OSTEOMALASIA
OSTEOMALASIA
5. Safar Wadi
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul asuhan
keperawatan Osteomalasia dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah
direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras,
kami serahkan seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari
sukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait.
Oleh kerena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan
dan petunjuk serta saran-saran yang baik.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat
pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang
dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan
kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Pada orang dewasa kondisi ini adalah kronis dan deformitas skeletal tidak separah
yang terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan skeletal telah terhenti.Pada pasien ini,
sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami klasifikasi.Diduga bahwa
defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin D aktif (kalsitrol), yang
memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi
tulang.
.2 Rumusan Masalah
1. pengertian dari Osteomalacia ?
2. etiologi atau penyebab dari Osteomalacia ?
3. patofisiologi dari Osteomalacia ?
4. manifestasi klinis dari Osteomalacia?
5. prosedur diagnostik dari Osteomalacia?
6. terapi dari Osteomalacia?
7. pengkajian fisik dari Osteomalacia?
8. diagnose keperawatan dari Osteomalacia?
9. intervensi dan evaluasi keperawatan dari Osteomalacia?
.3 Tujuan
PEMBAHASAN
.1 Pengertian
Menurut Helmi (2012), osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya
mineralisasi tulang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah
kadar diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio
antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis
dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak
karena pertumbuhan tulang orang dewasa sudah lengkap.
Pada pasien ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami
klasifikasi.Diduga bahwa defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin
D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan
memfasilitasi mineralisasi tulang.Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstra sel
rendah.Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat dimasukkan ke
tempat klasifikasi tulang.Sebagai akibatnya terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka
tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan, pelengkungan tulang, dan patah tulang patologik.
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya
pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia
adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada
penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang
pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.
.2 Etiologi
Penyebab osteomalasia antara lain:
1. Kekurangan vitamin D
2. Penyakit celiac.
Pada gangguan autoimun, lapisan usus kecil anda rusak kerena konsumsi
makanan yang mengandung gluten (yakni protein yang ditemukan dalam gandum,
barley (jelai), dan gadum hitam). Lapisan usus yang rusak tidak dapat menyerap nutrisi
(seperti vitamin D) sebagaimana yang bisa dilakukan oleh usus yang sehat.
4. Obat-obatan.
.3 Patofisiologi
Menurut Helmi (2012) patofisiologi osteomalasia sebagai berikut:
Ada berbagai macam penyebab osteomalasia yang umumnya menyebabkan
gangguan metabolisme mineral. Faktor berbahaya untuk perkembangan osteomalasia
diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik, terapi
antikonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital), dan insufisiensi vitamin D (diet,
sinar matahari).
Tipe malnutrisi (defesiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan
kalsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi faktor pencetus.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi
kalsium atau kekurangan kalsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya
absorbsi lemak juga dapat menyebabkan osteomalasia. Kurangnya absorbsi lemak
merupakan kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan
kalsium yang dapat mengakibatkan osteomalasia. Ekskresi yang paling terakhir terdapat
dalam feses bercampur dengan asam lemak. Sebagai contoh dapat terjadi gangguan
diantaranya celiac disease, obstroksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis, dan
reseksi perut yang kecil.
Glumerulonefritis kronik, uropati obstruksi dan keracunan logam berat
mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum menyebabkandemineralisasi tulang.
Gagal ginjal berat dapat mengakibatkan asidosis (kalsium yang tersedia dalam tubuh
digunakan untuk menetralkan asidosis, melepaskan kaslsium skelet terus-menerus
mengakibatkan demineralisasi tulang), dan kekurangan vitamin D (diet dan sinar
matahari). Kalsium ekstra sel berkurang menyebabkan transport kalsium ke tulang
terganggu sehingga terjadi demineralisasi tulang membuat terjadi pelunakan kerangka
tulang. Pelunakan memicu kompresi vertebrata, pelengkungan tulang dan patah tulang.
Kompresi vertebrata menyebabkan penekanan saraf vertebrata danpemendekan
tinggibadan. Penekanan saraf menyebabkan nyeri punggung. Pelengkungan badan
menyebabkan berat badan dan tarikan badan sehingga faktor resiko meningkat.
Pemendekan tinggi badan menyebabkan deformitas sehingga cara berjalan pincang.
Penyakit hati dan ginjal menyebabkan kekurangan vitamin D, tetapi disisi lain
organ-organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam bentuk aktif. Terakhir, hiperparatiroid
menunjang terjadinya kekurangan pembentukan kalsium, dengan demikian osteomalasia
menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.
.4 Pathway
Gangguan
gaintrostinal Gagal ginjal kronis
Absorbsi lemak
terganggu
Asidosis
Kalsium ekstrasel
berkurang
Demineralisasi tulang
Osteomalasia
Resiko fraktur
meningkat RESIKO CEDERA
Nyeri
GG. MOBILITAS
FISIK
.5 Manifestasi Klinis
Umumnya gejala yang memperberat dari oseteomalasia adalah:
1. Nyeri tulang dan kelemahan otot akibat defisiensi kalsium. Nyeri tulang yang
dirasakan menyebar terutama pada daerah pinggang dan paha.
3. Tungkai menjadi lebih bengkok pada penyakit lebih lanjut (karena tinggi badan
dan kerapuhan tulang, dan tarikan otot), vertebrata menjadi tertekan, pemendekan
batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
5. Anoreksia
6. Mudah sekali mengalami patah tulang. Terutama dibagian tulang panjang seperti
tulang lengan atau tulang kaki.
7. Fraktur patologis.
10. Merasakan sakit saat duduk dan mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke
posisi berdiri.
.6 Komplikasi
1. Kesemutan ditangan dan kaki
2. Cocok (kejang)
3. Kram
.7 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan dianostik osteomalasia:
1. Foto Rontgen
Pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan
vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang
jelas. Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang,
terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.
2. Pemeriksaan laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.
3. Pemindaian tulang
Tampak peningkatan ambilan difus menyeluruh. Kadang-kadang, zona looser
tampak sebagai area multipel dengan ambilan meningkat.
4. Histologi
Terdapat bukti hiperparatiroidisme.
.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 IU per mingguselama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan
1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
c. Peninjuan ulang pemberian obat yang bisa mengakselerasi vitamin D seperti
dilantin, rifampisin, dan phenobarbitol.
2. Penatalaksanan non medik
a. Diet tinggi kalsium dan fosfat. Agar selosteoblas (pembentuktulang)
bisabekerjalebihkeraslagi. Makanan kaya kalsium dan vitamin D seperti yogurt,
susu, keju ikan sarden, telur (vitamin D terdapatdalambagiankuningtelurnya), ikan
salmon, bayam, sereal, ikan tongkol, tuna ataulemakikanlainnya, sawi hijau, dan
jus jeruk. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
b. Pemberian vitamin D (suplemen atau diet tinggi vitamin D), sangat dianjurkan
untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur,
minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh
cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan
sore pada pukul 16 - 17.
BAB 3
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
.1 Pengkajian
1. Identitas
a. IdentitasPasien
Nama : Tn. X
Umur : 47Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Deden Jabir No. 78 RT 19/RW 03 Kel. Gularejo
TB Sekarang : 159 cm
BB Sekarang :56 kg
Dx Medis : Osteomalasi
TanggalPengkajian : 19 desember 205
TanggalMasuk RS : 17 desember 2015
b. IdentitasPenanguangJawab
Nama : Ny. X
Umur : 41tahun
Alamat : Jl. Deden Jabir No. 78 RT 19/RW 03 Kel. Gularejo
Hub. Denganklien : Istri
2. Keluhan utama
Tn. X mengatakannyeri tulang meluas menusuk khususnya di pinggul saat
berjalan secara berulang..
3. Riwayatkesehatan
a. Riwayatpenyakitterdahulu
Tn.X mengatakan pernah fraktur bagian paha kiri dan lengan kanan 1 tahun lalu
b. Riwayatpenyakitsekarang
Tn. X dibawa ke RSUDInsan Medika Antakusuma tanggal 14 oktober
2014 oleh istrinya dengan keluhan nyeri tulang yang meluas, khususnya di
pingguldan mengalami kesulitan gerakan dalam keadaan gelisahdan cara jalan
terhuyung-huyung.Di UGD diagnosa dokter terkena osteomalasi dan telah
dilakukan tes darah.TD: 130/90 mmHg, nadi : 100 x /mnt, suhu : 36,5 derajat
celsius, RR: 25 x/mnt.
c. Riwayatpenyakitkeluarga
Keluarga mengatakan tak memiliki penyakit yang sama baik penyakit
menular, menurun dan menahun.
d. Riwayat perawatan
Tn. X mendapatkan penanganan pertama kali di RSUD Imamudin dan
sebelumnya belum diberikan perawatan apapun
4. Pemeriksaan fisik
a. KeadaanUmum :
Kesadaran baik atau composmentis (eye 4, verbal 5, motorik 6)tetapi
mengalami kelemahan/kegelisahan dan cara jalan terhuyung-huyung.
b. Tanda Tanda Vital
TD: 140/80 mmHg, nadi : 100 x /mnt, suhu : 36,5 derajat celsius, RR: 25
x/mnt
c. Pemeriksaan fisik persistem
1) Pernapasan
Inspeksi :Ekspansi simetris,tidak ada sumbatan, perdarahandan
tandatanda infeksi
Palpasi :Taktil vremitus seimbang
Perkusi :Hiperresonan.
Auskultasi :Bronchovesikuler (+/+).
2) Kardiovaskuler
Inspeksi :Tampak tak pucat.
Palpasi :tak ada penonjolan daerah jantung, tak ada pembesaran vena
jugularis, nadi 100x/mnt.
Auskultasi :Tak ada murmur, TD: 130/90 mmHg.
Perkusi :Dulness.
3) Persyarafan
a. Kesadaran compos mentis dengan GCS 15 (eye 4, verbal 5, motorik 6)
b. Pupil isokor, ada refleks cahaya pada pupil, tidak ada refleks patologis,
pasien merasa gelisah.
e. Perkemihan
4) Pencernaan
Abdomen simestris, datar, dan warna sama dengan kulit sekiarnya.
Perislatik 5-12x/mnt.
5) Muskulskeletal
Kulit tidak dapat kembali dalam waktu kurang dari 3 detik, lingkaran
mata menghitam, cara jalan terhuyung-huyung, dan deformitas bagian kaki
berbentuk O.
5. Pola aktivitas
Aktivita
Pre-masuk rumah
s sehari- Di rumah sakit
sakit
hari
Makan Pola makan teratur 3x Polamakan
dan sehari 1 porsi habis menghabiskan
minum (diet tinggi garam dan porsi (diet tinggi
1)
kolestrol LDL (daging- kalsium dan vit D)
Nutrisi Minum air putih 6-7
daging merah)
Minum air putih dengan gelas/hari
2) jumlah cukup hingga 6-
Minum 7 gelas/ hari.
7. Data Fokus
DS DO
Klien mengatakan Fungsi motorik terlihat mengalami
mengeluh nyeri tulang kelemahan, wajah menyeringis,
meluas menusuk Cara jalan terhuyung-huyung, dan
khususnya di pinggul, deformitas bagian kaki berbentuk
mengalami kesulitan O.Lingkaran mata tampak
gerakan,dansulit menghitam, nadi : 100 x /mnt,
tidurketika nyeri TD:140/80.
datang.
8. Analisa Data
Etiologi Problem
DS:Klien mengatakan nyeri. Kekurangan Nyeri akut
P (nyeri saat berjalan), Q vitamin Ddan
(menusuk), R(pinggul), kalsium
S(5), T(berulang). dalam
Diet
DO:wajah menyeringis,
Kalsium
nadi : 100 x /mnt,
ekstra sel
TD:140/80.
berkurang
Transport
kalsium
ketulang
terganggu
Demineralisas
i tulang
osteomalasia
Perlunakan
kerangka
tubuh
Tekanan pada
vertebra
Nyeri
punggung
Nyeri akut
Tulang
melengkung
Resiko fraktur
meningkat
Hambatan
mobilitas fisik
DS: klien mengatakan Lingkungan Resiko Cidera
susah melakukan tidak aman
aktivitas seperti
biasanya Hamatan
DO: lingkungan sekitar pergerakan
masih belum aman
Resiko cidera
.2 DiagnosaKeperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
bantuan) nyeri
intensitas,
frekuensi dan 8. Berikan analgetik untuk
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria intervensi
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Hasil
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi
Hasil
1. Hambatan mobilitas NOC : NIC :
fisik b.d.gangguan Joint Movement : Exercise therapy : ambulation
muskuluskeletal Active
1. Monitoring vital sign
Mobility Level
sebelm/sesudah latihan dan
Self care : ADLs
lihat respon pasien saat
Transfer performance
latihan
Setelah dilakukan tindakan 2. Konsultasikan dengan terapi
keperawatan fisik tentang rencana
selama.gangguan ambulasi sesuai dengan
mobilitas fisik teratasi kebutuhan
dengan kriteria hasil: 3. Bantu klien untuk
Klien meningkat menggunakan tongkat saat
dalam aktivitas fisik berjalan dan cegah terhadap
Mengerti tujuan dari cedera
peningkatan mobilitas 4. Ajarkan pasien atau tenaga
Memverbalisasikan kesehatan lain tentang
perasaan dalam teknik ambulasi
meningkatkan 5. Kaji kemampuan pasien
kekuatan dan dalam mobilisasi
kemampuan berpindah 6. Latih pasien dalam
Memperagakan pemenuhan kebutuhan
penggunaan alat Bantu ADLs secara mandiri sesuai
untuk mobilisasi kemampuan
(walker) 7. Dampingi dan Bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs ps.
8. Berikan alat Bantu jika
klien memerlukan.
9. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
2. Risiko cedera NOC : NIC : Environment
berhubungan Risk Kontrol Management (Manajemen
dengan kehilangan Immune status lingkungan)
integritas tulang Safety Behavior 1. Sediakan lingkungan yang
Setelah dilakukan aman untuk pasien
tindakan keperawatan 2. Identifikasi kebutuhan
selama. Klien tidak keamanan pasien, sesuai
mengalami injury dengan dengan kondisi fisik dan
kriterian hasil: fungsi kognitif pasien dan
Klien terbebas dari riwayat penyakit terdahulu
cedera pasien
Klien mampu 3. Menghindarkan lingkungan
menjelaskan yang berbahaya (misalnya
cara/metode memindahkan perabotan)
untukmencegah 4. Memasang side rail tempat
injury/cedera tidur
Klien mampu 5. Menyediakan tempat tidur
.4 Implementasi Keperawatan
No Hari/ D Implementasi Respon Hasil Para
Tangg X f
al/Jam
1. Sabtu I 1. Melakukan pengkajian nyeri 1. Menget
/ 19 secara komprehensif termasuk ahui skala
dese lokasi, karakteristik, durasi, nyeri yang
mber frekuensi, kualitas dan faktor dialami klien.
2015 presipitasi 2. Klien
2. Mengobservasi reaksi mulai
nonverbal dari menunjukkan
ketidaknyamanan rasa
3. Membantu pasien dan nyamannya.
keluarga untuk mencari dan 3. Klien
menemukan dukungan. merasa
4. Mengontrol lingkungan yang terdukung
dapat mempengaruhi nyeri dalam proses
seperti suhu ruangan, penyembuhan
pencahayaan dan kebisingan nya.
5. Mengurangi faktor presipitasi 4. Klien
nyeri mulai merasa
6. Mengkaji tipe dan sumber nyaman
nyeri untuk menentukan dengan
intervensi lingkungan
7. Memonitor vital sign sebelum yang ada.
dan sesudah pemberian 5. Nyeri
analgesik pertama kali yang dialami
klien dapat
berkurang
6. Nyeri
yang dialami
klien
mengalami
penurunan.
7. Tanda-
tanda vital
klien mulai
membaik.
2. II 1. Memonitoring vital sign 1. Tanda-
sebelm/sesudah latihan dan tanda vital
lihat respon pasien saat klien mulai
latihan membaik.
2. Mengetahu
2. Mengkonsultasikan i lebih
dengan terapi fisik tentang lanjut
rencana ambulasi sesuai tentang
dengan kebutuhan. penyakit
3. Membantu klien untuk 3. Klien
menggunakan tongkat saat mengalami
berjalan dan cegah terhadap sedikit
cedera kemudaha
4. Mengkaji kemampuan n dalam
pasien dalam mobilisasi beraktivita
5. Mendampingi dan Bantu s.
pasien saat mobilisasi dan
bantu penuhi kebutuhan ADLs 4. Aktivitas
ps. normal
6. Memberikan alat Bantu klien mulai
jika klien memerlukan. kembali.
7. Mengajarkan pasien 5. Memulihka
bagaimana merubah posisi n aktivitas
dan berikan bantuan jika klien.
diperlukan 6. Mempermu
dah klie
dalam
beraktivita
s.
7. Mudah
beraktivita
s dalam
aktivitas
ringan
3. III 1. Sediakan lingkungan 1. Keadaan
yang aman untuk pasien sudah aman
2. Identifikasi kebutuhan 2. Kebutuh
keamanan pasien, sesuai an sudah
dengan kondisi fisik dan terpenuhi
fungsi kognitif pasien 3. Sudah
dan riwayat penyakit dapat
terdahulu pasien menghindari
3. Menghindarkan hal hal yang
lingkungan yang membahayak
berbahaya (misalnya an
memindahkan 4. kenyam
perabotan) anan untuk
4. Menyediakan tempat klien
tidur yang nyaman dan 5. memper
bersih mudah
5. Menempatkan saklar gerakan klien
lampu ditempat yang 6. klien
mudah dijangkau pasien. dapat
6. Membatasi pengunjung beristirahat
7. Memberikan penerangan yang cukup
yang cukup 7. menghi
8. Menganjurkan keluarga ndari resiko
untuk menemani pasien. cidera
9. Mengontrol lingkungan 8. keluarga
dari kebisingan dapat
10. Memindahkan memantau
barang-barang yang atau
dapat membahayakan membantu
11. Berikan penjelasan pada klien
pasien dan keluarga atau 9. rasa
pengunjung adanya nyaman
perubahan status 10. Mengur
kesehatan dan penyebab angi resiko
penyakit. cidera
11. menget
ahui
perubahan
yang terjadi
.5 Evaluasi
NO. HARI/TG EVALUASI PARAF
DX L
1 Senin/ 21 S : klien Mengatakan masih sedikit nyeri
O : kesadaran CM KU: Lemah
desembe
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
r 2015
P : intervensi diteruskan
3 dengan kondisinya
I : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
I : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PENUTUP
.1 kesimpulan
osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat bawah kadar diperlukan
untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang
dengan matriks tulang berkurang. Osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas
skeletal, terjadi tak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pertumbuhan
tulang orang dewasa sudah lengkap.
1. Kekurangan vitamin D
2. Kekurangan kalsium dalam diet
3. Kelainan gastrointestinal
4. Malabsorbsi kalsium
5. Gagal ginjal kronis
Masalah kepearawatan utama yang dapat muncul adalah nyeri, risiko cedera
berhubungan dengan kehilangan integritas tulang, gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri/ketidaknyamanan dan harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan peran.
.2 SARAN
Osteomalasia adalah penyakit yang sangat berbahaya dan kita sebagai host harus
bisa menerapkan pola hidup sehat agar keseatan kita tetap terjaga. Dengan makalah ini
diharapkan seluruh komponen tenaga kesehatan pada khususnya dapat memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan osteomalasia dengan baik dan sesuai dengan
prosedur keperawatan serta tentunya memperhatikan aspek-aspek tertentu yang
berhubungan dengan prosedur yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Noor Helmi, Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal; jilid 1,Salemba
Medika, Jakarta, hal. 226-231, 534-535.
https://www.scribd.com/doc/251478603/osteomalasia-susun
https://www.scribd.com/doc/125592645/Kumpulan-Nanda-NIC-NOC
https://www.scribd.com/doc/288486079/ASKEP-OSTEOMALASIA