Anda di halaman 1dari 7

SENYAWA TANIN DALAM KULIT BUAH RAMBUTAN (

Nephelium lappaceum L.) UNTUK MENGOBATI PENYAKIT


DIARE DALAM BENTUK KAPSUL
Devi Setyowati
4001413002
devisetyowati21@gmail.com

Abstrak

Saat ini tidak banyak masyarakat yang tahu tentang kandungan serta manfaat dari
kulit buah rambutan. Senyawa yang banyak terkandung dalam kulit buah rambutan
menurut penelitian adalah steroid, terpenoid, tanin dan senyawa fenolik. Senyawa
tersebut merupakan senyawa bioaktif yang mampu menghambat aktivitas bakteri
salah satunya adalah bakteri E-coli penyebab diare. Pembuatan kapsul sebagai obat
herbal berbahan dasar ekstrak kulit buah rambutan akan efektif mengobati diare
karena senyawa bioaktif yang terkandung dalam kulit buah rambutan. Menurut
penelitian yang telah dilakukan, kandungan senyawa tanin dalam kulit buah rambutan
adalah 23,5 %. Senyawa tanin merupakan senyawa yang paling berperan dalam
antibakteri pada kulit buah rambutan yang terbukti mampu mengobati penyakit diare.
Kapsul merupakan salah satu jenis obat yang sering dijumpai baik di apotek maupun
di rumah sakit. Karena proses pembuatannya yang sangat mudah maka sering
dijadikan sebagai obat herbal dengan komposisi bahan alami

Kata kunci : kulit rambutan, kapsul, bakteri E-coli, tanin

Pendahuluan

Tidak banyak masyarakat yang tahu tentang kandungan serta manfaat dari kulit
buah rambutan, terutama masyarakat jawa dan sekitarnya yang notabennya kawasan
penghasil buah rambutan yang paling banyak. Masyarakat hanya memanfaatkan
buahnya, sedangkan kulit dan bijinya dibuang begitu saja. Melihat banyak sekali
manfaat yang dihasilkan dari kulit buah rambutan, maka kulit buah rambutan dapat
dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengobati diare.
Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan
sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya serta sangat
banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk obat-obatan yang dikenal
sebagai obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-
tumbuhan berkhasiat dan mengetahui , senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. (
Lumbessy et al, 2013)
Penyakit diare masih merupakan permasalahan serius di Provinsi Jawa Tengah,
terbukti 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit diare. Pada tahun 2011,
jumlah kasus diare di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah sebanyak 839.555 penderita.
Dengan cakupan penemuan penyakit diare sebesar 48,5%, Data selama lima tahun
terakhir menunjukkan bahwa cakupan penemuan diare masih di bawah target yang
diharapkan yaitu sebesar 80%, Incidence Rate(IR) sebesar 1,95% dengan Case
Fatality Rate(CFR) sebesar 0.021%. Pada tahun 2012 cakupan penemuan dan
penanganan diare sebesar 42,66% lebih rendah dibanding tahun 2011 yaitu sebesar
57,9%. ( Mafazah, 2013 )
Selama ini pengobatan diare hanya menggunakan obat sintetik yang dijual
bebas di pasaran. Ada juga yang menggunakan obat tradisonal seperti daun jambu biji
yang dimakan secara langsung. Seiring dengan mengkonsumsinya obat-obatan sitetik
maka akan timbul ketergantungan terhadap obat sintetik tersebut. Terlebih lagi jika
pengobatannya hanya dengan daun jambu biji yang langsung dimakan, maka akan
ada senyawa-senyawa lain yang tentu merugikan bagi tubuh ikut masuk dan dicerna
dalam tubuh.
Rambutan ( Naphelium lappaceum L ) kaya kandungan kimia seperti zat besi,
kalsium, karbohidrat, dll. Kulit buah mengandung flavonoid, tannin, saponin. Efek
farmakologis rambutan sebagai penurun panas, juga mengandung senyawa tanin yang
dapat berfngsi sebagai penghambat aktivitas bakteri terutama bakteri eschericia coli,
Basillus subtilis yang merupakan salah satu bakteri penyebab diare. ( Afika et al 2014
)

Manfaat Buah Rambutan Bagi Kesehatan

Klasifikasi Rambutan
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Spesies : Nephelium lappaceum L.
Rambutan merupakan tanaman asli Indonesia-malaysia. Rambutan memiliki
banyak sekali manfaat terutama dalam bidang kesehatan. Dalam buah rambutan
sendiri mengandung banyak sekali gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan dari
setiap bagian tanaman memiliki khsiat tersendiri dalam bidang kesehatan.
Kulit buah rambutan diindikasikan dapat mengobati penyakit diare dan demam,
sedangkan kulit kayu rambutan dapat mengobati sariawan dan daun rambutan dapat
digunakan untuk mengobati diare dan menghitamkan rambut, akar digunakan untuk
mengatasi demam, dan terakhir biji digunakan untuk mengatasi kencing manis (
diabetes mellitus ). ( Dalimartha, 2005 )

Bakteri Penyebab Diare

Di Indonesia pada tahun 1995-2001 dari 2.812 pasien diare akibat bakteri yang
datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan,
Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam penyebab terbanyak adalah Vibrio
cholerae, diikuti dengan Shigella sp., Salmonella sp., Vibrio parahaemoliticus,
Salmonella typhi, Campylobacter jejuni, Vibrio cholera, Salmonella paratyphi, dan
juga Eschericia Coli.( Novalina et al, 2013 )
Menurut penelitian Jafari ( 2008 ) menyebutkan bahwa penyebab
enteropathogen dominan pada diare akut di Teheran, Iran adalah bakteri Shigella sp.
Selain itu, bakteri E. coli juga menjadi spesies dengan fleksibilitas yang luar biasa
dalam hal kemampuannya untuk menyebabkan penyakit pada manusia.
Diare dapat disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi. Diare yang terbanyak
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi kuman pathogen baik dari jenis virus,
bakteri maupun parasit. Semua bakteri penyebab diare tersebut jika tidak segera di
tangani akan dapat berakibat buruk pada manusia. Oleh karena itu, maka perlu
penanganan yang cepat dan tepat untuk mengobati diare.
Escherichia coli menurut data dari rumah sakit di Jakarta merupakan penyebab
infeksi di saluran pencernaan/diare hingga mencapai 19%. Kondisi tersebut
diperparah oleh semakin sulitnya bakteri ini diatasi oleh berbagai rumah sakit di
dunia sekalipun, bahkan di negara dengan penanganan yang terkenal baik seperti
Singapura. ( Purwanto Sigit, 2015 )

Senyawa Tanin dalam Kulit Rambutan Untuk Mengatasi Diare

Seperti yang telah disebutkan, kulit buah rambutan dapat digunakan sebagai
obat untuk mengobati diare. Menurut penelitian Wardani dan Suparto ( 2015 ) ekstrak
kulit buah rambutan mengandung senyawa fenolik, steroid, terpenoid, tanin dan
saponin. Dengan adanya senyawa tersebut dalam kulit buah rambutan, terbukti dapat
menghambat aktivitas bakteri.
Tanin merupakan suatu senyawa polifenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan karboksil. Senyawa tanin terdiri dari dua jenis
yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis (Hovart, 1981) menurut penelitian
(Desinta, 2015) kulit buah rambutan mengandung tanin sebanyak 23,5 %. Jenis tanin
yang terdapat dalam kulit buah adalah jenis tanin terhidrolisis. Ummah (2010)
melaporkan bahwa senyawa tanin dalam ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E. coli.
Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanismenya adalah
dengan merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi
pembentukan ikatan senyawa kompleks terhadap enzim atau substrat mikroba dan
pembentukan suatu ikatan kompleks tanin terhadap ion logam yang dapat menambah
daya toksisitas tanin itu sendiri. Masduki (dalam Juliantina dkk, Tanpa Tahun)
menyatakan bahwa tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara
mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan
senyawa fenolik. ( Sari et al, 2015)

Pembuatan Kapsul Ekstrak Kulit Buah Rambutan

Kapsul adalah sediaan padat yang mengandung satu macam bahan obat
atau lebih dan atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang
atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai. (Ansel 1989)
Pembuatan kapsul
1. Menimbang 50 g kulit buah rambutan yang telah dicuci bersih.
2. Menambah air sebanyak 500 ml lalu memblender sampai halus
3. Mengekstraksi dengan cara merebus dengan air mendidih selama 15 menit
4. Menyaring sari kulit buah rambutan dan mengambil airnya sebagai ekstrak
(filtrate) dan mendinginkan
5. Menambahkan dekstrin 5% dan Tween 80 pada ekstrak daun jambu biji lalu
mencampur dengan mixer 10 menit sehingga menjadi busa
6. Busa dituang pada loyang yang telah diberi alas plastik dan dikeringkan
dalam kabinet dryer selama 24 jam pada suhu 50 C
7. Produk kering dihancurkan mengguna kan blender hingga berbentuk bubuk
8. Mengayak bubuk ekstrak daun jambu biji dengan ayakan 100 mesh hingga
diperoleh produk dengan ukuran seragam
9. Mengemas dalam bentuk kapsul masing-masing 5 g.
Kelebihan Kapsul Ekstrak Kulit Buah Rambutan dengan Obat Lain

Kelebihan kapsul ekstrak kulit buah rambutan dengan yang lain adalah kapsul
ekstrak kulit rambutan dijual dengan harga ekonomis, bahan yang digunakan tidak
berbahaya, merupakan obat herbal yang memiliki sedikit efek samping disbanding
dengan obat diare yang lainnya, serta mudah dibuat. Selain itu kelebihan dari kapsul
ekstrak kulit buah rambutan yaitu memanfaatkan kulit rambutan yang telah dibuang
menjadi kapsul yang memiliki manfaat tinggi terutama untuk mengobati penyakit
diare.

Daftar Pustaka

Afika M, Herri S, Anita I. 2014. Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan ( Naphelium
Lappaceum L,. ) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mnecit
Model Diabet. Prosiding Pendidikan Dokter. ISSN : 2460-657X

Bungihan M. 2012. Analysis of Antibacterial Activity and Total Phenolics Content of


Rambutan (Nephelium Lappaceum Linn.) Rinds. Graduate School Journal.
Volume 5, No. 1 (2012)

Dalimartha. 2005.

Desinta, Tirtawijaya. 2015. Penentun jenis tanin secara kualitatif dan penetapan kadar
tanin dari kulit buah rambutan (Naphelium lappaceum L) secara
permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 4 No 1

Lumbessy M, Jemmy A, Jessy J.E., Paendong. 2013. Uji Total Flavonoid Pada
Beberapa Tanaman Obat Tradisonal Di Desa Waitina Kecamatan Mangoli
Timur Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Jurnal Mipa
Unsrat (1) 50-55

Mafazah Lailatul. 2013. Ketersediaan sarana sanitasi dasar, personal hygieneibu dan
kejadian diare. Jurnal Kesehatan Masyarakat. KEMAS 8 (2) (2013) 176-182

Novalina D, Sugiyarto, Ari S. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Carica


Pubescens dari Dataran Tinggi Dieng terhadap Bakteri Penyebab Penyakit
Diare. Jurnal Pasca UNS. Vol.1, No.1, 2013 (hal 1 12) ISSN: 2339-1901
Purwanto, Sigit. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Daun Senggani
( Melastoma Malabathricum L ) terhadap Escherichia Coli. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, Vol 2 - No 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459

Ummah, M.K., 2010, Ekstraksi dan Pengujian aktivitas Antibakteri Senyawa Tanin
pada daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) (Kajian Variasi Pelarut),
Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Malang

Wardhani R, Supartono. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah


Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Pada Bakteri. Indo. J . Chem. Sci. 4 (1)
(2015)

Anda mungkin juga menyukai