OLEH
2
baiknya iklim investasi di Indonesia, telah meningkatkan kebutuhan akan
tenaga akuntansi. Sementara itu, di sektor Pemerintah, bertambahnya proyek-
proyek pembangunan yang harus dikelola, baik melalui dana APBN maupun
non APBN di satu pihak, dan makin disadarinya sistem pertanggungjawaban
yang auditable dan accountable, di pihak lain, telah mendorong lajunya
perkembangan profesi akuntansi. Pemerintah sangat berperan dalam
mendorong perkembangan profesi ini. Diantaranya dengan membentuk Tim
Koordinasi Pengembangan Akuntansi dalam tahun 1985.
3
oriented principles) yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure,
materiality, dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran (output oriented
principles) yaitucomparability,consistency, dan uniformity. Keempat konsep
yang dikategori sebagai postulat adalah;
1. Usaha berlanjut (going concern)
2. Periode waktu (Time period)
3. Entitas akuntansi (Accounting entity)
4. Unit moneter (Monetary unit)
2.5 Paton dan Littleton
Konsep-konsep dasar yang dikemukakan Paton & Littleton:
Entitas bisnis atau kesatuan usaha, batas kesatuan, penghargaan
sepakatan, kontinuitas usaha, kos melekat, upaya dan hasil, bukti terverifikasi
dan objektif.
1. Kesatuan Usaha (Entity Theory)
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu
kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain
yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut
menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi. Jadi kesatuan usaha
merupakan pusat pertanggung jelasan.
2. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau
penghargaan sepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan
pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif
terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang masuk dan sumber
ekonomi yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen-elemen atau pos-pos
pelaporan keuangan diukur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
3. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau
tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti dimasa dating
bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi
4
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsungsung terus
sampai waktu yang tidak terbatas.
4. Kos Melekat (Cost Attach)
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada objek yang
direpresentasinya sehingga kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-
pecah/digabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Jadi untuk
barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi, kos terkandung adalah kos
komponen yang melekat pada barang tersebut, sedangkan kos penggantian
adalah price agregat yang tidak jadi diperoleh kalau barang tersebut tidak
ada atau price agregat yang harus dikorbankan kalau perusahaan tidak
memproduksi barang tersebut. Jadi, kos melekat merupakan konsep dasar
untuk mendukung bahwa bahan olah akuntansi adalah kos yang
sesungguhnya terjadi.
5. Upaya dan Hasil (Effort and Accomplishment)
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Secara konseptual, pendapatan
timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif maka
pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk pula walaupun belum
terealisasi.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akan mempunyai
tingkat kebermanfaatandan tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila
terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat
diuji kebenarannya. Objektifitas bukti harus dievaluasi atas dasar kondidi
yang melingkupi penciptaan, pengukuran dan penangkapan atau pengakuan
data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektifitas
mutlak melainkan pada objektifitas relative yaitu objektifitas yang paling
tinggi pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan
ketersediaan informasi
7. Asumsi
5
Asumsi dalam daftar konsep dasar sebenarnya bukan merupakan
konsep dasar tetapi lebih kepada penjelasan bahwa keenam konsep dasar
sebelumnya merupakan asumsi atau didasarkan asumsi dengan
keterbatasan. Berikut ini contoh asumsi yang menjadi landasan dalam
memilih konsep yang relevan :
Kontinuitas usaha
Konsep kontinuitas usahan hanya dapat dibenarkan atas dasar
pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan
konsep ini dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan
pernyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan.
Periode Satu Tahun
Akuntansi menganggap ahwa waktu satu tahun adalah periode yang
tepat untuk pelaporan. Waktu satu tahun dianggap tidak terlalu pendek
atau panjang. Penakar altenative adalah unit produksi, pekerjaan-order
atau project.
Kos Sebagai Bahan Olah
Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi
didsarkan atas asumsi bahwa kos faktor produksi yang diperoleh
perusahaan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya. Asumsi dibalik
penalaran tersebut adalah bahwa para pelaku ekonomi bertindak rasional,
suatu asumsi yang tidak selalu benar dalam tiap keadaan.
Daya beli uang stabil
Konsep bahwa jumlah rupiah yang tercatat akan tetap menunjukkan
nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang masa.
Tujuan mencari laba
Keinginan untuk menghasilkan laba adalah karakteristik nyata yang
melekat pada perusahaan komersil. Memang benar kalau perusahaan
dikelola pemerintah tujuan mencari laba ditekan sampai minimal, namun
demikian cukup beralasanlah dalam hal ini untuk menganggap bahwa
biaya harus terjadi atau dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan guna
menutup biaya tersebut dan bahwa prestasi dan kelangsungan hidup
6
perusahaan harus dievaluasi paling tidak atas dasar kemampuan
pendapatan menutup biaya (Soewardjono, 2005: 214-243).
Referensi
7
Ahmed Riahi, Belkaoui.2006. Accounting Theory/ Teori Akuntansi Edisi Kelima.
Jakarta. Cengage Learning, Salemba Empat