Anda di halaman 1dari 9

Hierarchy Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Karyawan

Pada proses pemberian bonus berdasarkan kinerja karyawan dengan metode AHP

terdapat hirarki sistem yang telah disesuaikan dengan tujuan awal penelitian yaitu pemberian

bonus berdasarkan kinerja karyawan. Hirarki sistem ini sebenarnya adalah dekomposisi dari

masalah pemberian bonus berdasarkan kinerja karyawan. Menentukan tujuan (pemberian

bonus berdasarkan kinerja karyawan), mencari kriteria tepat yang digunakan untuk

menyelesaikan tujuan serta dekomposisi dari kriteria yang telah ditentukan. Dekomposisi ini

merupakan penjabaran dari kriteria yang telah ditentukan yang menghasilkan identifikasi-

identifikasi item dekomposisi masalah dalam pemberian bonus berdasarkan kinerja

karyawan.

Dalam matriks keputusan tujuan ini disebut dengan goal. Sedangkan absensi,

pencapaian target kerja, lembur, dan kedisplinan merupakan atribut yang merupakan

karakteristik atau kriteria dari keputusan. Tiap kriteria ini memiliki item penilaian dimana

setiap elemen item penilaian berhubungan erat dengan kriteria tersebut. Semua item penilaian

itu dihubungkan secara langsung dengan kriterianya dan membentuk pohon hirarki yang

dapat terlihat pada gambar III.16.


Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Karyawan

Absensi Pencapaian Target KerjaLembur Kedisiplinan

Sangat Memuaskan
Sedikit Lebih Memuaskan
Memuaskan
Kurang Memuaskan
Tidak Memuaskan

Karyawan 1 Karyawan 2 Karyawan 3

Gambar III.16 Hierarchy Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Karyawan

Setelah membuat hirarki selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara kriteria-

kriteria dengan memperhatikan pengaruh kriteria pada level di atasnya. Perbandingan

dilakukan dengan skala satu sampai sembilan dan memenuhi aksioma-aksioma AHP.

1. Menentukan prioritas kriteria


Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah sebagai
berikut:
a. Membuat matriks perbandingan berpasangan
Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang
lain. Hasil penilaian bisa dilihat dalam Tabel III.1.

Tabel III.1 Matriks Perbandingan Berpasangan


Goal A T L K
A 1 3 1 1
T 1/3=0,3 1 1/3=0,3 1/3=0,3
3 3 3
L 1/1=1 1/0.33= 1 1
3
K 1/1=1 1/0.33= 1/1=1 1
3
Jumlah 3,33 10 3,33 3,33

Angka 2 pada kolom A baris A menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara
A dengan A, sedangkan angka 3 pada kolom T baris A menunjukkan T sedikit lebih penting
dibandingkan dengan A. Angka 0,33 pada kolom A baris T merupakan hasil perhitungan 1 /
nilai pada kolom T baris A (3). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
b. Membuat matriks nilai kriteria
Tabel III.2 Matriks Nilai Kriteria
Goa A T L K Juml Prioritas
l ah

A 1/3,33 = 0,3 3/10 = 0,3 1/3,33 = 0,3 1/3,33 = 0,3 1,2 1,2/4=0,3

T 0,33/3,33 = 1/10 = 0,1 0,33/3,33 = 0,33/3,33 = 0,4 0,4/4=0,1


0,1 0,1 0,1

L 1/3,33 = 0,3 3/10 = 0,3 1/3,33 = 0,3 1/3,33 = 0,3 1,2 1,2/4=0,3

K 1/3,33 = 0,3 3/10 = 0,3 1/3,33 = 0,3 1/3,33 = 0,3 1,2 1,2/4=0,3

Nilai 0.3 pada kolom A baris A diperoleh dari nilai kolom A baris A dibagi jumlah
kolom A. Berikutnya dilakukan dengan cara yang sama. Nilai kolom jumlah diperoleh dari
penjumlahan pada setiap baris. Untuk jumlah baris pertama nilai 1,2 merupakan hasil
penjumlahan dari 0.3 + 0.3 + 0.3 + 0.3.
Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan
jumlah kriteria, dalam hal ini 4.
c. Membuat matriks penjumlahan setiap baris
Tabel III.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Goa A T L K Jumlah
l
A 0,3*1 = 0,3 0,3*3 = 0,9 0,3*1 = 0,3 0,3*1 = 0,3 1,8
T 0,1*0,33 = 0,3 0,1*1 = 0,1 0,1*0,33 = 0,3 0,1*0,33 = 0.3 0,1
L 0,3*1 = 0,3 0,3*3 = 0,9 0,3*1 = 0,3 0,3*1 = 0,3 1,8
K 0,3*1 = 0,3 0,3*3 = 0,9 0,3*1 = 0,3 0,3*1 = 0,3 1,8

Nilai 0.3 pada baris A kolom A diperoleh dari prioritas baris A Tabel III.2 dikalikan
dengan nilai baris A kolom A Tabel III.1. Berikutnya dilakukan dengan cara yang sama.
Kolom jumlah diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris, A + T + L +
K = Jumlah. Baris berikutnya dilakukan dengan cara yang
sama.

d. Perhitungan rasio konsistensi


Tabel III.4 Perhitungan Rasio Konsistensi
Jumlah Per Baris Prioritas Hasil
A 1,8 0,3 1,8+0,3=2,1
T 0,1 0,1 0,2
L 1,8 0,3 2,1
K 1,8 0,3 2,1
Kolom jumlah per baris diperoleh dari jumlah Tabel III.3, sedangkan kolom prioritas
diperoleh dari prioritas pada Tabel III.2.
Dari tabel perhitungan rasio konsistensi, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil): 2,1 + 0.2 + 2,1 + 2,1 = 6,5
n (jumlah kriteria) : 4
maks (jumlah/n) : 6,5 / 4 = 1,625
CI (( maks-n)/n) : ((1,625 - 4)/4) = -0,6
CR (CI/IR) : -0.6 / 0.9 = -0,67
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima.

2. Menentukan prioritas subkriteria


Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria.
a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria A
Langkah yang dilakukan dalam untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria A
adalah sebagai berikut :
Membuat matriks perbandingan berpasangan
Tabel III.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria A
A SM SLM M KM TM
SM 1 2 3 4 5
SLM =0,5 1 2 3 5
M 1/3=0,34 =0,5 1 2 3
KM =0,25 1/3=0,3 =0,5 1 2
4
TM 1/5=0,2 1/5=0,2 1/3=0,34 =0,5 1
Jumlah 2,29 4,04 6,84 10,5 16

Membuat matriks nilai kriteria


Hampir sama dengan matriks nilai kriteria sebelumnya, hanya saja pada matriks nilai
subkriteria ada penambahan kolom prioritas subkriteria.
Tabel III.6 Matriks Nilai KriteriaA
Jumla Priorita Prioritas
A SM SLM M KM TM subkriteria
h s
SM 1/2,29=0.44 0.50 0.44 0.38 0.31 2.07 0.41 0.41/0.41=1
SLM 0,5/2,29=0.2
0.25 0.30 0.29 0.31 1.37 0.27 0.27/0.41=0.65
2
M 0.15 0.13 0.15 0.19 0.18 0.8 0.16 0.16/0.41=0.39
KM 0.11 0.09 0.08 0.10 0.12 0.50 0.1 0.24
TM 0.09 0.05 0.05 0.05 0.06 0.3 0.06 0.14
Maks 0.41

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut
dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas yaitu (0.41/0.41=1) dan pada baris berikutnya
dilakukan dengan cara yang sama.
Penentuan kosistensi???

b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria T


Langkah yang dilakukan dalam untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria T
adalah sebagai berikut :
Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel III.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria T


T SM SLM M KM TM
SM 1 2 3 4 5
SLM 0,5 1 2 3 5
M 0,34 0,5 1 2 3
KM 0,25 0,34 0,5 1 2
TM 0,2 0,2 0,34 0,5 1
Jumlah 2,29 4,04 6,84 10,5 16

Membuat matriks nilai kriteria


Tabel III.8 Matriks Nilai Kriteria T

Jumla Priorita Prioritas


A SM SLM M KM TM subkriteri
h s a
SM 0.44 0.50 0.44 0.38 0.31 2.07 0.41 1
SLM 0.22 0.25 0.30 0.29 0.31 1.37 0.27 0.65
M 0.15 0.13 0.15 0.19 0.18 0.8 0.16 0.39
KM 0.11 0.09 0.08 0.10 0.12 0.50 0.1 0.24
TM 0.09 0.05 0.05 0.05 0.06 0.3 0.06 0.14

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut
dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas yaitu (0.41/0.41=1) dan pada baris berikutnya
dilakukan dengan cara yang sama.

c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria L


Langkah yang dilakukan dalam untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria L
adalah sebagai berikut :
Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel III.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria L


A SM SLM M KM TM
SM 1 2 3 4 5
SLM 0,5 1 2 3 5
M 0,34 0,5 1 2 3
KM 0,25 0,34 0,5 1 2
TM 0,2 0,2 0,34 0,5 1
Jumlah 2,29 4,04 6,84 10,5 16
Membuat matriks nilai kriteria
Tabel III.10 Matriks Nilai Kriteria L

Jumla Priorita Prioritas


A SM SLM M KM TM subkriteri
h s a
SM 0.44 0.50 0.44 0.38 0.31 2.07 0.41 1
SLM 0.22 0.25 0.30 0.29 0.31 1.37 0.27 0.65
M 0.15 0.13 0.15 0.19 0.18 0.8 0.16 0.39
KM 0.11 0.09 0.08 0.10 0.12 0.50 0.1 0.24
TM 0.09 0.05 0.05 0.05 0.06 0.3 0.06 0.14

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut
dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas yaitu (0.41/0.41=1) dan pada baris berikutnya
dilakukan dengan cara yang sama.

d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria K


Langkah yang dilakukan dalam untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria K
adalah sebagai berikut :
Membuat matriks perbandingan berpasangan

Tabel III.11 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria K


A SM SLM M KM TM
SM 1 2 3 4 5
SLM 0,5 1 2 3 5
M 0,34 0,5 1 2 3
KM 0,25 0,34 0,5 1 2
TM 0,2 0,2 0,34 0,5 1
Jumlah 2,29 4,04 6,84 10,5 16

Membuat matriks nilai kriteria


Tabel III.12 Matriks Nilai Kriteria K

Jumla Priorita Prioritas


A SM SLM M KM TM subkriteri
h s a
SM 0.44 0.50 0.44 0.38 0.31 2.07 0.41 1
SLM 0.22 0.25 0.30 0.29 0.31 1.37 0.27 0.65
M 0.15 0.13 0.15 0.19 0.18 0.8 0.16 0.39
KM 0.11 0.09 0.08 0.10 0.12 0.50 0.1 0.24
TM 0.09 0.05 0.05 0.05 0.06 0.3 0.06 0.14

Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut
dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas yaitu (0.41/0.41=1) dan pada baris berikutnya
dilakukan dengan cara yang sama.

3. Menghitung Hasil
Prioritas dari hasil perhitungan kemudian dituangkan dalam matriks hasil yang terlihat
dalam Tabel III.13.

Tabel III.14 Matriks Hasil


Absensi (A) Target Kerja (T) Lembur (L) Kedisiplinan (K)
0,3 0,1 0,3 0,3

Sangat Memusakan Sangat Memusakan Sangat Memusakan Sangat Memusakan

1 1 1 1

Sedikit Lebih Sedikit Lebih Sedikit Lebih Sedikit Lebih


Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan

0,65 0,65 0,65 0,65


Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan
0,39 0,39 0,39 0,39
Kurang Kurang Kurang Kurang
Memuaskan Memuaskan Memuaskan Memuaskan
0,24 0,24 0,24 0,24
Tidak Memuaskan Tidak Memuaskan Tidak Memuaskan Tidak Memuaskan
0,14 0,14 0,14 0,14

4. Studi Kasus
Contoh pemberian bonus berdasarkan kinerja karyawan dengan metode AHP :
Tabel III.15 Studi Kasus
Absensi (A) Target Kerja (T) Lembur (L) Kedisiplinan (K)
Karyawan 1 SM M M KM
Karyawan 2 SLM M KM TM
Karyawan 3 TM M KM SLM
Karywan 4 M KM SLM SLM

Maka hasilnya :
Tabel III.16 Hasil Penilaian
Absensi (A) Target Kerja Lembur (L) Kedisiplinan Total
(T) (K)
Karyawan 1 0.3*1=0,3 0.1*0.39=0,039 0,117 0,072 0,528
Karyawan 2 0.3*0.65=0,19 0,039 0,072 0,042 0,348
5
Karyawan 3 0.3*0.14=0.04 0.1*0.39=0.039 0.3*0.24=0.07 0.3*0.65=0.195 0.348
2 2
Karyawan 4 0.3 *0.39 0.1*0.24=

Nilai 0.3 pada kolom absensi baris karyawan 1 diperoleh dari nilai karyawan 1 untuk
absensi, yaitu Sangat Memuaskan dengan prioritas 1 (Tabel III.14), dikalikan dengan prioritas
absensi sebesar 0.3 (Tabel III.14).
Kolom total diperoleh dari penjumlahan pada masing-masing barisnya. Nilai total

inilah yang dipakai sebagai dasar untuk menentukan karyawan yang akan mendapatkan

bonus. Semakin besar nilainya, karyawan tersebut akan semakin besar kesempatan untuk

mendapatkan bonus.

Anda mungkin juga menyukai