Anda di halaman 1dari 5

3

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Mekanika Batuan Menurut Talobre

Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya adalah
mempelajari perilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut (seperti
penggalian dibawah tanah dan lain-lainnya). Untuk mencapai tujuan tersebut
Mekanika Batuan merupakan gabungan dari :

Teori + pengalaman + pekerjaan/pengujian di laboratorium + pengujian in-situ

Mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang didefinisikan oleh Talobre
sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi batuan dan mempelajari sejarah dari
batuan.

Demikian juga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi terapan. Ilmu
geologi terapan banyak mengemukakan problem-problem yang paling sering
dihadapi oleh para geologiawan di proyek-proyek seperti proyek bendungan,
terowongan. Dengan mencari analogi-analogi, terutama dari proyek-proyek yang
sudah dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada proyek
yang sedang dikerjakan. Meskipun penyelesaian ini masih secara empiris dan
kualitatif.

II.2 Gambar Bentuk Multiple Body dan Single Body Menurut Jumikis
4

II.3 Massa Batuan Diskontinu

Gerak lempeng pada dasarnya horisontal sehingga gerak antar lempeng dapat saling
berpapasan (transform), bertumbukan (subduction/obduction) atau bergerak saling
menjauh (rifting). Masing-masing lingkungan tektonik ini akan menghasilkan produk
batuan dan struktur yang khas. Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan
batuan akibat kerja kekuatan tektonik, sehingga tidak lagi memenuhi hukum
5

superposisi disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi
produk deformasi tektonik.

Kekutan Tektonik dan orogenik yang membentuk struktur geologi itu berupa stress
(Tegangan). Berdasarkan keseragaman kekuatannya,Stress dapat dibedakan menjadi 2
yaitu Uniform stress (Confining Stress) yaitu tegangan yang menekan atau menarik
dengan kekuatan yang sama dari atau ke segala arah dan Differential Stress yaitu
tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga dari
atau ke segala arah,tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan.

Batuan bila mengalami gaya atau stress akan berubah atau mengalami
perubahan,dalam geologi struktur Adanya gaya-gaya yang bekerja menyebabkan
batuan terangkat dan terlipat-lipat serta apabila terkena pelapukan dan erosi,maka
batuan tersebut akan menjadi tersingkap dipermukaan bumi. Strukur geologi yang
terjadi di alam diantaranya kekar, sesar, retakan, fissure dan bidang perlapisan.

Diskontinu, artinya massa batuan selalu mengandung unsur struktur geologi yang
mengakibatkannya tidak kontinu seperti karena kekar, sesar, retakan, fissure, bidang
perlapisan. Struktur geologi ini cenderung memperlemah kondisi massa bantuan
dan merubah sifat fisik atau sifat dukung matrial tersebut akan berbeda.

II.4 Hasil Pengujian Pada Batuan


Pengujian-pengujian pada mekanika batuan:
1. Uji Sifat Fisik Contoh Batuan
Untuk Mendapatkan sifat-sifat fisik batuan di laboratorium dengan peralatan
yang tersedia. Cakupan Bobot isi asli ( natural density ), Bobot isi kering ( dry
density ), Bobot isi jenuh ( saturated density ), Berat jenis sejati ( apparent
specific gravity ), Berat jenis sejati ( true specific gravity ), Kadar air asli
(natural water content ), Kadar air jenuh ( saturated water content ), Derajat
kejenuhan ( degree of saturation ), Porosity, Void ratio.
6

2. Uji Sifat Dinamik Batuan ( Sonic Velocity Test )


Untuk mengukur cepat rambat gelombang Ultrasonic pada contoh batuan yang
biasanya dilakukan sebelum uni UCS dan untuk menentukan modulus elastisitas
dinamik (E). Cakupan pengujian ini cepat rambat gelombang ultrasonic, modulus
elastisitas dinamik (E)
3. Uji Kuat Tekan ( Unconfined Compressive Strength / UCS Test)
Untuk menentukan Unconfined Compressive Strength (UCS), Youngs Modulus,
dan Poisson Rati. Cakupan pengujian ini nilai UCS, Youngs Modulus, dan
Poisson Ratio
4. Uji Kuat Tarik Tak Langsung (Brazilian Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik (tensile strength) dari
percontoh batu berbentuk silinder secara tak langsung. Cakupan pengujian ini
mengetahui nilai kuat tarik (tensile strength) tak langsung dari batu yang di uji.
5. Uji Kuat Geser ( Direct Shear Test)
Untuk mengetahui kuat geser batuan, harga kohesi dan sudut geser dalam baik
puncak (peak), semu ( apparent) atau sisa dari batuan pada tegangan normal
tertentu. Cakupan pengujian ini Garis coulombs shear strength, Kohesi (C),
Sudut Geser Dalam (), Kuat Geser (Mpa)
6. Uji Point Load
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari sample batuan secara
tidak langsung di lapangan. Sample batuan ini berbentuk silinder atau tidak
beraturan. Cakupan pengujian ini mencari nilai Point Load Index / Indeks
Franklin (Is)

7. Uji Triaksial
Dari hasil pengujian triaksial dapat di buat kurva Mohr Coulomb sehingga dapat
ditemukan Strength Envelope (kurva instrinsik), Kuat Geser (Shear Strength),
Sudut Geser Dalam (),Kohesi (C).

II.5 Massa Batuan Kontinu dan Homogen


1. Diskontinu
Massa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidang-bidang
7

lemah (krack, joint, fault, fissure) di mana kekerapan, perluasan dan orientasi
dari bidang-bidang lemah tersebut tidak kontinu.

2. Anisotrop
Karena sifat batuan yang heterogen, diskontinu, anisotrope maka untuk dapat
menghitung secara matematis misalnya sebuah lubang bukaan yang
disekitarnya terdiri dari batuan B1, B2, B3, diasumsikan batuan ekivalen B
sebagai pengganti batuan B1, B2, B3 yang mempunyai sifat homogen, kontinu
dan isotrop

Anda mungkin juga menyukai