BPOM
BPOM
id/ioni/bab-6-sistem-endokrin/61-diabetes/611-insulin 22:13
28/01/2017
Depan
Beranda
Artikel
Tenaga Kesehatan
Umum
Obat Baru
IONI
Info BPOM
Situs Terkait
Website POM
Anda di sini
Depan IONI BAB 6 SISTEM ENDOKRIN 6.1 Diabetes 6.1.1 Insulin
6.1.1 Insulin
Jika keadaan memburuk, dapat terjadi muntah dan pasien dapat dengan cepat
mengalami ketoasidosis. Insulin dibutuhkan oleh hampir semua pasien anak
penderita diabetes. Juga dibutuhkan oleh pasien diabetes tipe 2 jika cara lain
gagal mengendalikan DM dan digunakan sementara oleh pasien yang sakit atau
akan menjalani operasi. Wanita hamil dengan diabetes tipe 2 sebaiknya diobati
dengan insulin jika upaya diet ternyata gagal.
Dosis insulin disesuaikan untuk setiap individu, dengan cara meningkatkan dosis
secara bertahap tetapi dengan tetap menghindarkan terjadinya hipoglikemia.
Ada 3 macam sediaan insulin:
Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, yaitu insulin
soluble, insulin lispro dan insulin aspart;
Insulin kerja sedang (intermediate-acting): misalnya insulin isophane dan
suspensi insulin seng;
Insulin kerja panjang dengan mula kerja lebih lambat: misalnya suspensi
insulin seng.
Lama kerja untuk tiap tipe insulin bervariasi pada tiap individu sehingga perlu
dinilai secara individual.
Insulin kerja singkat dikombinasi dengan insulin kerja sedang: dua kali sehari
(sebelum makan);
Insulin kerja singkat dikombinasi dengan insulin kerja sedang: sebelum makan
pagi Insulin kerja singkat: sebelum makan malam Insulin kerja sedang: malam
sebelum tidur;
Insulin kerja singkat: 3 kali sehari (sebelum makan pagi, makan siang dan
makan malam) dikombinasi dengan insulin kerja sedang: pada waktu sebelum
tidur malam;
Insulin kerja sedang dengan atau tanpa insulin kerja singkat: cukup sekali
sehari sebelum makan pagi atau sebelum tidur malam untuk beberapa pasien
dengan diabetes tipe 2 yang memerlukan insulin, kadang-kadang dikombinasi
dengan obat hipoglikemik oral.
Pemberian insulin
Soluble insulin yang diberikan intravena hanya diberikan pada keadaan darurat,
dan pada keadaan sakit parah atau pada saat sebelum tindakan bedah.
Mengendarai, pengendara yang diobati dengan insulin dan obat antidiabetik oral
agar berhati-hati. Jika terjadi hipoglikemia atau ada gejala, yang sebaiknya
dilakukan adalah:
Menghentikan kendaraan ditempat aman;
Mematikan kontak/mesin;
Makan atau minum air mengandung gula secukupnya;
Tunggu sampai keadaan normal sebelum melanjutkan perjalanan,
pengembalian ke keadaan normal mungkin memerlukan waktu sekitar 15 menit
atau lebih dan lebih baik kalau dipastikan dengan mengukur kadar gula darah.
Dosis berikut adalah untuk penderita diabetes tipe 1 yang akan menjalani
pembedahan dan membutuhkan infus insulin secara intravena selama 12 jam
atau lebih.
Berikan injeksi insulin seperti biasa pada pasien pada malam hari sebelum
pembedahan;
Pagi pada hari pembedahan, mulai diberikan infus glukosa 5% atau 10%
secara intravena yang mengandung kalium klorida 10 mmol/liter (diberikan pada
pasien yang tidak hiperkalemia) dengan kecepatan infus yang konstan sesuai
kebutuhan cairan pasien (biasanya 125 ml/jam) buat larutan insulin soluble 1
unit/ml dalam larutan natrium klorida 0,9% dan berikan secara intravena
mengunakan syringe secara piggy backed pada infus yang sedang terpasang;
Kecepatan infus insulin secara normal adalah sebagai berikut:
Pada kasus resisten (seperti pasien syok atau sakit parah, atau pasien yang
sedang mendapat kortikosteroid atau simpatomimetik) mungkin diperlukan 24
kali kecepatan infus ini atau bahkan lebih.
Kecepatan infus intravena tergantung dari kebutuhan cairan, fungsi jantung, usia
dan faktor-faktor lain. Kadar gula darah sebaiknya diukur sebelum operasi dan
kemudian setiap jam hingga kondisi gula darah stabil, kemudian setiap 2 jam.
Lama kerja insulin intravena hanya beberapa menit dan infus tidak boleh
dihentikan kecuali pasien menjadi sangat hipoglikemik (glukosa darah < 3
mmol/liter), saat mana infus sebaiknya dihentikan selama 30 menit. Jumlah
kalium klorida yang dibutuhkan dalam infus perlu ditentukan dengan pengukuran
berkala elektrolit plasma. Infus 0,9% natrium klorida dapat menggantikan infus
5% atau 10% glukosa jika glukosa darah bertahan di atas 15 mmol/liter.
Setelah pasien mulai makan dan minum, berikan insulin subkutan sebelum
sarapan dan hentikan insulin intravena 30 menit kemudian; dosis yang
diperlukan mungkin 1020% lebih banyak dari biasanya jika pasien masih di
tempat tidur atau belum pulih. Jika sebelumnya pasien tidak pernah menerima
insulin, dosis awal yang sesuai adalah 3040 unit per hari dalam 4 dosis terbagi
menggunakan insulin soluble sebelum makan dan insulin kerja sedang pada
waktu akan tidur malam dan dosis disesuaikan dari hari ke hari. Pasien dengan
hiperglikemia yang sering kambuh setelah konversi kembali ke insulin subkutan
memerlukan salah satu pendekatan sebagai berikut:
Dosis tambahan insulin soluble pada salah satu dari empat kali penyuntikan
(sebelum makan atau waktu tidur malam) atau
Penambahan sementara infus insulin intravena (sambil melanjutkan
pemberian subkutan) hingga kadar glukosa darah memuaskan atau
Kembali ke pemberian intravena (terutama jika pasien tidak sehat).