Anda di halaman 1dari 10

METODE PENELITIAN

Dosen Pengampu : Dra. Siti Nurhasanah, M.M.

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN MOTOR SCOOTER MATIC
(STUDI KASUS PADA VESPA LX 125 DI MALANG)

Disusun Oleh:

NOOR NAZMA LAILA


NIM : 201410160311013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan alat transportasi pesat sejalan
dengan kebutuhan transportasi pribadi maupun instansi yang menuntut untuk menggunakan
alat transportasi dalam kehidupan sehari- hari oleh karena itu, banyak merek-merek alat
transportasi menawarkan beragam produk.

Secara teori banyak cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk mencapai dan
meningkatkan volume keputusan yang diambil konsumen untuk membeli produk-produk atau
jasa-jasa yang ditawarkan oleh produsen. Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan perusahaan salah satunya melalui kegiatan pengembangan pada desain
produk, yaitu proses dimana perusahaan meningkatkan nilai guna bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya.

Produk yang ditawarkan di pasar harus mendapat perhatian untuk dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi agar memenuhi keinginan dan kebutuhan (Rendy, 2001). Konsumen akan
berusaha memenuhi kebutuhannya serta mencari manfaat tertentu dari suatu produk,
konsumen akan mempertimbangkan produk mana yang akan dipilih untuk memenuhi
kebutuhan serta memberikan manfaat yang diperlukan.

Desain dari suatu produk sangat berpengaruh bagi konsumen dalam memilih suatu
produk (Christine, 1998). Desain produk merupakan suatu hal yang melekat dan menyertai
produk tersebut, desain meliputi merek, model, bentuk, warna, fitur yang terdapat di dalam
produk dan sebagainya. Desain sangat penting bagi konsumen dalam menentukan pilihannya
terhadap suatu produk, semakin baik desain suatu produk maka produk akan semakin baik di
mata konsumen sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut.

Perusahaan sepeda motor yang berkembang saat ini diantaranya adalah Piaggio &
C.Spa, merupakan salah satu produsen terkemuka di dunia roda dua dan kendaraan komersial
yang berbasis di Eropa. Didirikan pada tahun 1884 oleh RinaldoPiaggio, Piaggio adalah
penemu skuter dan telah berkembang menjadi sebuah perusahaan terkemuka di pasar dunia
melalui berbagai merek seperti Vespa, Piaggio, dan Gilera. Merupakan produksi sepeda
motor dan skuter terbesar keempat di dunia. Piaggio memproduksi umumnya lebih dari
600.000 kendaraan. Perusahaan ini mempekerjakan 6.700 pekerja dan beroperasi lebih dari
50 negara, dengan jangakauan distribusi yang luas hingga mencapai cakupan seluruh dunia,
dan salah satunya di Indonesia.
Vespa sudah ada sejak tahun 1946 dengan kantor pusat di Pontedera Italia. Perusahaan
yang memiliki slogan Not just a scooter, a way of life, merupakan anak perusahaan dari
Piaggio yang sama-sama berasal dari Italia, merupakan simbol dari kreativitas ala Italia yang
termashyur di seluruh dunia, dan menjadi salah satu pimpinan manufaktur roda dua di dunia.
Selama lebih dari 6 dekade mendominasi segmen skuter, Vespa hingga saat ini menjadi
contoh unik industri desain yang tidak akan pernah mati. Berkat inovasi baik teknologi
maupun desain yang telah dituangkan telah membuat produk Vespa lambat laun berubah dari
sebuah produk transportasi menjadi salah satu bagian dari sejarah sosial. (piaggio-
vespa.com).

Salah satu produk sepeda motor vespa merk Vespa LX 125 merupakan salah satu
merk transportasi ikon gaya hidup yang akan menjadikan masyarakat sebagai pusat perhatian.
Dengan desain klasik yang melegenda, di balut warna-warna menarik dengan sentuhan krom,
semakin mempertegas Vespa sebagai skuter yang stylish dan fashionable dengan indikasi
banyak sekali pemakai sepeda motor merk Vespa LX 125 yang berada jalan raya ini
menandakan bahwa merk Vespa LX 125 sudah mempunyai tempat di hati pembeli.

Mulai April 2011, secara resmi prinsipal merek Piaggio hadir di Indonesia. Sejarah
Piaggio di negara ini sudah cukup panjang. Bahkan, sempat berjaya dengan salah satu
andalan mereka, yakni Vespa. Vespa adalah motor legendaris yang hingga kini masih banyak
di Indonesia. Produsen Piaggio pada pertengahan tahun 1980 sampai tahun 2000 pernah
melakukan perakitan di Indonesia bekerja sama dengan PT Danmotor Vespa Indonesia.
Konten lokal produknya mencapai 60% dan sisanya diimpor dari Italia. Namun, karena
masalah suplai dari Italia, kerja sama ini pun berakhir.

Indonesia juga pernah tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki angka
penjualan tertinggi untuk merek Vespa. Nampaknya, kejayaan masa lalu itulah yang sekarang
ini ingin diulang. Sebelum secara resmi masuk lagi, Piaggio telah dipasarkan oleh distributor
sejak beberapa tahun lalu. Hasilnya, cukup menggembirakan, antusiasme masyarakat
meningkat terus terhadap merek Piaggio. Data dari Piaggio Indonesia menyebutkan pengguna
Vespa di Indonesia mencapai lebih dari 40.000 orang (oto.detik.com). Hal itulah yang
mungkin menjadi pertimbangan dari produsen motor Italia tersebut untuk kembali ke
Indonesia.

Setelah Piaggio Indonesia hadir, perusahaan ini akan menjadi satu-satunya importir
merek-merek Piaggio dan Vespa yang diproduksi di berbagai negara. Antara lain, Vietnam
dan India untuk kawasan Asia. Kehadiran kembali Piaggio ke negara ini karena ada
kesempatan yang bisa diraih oleh perusahaan. Di sisi lain, untuk memberi kesempatan
konsumen untuk bisa merasakan merek motor matik dari Eropa.

Konsumen Indonesia dapat dikatakan hanya memiliki pilihan yang sedikit untuk
motor matik. Hanya dari pabrikan asal Jepang. Keberadaan motor matik Piaggio
menjadikannya satu-satunya merek Eropa yang dapat dibeli oleh konsumen Indonesia.

Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan vespa LX 125 kembali diminati oleh
masyarakat di mana vespa mampu bersaing dengan scooter matic merk lain setelah beberapa
tahun yang lalu telah menghentikan penjualannya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
observasi sementara yang telah dilakukan dengan menemui 15 orang pengguna motor matik
di wilayah Malang. 10 dari 15 orang mengatakan bahwa mereka lebih memilih vespa meski
dalam range harga, vespa LX 125 lebih mahal di banding motor matik pesaingnya.

Atas dasar latar belakang masalah dan uraian diatas maka penulis memutuskan untuk
melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR SCOOTER MATIC (STUDI
KASUS PADA VESPA LX 125 DI MALANG).

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian permasalahan yang dihadapi dalam proses penelitian dapat


dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pengembangan produk terhadap keputusan pembelian motor


Vespa LX 125 di Malang?

C. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan
bagi semua pihak, yaitu :

1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis bisa mengetahui tingkat keputusan
pembelian pada produk motor Vespa LX 125 dan salah satu syarat untuk tugas mata kuliah
Metode Penelitian.

2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi manajemen untuk
menentukan langkah-langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan volume penjualan
dengan memperhatikan faktor desain produk.

3. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan
masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan
produk.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
1. Pengaruh Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merk
Yamaha Mio Fino/
(http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2600/2/T1_212005041_Full
%20text.pdf)/) /2011.
2. Pengaruh Brand Romance dan Inovasi Terhadap Nilai yang Dirasakan Serta
Dampaknya Terhadap Minat Beli (Studi Kasus Pengguna Vespa Piaggio Duri
Kosambi, Jakarta Barat)/Lutfi/2016.

B. Teori yang Berkaitan Dengan Variabel


1. Pengembangan Produk
a. Penelitian dan Pengembangan Produk

Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian Penelitian Produk


dan Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat perbedaannya. Penelitian Produk (Product
Research) mengandung pengertian proses pencarian jenis produk apa dan produk yang
bagaimana dalam rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan, tetapi produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
menemukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara, Pengembangan
Produk (Product Development) merupakan proses mengembangkan produk yang sudah ada
dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.

Dari proses Penelitian dan Pengembangan produk, masing-masing, akan


menghasilkan produk "baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu baru dalam arti
produk yang ada diubah, baik itu perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru dalam
arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, atau produk
belum pernah dibuat di dalam negeri, atau juga produk belum pernah ada sebelumnya.

Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi, berdasarkan obyeknya, Penelitian dan


Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:

Penelitian dan Pengembangan Produk, yang menitikberatkan pada penemuan dan


inovasi produk dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun meningkatkan
kepuasan konsumen.
Penelitian dan Pengembangan Proses, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi
cara atau metode processing dalam rangka peningkatan efisiensi, sehingga pada
akhirnya dapat menurunkan biaya.
Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen, menitikberatkan pada penemuan
dan inovasi cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing, dan penyajian
data untuk kepentingan pengambilan keputusan.
b. Proses Pengembangan Produk

Proses pengembangan produk (Ulrich-Eppinger, 2001) dalam suatu perusahaan


umumnya melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :

1. Fase 0 : Perencanaan Produk. Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai zero


fase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran
pengembangan produk aktual.
2. Fase 1 : Pengembangan Konsep. Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan
pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan
dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan
lebih jauh.
3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem. Fase perancangan tingkat sistem mencakup
definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta
komponen-komponen.
4. Fase 3 : Perancangan Detail. Fase perancangan detail mencakup spesifikasi
lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik
pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan. Fase pengujian dan perbaikan melibatkan
konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5 : Produksi Awal. Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan
menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini
adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul
pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi
produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa
peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

2. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah mengidentifikasi bagaimana para konsumen membuat
keputusan pembelian dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran (Mowen, 2001 : 44).

Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler & Amstrong (2001 : 226) adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah sekitar kampus 3 Universitas Muhammadiyah


Malang, dengan objek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa dan masyarakat sekitar
yang menggunakan Scooter Matic.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode anilisis asosiatif kausal. Menurut
Sugiyono (2010), desain asosiatif kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang
lain. Tujuan penelitian kausal ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh suatu variabel
bebas (independent variable) yaitu pengembangan produk terhadap variabel terikat
(dependent variable) yaitu keputusan pembelian. Seberapa besar pengaruh pengembangan
produksi terhadap keputusan pembelian Vespa LX 125.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengukuran konsep-konsep yang berupa


kerangka dengan kata-kata yang menggunakan perilaku atau gejala yang dapat diamati, diuji
dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain. Adapun operasionalisasi dari masing-masing
variabel sebagai berikut:

1. Pengembangan Produk (X) adalah suatu proses di mana suatu produk atau jasa yang
sudah ada dikembangkan lebih jauh agar mempunyai tingkat kegunaan yang lebih
tinggi dan disukai oleh konsumen.
2. Keputusan Pembelian (Y) adalah suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli di mana konsumen benar-benar membeli (Kotler & Amstrong, 2001 : 226).

D. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang didapat langsung dari sumber, yaitu dari individu atau
perseorangan dari hasil pengisian kuisioner. Dan data sekunder merupakan data yang didapat
dari pihak lain yang sudah diolah yaitu dari website perusahaan dan juga penelitian terdahulu.
E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk


mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan
dokumentasi. Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan
dokumentasi adalah metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
memperoleh data dari sumber catatan atau arsip yang tersimpan dalam perusahaan maupun
penelitian sebelumnya.

F. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penilitian ini ada 50 responden dari mahasiswa
maupun masyarakat sekitaran kampus 3 UMM. Teknik sampling yang digunakan untuk
menentukan responden adalah sample insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel.

Sugiyono (2010) Ukuran yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan
500. Berdasarkan pada pernyataan tersebut dalam penelitian ini sampel yang diambil dan
dipilih adalah sejumlah 30 responden berdasarkan data yang sudah ditelaah.

G. Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala likert dan
SPSS. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social. Dengan skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata diberi skor :
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber : Sugiyono, 2014

H. Alat Analisis
1. Analisis Deskriftif Kualitatif

Analisis deskriftif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan atau interpretasi


terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan
dengan sekedar angka-angka.

2. Uji Kualitas Data


a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan
beberapa pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut
(Ghozali, 2011).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi4507322438569.pdf

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2600/2/T1_212005041_Full%20text.pdf

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Diponegoro.

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2001. Marketing Introduction an Asian Perspective. Jakarta
: Erlangga.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Buku I Analisis, Perencanaan,


Implementasi dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat.

Mowen, John C & Amstrong, Gary. 2001. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Prasetijo, Ristiyanti & Ihalauw, John. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RDN. Bandung : Alfabeta.

Ulrich, Karl T. & Steven D. Eppinger. 2001. Perancangan & Pengembangan Produk. Salemba
Teknika, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai