Budaya Teknologi
Budaya Teknologi
ABSTRAK
Teknologi adalah manifestasi dari imajinasi manusia tentang sebuah dunia yang lebih baik.
Melalui teknologi manusia membangun masa depan kebudayaan dan kehidupan mereka.
Perkembangan teknologi tidak saja ditentukan oleh nilai-nilai budaya yang ada, tetapi ia justru dapat
membentuk budaya-budaya baru: budaya media, budaya informasi atau budaya virtual. Dalam relasi
antara teknologi dan budaya, ada sebuah paradoks. Di satu pihak, untuk menumbuhkan teknologi,
diperlukan semacam budaya teknologi, yaitu nilai-nilai budaya yang mendorong perkembangan
teknologi : daya kreativitas, rasionalitas, mental produktif, dan berorientasi ke depan. Di pihak lain,
ada berbagai benturan nilai akibat keberadaan teknologi tertentu di dalam masyarakat. Benturan ini
terjadi bila teknologi tak hanya dipandang sebagai sebuah alat guna dan utilitas, tetapi sebagai pencipta
makna. Nihilisme adalah kondisi ketika manusia menyerahkan diri mereka pada bingkai teknologi,
yang kemudian mengendalikan makna hidup mereka: panik, serba cepat, instan, dan tercabut dari
alam. Teknologi lalu menjadi semacam beban sosial. Untuk menghindarkan sifat nihilisme teknologi,
berbagai paradigma baru diusulkan: budaya berpikir holistik, yang melihat teknologi dalam sudut
pandang seluas-luasnya; budaya ketiga, yaitu simbiosis antara paradigma teknologi dan kebudayaan;
dan teknologi yang manusiawi, yaitu kombinasi teknologi tinggi dan sentuhan manusia.
ABSTRACT
Meskipun tidak secara langsung dunia kehidupan, meskipun kondisi diri dan
dikaitkan dengan kreativitas, Koentjaraning- lingkungan tidak mendukung, orang
rat (1992) menjelaskan beberapa sifat melakukan tindak yang minimalis. Pribadi
mentalitas, yang menghambat kreativitas minimalis menunjukkan ekspresi diri yang
dan kemajuan, yaitu: sifat mentalitas yang minimum, tanpa penghayatan penuh,
meremehkan mutu; sifat mentalitas yang bertindak karena terpaksa, tanpa tang-
suka menerabas; sifat tak percaya kepada gungjawab, tanpa sensibilitas, pengetahuan,
diri sendiri; sifat tak berdisiplin murni; dan wawasan, keterampilan, kecakapan, dan
sifat mentalitas yang suka mengabaikan kompetensi yang diperlukan, yang lebih
tanggungjawab (Koentjaraningrat, 1992:45). merayakan penampakan luar daripada
Mentalitas menerabas mendorong substansi.
setiap orang mencari jalan pintas, seperti Minimalitas domain ditandai oleh
mencontek, membeli gelar, atau mengim- minimalisme dalam berbagai unsur yang
por. Di sini, orang tidak mementingkan membangun pengetahuan, pikiran, institusi,
proses, tetapi hasil akhir. Mentalitas sarana, ide, gagasan, inovasi, dan
meremehkan mutu menggiring orang untuk kreativitas. Aturan tidak jelas, sarana tidak
menghasilkan sesuatu sekadar untuk memadai, peluang tidak dibuka, orang tanpa
memenuhi target kuantitas, formalitas, dan gairah, komunitas tak antusias, pasar tak
prestise. Mentalitas tak percaya diri bergairah adalah tanda-tanda dari kondisi
mendorong orang untuk bersikap reaktif, minimalitas itu. Minimalitas medan
me too, follower, peniru, imitator, dan tidak ditandai oleh lemahnya dorongan dari
berani menghadapi risiko. komunitas bagi penciptaaan ide-ide baru
Ada kondisi baik domain, medan, dan inovasi. Misalnya, perusahaan yang
individu, maupun mentalitas berada pada terbiasa meniru, mengopi bahkan membajak
kadar paling rendah dan minim, sehingga produk luar negeri, tidak menimbulkan
tidak menyisakan ruang bagi tumbuhnya iklim yang bergairah bagi penemuan ide
semangat kreativitas, tak ada ide besar yang baru dan inovasi. Minimalitas aktor
diproduksi, tak ada produk baru yang ditandai oleh pribadi dengan pandangan
dibuat, tak ada terobosan baru yang hidup yang sekadar bertahan hidup.
ditawarkan dan tak ada nilai baru yang Pengetahuan direduksi untuk kebutuhan
dihasilkan. Inilah yang disebut kondisi teknis, praktis, dan pragmatis, seperti untuk
minimalisme kreativitas (creativity sekadar dapat ijazah, sekadar kebutuhan
minimalism) atau kreativitas minimalis komersial, dan tidak mampu mengem-
(minimalist creativity). Bukan tidak ada ide, bangkan kepentingan yang lebih tinggi,
melainkan ide itu dikerjakan dengan pikiran seperti kepentingan menciptakan budaya
yang minimal, dengan kualitas seadanya, kreatif.
dengan motivasi sekadarnya, dan dengan Manusia minimalis, sebagaimana
ekspresi sekenanya. Orang merasa cepat dikatakan Marcuse (1972) adalah manusia
puas, tak perlu kerja keras, dan tak ada satu dimensi (one dimensional man), yang
dorongan berbuat terbaik. mengembangkan pengetahuan sekadar
Lasch (1984) menggunakan istilah untuk memenuhi tujuan-tujuan praktis,
minimalisme secara lebih longgar, untuk seperti memperkaya diri, mengendalikan
menjelaskan berbagai fenomena psikis atau produksi, dan meningkatkan kapital
sosial, yang berkaitan dengan keadaan di (Marcuse, 1972:130), mencari keuntungan
dalam diri seseorang atau kelompok sosial, materi jangka pendek, menghabiskan
yang mengalami keadaan diri minimal anggaran, mencari sambilan tambahan
(minimal self), yaitu diri yang terjerat di hidup. Pengembangan pengetahuan tidak
dalam semacam minimalisme perspektif, disertai visi jauh ke depan, untuk mencapai
visi dan motivasi (Lasch, 1984:19). Agar sebuah tujuan besar, ideal atau utopia
sekadar dapat survive dan eksis di dalam tertentu, melalui sebuah pencarian
pengetahuan yang sistematis, terstruktur, mengerti dan saling curiga, yang justru
konsisten dan berdisiplin. Tanpa visi besar merugikan bagi pembangunan budaya
itu, pengembangan pengetahuan menjadi kreatif (Snow, 1963).
sangat parsial, sektoral atau fragmentaris, Minimalisme dialog dan interaksi ini
dengan ekspresi yang minimal yang satu dilukiskan oleh Richard P. Brennan
sama lain tidak saling berkaitan dalam (1990:xii) sebagai sebuah situasi, yang di
mendukung sebuah konsep, ide, atau dalamnya ilmuwan tidak melek seni (art
gagasan besar tertentu. literacy) dan sebaliknya para sastrawan dan
Csikszentmihalyi (1993) menjelas- seniman tidak melek ilmiah (scientific
kan domain tak sehat pada tingkat psikis literacy). Ketertutupan dan kesalingcurigaan
sebagai domain yang ditumbuhi oleh di antara kedua belah pihak, telah
parasit merusak. Parasit adalah seseorang mempersempit wawasan dan imajinasi.
yang menghisap energi psikis orang lain . . . Imajinasinya terkungkung di dalam ruang,
yang mengambil sari pati energi dari orang bahasa, istilah, dan konsep-konsep yang
yang lebih memiliki kuasa (Csikszent- menjadi spesialisasinya masing-masing,
mihalyi, 1993:105). Parasit pikiran adalah dan tak mampu memperluasnya ke dalam
pikiran yang menumpang hidup pada domain lebih luas. Padahal kreativitas
pikiran orang lain, yang mempunyai nama, menuntut adanya ruang yang di dalamnya
kekuatan, karisma, atau popularitas. Ia imajinasi dan fantasi-fantasi dapat tumbuh
mempunyai ketergantungan tinggi pada dengan liar dan dinamis.
pikiran besar para pemikir besar: banyak
mengutip pandangannya, menggunakan Berdasarkan problem yang dihadapi-
istilahnya, atau meniru gayanya melalui nya, ada dua model berpikir yang saling
mimicry. Orang yang hidup sebagai parasit, mendukung. Pertama, model kotak hitam
tidak dapat menghidupi rumah (black box), yang melaluinya dapat
kreativitasnya, karena ketidakmampuannya dihasilkan loncatan kreatif (creative leap).
mencari makanan dan gizi bagi kreativitas Kedua, model kotak kaca (glass box),
sehingga tak mampu menghasilkan ide yang di dalamnya berlangsung sebuah
kreatif. proses rasional. Meskipun berbeda karakter,
Salah satu penyebab minimalisme cara berpikir black box dan glass box adalah
domain adalah berbagai bentuk dua cara berpikir yang saling mendukung
ketertutupan, kekakuan, sektarianisme yang satu sama lainnya, bukan dua kutub yang
berkembang di dalam sebuah domain, yang saling bertentangan. Beberapa ahli seperti
menyebabkan tertutupnya kerja sama, Newman berpendapat, bahwa otak adalah
dialog, kemitraan, atau saling pemahaman sebuah jaringan variabel yang mengubah
bersama di antara domain, disiplin, atau polanya berdasarkan masukan yang
bidang. Sebuah domain memandang curiga, diterimanya dari dunia luar. Berdasarkan
tak percaya, tak respek, tak apresiatif teori ini, loncatan pemahaman (leap of
bahkan memandang rendah domain lainnya, insight) dapat dihasilkan ketika pikiran di
sehingga menutup pintu bagi pertukaran dalam ketakberaturan atau di dalam
yang saling menguntungkan (mutual kegelapan kabutnya secara cepat mampu
exchange) di antara mereka, seperti yang mengubah strukturnya, berdasarkan sebuah
kerap terjadi antara ilmu pengetahuan alam masukan internal maupun eksternal, se-
(science) dan seni, sastra atau humaniora. hingga menghasilkan Eureka! (Christopher,
C.P. Snow (1963) menyebut pemisahan 1970:47). Kotak hitam adalah cara
besar ini sebagai kecenderungan dua berpikir yang secara aktif masuk ke dalam
budaya (two culture), yang di dalamnya kabut-kabut pikiran, akan tetapi mampu
ada benteng kokoh yang dibangun di menguak kabut-kabut itu, untuk
antara bidang sains dan seni atau sastra, menghasilkan ide cemerlang. Memasuki
yang di dalamnya mereka tidak saling mau kotak hitampikiran berarti memasuki
sebuah ruang pikiran, yang di dalamnya berpikir kotak kaca adalah cara berpikir
bersemayam ketakpastian, ketakberaturan, rasional yang untuk mencapai optimasi
keacakan, dan turbulensi. Akan tetapi, outputnya, membersihkan dirinya dari
loncatan pemahaman justru dihasilkan di segala kabut pikiran, baik yang berasal
dalam lubang hitam itu, bila kabut di dalam dari perasaan dan kehendak manusia.
pikiran bisa dikendalikan. Loncatan pema- Sebagaimana dijelaskan di atas, cara
haman semacam inilah yang biasa dihasil- berpikir black box dan glass box adalah dua
kan oleh seorang seniman besar, desainer, cara berpikir yang saling mendukung secara
arsitek, atau penemu (inventor)para mutual. Artinya, ada masalah-masalah yang
penghasil ide cemerlang, dengan hanya dapat diselesaikan melalui model
menemukan order di dalam disorder. kotak hitam (kreativitas, pemecahan baru,
Akan tetapi, dunia disorder ini tidak ide orisinal), ada pula yang hanya dapat
hanya dunia seniman. Filsuf dan para diselesaikan melalui kotak kaca (optimasi,
ilmuwan juga dapat memasuki lubang hitam kalkulasi, kuantifikasi). Akan tetapi, ada
chaos yang sama, untuk menghasilkan masalah tertentu yang memerlukan
pemikiran-pemikiran orisinil dan kombinasi kedua cara berpikir ini.
cemerlang. Tugas utama pemikir di dalam Memaksakan model kotak kaca untuk
kotak hitam pikiran adalah mengubah memecahkan masalah yang menuntut
gagasan-gagasan yang acak dan chaotic ke kreativitas tinggi berarti melakukan sebuah
dalam pola-pola yang koheren (Christopher, pembingkaian pikiran (framing of mind),
1970:48). Mengubah kabut gelap menjadi yang melalui pikirannya diaktifkan secara
sinar terang ide dan gagasan cemerlang. parsial (misalnya nalar semata, rasa semata,
Bila tidak ada lagi benteng tinggi yang dst.) sehingga menghasilkan pegetahuan
memisahkan antara seniman dan parsial, seperti pengetahuan rasional.
ilmuwan, maka tidak saja seorang ilmu-
wan mampu berkomunikasi, memahami, Minimalisme Pikiran dan Epistemologis
dan mengapresiasi karya-karya seniman,
tetapi ia dapat menggunakan paradigma Bila epistemologi dapat diartikan
seni di dalam bagian-bagian tertentu sebagai cara pengetahuan itu dikembang-
karyanya. Dalam pengertian, bahwa cara kan, cara tersebut tentunya tidak dapat
berpikir kotak hitam yang menghargai dipisahkan dari skema tujuan, kondisi
ketakberaturan (chaos) dapat menjadi lingkungan, infrastruktur, keadaan mental,
bagian dari proses ilmiah itu sendiri. dan cara berpikir orang yang memakainya,
Artinya, ilmuwan berani masuk ke dalam yang memungkinkan kemajuan pengeta-
dunia ketakberaturan pikiran (disorder) huan. Dalam domain epistemologi yang
dalam rangka menemukan keberaturan lebih melingkupi ini, kita dapat berbicara
(order) darinya, sebagaimana yang tentang kualitas pikiran (quality of mind),
umumnya dilakukan oleh seniman. berdasarkan kualitas cara, kondisi dan
Cara berpikir kotak kaca adalah cara keadaan pikiran, cara mengelola kabut-
berpikir sistematik, rasional, dan terukur, kabut pikiran, dalam membangun
seperti cara kerja komputer, misalnya pengetahuan. Cara mengetahui (epistemo-
sebuah masalah yang dihadapi diselesaikan logi) dan pengetahuan yang dihasilkan,
hanya berdasarkan informasi yang tersedia sebagaimana dikatakan Archie J. Bahm
padanya, yang di dalamnya ilmuwan (1995:1) dalam Epistemology: Theory of
mengikuti sepenuhnya tahap dan siklus Knowledge, tidak dapat dilepaskan dari
analisis, sintesis, dan evaluasi secara sebab (cause) dan kondisi (condition)
terencana, untuk sampai pada solusi pengetahuan itu dikembangkan, termasuk
optimum dari semua kemungkinan solusi. kondisi pikiran dan mental. Meskipun agak
Optimalitas merupakan produk dari model janggal berbicara tentang kualitas pikiran,
kotak kaca (Christopher, 1970:50). Cara akan tetapi kondisi-kondisi internal pikiran
dan kondisi eksternal (lingkungan, institusi, membangun ruang pengetahuan itu sendiri,
infrastruktur) mempengaruhi kualitas pe- yang meliputi subjek, pikiran, institusi,
ngetahuan. Minimalisme pikiran akan sarana, ide, gagasan, inovasi dan kreativitas
menggiring pada minimalisme pengeta- yang terlibat di dalamnya. Minimalisme
huan. yang disebabkan kualitas subjek dan kabut-
Dalam hal ini, ada dua titik ekstrem kabut pikirannya disebut sebagai
dalam pikiran, dilihat dari kualitasnya minimalisme pikiran, yaitu pikiran dan
dalam membangun pengetahuan, yaitu kesadaran yang tidak mampu
maksimalisme pikiran (maximalism of mengekspresikan dirinya secara maksimal.
mind)yaitu ketika pikiran dan kesadaran Minimalisme pikiran (minimalism of
bekerja dalam kondisi yang maksimal, mind) dalam membangun pengetahuan,
dalam pengertian mampu menggerakkan disebabkan pandangan dan perspektif
secara maksimal semua kapasitas pikiran dikuasai oleh strategi bertahan hidup par
(nalar, rasa, dan kehendak) dan semua excellence (Lasch, 1984:19). Habermas,
model-modelnya (black box dan glass box), menjelaskan pengetahuan minimalis ini
mampu mengelola kabut-kabut pikiran, sebagai pengetahuan yang dibingkai di
mampu mengelola parasit pikiran sehingga dalam kepentingan konstitusi pengetahuan
mampu menghasilkan pengetahuan kompre- yang bersifat teknis dan praktis (technical
hensif, holistik, kreatif, dan inovatif. Pada or practical knowledge-constitutive inte-
titik ekstrem lain adalah minimalisme rest), seperti pengetahuan sekedar untuk
pikiran (minimalism of mind)yaitu ketika sekedar mengejar target pertumbuhan
pikiran tidak mampu memaksimalkan ekonomi atau persaingan militer dan tidak
semua potensi dan kapasitasya, tidak mampu mengembangkan kepentingan yang
mampu mengelola kabut-kabut pikiran dan lebih tinggi, seperti kepentingan kognitif
terjerat di dalam kekacauan dan turbulensi- pembebasan (emancipatory cognitive inte-
nya, sehingga pengetahuan tidak dapat rest), yaitu pengetahuan sebagai pembe-
berkembang secara maksimal, dan hanya basan (Habermas, 1972 : 301-317).
mampu menghasilkan pengetahuan parsial, Herbert Marcuse menjelaskan
seperti pengetahuan rasional. manusia minimalis sebagai manusia satu
Christopher Lasch (1984) di dalam dimensi (one dimensional man), yang
The Minimal Self menggunakan istilah mengembangkan pengetahuan rasional
minimalisme untuk menjelaskan berbagai sekadar untuk menjadi pelayan bagi tujuan-
fenomena psikis, sosial maupun politik, tujuan praktis, seperti memperkaya diri,
yang dicirikan oleh mentalitas survival. mengendalikan produksi, dan meningkatkan
Istilah ini berkaitan dengan keadaan psikis kapital (Marcuse, 1972 :130). Ilmuan
pada diri seseorang atau kelompok sosial, minimalis adalah ilmuan yang mengem-
yang mengalami keadaan diri minimal bangkan pengetahuan, yang lebih didorong
(minimal self), yaitu diri yang terjerat di oleh keuntungan materi jangka pendek,
dalam semacam minimalisme perspektif menghabiskan anggaran, mencari tambahan
dan visi (Christopher, 1984 : 19). hidup, atau lebih parah lagi sebagai tempat
Dorongan hasrat yang sangat kuat untuk menggantungkan hidup. Pengembangan
tetap survive dan eksis di dalam dunia pengetahuan tidak mampu dibingkai oleh
kehidupan (akademis, pemikiran, intelek- sebuah visi jauh ke depan, untuk mencapai
tual)meskipun kondisi diri dan ling- sebuah tujuan besar, ideal atau utopia
kungan tidak mendukungtelah meme- tertentu di masa depan, melalui sebuah
rangkap diri dalam kondisi minimalisme pencarian pengetahuan yang sistematis,
perspektif, pandangan dan wawasan. terstruktur, konsisten, dan berdisiplin.
Minimalisme pengetahuan (minima- Akibat tidak adanya visi besar ke depan ini,
lism of knowledge) dapat dijelaskan sebagai pengembangan pengetahuan bersifat sangat
minimalisme dalam berbagai unsur yang parsial, sektroal, atau terfragmentasi
diperankan oleh semacam middleman Cara berpikir gelas kaca adalah cara
(seperti wartawan atau penulis ilmu berpikir dominan para ilmuwan modern,
pengetahuan populer), kini di dalam buda- yang di dalam menyelesaikan sebuah
ya ketiga, para ilmuan berkomunikasi masalah, ia mengikuti sepenuhnya tahap
langsung dengan publik, dengan memasuki analisis, sintesis dan evaluasi, untuk
ruang publik pengetahuan itu sendiri, menghasilkan pengetahuan sistematis,
sehingga berbagai terminologi ilmiah optimum dan rasional. Akan tetapi, tidak
seperti biologi molekul, kecerdasan semua pengetahuan dapat dihasilkan
artifisial, artificial life, teori chaos, massive melalui prosedur gelas kaca bening itu.
parallelism, fraktal, kompleksitas, super- Pengetahuan seni (baca kreativitas seni),
string, theory of everything, biodiversitas, misalnya, banyak dihasilkan justru dengan
nanoteknologi, human genome, hipotesis menolak sistematika atau prosedur ilmiah
Gaia, realitas virtual, cyberspace, kini dapat itu, untuk memasuki sebuah dunia black
menjadi milik publik (Brockman, 1995 : box, entropi, noise, turbulensi, chaos yang
19). Berbagai pemikir telah menawarkan di dalamnya imaji, ide, dan gagasan
budaya berpikir baru ini, seperti budaya bergerak, bercampuraduk dan tumpang-
berpikir holistik, yang diusulkan oleh tindih secara acak, untuk kemudian secara
pemikir-pemikir seperti Fritjof Capra dan alamiah mengkristal menjadi sebuah
Willis W.Harman, melalui dunia dilihat iluminasi ide kreatif, melalui rangkaian
sebagai sebuah keseluruhan, keutuhan, dan proses kreatif, yang disebut penghayatan,
kesalingberkaitan, yang di dalamnya pengendapan, dan ekspresi yang dapat
bagian (each) merupakan bagian, dan menghasilkan wujud-wujud yang memiliki
saling bersentuhan dengan keseluruhan pola dan keteraturan (oder). Metode untuk
(Whole), dan di antara keseluruhan itu, menghasilkan order dari disorder inilah
manusia tidak lagi menjadi pusat dunia yang disebut abduksi (abduction), yaitu cara
(antroposentrisme), tetapi sebaliknya menghasilkan pengetahuan dengan mem-
menjadi bagian dari alam spiritual lebih biarkan pikiran bergerak di dalam kabut-
tinggi (higher spiritual nature), yang kabut pikiran atau di dalam dataran chaos
dengan merusak bagiannya berarti merusak (the brink of chaos), untuk melalui
keseluruhan itu sendiri (Capra, 1997 dan pengendapan menemukan sebuah ilumi-
Harman, 1996: 445-447). nasi atau order. Abduksi memungkinkan
Budaya berpikir baru ini memer- seseorang menangkap keseluruhan ide
lukan revolusi cara berpikir, dengan mem- secara holistik, batapapun kabur atau
balikkan cara berpikir divergensi-partiku- berkabutnya ide tersebut (Tabrani, 2006).
laristik Cartesian ke arah cara beripikir Ketiga, dari two culture menuju
konvergensi-holistik, yang melihat bagian- third culture. Benteng-benteng tinggi yang
bagian dari kacamata keseluruhan. selama ini memisahkan antara pengetahuan
Sebagaimana dikemukakan James Ogilvy, ilmiah, pengetahuan seni, pengetahuan
revolusi cara berpikir holistik adalah agama, pengetahuan lokal, dan
pandangan, bahwa keseluruhan (whole) pengetahuan implisit lainnya (tacit
menentukan bagian-bagian (parts), knowledge) kini tidak dapat dipertahankan
ketimbang bagian-bagianmelalui sifat- lagi. Benteng-benteng epistemologis itu
sifat intrinsiknyamenentukan keseluruhan selama ini telah mempersempit ruang gerak
(James, 1996 : 51). pikiran dalam pencarian pengetahuan,
Kedua, dari glass box menuju black sehingga orang hanya hidup di dalam
box. Cara kerja seniman yang acak, main- sebuah ruang eksklusif pikiran, yang selalu
main, iseng, irasional, nyentrik dilindungi agar steril dari pengaruh atau
hendaknya tidak manjadi bahan tertawaan, ancaman model-model pikiran lain dan di
tetapi perlu dipahami, diapresiasi dan sana ia menemukan rasa aman ontologis
dihargai sebagai sebuah epistemologi. (ontological security). Akan tetapi, rasa