Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR


AKUNTANSI DAN PENJELASAN KONSEP DASAR
AKUNTANSI

OLEH

AHMAD FAJRIN AZIZI (1515351166)


ERVING ANGGIATMA NAPITUPULU (1515351182)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017

1. Sejarah dan Perkembangan Konsep Dasar Akuntansi


Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang
jelas baru ditemui pada pembukuan Amphioen Sociteyt yang berdiri di Jakarta
sejak 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah
undang-undang mengenai tanam paksa dihapuskan,1870. Dengan
dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha swasta Belanda banyak
bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dunia usaha
berkembang demikian pula kebutuhan akan akuntansi. Sistem pembukuan
yang dianut oleh para pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan
Luca Pacioli.
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia sejak
1907, yaitu dengan dikirimnya Van Schagen, seorang anggota NIVA. Tugas
pokoknya adalah menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan.
Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan
Akuntan Negara ( Government Accountant Dienst = GAD ) yang resmi
didirikan pada 1915. Akuntan publik pertama adalah Frese&Hogeweg, yang
mendirikan kantonya di Indonesia, 1918. Pada 1920 berdiri kantor akuntan
H.Y.Voerens. Dalam tahun 1921 didirikan Jawatan Akuntan Pajak (Belasting
Accountant Dienst = BAD).
Di dalam negeri sendiri, pendidikan akuntan mulai di rintis dengan
dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1952.
Pembukaan ini kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas ekonomi di Universitas
Padjadjaran (1961). Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas Airlangga
(1962) dan Universitas Gajah Mada (1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia di
Indonesia berdiri 23 Desember 1957. Organisasi ini, yang diberi nama Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), didirikan oleh lima akuntan Indonesia. Anggotanya
pada waktu itu baru sebelas orang. Dalam tahun 1978, berdiri Ikatan Akuntan
Indonesia Seksi Akuntan Publik. Tahun 1986, berdiri Ikatan Akuntan Indonesia
Seksi Akuntan Manajemen dan Seksi Akuntan Pendidik.
Profesi akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejak 1967.
Dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing dalam tahun itu,
yang kemudian disusul dengan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Negeri, 1968, merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi.
Tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang didirikan dalam rangka ke
dua undang-undang tersebut maupun yang bukan, sebagai akibat makin

2
baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan
tenaga akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-
proyek pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun
non APBN di satu pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban
yang auditable dan accountable, di pihak lain, telah mendorong lajunya
perkembangan profesi akuntansi. Pemerintah sangat berperan dalam
mendorong perkembangan profesi ini. Diantaranya dengan membentuk Tim
Koordinasi Pengembangan Akuntansi dalam tahun 1985.

2. Konsep-konsep Dasar Akuntansi


Konsep dasar pada umumnya merupakan abstraksi atau konseptualisasi
karakteristik lingkungan tempat atau wilayah diterapkannya pelaporan
keuangan.Daftar konsep dasar dari beberapa sumber:
2.1 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI mengadopsi kerangka konseptual IASC sehinggga konsep dasar
yanga dipilih juga mengikuti IASC. Ada dua konsep dasar (dinamakan asumsi
pelandas atau underlying assumption) yang disebut secara spesifik dalam
kerangka konseptual IASC. Konsep dasar tersebut adalah :
1. basis Akrual ( Accrual basis)
2. Usaha berlanjut (Going concern)
2.2 Grady
Grady mendiskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari
kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai
keterbatasan yang melekat pada statemen keuangan.
2.3 Accounting Principles Board
Accounting Principles Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai
cirri-ciri dasar dan memuatnya dalam APB statement No.4. APB
mengidentifikasi tigabelas konsep dasar yang merupakan karakteristik
lingkungan diterapkannya akuntansi
2.4 Wolk, Tearney, dan Dodd
Wolk dan Teraney mendaftar empat konsep yang dianggap sebagai
postulat dan beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi masukan (input-

3
oriented principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure,
materiality, dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran (output oriented
principles) yaitucomparability,consistency, dan uniformity. Keempat konsep
yang dikategori sebagai postulat adalah;
1. Usaha berlanjut (going concern)
2. Periode waktu (Time period)
3. Entitas akuntansi (Accounting entity)
4. Unit moneter (Monetary unit)
2.5 Paton dan Littleton
Konsep-konsep dasar yang dikemukakan Paton & Littleton:
Entitas bisnis atau kesatuan usaha, batas kesatuan, penghargaan
sepakatan, kontinuitas usaha, kos melekat, upaya dan hasil, bukti terverifikasi
dan objektif.
1. Kesatuan Usaha (Entity Theory)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu
kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain
yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Jadi kesatuan usaha
merupakan pusat pertanggung jelasan.
2. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau
penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan
pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif
terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber
ekonomi yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos
pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
3. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau
tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa dating
bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi

4
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsungsung terus
sampai waktu yang tidak terbatas.
4. Kos Melekat (Cost Attach)
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang
direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-
pecah/digabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Jadi untuk
barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi, kos terkandung adalah kos
komponen yang melekat pada barang tersebut, sedangkan kos penggantian
adalah price agregat yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak
ada atau price agregat yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak
memproduksi barang tersebut. Jadi, kos melekat merupakan konsep dasar
untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos yang
sesungguhnya terjadi.
5. Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan
timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka
pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum
terealisasi.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai
tingkat kebermanfaatandan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila
terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
diuji kebenarannya. Objektifitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondidi
yang melingkupi penciptaan, pengukuran dan penangkapan atau pengakuan
data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektifitas
mutlak melainkan pada objektifitas relative yaitu objektifitas yang paling
tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan
ketersediaan informasi
7. Asumsi

5
Asumsi dalam daftar konsep dasar sebenarnya bukan merupakan
konsep dasar tetapi lebih kepada penjelasan bahwa keenam konsep dasar
sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan asumsi dengan
keterbatasan. Berikut ini contoh asumsi yang menjadi landasan dalam
memilih konsep yang relevan :
Kontinuitas usaha
Konsep kontinuitas usahan hanya dapat dibenarkan atas dasar
pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan
konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan
pernyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
Periode Satu Tahun
Akuntansi menganggap ahwa waktu satu tahun adalah periode yang
tepat untuk pelaporan. Waktu satu tahun dianggap tidak terlalu pendek
atau panjang. Penakar altenative adalah unit produksi, pekerjaan-order
atau project.
Kos Sebagai Bahan Olah
Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi
didsarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh
perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik
penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional,
suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.
Daya beli uang stabil
Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan
nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.
Tujuan mencari laba
Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang
melekat pada perusahaan komersil. Memang benar kalau perusahaan
dikelola pemerintah tujuan mencari laba ditekan sampai minimal, namun
demikian cukup beralasanlah dalam hal ini untuk menganggap bahwa
biaya harus terjadi atau dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan guna
menutup biaya tersebut dan bahwa prestasi dan kelangsungan hidup

6
perusahaan harus dievaluasi paling tidak atas dasar kemampuan
pendapatan menutup biaya (Soewardjono, 2005: 214-243).

Referensi

7
Ahmed Riahi, Belkaoui.2006. Accounting Theory/ Teori Akuntansi Edisi Kelima.
Jakarta. Cengage Learning, Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai