Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan air merupakan kebutuhan utama bagi makhluk hidup yang ada di bumi untuk
menjalani proses kehidupan. Saat ini air bersih menjadi barang yang sangat langka untuk
memperolehnya walaupun setiap manusia sangat mendambakannya. Selain adanya air bersih
di bumi ada pula air kotor yang merupakan air yang telah digunakan oleh manusia dalam
melakukan aktifitasnya dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Oleh sebab itu, air kotor ini dapat
dikatakan juga dengan air buangan (Oktavia, 2010).

Air buangan adalah air sisa yang dibuang dari beberapa jenis kegiatan yang menggunakan air.
Air buangan dapat berasal dari daerah domestik, komersil, institusi, industri dan dari hasil
proses alam berupa hujan, infiltrasi dan inflow (Hardjosuprapto, 2000). Menurut Kepmen LH
No. 112 tahun 2003, Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau
kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama.

Air buangan dapat diartikan juga sebagai air yang tidak dapat dimanfaatkan atau
dipergunakan lagi, misalnya air buangan domestik, air buangan non domestik, dan air
buangan industri. Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah air yang dibuang
melebihi dari kemampuan alam untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan,
seperti timbulnya pencemaran bau, sumber vektor penyakit, dan tempat berawalnya banjir.
Lingkungan yang rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang
tinggal pada lingkungannya itu sendiri. Guna menghindari dampak negatif bagi lingkungan
perlu direncanakan sebuah sistem penyaluran air buangan yang merupakan suatu cara untuk
menyalurkan dan mengelola air buangan yang dihasilkan oleh berbagai sumber pada suatu
kota. Sistem penyaluran air buangan yang dikelola dan direncanakan dengan baik akan
menciptakan keadaan lingkungan yang bersih, sehat, dan menguntungkan makhluk hidup
khususnya manusia (Oktavia, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2003), air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah
yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta
(tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organik.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri
akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai
dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen,
sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah: perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat
ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini
sama dengan air limbah rumah tangga.

Perwujudan kondisi lingkungan yang sehat sangat erat kaitannya dengan penanganan dan
pengelolaan air buangan. Penanganan air buangan yang baik akan menghasilkan lingkungan
yang sehat, demikian sebaliknya penanganan air buangan yang salah akan menimbulkan
kondisi lingkungan yang tidak sehat. Pengelolaan air buangan adalah upaya penyaluran dan
pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan air seperti sungai, danau, laut dan
sebagainya. Air buangan yang ditimbulkan tergantung pada pemakaian air untuk keperluan
sehari-hari, sedangkan pemakaian air besarnya selalu meningkat sesuai dengan pertambahan
penduduk, kemajuan teknologi, dan tingkat sosial. Oleh karena itu, perencanaan sistem
penyaluran dan pengelolaan air buangan mengacu pada konsumsi air minum (Oktavia, 2010).

Namun kenyataannya sekarang ini sistem penyaluran air buangan belum sepenuhnya dikelola
dengan baik, bahkan sebagian besar air buangan domestik dibuang langsung ke riol-riol kota
sehingga tercampur dengan air hujan. Kondisi yang diinginkan adalah sistem penyaluran air
buangan haruslah terpisah dengan sistem penyaluran air hujan, sehingga dapat mencegah
terjadinya peluapan atau pelimpahan air pada musim hujan (Oktavia, 2010).

Adapun peran sarjana teknik lingkungan dalam pengelolaan air buangan adalah agar dapat
merencanakan sistem Penyaluran Air Buangan suatu kota dengan baik. Selain itu sarjana
teknik lingkungan dapat mengetahui hal-hal yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan
dalam merencanakan suatu sistem penyaluran air buangan perkotaan yang benar. Oleh sebab
itu, dalam ilmu Teknik Lingkungan dipelajari tentang PAB yang mempelajari tentang sumber-
sumber air buangan, cara pengaliran, sistem perpipaan, lokasi bangunan pengolahan dan
bangunan pelengkap.

I-2
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan (TPAB) ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penyaluran Air Buangan pada Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Andalas.

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan ini adalah:
1. Merancang sistem penyaluran air buangan yang sesuai dengan kondisi lokasi perencanaan;
2. Memperkirakan kebutuhan air di perkotaan berdasarkan jumlah penduduk yang
diproyeksikan sampai 15 tahun mendatang;
3. Merancang sistem penyaluran air buangan, cara pengaliran serta sistem perpipaan, lokasi
bangunan pengolahan dan bangunan pelengkap.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan ini terdiri dari:
1. Proyeksi penduduk dan deskripsi daerah perencanaan;
2. Studi kebutuhan air buangan 15 tahun mendatang dan perkiraan jumlah air buangan;
3. Proyeksi fasilitas, pelayanan, dan tahapan perencanaan;
4. Penetapan kriteria perencanaan, yang terdiri dari dasar-dasar perencanaan, dasar-dasar
perhitungan, dan kelengkapan saluran;
5. Penentuan jalur saluran dan daerah pelayanan;
6. Perhitungan dimensi saluran air buangan;
7. Gambar perencanaan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup,
dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Merupakan bab yang menjelaskan teori-teori tentang metode proyeksi
penduduk, debit air buangan, kriteria perencanaan pada sistem penyaluran air
buangan.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


I-3
Memuat data-data pendukung dalam perencanaan sistem penyaluran air
buangan kawasan, seperti keadaan topografi, aspek sosial, ekonomi dan budaya
yang terdiri dari tata guna lahan dan kependudukan yang meliputi jumlah
penduduk dan mata pencahariannya, jenis pemukiman penduduk, serta fasilitas
umum perkotaan.

BAB IV SKENARIO SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN


Menjelaskan tentang rancangan desain dari Sistem Penyaluran Air Buangan yang
meliputi daerah pelayanan, tingkat pelayanan, Sistem Penyaluran Air Buangan Tahap
I, II dan III, alternatif sistem penyaluran air buangan, dan sistem penyaluran air
buangan terpilih.

BAB V PERHITUNGAN PERENCANAAN


Berisikan tentang perhitungan proyeksi penduduk, perhitungan debit air
buangan, perhitungan diameter saluran air buangan, bangunan pelengkap,
profil hidrolis saluran air buangan, dan rekapitulasi rencana Sistem Penyaluran
Air Buangan sistem onsite individual dan komunal, serta offsite.

BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran untuk perbaikan Sistem Penyaluran Air Buangan
yang telah maupun akan dilakukan.

I-4

Anda mungkin juga menyukai