Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Anak muda sebagai generasi penerus bangsa dan negara diharapkan untuk menjadi
generasi yang berpendidikan, bermoral dan berbudaya untuk menciptakan bangsa yang
bersatu dan damai melalui kerja sama dalam perbedaan. Anak muda di kota Medan tidak
hanya berasal dari Kota Medan saja, melainkan banyak pendatang dari luar kota hingga
luar pulau di Indonesia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa anak muda di Medan dapat
mewakili anak muda di Indonesia. Maka kesatuan sangat dibutuhkan untuk menjadikan
generasi yang berkualitas.
Menurut UU Nomor 40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang memasuki
periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun. Mengingat batasan pemuda pada usia produktifitas sangat menggelora
dan tidak terkendali dengan baik, sehingga apabila tidak hati-hati maka bukan tidak
mungkin usia seperti ini mudah sekali terpengaruh pada pemilihan aktifitas yang keliru
dan dan terjerumus pada hal-hal yang yang dilarang oleh negara, hal ini dapat merusak
masa depan generasi pemuda di Indonesia khususnya pemuda di Kota Medan.
Kabupaten Deli Serdang tergolong struktur muda. Hal ini memberikan implikasi
bahwa potensi kelompok umur muda perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan
sehingga mampu menghasilkan tenaga-tenaga terampil dan mandiri (Badan Pusat Statistik
Kota Medan, 2013).
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
Golongan Umur Jumlah Total
Jiwa Jiwa
(1) (2) (3) (4)
0-4 102.196 98.201 200.397
5-9 96.337 91.372 187.709
10-14 91.390 87.510 178.900
15-19 103.859 108.422 212.281
20-24 118.924 126.359 245.283
25-29 97.223 99.374 196.597
30-34 85.323 89.072 174.395
35-39 78.318 81.867 160.185
40-44 70.658 73.439 144.097
45-49 60.138 62.736 122.874
50-54 50.235 52.945 103.180
55-59 39.767 40.554 80.321
60-64 26.374 27.329 53.703
65-69 15.567 18.226 33.793
70-74 10.149 13.089 23.238
75 + 6.935 11.628 18.563
Jumlah/Total 1.053.393 1.082.123 2.135.516
Sumber : BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2013
Berdasarkan data yang di peroleh dari BPS tersebut Kota Medan memiliki jumlah
remaja yang banyak, sehingga perlu adanya perhatian khusus, namun Kota Medan sendiri
belum memiliki sebuah area atau tempat untuk menyalurkan kreatifitas mereka dengan
baik, sehingga para pemuda yang ada di Kota Medan sering melakukan hal-hal yang
merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk penduduk sekitarnya.
Sedangkan minat pemuda dan pemudi yang ada di Kota Medan dalam bidang seni
dan olah raga masih sangat kuat dan sangat dominan, namun kurangnya sarana dan prasara
mengakibatkan kemampuan mereka tidak terealisasikan dengan baik, sehingga
memuliakan kehidupan remaja menjadi salah satu tujuan perancang. Pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat harus saling bekerja sama untuk memfasilitasinya agar
minat dan bakat anak bangsa dapat terealisasi dengan baik.
Untuk itu diperlukan sarana (wadah) yang bersifat preventif dan persuasif bagi
pemuda yang tinggal di kota Medan untuk mengeksplor dan mengekspresikan dirinya.
Berdasarkan kebutuhannya pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pengembangan
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan. Dan dengan melihat Undang undang No.40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan Pasal 35 ayat 1 :
Didalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2011 pasal 37 ayat 1 bahwa prasarana
kepemudaan terdiri atas :
1) Pemuda daerah kota Medan memiliki sarana edukatif untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri didalam sebuah kegiatan yang positif dan keluar dari
kegiatan negatif.
2) Sebagai sarana kegiatan eksebisi, hiburan dan pertemuan. Menjadi wadah untuk
bersosialisasi dan berkomunikasi antar pemuda dengan pemuda lainnya yang
menarik dan berbeda-beda latar belakangnya.
3) Wadah untuk memberikan keahlian pemuda dalam bidang seni dan olahraga agar
pemuda dapat memiliki jiwa kepemimpinan, bersaing, dan sportifitas untuk
menjamin masa depan yang sukses dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia.
4) Merencanakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga dan komunitas.
Baik aktifitas maupun fasilitasnya, sehingga penyelenggaraan kegiatan dapat
dilakukan dengan efesien.
5) Merencanakan dan merancang landscape yang menarik untuk memberikan energi
posotif bagi warga kota Medan pada umumnya dan pengguna bangunan pada
khusunya. Selain itu landscape yang menarik dan bermanfaat sebagai wadah untuk
komunitas agar berkembang dengan baik.
1.4. Pendekatan
Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus
pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat. Dalam hal ini
pendekatan pada masalah perancangan Medan Youth Comminity and Creative Expo
Center. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan :
1. Studi literatur yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang diangkat
sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan
perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara
ilmiah.
2. Penyelesaian ruang dalam dan rupa bangunan akan dilakukan dengan pendekatan
ekspresi kontemporer. Medan Youth Comminity and Creative Expo Center juga
dituntut untuk dapat memiliki karakter filosofi unity in diversity.
3. Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dengan melakukan pendekatan
perancangan pada bangunan yang sudah ada, baik yang bersumber dari buku,
majalah, internet, dan lain sebagainya.
4. Studi banding terhadap proyek-proyek yang menggunakan tema sejenis dengan
menggunakan pendekatan tema ekspresi kontemporer dan melakukan studi
pengolahan bentuk, jenis bahan, warna, tekstur, dan proporsi, baik yang bersumber
dari buku, majalah, internet dan lain sebagainya.
5. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang
berhubungan dengan kasus proyek.
6. Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak maupun orang-orang yang ahli dan
mengetahui tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan masalah agar
dapat menemukan kriteria umum bagi perancangan studi proyek.
1.5.Lingkup/Batasan
Batasan dari kasus perancangan Medan Youth Community and Creative Expo
Center adalah pembahasan tentang perancangan dan desain bangunan Medan Youth
Community and Creative Expo Center yang merupakan sebuah wadah untuk menggelar
pertunjukan berupa pameran seni dan olahraga, sehingga membutuhkan ruangan yang
dapat menampung banyak orang dan memiliki fasilitas edukatif, sport, dan rekreasi.
Fasilitas pendukung lainnya juga di masukan sebagai fungsi tambahan.
BAB I Pendahuluan
Pada BAB ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir, dan
sistematika penulisan laporan.
Pada BAB ini menjelaskan tentang pokok-pokok kajian, yaitu terminologi judul,
penjelasan lokasi perancangan, fungsi bangunan yang akan dirancang, dan penjelasan
tentang tema.
BAB III Metodologi
Pada BAB ini akan membahas mengenai uraian dan langkah-langkah kegiatan
perancangan yang akan ditempuh dan digunakan untuk menghasilkan desain atau
perancangan bangunan.
Pada BAB ini membahas mengenai Konsep dasar perancangan, konsep penerapan
tapak, konsep perancangan bangunan, konsep struktural serta konsep perancangan utilitas
pada bangunan.
Pada BAB ini membahas mengenai Hasil dari gambar perancangan arsitektur
beserta lampiran foto-foto maket yang telah dirancang.