Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN PUSTAKA

CARCINOMA MAMMAE

I.
ANATOMI
Payudara adalah modifikasi kelenjar keringat yang terletak di atas fasia
pektoralis dan muskulus dinding dada yang menutupi permukaan anterior iga yang
dikelilingi oleh suatu lapisan lemak dan diselubungi kulit. Jaringan payudara meluas
di atas aksila, membentuk penonjolan yang disebut ekor aksila dari Spence.(1)
Setiap payudara terdiri atas 15-20 lobulus kelenjar yang masing-masing
mempunyai saluran ke papila mamma, yang disebut duktus laktiferus. Puting
payudara atau papila mamma dikelilingi oleh kulit melingkar yang mengandung
pigmen disebut areola, yang mengandung serat otot polos yang bisa berkontraksi
untuk memfasilitasi kontraksi papila mamma.(1) Diantara lobus tersebut ada jaringan
ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara.(2)
Terdapat tiga jalur utama saluran limfe menuju payudara, yaitu : aksila,
interpektoral, dan mamaria interna. Saluran kelenjar limfe utama adalah aksila.
Limfatik dari lobulus dan duktus melewati fasia aksilaris bersama dengan pembuluh
darah thorakal lateral ke lateral atau kelompok limfe external payudara, dimana paling
dekat dengan payudara.(1) Kelenjar getah bening aksila dibagi menjadi tiga tingkatan
berdasarkan lokasi relatif mereka terhadap otot pektoralis minor. Kelenjar getah
bening tingkat I berada di lateral perbatasan dari otot pektoralis minor. Tingkat II
kelenjar getah bening ditemukan di bawah otot. Tingkat III adalah medial ke tepi otot.
Saluran limfe mammaria interna ditemukan di dalam atau sepanjang tepi lateral
payudara dan ekor aksila.(2)
Payudara kaya akan aliran pembuluh darah arteri. Bagian medial dan sentral
payudara mendapat aliran darah dari cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-
cabang dari arteri panjang dada, thorakodorsal, dan subskapularis memberikan suplai
darah ke payudara yang lateral.(2)
Pengetahuan tentang lokasi struktur saraf utama di aksila diperlukan untuk
kinerja suatu diseksi aksila yang bebas dari komplikasi. Saraf thorakalis longus
berjalan sepanjang dinding dada di tepi medial aksila. Saraf ini menginervasi
muskulus seratus anterior dan memfiksasi skapula pada dinding dada selama ekstensi
lengan. Cedera pada saraf ini menyebabkan deformitas skapula. Saraf thorako-dorsalis
menginervasi muskulus latissimus dorsi. Transeksi saraf ini menyebabkan kelemahan
dalam abduksi dan rotasi eksternal lengan. Saraf pektoralis medial dijumpai setelah

1
fasia clavipectoral, tersebar disekitar lateral perbatasan muskulus pektoralis minor
untuk menginervasi sepertiga muskulus pektoralis mayor. (2)

Anatomi Payudara

Keterangan gambar:
A. Duktus
B. Lobulus
C. Bagian duktus yang dilatasi
untuk menahan susu
D. Puting susu
E. Jaringan lemak
F. Otot Pektoralis mayor
G. Dinding dada,Tulang rusuk

Pembesaran
A. Sel-sel duktus normal
B. Membran dasar
C. Lumen (Pusat duktus)

2
II.
FISIOLOGI
Payudara memiliki 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan
progestron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan
duktus berkembang dan timbulnya asinus.(1)
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8
haid, payudara menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak
rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar.
Begitu haid mulai, semuanya berkurang.(1)
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan,
payudara membesar karena epitel duktus lobal dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.(1)
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus
laktiferus ke puting susu.(1)
III.
EPIDEMIOLOGI(1)
Karsinoma mammae merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita
di Amerika Serikat, merupakan penyebab utama kematian pada wanita usia 40-44

3
tahun. Insiden karsinoma mammae di New York 9% pada kelahiran bayi perempuan,
atau 1 dari 11, bisa terkena karsinoma mammae sepanjang hidupnya.(1)
Angka kematian akibat karsinoma mammae bervariasi pada lokasi-lokasi di
seluruh dunia. Di Amerika Serikat, angka ketahanan hidup 10 tahun pada semua
wanita yang mengidap karsinoma mammae yang telah diterapi antara tahun 1955-
1964 sebesar 50%. Wynder menunjukkan adanya hubungan kuat antara konsumsi
lemak dan kematian karsinoma mammae; wanita Jepang mempunyai level konsumsi
lemak yang paling rendah dibandingkan grup populasi lain. Faktor diet dan obesitas
mempengaruhi konsentrasi hormon estrogen yang larut lemak.(1)
Sejumlah penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa terdapat 2 faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan karsinoma mammae :(1)
1. Wanita yang sebelumnya terkena karsinoma mammae mempunyai resiko
yang lebih tinggi terkena karsinoma mammae sisi kontralateral
2. Riwayat keluarga terkena karsinoma mammae meningkatkan resiko terkena
karsinoma mammae
Angka kejadian karsinoma mammae pada wanita yang ibunya juga terkena
karsinoma mammae 15 kali lebih besar.(1)
IV.
ETIOLOGI dan FAKTOR RESIKO(3)
1. Usia
Rata-rata usia saat didiagnosa adalah 61 tahun pada wanita kulit putih, 56 tahun
untuk wanita, dan 46 tahun pada wanita Afrika Amerika. Kanker payudara
sangat jarang pada semua grup sebelum usia 25 tahun. Meskipun karsinoma
jarang pada wanita muda, hampir setengah dari ini adalah ER negatif atau
HER2/neu (Human Epidermal Growth Factor Receptor 2) positif, sedangkan
kanker ini terdapat pada sepertiga wanita berusia 40 tahun.

2. Usia saat Menarche


Wanita yang mendapatkan menarche-nya pada usia kurang dari 11 tahun
beresiko 20% lebih besar dibandingkan dengan wanita yang mendapat
menarche-nya pada usia diatas 14 tahun. Menopause yang terlambat juga
meningkatkan resiko.

3. Usia saat melahirkan pertama kali


Wanita yang melahirkan pertama kali saat berusia dibawah 20 tahun memiliki
setengah resiko dari wanita nulipara atau wanita yang berusia lebih dari 35
tahun saat melahirkan pertama kali. Itu adalah hipotesis bahwa kehamilan

4
menghasilkan perbedaan terminal dari sel-sel luminal yang menghasilkan susu,
menghapus mereka dari kolam potensi prekursor kanker.

4. Keluarga
Resiko kanker payudara meningkat dengan jumlah terkena keluarga terdekat
(ibu, saudara, atau anak perempuan), terutama jika terjadi kanker pada usia
muda. Meskipun demikian, kebanyakan wanita tidak mempunyai riwayat
keluarga. Hanya 13% wanita dengan kanker payudara memiliki satu riwayat
keluarga, dan hanya 1% wanita memiliki dua atau lebih. 87 % wanita dengan
riwayat keluarga tidak akan berkembang menjadi kanker payudara.

5. Hiperplasia Atipikal
Riwayat sebelumnya pada biopsi payudara, terutama jika menunjukkan hasil
hiperplasia atipikal, maka akan meningkatkan resiko karsinoma invasif.

6. Ras/Etnik
Mutasi p53 kebanyakan pada wanita Afrika Amerika tetapi jarang pada wanita
Hispanik, dibandingkan dengan wanita kulit putih non Hispanik. Salah satu
contoh yang terkenal adalah insiden mutasi BRCA1 dan BRCA2, yang terjadi
pada kelompok-kelompok etnis yang berbeda.

7. Paparan Estrogen
Terapi hormon setelah menopause meningkatkan resiko kanker payudara.
Kontrasepsi oral tidak menunjukkan pengaruh terhadap resiko kanker payudara
tetapi dapat menurunkan resiko karsinoma endometrium dan ovarium.
Mengurangi estrogen endogen dengan oopharektomi menurunkan resiko
berkembangnya kanker payudara hingga 75%. Obat-obatan yang menghambat
efek estrogen (misalnya Tamoxifen) atau menghambat pembentukan estrogen
(misalnya aromatase inhibitor) juga menurunkan resiko kanker payudara
dengan ER positif.

8. Densitas Payudara
Radiodensitas yang tinggi pada payudara merupakan faktor resiko yang kuat
untuk berkembangnya kanker. Densitas yang tinggi berhubungan dengan usia
muda dan paparan hormon, dan kluster dalam keluarga. Densitas yang tinggi
pada payudara mungkin berhubungan juga dengan kurang lengkapnya involusi

5
dari lobulus pada akhir setiap siklus menstruasi, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan jumlah sel-sel yang berpotensi terhadap transformasi neoplastik.

9. Paparan Radiasi
Radiasi dada, apakah karena terapi kanker, terpapar bom atom, atau kecelakaan
nuklir, menunjukkan tingkat lebih tinggi dari kanker payudara. Resikonya
paling besar jika paparan pada usia muda dan dosis radiasi yang tingi.

10. Karsinoma pada Payudara Kontralateral atau Endometrium


Sekitar 1% wanita dengan kanker payudara, dapat berkembang kanker
payudara pada sisi kontralateral per tahun. Karsinoma payudara dan
endometrium memiliki beberapa faktor resiko yang sama, yang paling penting
adalah paparan terhadap stimulasi estrogen yang berkepanjangan.

11. Diet
Penelitian besar telah gagal menemukan korelasi kuat antara resiko kanker
payudara dan asupan makanan dari setiap jenis spesifik makanan.

12. Obesitas
Ada penurunan resiko pada wanita obesitas lebih muda dari 40 tahun sebagai
akibat dari hubungan siklus anovulantory dengan tingkat progesteron yang
lebih rendah di akhir siklus. Pada kontras, resiko meningkat pada wanita
obesitas setelah menopause, yang disebabkan oleh sintesis estrogen dalam
depot lemak.

V.
KLASIFIKASI PATOLOGI(1)
Klasifikasi patologi digunakan untuk standarisasi terapi karsinoma mamma
yang masih bisa di operasi dan untuk menentukan prognosa. Menurut Foote dan
Steward, karsinoma mamma dapat timbul dari lobulus, duktus atau papila mamma,
dan paling banyak muncul dari epitelium duktus, yaitu :
1. Karsinoma Papil
Penyakit Paget
2. Karsinoma Duktus
a. Non-Infiltrating

6
- Papillary
- Comedo
b. Infiltrating
- Papillary
- Comedo
- Adenocarcinoma dengan fibrosis (scirrhous carcinoma)
- Medullary carcinoma dengan infiltrasi kelenjar limfe
3. Karsinoma Lobulus
- Non-infiltratif
- Infiltratif
VI.
STADIUM KLINIK
Terdapat 3 metode penentuan stadium klinis, yaitu :
1.
Sistem Manchester(1)
Stadium I : pertumbuhan tumor terbatas pada payudara
Stadium II : pertumbuhan tumor terbatas pada payudara, tapi dapat
diraba, kelenjar limfe aksila mobile
Stadium III : pertumbuhan meluas pada parenkhim payudara yang
tampak sebagai :
a. Invasi/fiksasi pada kulit/ulserasi kulit
b. Tumor fiksasi pada muskulus atau fasia dibawahnya
KGB aksila, jika membesar, dan mobile.
Stadium IV : pertumbuhan meluas di luar area payudara yang tampak
sebagai fiksasi KGB aksila, fiksasi tumor pada dinding dada,
pembesaran KBG supraklavikula pada mammae
kontralateral, satelit nodul atau metastase jauh
2.
The Columbia Clinical Classification(1)
Stadium A : edema kulit (-), ulserasi (-) atau fiksasi solid tumor pada
dinding dada (-), KGB aksila tidak terlibat
Stadium B : edema kulit (-), ulserasi (-) atau fiksasi solid tumor pada
dinding dada (-), secara klinis KGB aksila membesar, tapi
<2,5 cm pada diameternya dan tidak terfiksasi pada kulit di
atasnya atau struktur aksila yang lebih dalam
Stadium C : salah satu dari 5 tanda penting karsinoma lanjut :
1. Edema kulit yang terbatas (<1/3 permukaan kulit
payudara)
2. Ulserasi kulit
3. Fiksasi tumor pada dinding dada
4. KGB aksila membesar (diameter 2,5 cm atau lebih)
5. Fiksasi KGB aksila pada kulit di atasnya atau pada
struktur aksila yang lebih dalam

7
Stadium D : semua penderita dengan karsinoma mamma yang lebih
lanjut, meliputi :
1. Kombinasi 2 atau lebih dari 5 tanda penting
2. Edema kuit yang luas (>1/3 permukaan kulit payudara)
3. Satelit nodul
4. Karsinoma inflamasi
5. Metastase supraklavikula
6. Metastase parasternal
7. Edema pada lengan ipsilateral
8. Metastase jauh

3.
Sistem TNM, yaitu didasarkan observasi klinis :(1,2)
T (Tumor Primer)
TIS : karsinoma in situ
T0 : tidak tampak tumor pada payudara
T1 : tumor 2 cm; kulit tidak terlibat secara lokal pada Penyakit Paget
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
T4 : tumor pada semua ukuran disertai : infiltrasi kulit, ulserasi, peau
dorange, edema kulit, perlekatan pada muskulus pektoral atau
dinding dada
N (KGB Regional)
N0 : tidak teraba KGB aksila
N1 : teraba KGB aksila, mobile
N1a : tidak diduga metastase
N1b : diduga metastase
N2 : teraba KGB aksila, terfiksasi (diduga metastase)
N3 : teraba KGB supra-/infraklavikula homolateral yang
dipertimbangkan terdapat metastase, edema pada lengan
M (Metastase Jauh)
M0 : tidak terdapat metastase jauh
M1 : secara klinis dan radiologi membuktikan adanya metastase di luar
KGB aksila/infraklavikula homolateral, termasuk fiksasi pada kulit
mammae
Stadium :
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium I : T1, N0 atau N1a, M0
ketahanan hidup 5 tahun 85%
Stadium II :
A : T0 N1 M0/ T1 N1 M0/ T2 N0 M0
B : T2 N1 M0/ T3 N0 M0
ketahanan hidup 5 tahun 65%

8
Stadium III :
A : T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0
B : T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
C : semua T N3 M0
ketahanan hidup 5 tahun 40%
Stadium IV : semua T, semua N dengan M1
ketahanan hidup 5 tahun 10%
VII.
DIAGNOSA
Gejala inisial karsinoma payudara yang paling sering ditemukan adalah
benjolan pada payudara, yang biasanya tidak nyeri, dan sering ditemukan tanpa
sengaja. Kebanyakan benjolan payudara ditemukan oleh pasien sendiri, tetapi banyak
juga yang ditemukan oleh dokter pada waktu pemeriksaan rutin.(1)
Gejala dan tanda karsinoma mamma adalah :(1)
- Benjolan payudara tidak nyeri : 66%
- Massa payudara yang nyeri : 11%
- Keluar cairan dari puting payudara : 9%
- Borok atau retraksi pada puting payudara : 5%
- Edema lokal : 4%
- Lain-lain : pembesaran payudara, ulserasi payudara, eritema lokal pada
payudara, rasa sakit pada payudara, edema lengan, abses payudara, atau
kerutan kulit payudara
Walaupun keluhan awal pasien karsinoma payudara biasanya berhubungan
dengan payudara itu sendiri, kadang-kadang keluhan metastase karsinoma payudara
pada tulang, aksila, area supraklavikula, atau paru-paru menyebabkan gejala atau
tanda awal dari penyakit ini.(1)
Pada beberapa wanita, metastase muncul hanya dalam beberapa bulan setelah
tumor primer pertama kali didiagnosa, sedang pada wanita lain, metastase dapat
terjadi dalam waktu 10-20 tahun. Interval antara terapi primer karsinoma payudara
dan munculnya metastase disebut sebagai interval bebas dan merupakaan penentu
prognosa terhadap terapi karsinoma payudara yang mengalami metastase.(1)
Lokasi karsinoma payudara secara langsung berkaitan dengan jumlah
parenkim di berbagai kuadran : sekitar 50% di kuadran lateral atas; sekitar 15% di
kuadran medial atas; sekitar 10% di kuadran lateral bawah, sekitar 5% di kuadran
medial bawah (2-5%), sekitar 17% di bagian sentral (1 cm dari areola), dan sekitar 3%
difus (masif atau multifokal). Karsinoma payudara juga lebih sering pada payudara
kiri daripada di kanan, konsisten dengan fakta bahwa payudara kiri biasanya sedikit
lebih besar daripada kanan.(4)

9
Keakuratan diagnosa karsinoma payudara dengan pemeriksaan fisik hanya
70%. Tumor biasanya tidak teraba sampai diameter berukuran lebih dari 1 cm.
Hubungan tanda klinis dan patologi pada karsinoma payudara :(1)
- Benjolan yang kecil, tidak nyeri, keras : karsinoma yang lebih kecil, kecil
kemungkinan metastase ke aksila; kekerasan tumor berhubungan secara langsung
dengan jaringan ikat atau proses inflamasi
- Perlekatan dengan kulit : pertumbuhan tumor tepat di bawah kulit
- Keluarnya cairan dari puting payudara : jika darah, karsinoma telah tumbuh ke
dalam duktus mayor, yaitu pada penyakit Paget atau karsinoma intraduktal
- Tampak vena pada area tumor : tumor memblok aliran balik vena
- Edema, peau dorange : pertumbuhan tumor di dalam saluran limfe subdermal dan
dermal
- Fiksasi dinding dada : invasi pada fasia pektoralis dan jarang pada otot
- Satelit nodul : keterlibatan saluran limfe dermal dan subdermak secara ekstensif
- KGB supraklavikula yang mengeras : biasanya merupakan keganasan;
menyingkirkan tumor jinak dengan biopsi
- KGB aksila kontralateral : biasanya merupakan metastase; menyingkirkan tumor
jinak dengan aspirasi atau biopsi
- Massa yang terfiksasi pada aksila : pertumbuhan tumor pada KGB, menembus
kapsul dan tumbuh pada jaringan lemak
- Edema lengan atas : tumor memblok saluran limfe dan aliran balik vena
- Sindrom Horner (miosis, enoftalmus, fisura palpebra yang menyempit) : penekanan
tumor metastase ke atas atau invasi pada saraf simpatis servikal
- Nyeri dada difus, dispneu : tumor mencapai pleura atau mungkin paru-paru
- Nyeri dada yang ketat (nyeri lumbar atau skiatik) : metastase pada vertebra atau
sakroiliaka
- Berat badan yang secara ekstrem menurun : bisa berarti menjadi metastase jauh,
kemungkinan ke hepar
Mammografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosa karsinoma payudara. Mammografi dilakukan untuk skrining dan pada
populasi yang mempunyai resiko tinggi terkena karsinoma payudara (pasien dengan
karsinoma payudara sebelumnya atau mempunyai riwayat keluarga terkena karsinoma
payudara). Kalsifikasi yang tampak jelas, batas tidak jelas, lesi massa dengan densitas
yang bervariasi dan peningkatan vaskularisasi di sekitar jaringan dengan edema pada
kulit di atasnya dicurigai adanya lesi keganasan pada payudara. Semua metode
diagnosa hanya mempunyai satu tujuan yaitu menekankan pada penegakan diagnosa
definitif dengan biopsi seawal mungkin.(1)
VIII.
TERAPI

10
Dasar terapi pada pasien karsinoma mamma primer adalah dengan cara
memilih prosedur terbaik dengan efek samping yang paling sedikit. Metode terapi
yang ideal untuk dipilih meliputi : (1) mencegah terjadinya metastase jauh pada pasien
dengan tumor yang belum mencapai sistem limfe dan pembuluh darah; (2) mencegah
kekambuhan penyakit ini; (3) mengurangi pembedahan lokal yang tidak
menguntungkan bagi pasien.(1)
Pada pasien dengan reseptor estrogen positif mempunyai prognosa yang lebih
baik dan angka kekambuhan yang lebih sedikit. Kadar alkali fosfatase serum dan
pembesaran hepar pada palpasi dapat membantu identifikasi adanya metastase ke
hepar. Tidak semua pasien dengan karsinoma mamma dengan metastase hepar terjadi
peningkatan kadar alkali fosfatase, lactic dehydrogenase dan glutamic oxaloacetic
transaminase, tetapi, bila meningkat, merupakan indikator penting.(1)
Untuk mengetahui adanya metastase pada paru-paru dapat dilakukan foto
thoraks. Untuk mengetahui adanya metastase pada tulang dapat dilakukan bone survey
atau bone scanning.(1)

Biopsi Tumor Payudara(1)


Pemeriksaan biopsi merupakan satu-satunya cara untuk menentukan
manajemen terapi yang tepat. Indikasi biopsi antara lain :
- Teraba massa pada payudara yang discrete, tanpa menghiraukan mobilitasnya,
pemeriksaan mammografi negatif, lamanya muncul, atau biopsi sebelumnya
ditemukan tumor jinak
- Lesi eksematoid, inflamasi, atau borok berkrusta yang persisten pada puting
payudara dan keluar darah dari puting payudara
Biopsi paling baik dilakukan dengan teknik bedah dengan anatesi umum.
Biopsi eksisional ditujukan pada lesi yang kecil (< 2 cm) dan tampak sebagai tumor
jinak. Biopsi insisional umumnya digunakan untuk diagnosa karsinoma mamma, dan
hal itu terbatas pada ukuran insisi dan pijatan limfe yang dapat dicapai dengan biopsi
yang lebih luas. Insisi untuk biopsi payudara sebaiknya ditempatkan pada posisi
sirkumareolar jika memungkinkan, karena baik kosmetik dan jarang menimbulkan
skar pada jaringan payudara jika lesi jinak ditemukan.(1)
Biopsi jarum halus dengan anastesi lokal kurang akurat dibandingkan dengan
biopsi insisional atau eksisional terbuka. Pemeriksaan sitologi membutuhkan
kooperasi dan keahlian pada dokter ahli patologi. Perhatian pada lokasi aspirasi dan
fiksasi sel juga dibutuhkan.(1)
A.
Terapi Bedah(1)

11
Mastektomi Radikal
Awal abad ke-20, Halsted dan Meyer mengembangkan teknik mastektomi radikal
yang meliputi : (1) diseksi sekaligus semua jaringan; (2) pengambilan muskulus
pektoralis; (3) diseksi KGB aksila; (4) eksisi luas pada kulit di sekeliling tumor
payudara. Biasanya dibutuhkan skin grafting.

Modified Radical Mastectomy (MRM)/Mastektomi Total dengan Diseksi Aksila


Disebut juga Operasi Patey. Teknik ini berbeda dengan mastektomi radikal klasik
yaitu pada operasi ini muskulus pektoralis mayor dibiarkan tetap utuh. Selain Patey,
Auchincloss, Handley dan Madden juga mengembangkan prosedur ini. Patey
mengambil muskulus pektoralis minor dengan KGB aksila dan interpektoral,
sedangkan Auchincloss membiarkan muskulus pektoralis minor seperti pektoralis
mayor tetap intak, pengambilan KGB diantaranya seperti pada diseksi vena
aksilaris. MRM adalah cara yang paling efektif untuk pengambilan lesi primer. Hal
ini mencegah penyebaran lebih lanjut dan memperkecil kekambuhan, dan untuk
mengambil KGB aksila untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi. Prosedur ini
juga memfasilitasi rekonstruksi payudara yang dibutuhkan. MRM menjadi
prosedur operasi yang paling banyak dipilih oleh ahli bedah di Amerika Serikat.
MRM dengan diseksi KGB aksila yang minimal (pada muskulus pektoralis Minor)
merupakan pilihan teknik operasi bagi wanita dengan karsinoma intraduktal.

Extended Radical Mastectomy


Wangensteen pertama kali melakukan eksisi en blok KGB mammaria interna,
mediastinal dan supraklavikula dengan mastektomi radikal klasik, tetapi kenaikan
mortalitas dan morbiditas membuat prosedur ini tidak diterima. Urban
menganjurkan pengambilan separuh sternum ipsilateral dan iga 2-5 dengan pleura
yang terletak di bawahnya dan KBG mammaria interna. Urban menggunakan
prosedur ini terutama pada penderita dengan tumor pada kuadran sentral dan
bagian medial.

Mastektomi Total, dengan atau tanpa radioterapi


Mastektomi total dirancang untuk mengambil hanya jaringan payudara dan puting
dan sedikit kulit di atasnya. Skin grafting tidak dibutuhkan dan pengambilan contoh
KGB aksila bukan aspek standar pada prosedur ini.

Mastektomi Subkutaneus

12
Pada prosedur ini, mastektomi total dilakukan di dalam kulit dan selubung lemak
payudara melalui insisi kosmetik. Puting dibiarkan tetap utuh, menempel hanya
pada dermis. Operasi ini harus dilakukan dengan cara yang teliti untuk memastikan
tidak ada jaringan payudara kecuali putingnya. Hal itu mempunyai kegunaan
terbatas, yaitu dilakukan untuk lesi premalignan (TIS) sebagai bagian program
rekonstruksi.

Eksisi Massa Tumor (Mastektomi Parsial) dan Radioterapi


Meliputi eksisi massa tumor payudara, diikuti dengan radioterapi supervoltage
payudara dan pengangkatan KGB. Teknik ini mengarah kepada lumpectomy,
quadrantectomy, atau tylectomy dan seharusnya meliputi batas bebas karsinoma
payudara sekeliling tumor sacara histologi.

B.
Radioterapi(1)
Pre-Operatif
Konsep dari pengobatan ini adalah radioterapi sebelum eksisi bedah payudara
mungkin mensterilkan bagian perifer tumor, mengurangi tingkat kekambuhan lokal
dan penyebaran pada saat mastektomi.
Post-Operatif
Tujuan dari radioterapi pasca mastektomi ke kelenjar getah bening adalah
untuk pengeringan dan dinding dada terutama untuk mengurangi kekambuhan lokal
dan regional.
C.
Kemoterapi(1)
Penggunaan kemoterapi sebagai tambahan untuk pengobatan utama kanker
payudara merupakan salah satu aspek baru yang paling penting dari perawatan kanker.
Obat yang diberikan adalah kombinasi Cytoxan, metotreksat, 5-fluorourasil
(CMF) setelah radikal atau extended radikal mastektomi.
D.
Terapi Hormonal(1)
Keberadaan antiestrogen tamoksifen, dengan efek samping minimal, telah
diterapkan dalam pengaturan adjuvan setelah pengobatan primer kanker payudara.
Pengalaman dengan uji kemoterapi menunjukkan bahwa perbaikan dalam
kelangsungan hidup bebas penyakit tidak selalu menetap atau diterjemahkan ke dalam
manfaat kelangsungan hidup. Tidak ada hubungan antara tingkat reseptor estrogen,
status nodul aksila atau status menopause, dan perbedaan dalam tingkat kekambuhan.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Sabiston, C. David. Textbook of Surgery, The Biological Basis of Modern Surgical


Practice, 13th Edition. 1986. Japan. W. B. Saunders Company: page 531-559
2. Norton, Barie. Bollinger. Chang Lowry. Mulvihillpass. Thompson. Surgery Basic
Science and Clinical Evidence. 2nd Edition. USA. 2008. Page 2005-2031
3. Kumar, Vinay. Abbask. Fausto, nelson. Robbins and Cotran Pathologic Basis of
Disease. 8th Edition. USA. 2004. Page 1073-1093
4. Weidner, Noel. Richard J. Cote, Saul Suster, Lawrence M. Weiss. Modern Surgical
Pathology Volume 1, 2nd Edition. 2009. Philadelphia. Saunders Elsevier: page 573-
601

14

Anda mungkin juga menyukai