Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Anak muda sebagai generasi penerus bangsa dan negara diharapkan untuk menjadi
generasi yang berpendidikan, bermoral dan berbudaya untuk menciptakan bangsa yang
bersatu dan damai melalui kerja sama dalam perbedaan. Anak muda di kota Medan tidak
hanya berasal dari Kota Medan saja, melainkan banyak pendatang dari luar kota hingga
luar pulau di Indonesia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa anak muda di Medan dapat
mewakili anak muda di Indonesia. Maka kesatuan sangat dibutuhkan untuk menjadikan
generasi yang berkualitas.

Pemuda sebagai generasi penerus bangsa, kurang memiliki sarana untuk


mengekspresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota Medan mencapai 40% dari
jumlah keseluruhan penduduk kota Medan pada tahun 2015 yang berjumlah 2.210.624
jiwa. Sudah menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat bersama-sama
menyediakan sarana rekreasi dan utamanya bertujuan untuk meningkatkan prestasi
olahraga dan kreatifitas karya pemuda. Pemuda sebagai generasi yang akan menjadi
pemimpin di masa depan layaknya diberikan pelatihan untuk meningkatkan minat dan
bakatnya dibidang yang positif untuk meningkatkan jiwa kepimpinan, daya saing tinggi,
dan mental sportif.

Menurut UU Nomor 40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang memasuki
periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun. Mengingat batasan pemuda pada usia produktifitas sangat menggelora
dan tidak terkendali dengan baik, sehingga apabila tidak hati-hati maka bukan tidak
mungkin usia seperti ini mudah sekali terpengaruh pada pemilihan aktifitas yang keliru
dan dan terjerumus pada hal-hal yang yang dilarang oleh negara, hal ini dapat merusak
masa depan generasi pemuda di Indonesia khususnya pemuda di Kota Medan.

Kabupaten Deli Serdang tergolong struktur muda. Hal ini memberikan implikasi
bahwa potensi kelompok umur muda perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan
sehingga mampu menghasilkan tenaga-tenaga terampil dan mandiri (Badan Pusat Statistik
Kota Medan, 2013).
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan
Golongan Umur Jumlah Total
Jiwa Jiwa
(1) (2) (3) (4)
0-4 102.196 98.201 200.397
5-9 96.337 91.372 187.709
10-14 91.390 87.510 178.900
15-19 103.859 108.422 212.281
20-24 118.924 126.359 245.283
25-29 97.223 99.374 196.597
30-34 85.323 89.072 174.395
35-39 78.318 81.867 160.185
40-44 70.658 73.439 144.097
45-49 60.138 62.736 122.874
50-54 50.235 52.945 103.180
55-59 39.767 40.554 80.321
60-64 26.374 27.329 53.703
65-69 15.567 18.226 33.793
70-74 10.149 13.089 23.238
75 + 6.935 11.628 18.563
Jumlah/Total 1.053.393 1.082.123 2.135.516
Sumber : BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2013

Jumlah warga di Kecamatan Beringin mencapai 55.276 jiwa. Sekitar


26,57% atau 14.687 jiwa diantaranya merupakan pemuda yang berusia diantara
15-29 tahun (Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang, 2015). Data ini
diproyeksikan akan meningkat sebanyak 4% pertahunnya.

Berdasarkan data yang di peroleh dari BPS tersebut Kota Medan memiliki jumlah
remaja yang banyak, sehingga perlu adanya perhatian khusus, namun Kota Medan sendiri
belum memiliki sebuah area atau tempat untuk menyalurkan kreatifitas mereka dengan
baik, sehingga para pemuda yang ada di Kota Medan sering melakukan hal-hal yang
merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk penduduk sekitarnya.

Sedangkan minat pemuda dan pemudi yang ada di Kota Medan dalam bidang seni
dan olah raga masih sangat kuat dan sangat dominan, namun kurangnya sarana dan prasara
mengakibatkan kemampuan mereka tidak terealisasikan dengan baik, sehingga
memuliakan kehidupan remaja menjadi salah satu tujuan perancang. Pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat harus saling bekerja sama untuk memfasilitasinya agar
minat dan bakat anak bangsa dapat terealisasi dengan baik.
Untuk itu diperlukan sarana (wadah) yang bersifat preventif dan persuasif bagi
pemuda yang tinggal di kota Medan untuk mengeksplor dan mengekspresikan dirinya.
Berdasarkan kebutuhannya pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pengembangan
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan. Dan dengan melihat Undang undang No.40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan Pasal 35 ayat 1 :

1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan prasarana dan sarana


kepemudaan untuk melaksanakan pelayanan kepemudaan.

Didalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2011 pasal 37 ayat 1 bahwa prasarana
kepemudaan terdiri atas :

a. Sentra pemberdayaan pemuda;


b. Koperasi pemuda;
c. Pondok pemuda;
d. Gelanggang pemuda atau remaja atau mahasiswa;
e. Pusat pendidikan dan pelatihan pemuda; atau
f. Prasarana lain yang diperlukan bagi pelayanan kepemudaan.

Dengan berlandaskan kebutuhan sosial dan berdasarkan Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia No. 41 tahun 2011, maka untuk sekarang ini Youth Center
(Gelanggang Pemuda) sangat dibutuhkan di kota Medan. Hal ini dikarenakan
pembangunan plaza (tempat orang berkumpul), infrastruktur, maupun bangunan yang
menjadi generator aktifitas masyarakat masih sangat kurang pada daerah pinggir kota.
Sehingga perlu didesainnya suatu wahana yang menyenangkan yang dapat digunakan oleh
siapa pun sekaligus dapat menjadi suatu area berkumpul dan bersosialisasinya masyarakat
Kota Medan khususnya remaja. Menanggapi issue tersebut sebagai perencana telah
memikirkan sebuah solusi, yaitu dengan menciptakan magnet pada daerah pinggir kota
untuk menarik minat masyarakat. agar berpindah ke wilayah yang baru.

Youth center berlokasi di kota Medan, sehingga dikhususkan untuk pemuda-


pemuda yang berada di kota Medan, dan merupakan proyek pemerintah daerah kota
Medan, sehingga judul proyek ini adalah Medan Youth Community and Creative Expo
Center. Esensi dari Medan Youth Community and Creative Expo Center adalah
menjadikan bangunan yang diminati untuk dikunjungi oleh anak muda dengan fasilitas
yang disukai dan bermanfaat bagi anak muda khususnya.
Oleh karena itu Youth Community and Creative Expo Center dituntut untuk
menjadi bangunan yang dapat mewadahi anak muda baik berasal dari dalam maupun luar
kota Medan untuk mengekspresikan diri secara positif, dimana sarana ini bersifat rekreatif
dan edukatif. Dapat beraktivitas secara positif dalam bidang sosial, kreativitas,
kebudayaan, dan keolahragaan (Time Saver Standards for Building Type). Bentuk kegiatan
anak muda yang akan diwadahi antara lain adalah diskusi dalam mengerjakan proyek atau
tugas, berkreasi dalam bidang seni, tempat untuk menambah wawasan melalui membaca
buku, tempat untuk menjaga kesehatan jasmani dengan berolah raga, dan tempat untuk
mendidik karakter melalui seminar yang diadakan pada waktu tertentu.

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun Maksud dan Tujuan dari perancangan bangunan ini adalah:

1) Pemuda daerah kota Medan memiliki sarana edukatif untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri didalam sebuah kegiatan yang positif dan keluar dari
kegiatan negatif.
2) Sebagai sarana kegiatan eksebisi, hiburan dan pertemuan. Menjadi wadah untuk
bersosialisasi dan berkomunikasi antar pemuda dengan pemuda lainnya yang
menarik dan berbeda-beda latar belakangnya.
3) Wadah untuk memberikan keahlian pemuda dalam bidang seni dan olahraga agar
pemuda dapat memiliki jiwa kepemimpinan, bersaing, dan sportifitas untuk
menjamin masa depan yang sukses dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia.
4) Merencanakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga dan komunitas.
Baik aktifitas maupun fasilitasnya, sehingga penyelenggaraan kegiatan dapat
dilakukan dengan efesien.
5) Merencanakan dan merancang landscape yang menarik untuk memberikan energi
posotif bagi warga kota Medan pada umumnya dan pengguna bangunan pada
khusunya. Selain itu landscape yang menarik dan bermanfaat sebagai wadah untuk
komunitas agar berkembang dengan baik.

1.3. Masalah Perancangan


Didalam perancangan Medan Youth Community and Creative Expo Center ini
terdapat beberapa masalah, yaitu:
1) Bagaimana bentuk penyediaan fasilias Medan Youth Community and Creative
Expo Center ini dapat menampung segala kegiatan yang rekreatif, edukatif, dan
sport yang akan digunakan pemuda di waktu senggang.
2) Menciptakan suatu sarana yang dapat mewadahi aktivitas dalamnya seperti
menyalurkan kegiatan yang ada, memamerkan, dan menginformasikan.
3) Bagaimana mendesain bangunan multi masa yang saling terhubung antara satu
dengan lainnya dengan menciptakan harmonisasi fungsi antara fungsi olahraga,
fungsi hiburan dan fungsi komersil.
4) Bagaimana mendesain bangunan yang sesuai dengan kondisi tapak dan
lingkungan yang ada di sekitarnya, serta memberi kontribusi pada ruang kota.
5) Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang ada ke bangunan dalam
bentuk desain
6) Bagaimana menentukan kebutuhan akan ruang untuk diwujudkan dalam
perancangan.

1.4. Pendekatan
Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus
pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat. Dalam hal ini
pendekatan pada masalah perancangan Medan Youth Comminity and Creative Expo
Center. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan :
1. Studi literatur yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang diangkat
sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan
perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara
ilmiah.
2. Penyelesaian ruang dalam dan rupa bangunan akan dilakukan dengan pendekatan
ekspresi kontemporer. Medan Youth Comminity and Creative Expo Center juga
dituntut untuk dapat memiliki karakter filosofi unity in diversity.
3. Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dengan melakukan pendekatan
perancangan pada bangunan yang sudah ada, baik yang bersumber dari buku,
majalah, internet, dan lain sebagainya.
4. Studi banding terhadap proyek-proyek yang menggunakan tema sejenis dengan
menggunakan pendekatan tema ekspresi kontemporer dan melakukan studi
pengolahan bentuk, jenis bahan, warna, tekstur, dan proporsi, baik yang bersumber
dari buku, majalah, internet dan lain sebagainya.
5. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang
berhubungan dengan kasus proyek.
6. Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak maupun orang-orang yang ahli dan
mengetahui tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan masalah agar
dapat menemukan kriteria umum bagi perancangan studi proyek.

1.5.Lingkup/Batasan

Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran-pemikiran arsitektur yang


dititikberatkan pada masalah yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan dan
pengembangan diri remaja pada umumnya dan remaja di kota Medan pada khususnya.
Ruang lingkup pembahasan perancangan ini adalah perancangan proyek Medan Youth
Community and Creative Expo Center dengan menetapkan tema ekspresi kontemporer
terhadap filosofi unity in diversity melalui bentuk aspek fisik di dalam perancangan yaitu
tata ruang dalam dan tata rupa bangunan.

Batasan dari kasus perancangan Medan Youth Community and Creative Expo
Center adalah pembahasan tentang perancangan dan desain bangunan Medan Youth
Community and Creative Expo Center yang merupakan sebuah wadah untuk menggelar
pertunjukan berupa pameran seni dan olahraga, sehingga membutuhkan ruangan yang
dapat menampung banyak orang dan memiliki fasilitas edukatif, sport, dan rekreasi.
Fasilitas pendukung lainnya juga di masukan sebagai fungsi tambahan.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Skripsi ini merupakan laporan perancangan yang berkaitan dengan tugas


Perancangan Arsitektur 6, skripsi ini terdiri dari 6 bab.

BAB I Pendahuluan

Pada BAB ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir, dan
sistematika penulisan laporan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada BAB ini menjelaskan tentang pokok-pokok kajian, yaitu terminologi judul,
penjelasan lokasi perancangan, fungsi bangunan yang akan dirancang, dan penjelasan
tentang tema.
BAB III Metodologi

Pada BAB ini akan membahas mengenai uraian dan langkah-langkah kegiatan
perancangan yang akan ditempuh dan digunakan untuk menghasilkan desain atau
perancangan bangunan.

BAB IV Analisa Perancangan

Pada BAB ini membahas mengenai analisa-analisa perancangan, seperti analisa


kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi.

BAB V Konsep Perancangan

Pada BAB ini membahas mengenai Konsep dasar perancangan, konsep penerapan
tapak, konsep perancangan bangunan, konsep struktural serta konsep perancangan utilitas
pada bangunan.

BAB VI Perancangan Arsitektur

Pada BAB ini membahas mengenai Hasil dari gambar perancangan arsitektur
beserta lampiran foto-foto maket yang telah dirancang.

Anda mungkin juga menyukai