antara seminoma atau
nonseminoma. Kadar a-fetoprotein dan b-HCG tinggi pada golongan nonseminoma.

Tindakan Bedah
Torakotomi eksplorasi untuk diagnostik bila semua upaya diagnostik tidak
berhasil
memberikan diagnosis histologis.

Pemeriksaan Lain
EMG adalah pemeriksaan penunjang untuk tumor mediastinum jenis timoma atau
tumor - tumor lainnya. Kegunaan pemeriksaan ini adalah mencari kemungkinan
miestenia gravis.
Dapus:
PDPI. Tumor Mediastinum (Tumor Mediastinum Nonlimfoma). Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan Di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta. 2003.
Gambar radiologi tumor mediastinum. Kanan atas bawah, foto polos PA toraks dan CT-Scan memperlihatkan
adanya massa (*). Tengah atas bawah, foto polos lateral dan CT-Scan memperlihatkan massa pada mediastinum
anterior. Kiri atas bawah, foto polos toraks dan CT-Scan memperlihatkan massa multilobulus pada mediastinum
anterior.
Dapus:
Juanpere, Sergi., Noemi Canete., Pedro Ortuno., Sandra Martinez., Gloria Sanchez., Lluis
Bernado. A Diagnostic Approach to The Mediastinal Masses. Insight Imaging. 2013;4:29-54.
4. Komplikasi
Komplikasi dari tumor mediastinum bervariasi yang diakibatkan kompresi dan
atau iinvasi dari massa (tumor) itu sendiri yang mengenai organ lain atau hasil dari reaksi
sistemik akibat tumor tersebut. Superior vena cava syndrome (SCVS) merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala dari SCVS ini antara lain, sesak nafas, leher
dan lengan bengkak. Jika memberat dapat disertai dengan pelebaran vena-vena subkutan
leher dan dada. Pada umumnya, tumor mediastinum banyak terjadi pada bagian
anterosuperior, sehingga, dapat menekan jalan nafas dan mengakibatkan obstruksi jalan
napas (obstruksi trakea). Gejala yang ditimbulkan seperti batuk, stridor, dyspnea. Selain
SCVS dan obstruksi trakea yang merupakan komplikasi terberat tumor mediastinum,
terdapat dua komplikasi terberat lainnya menurut Amin (2009). Yaitu, invasi vaskular dan
catastrophic hemorrhage, serta ruptur esofagus. 1,2,3,4

DAPUS
1: Singh, Gurmeet., Zulkifli Amin, Wuryantoro, Valy Wulani, Hamzah Shatri. Profile and
Factors Associated with Mortality in Mediastinal Mass During Hospitalization at Cipto
Mangunkusumo Hospital Jakarta. Acta Medica Indonesiana- The Indonesian Journal of
Internal Medicine. Jakarta. 2013; 45(1):3-10
2:Syahruddin, Elisna. Jakarta Sindrom Vena Kava Superior. Departemen Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran Respirasi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2009.
3: Datt, Vishnu., Tempe, DK. Airway Management in Patient with Mediastinal Masses.
Indian Journal Anaesthesi. 2005; 49(4): 344-352.
4: Amin, Zulkifli. Penyakit Mediastinum. Dalam Sudoyo, AW., Setyohadi, B., dkk: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid III. Interna Publishing. Jakarta. 2009. Hlm
2250-2253.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Referat
    BAB II Referat
    Dokumen15 halaman
    BAB II Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen14 halaman
    Bab Ii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB III Referat
    BAB III Referat
    Dokumen1 halaman
    BAB III Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Referat
    BAB II Referat
    Dokumen15 halaman
    BAB II Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Edit Lagi
    BAB II Edit Lagi
    Dokumen14 halaman
    BAB II Edit Lagi
    Fara Fariza
    Belum ada peringkat
  • Tugas Laporan Kasus Glaukoma
    Tugas Laporan Kasus Glaukoma
    Dokumen1 halaman
    Tugas Laporan Kasus Glaukoma
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB III Referat
    BAB III Referat
    Dokumen1 halaman
    BAB III Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Referat
    BAB II Referat
    Dokumen15 halaman
    BAB II Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Referat
    BAB I Referat
    Dokumen2 halaman
    BAB I Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Referat
    BAB I Referat
    Dokumen1 halaman
    BAB I Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • BAB III Referat
    BAB III Referat
    Dokumen1 halaman
    BAB III Referat
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    olivia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    olivia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat
  • Bab I SD V
    Bab I SD V
    Dokumen43 halaman
    Bab I SD V
    GitaAyuKusumadewi
    Belum ada peringkat