Anda di halaman 1dari 17

KOMPOSISI PENDUDUK, PIRAMIDA PENDUDUK, DAN

PERSEBARAN PENDUDUK

I KOMPOSISI PENDUDUK
Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat
pula dikatakan atas komposisi penduduk tertentu, merupakan salah
satu dari bentuk analisis penduduk. Komposisi penduduk
menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan
pengelompokkan penduduk menurut karakteristik-karakteristik
yang sama
Bermacam-macam komposisi penduduk dapat dibuat
berdasarkan:
1. umur
2. jenis kelamin
3. status perkawinan
4. tingkat pendidikan
5. pekerjaan
6. bahasa
7. agama
8. pendapatan
9. etnis
10. tempat tinggal
11. kewarganegaraan

Pengelompokkan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat


diklasifikasikan sebagai berikut :
BIOLOGIS, meliputi umur dan jenis kelamin.
SOSIAL meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan, dan
sebagainya.
EKONOMI meliputi lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan, dan sebagainya.
GEOGRAFIS berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan,
pedesaan, propinsi, kabupaten, dan sebagainya.

Daftar pertanyaan (kuesioner) yang digunakan dalam sensus


penduduk berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel
kependudukan yang akan ditanyakan kepada responden. Sebagai
contoh beberapa variabel kependudukan dari daftar pertanyaan sensus
sampel yang digunakan pada tahun 1990 adalah sebagai berikut :
jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan,
agama, propinsi tempat tinggal selama 5 tahun yang lalu, dan
sebagainya.
Setelah daftar pertanyaan diisi, langkah selanjutnya ialah
membuat tabel frekuensi tunggal dari masing-masing variabel. Sebagai
contoh, komposisi penduduk menurut agama yang dianut.

1. Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk yang sering digunakan untuk analisis


perencanaan pembangunan adalah komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin.yang merupakan karakteristik penduduk yang pokok.
Kantor Menteri Negara Kependudukan/ Kepada BKKBN dalam
mempersiapkan alat-alat kontrasepsi membutuhkan data pasangan
usia subur. Kantor Menteri Tenaga Kerja dalam usaha pengadaan
pasaran kerja membutuhkan data jumlah angkatan kerja yang sedang
mencari pekerjaan. Kantor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
membutuhkan data penduduk usia sekolah dalam merencanakan wajib
belajar.
Biasanya jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin
dijadikan satu tabel. Umur biasanya dikelompokkan dengan jenjang
lima tahunan, misalnya kelompok umur 0-4, 5-9, 10-14, , 60-64,
65+ atau bisa juga satu tahunan misalnya kelompok umur 0,1,2,
dst. Penduduk yang termasuk kelompok umur 5-9 tahun misalnya
adalah semua penduduk yang telah merayakan ulang tahunnya kelima,
tetapi belum merayakan ulang tahunnya yang kesepuluh. Struktur
umur penduduk antara negara satu dengan yang lain tidak sama.
Begitu pula keadaannya bila dibandingkan antara struktur umur
penduduk negara-negara maju, antara daerah pedesaan dan
perkotaan.
Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel
demografi, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel
ini sering saling berpengaruh satu dengan yang lain. Kalau salah satu
variabel berubah, kedua variabel yang lain juga berubah. Faktor sosial
ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi struktur umur penduduk
melalui ketiga variabel demografi di atas.
Suatu negara dikatakan berstruktur umur muda, apabila
kelompok penduduk yang berumur di bawah lima belas tahun
jumlahnya besar (lebih dari 40%), sedang besarnya kelompok
penduduk usia 65 tahun ke atas kurang dari 10 %. Umumnya
negara yang sedang berkembang seperti Burma, India, dan Indonesia,
struktur penduduknya muda.
Sebaliknya suatu negara dikatakan berstruktur umur tua apabila
kelompok penduduk yang berumur 15 tahun ke bawah jumlahnya
kecil (kurang dari 40% dari seluruh penduduk) dan persentase
penduduk di atas 65 tahun sekitar 10 %. Negara-negara maju
seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat mempunyai struktur penduduk
umur tua.
Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa betapa pentingnya
pengetahuan tentang komposisi penduduk menurut kelompok umur di
suatu negara atau wilayah. Perbedaan struktur umur akan
menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial ekonomi seperti
masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan masalah
pendidikan.
2. Komposisi Penduduk berdasarkan Ciri Sosial

Meliputi antara lain tingkat pendidikan penduduk, status


perkawinan, dan sebagainya.
a. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan, tercermin
pada :

1) Kepandaian membaca dan menulis (Literacy)


Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka
dapat membaca dan menulis surat/ kalimat sederhana; membaca
dan menulis huruf Braile; orang cacat yang pernah bisa membaca
dan menulis.
Sedangkan mereka tergolong Buta Huruf jika mereka tak bisa
membaca dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak bisa
menulis.
Angka Buta Huruf (Illiteracy Rate)
Angka yang menunjukkan banyaknya penduduk usia 10 tahun ke
atas yang buta huruf perseribu penduduk berumur 10 tahun ke atas.
Data buta huruf di Indonesia bisa dilihat pada Tabel 1.

2) Tingkat pendidikan yang ditamatkan


Yang dimaksud dengan tamat adalah mereka yang
meninggalkan sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas
tertinggi sampai akhir dengan mendapat tanda tamat/ ijazah,
baik dari sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Dari data sensus penduduk 1971, diketahui bahwa persentase
penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan tingkat
pendidikan yang ditamatkan adalah sebagai berikut :

Tidak sekolah 40,4%


Belum tamat SD 33,3%
Tamat SD 19,6%
Tamat SLP 4,4%
Tamat SLA 2,6%
Tamat Akad./PT 0,4%

Tabel 2.1
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA USIA 10 TAHUN KE ATAS
YANG BUTA HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DI DAERAH KOTA DAN
PEDESAAN PADA TAHUN 1971
(persentase)

Jenis Kelamin Kota Pedesaa Kota +


n Pedesaan
Laki-laki 11,7 31,5 27,9
Perempuan 30,0 53,9 49,7
Laki-laki + 20,9 43,0 39,1
Perempuan
Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971, Seri D.

b. Komposisi Penduduk menurut Status Perkawinan


Berdasarkan status perkawinannya, penduduk berumur 10
tahun ke atas dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Belum kawin
2. Kawin
3. Cerai
4. Duda atau Janda

Tabel 2.2
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN,
DAN TEMPAT TINGGAL TAHUN 1971
(persentase)
Jenis Kelamin/
Belum Kawin Kawin Cerai Duda/Janda
Tempat tinggal
Laki-laki
Kota 48,6 48,7 0,8 1,9
Pedesaan 39,0 56,8 1,4 2,8
Indonesia 40,8 55,3 1,3 2,6
Perempuan
Kota 36,3 49,6 2,9 11,1
Pedesaan 26,3 49,6 2,9 13,7
Indonesia 28,1 55,2 3,7 13,2
Laki-laki + Perempuan
Kota 42,4 49,2 1,9 6,6
Pedesaan 32,5 56,5 2,7 8,4
Indonesia 34,3 55,2 2,5 8,1

Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971

Dari Tabel 2.2, terlihat perbedaan pola status perkawinan antara


penduduk di daerah kota dan pedesaan. Disamping itu terlihat pula
proporsi penduduk yang berstatus cerai, janda, atau duda di daerah
pedesaan baik laki-laki maupun perempuan, lebih tinggi dibandingkan
dengan di daerah kota.

1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Ciri ciri Ekonomi

Ciri-ciri yang meliputi lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, status


pekerjaan, dan sebagainy. Sebagai contoh berdasarkan jenis
kegiatannya, penduduk Indonesia berumur 10 tahun ke atas pada
tahun1971 dapat dikelompokkan sebagai berikut ;

Tabel 2.3.
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KEGIATAN DI
INDONESIA TAHUN 1971
(persentase)

Laki-laki
+
Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan
Perempua
n
Angkatan kerja 70,3 33,1 57,3
Sekolah 16,4 11,6 13,8
Mengurus rumah tangga 3,2 44,8 24,5
Menerima pendapatan 1,1 0,9 1,0
Lain-lain 8,1 1,3 1,1
T.T. 0,9 1,3 1,1
Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971, Seri D

2. Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan tempat


tinggalnya

Misalnya dari data Sensus 1971 diketahui sebagai berikut :


a. Penduduk yang tinggal di daerah kota 17,4 %
b. Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan 72,6 %

II PIRAMIDA PENDUDUK

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat


digambarkan pada sebuah grafik yang disebut PIRAMIDA
PENDUDUK. Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan
menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang vertikal
menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini
dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu
horisontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara
absolut maupun relatif (dalam persen). Pemilihan skala perbandingan
pada sumbu horisontal ini sangat tergantung dari jumlah penduduk
dalam persentase tertentu dari jumlah penduduk yang terdapat pada
tiap golongan umur di sumbu vertikal.
Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah
penduduk laki-laki, dan di bagian kanan digambarkan jumlah penduduk
perempuan.
Sering pada tabel komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin terdapat kelompok penduduk yang tidak diketahui umurnya,
kelompok ini sering disebut dengan kelompok not stated(NS).
Penduduk NS ini tidak dapat digambarkan dalam piramida penduduk.
Jika jumlah penduduk yang tergolong kategori ini sedikit dibandingkan
dengan jumlah penduduk seluruhnya, maka kelompok penduduk ini
dapat disebarkan ke kelompok-kelompok umur yang lain dengan
menggunakan teknik pro-rating.
Pro-rating dikerjakan dengan dua cara :
1. Mengalikan masing-masing kelompok penduduk menurut umur
dengan faktor pengali k yang dapat dicari dengan rumus :
jumlah seluruh penduduk
k
jumlah seluruh penduduk NS

2. Jumlah penduduk kelompok umur tertentu ditambah dengan hasil


perkalian proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah
seluruh penduduk dengan jumlah penduduk NS. Untuk lebih
jelasnya lihat contoh Tabel 2.4.

Tabel 2.4
PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
DI WILAYAH TERTENTU, DAN PADA TAHUN TERTENTU SEBELUM DAN
SESUDAH DILAKSANAKAN PRO-RATING (x 1000)

Umur Sebelum Sesudah Pro-


rating
0-4 8.462 8.473
5-9 7.684 7.694
10-14 4.319 4.324
15-19 3.834 3.456
25-34 7.334 7.343
35-44 5.720 5.727
45-54 3.559 3.563
55-64 1.898 1.900
65-74 796 797
75+ 376 378
Tak terjawab (Not 60 -
Stated)

Catatan: Sebagai ilustrasi diambil kelompok penduduk umur 10-14


tahun, dipro-rating dengan dua cara :
Cara 1. k=43.982 : 43.922 = 1,00137
Jumlah penduduk sebelum dipro-rating = 4.319.000
Setelah dipro-rating menjadi :
4.319.000 x 1,00137 = 4.324.000
k = bilangan pengali

Cara 2. Jumlah penduduk setelah dipro-rating


4.319.000+(4.319.000/47.497.000)x 60 = 4.324.000

Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis


kelamin, karakteristik penduduk suatu negara dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok :

Ekspansif;
Jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
muda.
Tipe ini umumnya terdapat di negara-negara yang mempunyai
angka kelahiran dan angka kematian tinggi.
Tipe ini terdapat pada negara-negara dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang cepat akibat dari masih tingginya
angka kelahiran dan sudah mulai menurunnya angka kematian.
Negara-negara yang termasuk tipe ini : Indonesia, Malaysia,
Philipina, India, Costa Rica, dan Nigeria.

Konstruktif;
Jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya
sedikit.
Tipe ini terdapat di negara-negara dimana angka kelahiran turun
dengan cepat, dan angka kematiannya rendah.
Contoh : Jepang, dan negara-negara di Eropa Barat, misal
Swedia, dan Spanyol.

Stasioner;
Jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir
sama, kecuali pada kelompok umur tertentu.
Tipe ini terdapat pada negara-negara yang mempunyai tingkat
kelahiran dan tingkat kematian rendah.
Contoh : terdapat pada negara-negara Eropa, misalnya Jerman,
dan negara Amerika Serikat (Gambar 4).

Hasil Sensus Penduduk Indonesia 1961, 1971, 1980, dan 1990.


Bentuk Piramida penduduk tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosial-
ekonomi, dan politik yang berlaku di Indonesia antara tahun 1961
hingga tahun 1990. Namun demikian seperti disebutkan di muka,
keadaan di atas tidak langsung berpengaruh pada struktur penduduk
menurut umur tetapi melalui variabel antara seperti kelahiran,
kematian, dan migrasi penduduk.
Turunnya angka kematian, terutama pada umur-umur muda, dan
keadaan fertilitas yang tetap tinggi, menyebabkan strutktur umur
penduduk negara tersebut muda. Hal ini terlihat dari lebarnya dasar
piramida penduduk negara tersebut. Negara-negara yang terlibat
dalam peperangan seperti Jepang, Jerman, Italia pada Perang Dunia II,
mortalitasnya tinggi pada kelompok penduduk usia dewasa, dan hal ini
jelas terlihat menciutnya piramida penduduk negara bersangkutan
pada kelompok umur dewasa, terutama pada jenis kelamin laki-laki.
Turunnya angka fertilitas di suatu negara pengaruhnya lebih
besar pada bentuk dasar piramida penduduk negara tersebut.
Misalnya, Indonesia pada periode 1971-1980 terjadi penurunan angka
fertilitas penduduk yang antara lain karena keberhasilan program
Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh pemerintah sejak PELITA I.
Hal ini jelas terlihat pada dasar piramida penduduk di mana kelompok
umur 0-4 tahun lebih kecil dari kelompok umur 5-9 tahun. Pada bagian
tengah piramida tersebut masih menggelembung karena pertumbuhan
penduduk yang lahir sebelum terjadinya penurunan fertilitas tersebut.
Migrasi penduduk akan mempengaruhi piramida penduduk pada
kelompok umur dewasa. Namun demikian banyak dari negara-negara
di mana pertumbuhan penduduknya tidak dipengaruhi oleh faktor
migrasi. Sebagai contoh, negara Indonesia pertumbuhan penduduknya
(secara nasional) hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan faktor
kematian. Faktor migrasi pengaruhnya kecil sekali karena tidak banyak
warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri, begitu
pula warga negara asing yang berdomisili di Indonesia. Pengaruh
komponen migrasi di Indonesia terjadi pada propinsi-propinsi Sumatera
Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dari penduduknya yang
bermigrasi ke luar propinsi bersangkutan, sedangkan propinsi
Lampung, DKI Jaya, Kalimantan Timur, banyak terdapat migran yang
masuk. Bagi daerah pemukiman yang baru dibuka, piramida
penduduknya berbentuk istimewa, yaitu dasarnya sempit, bagian
puncak kosong dan jumlah penduduk perempuan sedikit.
Gambar Piramida Penduduk
Indonesia, 1971
Kelompok Umur
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10
Jutaan Jutaan

Laki-laki Perempuan

Gambar Piramida Penduduk


Indonesia 1980
Kelompok Umur

75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
12 10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan Jutaan

Laki-laki Perempuan
III PERSEBARAN PENDUDUK
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara, apakah tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk
setiap km pada suatu wilayah atau negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap
daerah atau wilayah ialah :
a.faktor fisiografis:
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis,tanah subur, relief baik,
cukup air dan daerah aman.
b.faktor biologi :
Ttingkat pertumbuhan penduduk berbeda-beda karena adanya perbedaan tingkat kematian,
tingkat kelahiran dan angka perkawinan.
c.faktor kebudayaan dan teknologi :
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berfikirnya bagus, dan keadaan
pembangunan fisiknya maju, maka akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
daerah terbelakang.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.kepadatan penduduk aritmatik, yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap
km,mempergunakan rumus = Jumlah Penduduk (jiwa) dibagi dengan Luas wilayah
(km)
b. kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani setiap
satuanluas lahan pertanian, mempergunakan rumus = Jumlah Penduduk Petani (jiwa) dibagi
dengan Luas lahan pertanian (km)
Secara geografis persebaran penduduk di dunia tersebar di 5 benua
(asia,eropa,afrika,amerika,oceania). separuh tinggal di asia sisanya tersebar di
benua lain
Secara administratif dan politis penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi;
kemudian tiap propinsi dibagi dalam kabupaten, kecamatan dan desa (kelurahan).
Kecamatan <30.000 jiwa, kelurahan 10.000-20.000 jiwa
PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA

Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia :


1. Tahap pertama
Jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk
menanggulangi kehidupannya.
Jaman ini berlangsung beberapa juta tahun.
Jaman ini dapat dibagi lagi menjadi :
a. Jaman peralatan batu tua
b. Jaman peralatan batu muda
c. Jaman perunggu

2. Tahap kedua
Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian.
Jaman ini merubah kehidupan perburuhan (nomadis) menjadi
pertanian (menetap).

3. Tahap ketiga
Jaman mulainya era industrialisasi (pertengahan abad ke-17
sesudah Masehi).
Jaman ini ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industri dan
semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat pemukiman
manusia.

Para ahli merumuskan angka pertama yang dikemukakan


mengenai jumlah penduduk dunia adalah 125.000 orang, yang
hidup kira-kira 1.000.000 tahun yang lalu.
Angka ini berkembang menjadi 1.000.000 orang setelah
mengalami proses pertumbuhan selama 700.000 tahun kemudian.
Tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahun dalam era ini nyaris
tidak berarti sama sekali, yakni 0.00001 persen. Tingkat
petambahan penduduk sebesar ini berlangsung kira-kira hingga
tahun 8000 sebelum Masehi. Pada waktu itu jumlah penduduk dunia
diperkirakan sebesar 5,3 juta jiwa.
Hampir 99 % dari sejarah pertumbuhan manusia, penduduk
dunia hanya bertambah sebesar 5-10 juta .
Lambatnya pertumbuhan penduduk pada era ini disebabkan
karena tingginya tingkat kematian. Hampir setengah bayi yang
lahir meninggal sebelum mencapai umur satu tahun, sedangkan
sisanya dalam perjalanan hidupnya banyak yang meninggal karena
kelaparan, epidemi, dan peperangan.
Pertumbuhan penduduk meningkat pada kira-kira 6.000-9.000
tahun yang lampau, ketika teknik bertani sudah dikenal dan mulai
menyebar di beberapa bagian dunia. Kondisi ini memungkinkan
untuk meningkatkan produksi pangan, yang berarti meningkatkan
kemakmuran manusia.
Awal tahun Masehi, jumlah penduduk masih sekitar 200 juta
jiwa, tahun 1650 jumlah penduduk dunia diperkirakan 500 juta
jiwa. Setelah tahun 1650 pertumbuhan penduduk dunia mulai
meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan mulai berlangsungnya
revolusi industri di negara-negara Barat. Era mulai tahun 1650
hingga sekarang dikenal sebagai era modern kependudukan
dunia.
Ledakan penduduk yang terjadi pada akhir-akhir ini disebabkan
karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat, sementara
tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.
Setelah tiga abad dari tahun 1650, jumlah penduduk dunia
sudah menjadi sekitar 2.400 juta jiwa, dengan tingkat pertumbuhan
penduduk setiap tahun sekitar satu persen.
Bogue memperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk
dunia setelah tahun 1650, dibagi dalam periode sebagai berikut :
Tahun 1650 1750 tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 0,34
% / tahun.
Tahun 1900 1920 meningkat menjadi 0,65% / tahun.
Tahun 1950-an meningkat menjadi 1,81%.
Tahun 1995 2000 menurun menjadi 1,3%.

TUGAS
1. Membuat makalah dengan tema Pengaruh Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Masalah Kesehatan Masyarakat

2. Tugas dikumpulkan di meja saya paling lambat hari sabtu 17


Maret 2012 jam 13.00

APAKAH ANDA SUDAH


MENDAFTARKAN DIRI SEBAGAI
ASISTEN PRAKTIKUM KIMIA...??

INGAT PALING LAMBAT HARI


SABTU 17 MARET 2012...

Anda mungkin juga menyukai