Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah Negara yang multicultural sehingga membentuk masyarakat


yang majemuk. Kemajemukan ini bukan hanya dalam hal budaya ( kultur ),namun juga dalam
hal agama. Kemajemukan ini, tak jarang menimbulkan konflik antar masyarakat. Sebagai
contoh, kasus Ahok, dimana harus berbenturan dengan umat islam yang berada di Indonesia,
yang menjadi agama mayoritas.

Dalam catatan sejarah, umat islam bukan saja menjadi agama mayoritas, tetapi menjadi
salah satu unsure terbentuknya Negara kesatuan republic Indonesia. Umat islam dalam hal ini
memiliki andil besar dalam kancah perjuangan. Guna mencapai Negara yang merdeka dan
melepaskan diri dari cengkraman penjajahan, tidak sedikit umat muslim yang turut serta
bergerilya ke medan perang.

Perjuangan umat islam umumnya dipelopori oleh guru agama, yang biasa disebut dengan
ulama. Para santri mendapatkan semangat dari sang guru. Ulama dalam hal ini memiliki peran
penting dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan, bukan hanya dalam membakar semangat
para santrinya, bahkan terjun langsung ke medan perang bersama dengan santrinya, peristiwa
resolusi jihad misalnya, dimana disitu para ulam iut turun tangan dalam perjuangan. Namun
sayang, peran ulama yang begitu penting ini tidak sepenuhnya tercatat dalm sejarah nasional, dan
hanya dianggap dan dicatat dalam sejarah local. Mungkin ini adalah bentuk politik yang
dilakukan oleh colonial, karena musuh besar colonial adalah para ulama.

Dengan latar belakang diatas, pemakalah mencoba memaparkan peran ulama dalam
mencapai dan menyongsong kemerdekaan. Untuk itulah semoga usaha yang dilakukan
pemakalah ini di ridhoi Allah.
Rumusan Masalah

1. Siapakah ulama itu ?


2. Apakah makna ulama bagi Indonesia ?
3. Bagaimana usaha dan peran ulama dalam menyongsong kemerdekaan ?
4. Usaha apakah yang dilakukan ulama dalam menyongsong kemerdekaan ?
5. Cara apakh yang digunakan ulama dalam kemerdekaan ?
Tujuan
1. Mengetahui Siapakah ulama itu.
2. Mengetahui makna ulama bagi Indonesia.
3. Mengetahui Bagaimana usaha dan peran ulama dalam menyongsong kemerdekaan.
4. Mengetahui usaha apakah yang dilakukan ulama dalam menyongsong kemerdekaan.
5. Mengetahui cara apakh yang digunakan ulama dalam kemerdekaan.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Ulama
Nama ulama berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata Alim. yang artinya tahu
atau mengetahui. Dalam hal ini adalah orang yang tahu atau mengerti tentang agama,
khususnya agama islam. Baik dari stentang hokum, muamalah ( hubungan
kemasyArakatan ) maupun ibadah. Ulama biasanya berada atau tinggal di daerah
pedesaan dengan lembaga pesantrennya serta dengan santri- santrinya1.
Ulama ini memiliki peran penting dalam masyarakat, karena ulama memiliki pengaruh
didalam masyarakat, serta dihormati oleh masyarakat sekitarnya. Keberadaan ulama
dalam masyarakat, petuah yang disampaikan ulama biasanya akan selalu di ikuti,
khususnya orang pedesaan. Peran yang besar inilah, membuat pemerintah colonial
berusaha memisahkan ulama dari masyarakat dengan berbagai cara, sehingga sangat
banyak catatan, yang memberitahukan tentang ulama yang diasingkan ke tempat yang
jauh dari masyarakat, yang biasanya berada disampingnya.
Menurut pemerintah colonial, itulah satu- satunya cara yang paling ampuh untuk
meredam pergolakan dari rakyat. Karena jika rakyat dijauhkan dari pemimpinnya, dalam
hal ini ulama, maka rakyat seperti harimau yang kehilangan taringnya, tidak bisa berbuat
apa- apa. Sehingga pantas colonial memilih langkah ini sebagai upaya pencegahan
terjadinya pemberontakan yang dilakukan pribumi.

2. Peran Ulama Menyongsong Kemerdekaan

Proklamasi 17 agustus 1945 adalah puncak dari perjuangan bangsa Indonesia


untuk lepas dari cengkraman kaum penjajah, baik dari penjajah timur maupun barat.
Kemerdekaan Indonesia ini tidak didapat secara gratis atau cuma- Cuma ataupun hadiah
dari colonial. Kemerdekaan didapat dengan mempertaruhkan segala hal.
Indonesia memiliki semangat juang yang tinggi dari berbagai unsur masyarakat,
sekalipun terdapat perbedaan yang antar kelompok. Masyarakat Indonesia, khususnya
umat islam, pada masa colonial terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
tradisionalis konserfatif dan kelompok pembaharu modernis.yang termasuk kelompok
pertama adalah Nahdhatul Ulama dan Persatuan Tarbiyah Islami ( PERTI ) 2. Namun
Perbedaan yang ada, tidak lantas membuat terpecah belah, namun menjadi satu kesatuan

1 Suhartono. sejrah pergerakan nasional: dari Budi Utomo sampai proklamasi1980


1945 . ( Yogyakarta: pustaka pelajar, 2001 ) hal. 50
yang harmonis. Masyarakat Indonesia berjuang memperoleh kemerdekaan dengan cara
masing masing sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang di hadapi.
Kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari peran ulama, sekalipun dalam sejarah
nasional berusaha meniadakan peran ulama dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan
Indonesia. Dalam sejarah nasional, ulama seolah- olah tidak memiliki peran, dan hanya
focus pada urusan akhirat, tanpa memikirkan dunia3.
Keberadaan ulama, bagi bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Ulama
memainkan peran sebagai penyuplai atu pemberi semangat bagi masyarakat, khususnya
santri. Hokum yang di keluarkan lewat fatwanya akan memiliki arti penting bagi para
pengikutnya. Hal ini di buktikan dengan kedatangan bung Karno yang menyempatkan
diri untuk berkunjung kerumah para ulama mukhasyafah dan tasawuf sebelum
proklamasi4.
Ulama bukan hanya sebagai penyuplai semangat, namun sekaligus menjadi komandan
dalam medan peperangan. Peperangan yang diikuti dan digagas oleh para ulama yang
anti barat ini akan senantiasa diikuti oleh para pengikutnya, hingga bertaruh dengan jiwa
dan raga. Selain dalam peperangan, ulama juga ikut berperan dalam perpolitikan. Proses
perumusan dasar Negara, tidak lepas dari campur tangan ulama. Ulama yang ikut rapat
dalam perumusan dasar Negara pada tanggal 18 Agustus 19945 diantaranya:
1. Wachid Hasyimdari Nahdhatul Ulama
2. Ki Bagus Hadikusumo dari persyarikatan Muhammadiyyah
3. Sasman singodimejo dari persyarikatan Muhammadiyyah
4. Muhammad hatta dari Sumatra
5. Teuku Muhammad Hasan dari Aceh5.

3. Gerakan- Gerakan Yang Dipelopori Ulama

1. Resolusi jihad nahdhatul ulama.

2 Amin,zamzami. Sejarah pesantren babakan ciwaringin dan perang kedongdong


1802-1919 (Bandung: Humaniora, 2015 ) hal 216

3 Amin,zamzami.sejarah pesantren babakan Ciwaringin dan perang kedongdong


1802- 1919 ( Bandung: Humaniora,2015 )hal 217

4 Suryanegara,Ahmad Mansur. Api sejarah 2 . (Bandung: Salamadani, 2012 )

5 Ibid hal 163


Gerakan ini dibentuk pada tanggal 22 0ktober 1945, oleh hadratus Syaikh Hasyim
Asyari. Gerakan ini diakibarkan politik yang dilakukan colonial menyimpang jauh
dari syariat islam. Resolisi jihad ini di Surabaya , berkembang menjadi resolusi jihad
partai politik partai islam masyumi, 7 november 1945. Resolusi jihad ini, akhirnya
berpengaruh membangkitkan semangat 60 milyoun kaum muslimin untuk bejihad fi
sabilillah6.
2. Gerakan protes sosial di Tasikmalaya dan Indramayu
Gerakan ini dipelopori oleh K.H. Zainal Mustofa, pimpinan ponpes Cimerah
Sukamanah. Gerakan ini berawal dari rasa tanggungjawabnya sebagai ulama, yang
akan merasa dosa besar jika mendiamkan berbagai macam tindak kedzaliman yang
dilakukan penjajah.
Sementara itu gerakan yang terjadi di tasikmalaya ternyata membangkitkan semangat
perlawanan ulama di wilayah loh bener, indramayu.
Namun sayang kedua gerakan ini tidak berlangsung lama. Karena para pemimpin dan
pasukannya dibabat habis oleh colonial dengan operasi militer tanpa belas kasihan,
seperti yang dinasihatkan Prof. Dr. Snouck Hurgronje 7. Di sisi lain, pemerintah
jepang merasa khawatir terhadap reaksi NU jika mengetahui kejadian demikian. Guna
menaglihkan perhatian, pemerintah jepang melakukan berbagai pendekatan.
3. Syubhanul wathan.
Perkumpulan ini digagas oleh seorang ulama yang arif, K.H. Wahab Chasbullah pada
tahun 192,, jauh sebelum iNahdhatul Ulama resmi menjadi organisasi kyai dan
pesantren pada tahun 19268. Perkumpulan ini awalnya berangotakan para guru
Madrasah Nahdatul Wathan. Secara khusus, organisasi ini terdiri dari para pemuda
pesantren yang berkumpul diwilayah Surabaya. Mereka menyebut, setelah NU
berdiri, perkumpulan ini berubah nama menjadi Anshor Nahdhatul Ulama 9. Namun

6 Ibid hal 206

7 Ibid hal 95

8 Amin,zamzami. Hal 218

9 Ibid hal 219


pada tanggal 19 Desember 1994. Nahdhatul ulama beralih atensinya pada
pembangunan organisasi semi militer, dengan sebutan Lasykar Hizbullah10.
Lasykar ini dalam waktu yang sangat singkat dapat merekrut 400 ribu pemuda
Anshor dan keluarga Nahdliyiin. Dan yang mendapatkan latiahan sebanyak 50.000
orang. Hingga pada akhirnya, lasykar ini menjadi pendukung utama terbentuknya
TKR11.

BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Perjuangan ulama dalam menyongsong kemerdekaan sangatlah besar, baik terjun
dalam bidang militer maupun dalam politik diplomasi. Perjuangan ulama di seluruh
nusantara tidak kalah besarnya jika dibandingkan peran nasionalis. Peran yang
sebegitu besar itu, sayangnya tetutup oalam sejarah nasinal. Karena berlaku konsep
sejarah adalah milik penguasa. Oleh sebab itu, karena yang menjadi penguasa adalah
colonial sedangkan ulama adalah musuhn besarya, maka peran ulama ditiadakan dari

10 Suryanegara,ahmad mansur hal 102

11 Ibid hal 202


catatan sejarah. Hingga sampai kepada generasi kita, yang tercantum hanyalah umat
islam yang sekuler, sehingga bisa dikatakan pro colonial.

Sekian makalah yang dapat disampaikan. Penulis menyadari akan


kekurangan penulis. Untuk itu penulis mohon kritik dan sarannya, guna memperbaiki
kesalahan- kesalahan yang ada di makalah ini. Karena tak ada gading yang tak
retak, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT .

DAFTAR PUSTAKA

Amin,Zamzami. Sejarah pesantren babakan ciwaringin dan perang kedongdong 1802-


1919 (Bandung: Humaniora, 2015 )
Suryanegara,Ahmad Mansur. Api sejarah 2: menuntaskan kebenaran sejarah indonesia .
(Bandung: Salamadani, 2012 )
Suhartono. sejarah pergerakan nasional: dari Budi Utomo sampai proklamasi1980
1945 . ( Yogyakarta: pustaka pelajar, 2001 )

Anda mungkin juga menyukai