Anda di halaman 1dari 38

ACARA II

KOMPETISI INTER DAN INTRA SPESIFIK SEBAGAI


FAKTOR PEMBATAS BIOTIK

I. TUJUAN

1. Mengetahui pengaruh faktor biotik terhadap pertumbuhan tanaman


2. Mengetahui tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi inter dan intra
spesifik

II. TINJAUAN PUSTAKA

Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesies
dan interspesies. Interaksi intraspesies adalah hubungan antara organisme yang
berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi interspesies adalah hubungan yang
terjadi antara organisme yang berasal dari spesies yang berbeda (Elfidasari,2009).
Interaksi atau hubungan antar makhluk hidup dapat berlangsung secara
beragam. Salah satu di antaranya adalah kompetisi. kompetisi adalah bentuk
hubungan yang terjadi akibat adanya keterbatasan sumber daya alam pada suatu
tempat. Kompetisi atau persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat
berupa keaktifan dalam memperebutkan kebutuhan ruang/ tempat, makanan,
unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor
ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme
untuk hidup dan pertumbuhannya (Indriyanto,2010).
Kompetisi adalah interaksi antara dua organisme yang berusaha untuk hal
sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesifik berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi.
Interaksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya
matahari, dan tipe-tipe lain dari interaksi. Kompetisi interspesifik dapat
menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari satu populasi
menggantikan yang lain (Odum, 1983).
Kompetisi dapat menyebabkan punahnya suatu spesies. Agar suatu spesies
berhasil dalam suatu kompetisi atau persaingan, maka spesies harus mampu

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 1
mempertahankan jumlahnya dalam membentangkan sayap ke tempat yang baru
dengan mengorbankan spesies lawannya. Hal itu dapat dicapai melalui daur
kehidupan tumbuhan yaitu efektifitas penyerbukan (baik penyerbukan sendiri
maupun penyerbukan silang), pemencaran biji yang efisien, perkecambahan biji
yang baik dan pertumbuhan kecambah cepat (Aspinall and Mithorpe,2009).
Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesifik dan
interspesifik. Interaksi intraspesifik adalah hubungan yang terjadi antara
organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi intraspesifik adalah
hubungan antara organisme adalah hubungan antara organisme yang berasal dari
spesies yang berbeda. Secara garis besar, interaksi interspesifik dan intraspesifik
dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu (1)
netralisasi, yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling
menguntungkan dan tidak saling merugikan satu sama lain; (2) mutualisme yaitu
hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang saling menguntungkan; (3)
parasitisme yaitu hubungan yang hanya menguntungkan satu jenis makhluk hidup
saja, sedangkan yang lain dirugikan; (4) predatorisme yaitu hubungan
pemangsaan yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling
membantu satu sama lain; (6) komensalisme yaitu hubungan antara dua makhluk
hidup yang satu mendapat keuntungan sedang yang lain dirugikan; (7) antagonis
yaitu hubungan dua makhluk hidup yang saling bermusuhan (Elfidasari, 2009).
Persaingan atau kompetisi dapat dilakukan oleh tanaman baik dibagian atas
(cahaya) dan bawah tanah (unsur hara). Cahaya merupakan salah satu komponen
yang dapat diperebutkan antar tanaman. Tanaman yang mampu mendapatkan
cahaya matahari lebih banyak maka pertumbuhannya akan lebih optimial, jika
dibandingkan dengan tanaman yang sedikit dalam menyerap cahaya. Cahaya
berpengaruh terhadap berlangsungnya laju fotosintesis, dengan laju fotosintesis
yang tinggi karena pasokan cahaya yang terserap banyak maka akan
menghasilkan bahan materi bagi pertumbuhan tanaman secara maksimal.
Sedangkan, komponen lain seperti air, unsur hara, udara yang berada dalam tanah,
juga menjadi materi yang diperebutkan antar organisme. Kemampuan tanaman
dalam persaingan memperebutkan materi tersebut sangat bergantung kecepatan
pertumbuhan akar. Jika pertumbuhan akar suatu tanaman sangat cepat, maka hal

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 2
terseut sebanding dengan unsur hara yang diserap oleh akar tanaman. Namun,
kecepatan pertumbuhan akar tanaman sangat tergantung dari proses fotosintesis
yang berlangsung (Wardhana,2010).
Kekuatan kompetisi dapat diukur dari biomassa organ dan biomassa total
tanaman. Biomassa yang besar akan membutuhkan nutrisi yang besar sehingga
kompetisinya juga tinggi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat dan perbedaan
sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya suatu
sistem pertanaman contohnya adalah tumpangsari. Untuk mendapatkan sistem
yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu kombinasi tanaman pada
interaksinya. Selain itu, pemilihan pasangan tanaman dalam sistem pertanaman
sangat penting. Pasangan dipilih sedemikian rupa sehingga mampu memanfaatkan
ruang dan waktu seefisien mungkin serta menekan pengaruh kompetitif sekecil-
kecilnya. Kedua tanaman sebaiknya memiliki kedalaman perakaran yang berbeda
sehingga mereka mampu memanfaatkan hara dari lapisan tanah yang berbeda pula
(Casper, 2010).

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 3
III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pada praktikum Acara II Dasar-Dasar Ekologi mengenai Kompetisi Inter


dan Intra Spesifik Sebagai Faktor Pembatas Biotik ini dilaksanakan pada hari
Senin, 20 April 2015 di Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan-
bahan yang digunakan adalah 3 macam benih tanaman yaitu kacang tanah
(Arachis hipogaea), kedelai (Glycine max), dan jagung (Zea mays), kertas
label, polybag, dan kantong kertas. Sedangkan alat yang digunakan adalah
timbangan analitik, penggaris, peralatan tanaman, dan oven.
Langkah-langkah yang harus dilakukan ialah pertama tanah yang telah
dipersiapkan diisi kedalam polybag sebanyak 3 kg, bila ada krikil dan sisa-sisa
akar tanaman lain dan kotoran harus dihilangkan supaya pertumbuhan
tanaman tidak terganggu. Kemudian dipilih biji yang sehat dari jenis tanaman
yang diperlukan. Selanjutnya ditanam sejumlah biji kedalaman masing-masing
polybag sesuai perlakuan, yaitu monokultur kacang tanah (Arachis
hypogaeae) sejumlah 2,4, dan 6 tanaman, polikultur kacang tanah (Arachis
hypogaeae) - kedelai (Glycine max) sejumlah 1+1, 2+2, dan 3+3 tanaman,
polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) - sorgum (Sorghum bicolor)
sejumlah 1+1,2+2, dan 3+3 tanaman. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali.
Tiap polybag diberi label sesuai perlakuan masing-masing. Penyiraman
dilakukan setiap hari hingga 21 hari. Pengamatan dilakukan 2 kali sehari
mulai dari tanaman berumur 7 hari hingga 21 hari. Pengamatan meliputi
tinggi tanaman dan jumlah daun serta disaat umur tanaman 21 hari dilanjutkan
dengan pemanenan. Setelah diamati tanaman dikering anginkan, dimasukkan
ke kantong kertas dan dioven. Pada akhir percobaan, dari seluruh data yang
terkumpulkan dihitung rata-rata 3 ulangan pada tiap perlakuan, lalu dibuat
tabel dan grafik garis tinggi tanaman dan jumlah daun masing-masing
perlakuan dengan masing-masing tanaman, dan histogram berat segar dan
berat kering tanaman masing-masing perlakuan dengan hari pengamatan.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Tabel 2.1 Tinggi tanaman monokultur kacang tanah (Arachis hypogaeae)


Kacang Hari Pengamatan
Tanah 1 2 3 4 5 6 7
Monokultur
4.39 6.11 9.02 11.05 13.87 14.79 18.53
2
Monokultur 10.7
4.12 6.20 11.50 14.70 17.29 18.90
4 1
Monokultur
4.55 6.55 9.37 11.78 14.43 16.47 18.03
6

Tabel 2.2 Jumlah daun tanaman monokultur kacang tanah (Arachis hypogaeae)
Kacang Hari Pengamatan
Tanah 1 2 3 4 5 6 7
Monokultur 2.58 4.00 4.92 6.25 7.50 8.17 8.33
2
Monokultur 2.50 3.50 4.63 5.21 6.50 7.58 7.83
4
Monokultur 2.64 3.39 4.25 4.72 5.63 6.28 6.72
6

Tabel 2.3 Panjang akar, bobot basah, bobot kering, dan luas daun monokultur
kacang tanah (Arachis hypogaeae)
Kacang BS BK PA TT LUAS DAUN
Tanah (gram) (gram) (cm) (cm) (cm2)
Monokultur
5.33 1.23 20.37 20.92 98.05
2
Monokultur
5.01 0.98 19.78 21.94 88.89
4
Monokultur
3.52 0.86 19.59 19.29 73.62
6

Tabel 2.4 Tinggi tanaman polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
kedelai (Glycine max)
Kacang
Tanah- Hari Pengamatan
Kedelai
1 2 3 4 5 6 7

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 5
Polikultur 10.3 12.7 15.8 20.5
4.28 5.30 15.29
1+1 6 4 3 4
Polikultur 10.2 12.1 15.6 19.6
4.23 5.52 15.47
2+2 6 0 1 6
Polikultur 10.4 15.1 19.3
4.02 5.41 9.29 15.57
3+3 6 4 7

Tabel 2.5 Jumlah daun polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan kedelai
(Glycine max)
Kacang Hari Pengamatan
Tanah-
1 2 3 4 5 6 7
Kedelai
Polikultur
2.67 4.17 5.33 6.17 7.33 7.83 9.33
1+1
Polikultur
2.50 3.75 4.00 5.00 6.00 7.17 7.50
2+2
Polikultur
2.72 3.94 5.20 5.26 6.17 6.72 7.41
3+3

Tabel 2.6 Panjang akar, bobot basah, bobot kering, dan luas daun polikultur
kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan kedelai (Glycine max)
Kacang
BS BK PA TT LUAS DAUN
Tanah-
(gram) (gram) (cm) (cm) (cm2)
Kedelai
Polikultur
5.61 1.09 22.23 21.41 131.35
1+1
Polikultur
4.43 0.82 21.22 21.35 86.32
2+2
Polikultur
4.78 0.72 19.04 19.96 80.70
3+3

Tabel 2.7 Tinggi tanaman polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
sorgum (Sorghum bicolor)
Kacang Hari Pengamatan
Tanah-
1 2 3 4 5 6 7
Sorgum
Polikultur 11.4 17.3
3.67 4.49 7.70 8.47 13.82
1+1 7 2

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 6
Polikultur 12.1 14.5 20.3
4.16 6.24 9.59 16.24
2+2 2 3 1
Polikultur 10.3 12.0 14.8 19.8
4.09 5.16 17.87
3+3 8 6 1 9

Tabel 2.8 Jumlah daun polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan sorgum
(Sorghum bicolor)
Kacang Hari Pengamatan
Tanah- 1 2 3 4 5 6 7
Sorgum
Polikultur 2.67 3.83 4.67 5.33 6.67 7.33 8.50
1+1
Polikultur 2.58 3.67 4.20 5.25 5.81 7.08 7.42
2+2
Polikultur 2.22 3.50 3.83 4.39 5.11 5.22 6.49
3+3

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 7
Tabel 2.9 Panjang akar, bobot basah, bobot kering, dan luas daun polikultur
kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan sorgum (Sorghum bicolor)

Kacang
BS BK PA TT LUAS DAUN
Tanah
(gram) (gram) (cm) (cm) (cm2)
-Sorgum
Polikultur
5.02 0.83 21.95 20.20 110.64
1+1
Polikultur
5.01 0.89 18.44 21.80 88.53
2+2
Polikultur
5.17 0.75 19.31 21.09 83.86
3+3

B. Pembahsan
Ada beberapa interaksi pada organisme yang terjadi pada suatu ekosistem.
Salah satu interaksi yang terjadi adalah persaingan atau kompetisi. Kompetisi
adalah interaksi antara dua individu atau lebih yang membutuhkan sesuatu yang
sama pada waktu yang sama, tetapi ketersediaan yang dibutuhkan terbatas. Hal ini
yang akan menimbulkan sebuah kompetisi atau persaingan. Kompetisi ada dua
macam, yaitu kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik. Kompetisi
intraspesifik adalah persaingan yang terjadi antar dua individu atau lebih yang
spesiesnya sama, pada praktikum acara 2 kompetisi intraspesifik ditunjukkan
pada persaingan antara kacang tanah dengan kacang tanah pada perlakuan
monokultur. Sedangkan kompetisi interspesifik adalah persaingan antara dua
individu atau lebih yang spesiesnya berbeda, kompetisi interspesifik pada
praktikum acara 2 ini ditunjukkan pada persaingan antara kacang tanah dengan
sorgum maupun kacang tanah dengan kedelai pada perlakuan polikultur.
Kompetisi dapat berdampak positif pada tanaman, karena membuat tanaman
menjadi tinggi karena mencari cahaya dalam pertumbuhannya. Selain itu,
perakarannya kuat karena mencari unsur hara untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya. Akan tetapi, kompetisi juga berdampak negatif pada tanaman, karena
tanaman akan mudah terserang penyakit akibat nutrisi yang didapat tidak sesuai
dengan kebutuhan, dan juga berpengaruh pada produksi tanaman yang cenderung

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 8
rendah. Adanya kompetisi diantara tanaman dari spesies yang sama akibat dari
kompetisi dapat di lihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan lakteral
akar. Akibat dari adanya kompetisi juga akan berpengaruh terhadap pembentukan
karakter maupun dalam kemampuan untuk memproduksi buah. Berbeda dengan
tanaman yang berkompetisi dengan spesies berbeda, tanaman yang berkompetisi
dengan spesies yang sama memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu
dengan yang lain. Dengan kata lain, tanaman tidak dapat dengan mudah mengatur
kebutuhan mereka sendiri dari kebutuhan tanaman yang lain yang berspesies
sama. Dengan perlakuan monokultur dan polikultur, kita bisa mengamati dan
semakin memahami berbagai jenis kompetisi yang terjadi. Interaksi yang tepat
dan saling menguntungkan akan memiliki dampak positif, yaitu semakin
meningkatkan hasil dari pembudidayaan.
Pada praktikum ini didapatkan hasil seperti tinggi tanaman, jumlah daun,
panjang akar,bobot basah,bobot kering, serta luas daun. Tanaman yang diamata
pada praktikum ini adalah kacang tanah (Arachis hypogaeae). Dimana kacang
tanah (Arachis hypogaeae) tersebut diamati pada monukultur, polikultur dengan
sorgum(Sorghum bicolor), dan polikultur dengan kedelai (Glycine max).

1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu bentuk dari pertumbuhan
tanaman yang bersifat irreversible (tidak dapat balik). Tinggi tanaman
akan cepat meningkat karena berlomba-lomba memperebutkan cahaya
matahari dengan tanaman lainnya. Namun, tinggi tanaman bukan salah
satu indikasi tanaman tersebut mampu bersaing atau tidak. Hal ini karena,
ada factor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 9
Histogram Tinggi Tanaman Monokultur
Kacang Tanah
20.00

15.00 Monokultur 2
Monokultur 4
10.00
Timggi (cm) Monokultur 6
5.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan

Grafik 2.1 Tinggi tanaman monokultur kacang tanah (Arachis hypogaeae)

Dari grafik dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman kacang tanah untuk
perlakuan monokultur 2, monokultur 4, dan juga monokultur 6 tidak terlalu
tampak berbeda. Monokultur 6 mempunyai tinggi tanaman yang lebih rendah
dibanding dengan dengan monokultur yang lain. Sedangkan yang paling tinggi
tanamannya adalah monokultur 4 dan selnjutnya monokultur 2. Hal ini
disebabkan karena pada monokultur 2 persaingan atau kompetisi antar
tanamannya tidak terlalu berat sehingga dalam memperoleh air, hara, mineral-
mineral dalam tanah dan cahaya matahari untuk setiap tanaman bisa dioptimalkan
Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai
Faktor Pembatas Biotik Page 10
karena hanya ada dua tanaman. Sedangkan pada monokultur 6 pertumbuhannya
lambat dikarenakan lebih banyak tanaman yang terdapat di dalam satu tempat
tumbuhnya, sehingga tanaman berebut untuk memperoleh unsur hara, air, dan
mineral-mineral dalam tanah (terjadi kompetisi yang yang lebih besar daripada
monokultur 2).

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 11
Histogram Tinggi Tanaman Polikultur
Kacang Tanah -Kedelai

25.00
Polikultur 1+1
20.00 Polikultur 2+2
15.00 Polikultur 3+3
Timggi (cm) 10.00
5.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan

Grafik 2.2 Tinggi tanaman polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
kedelai (Glycine max)

Grafik 2.2 Tinggi tanaman polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
kedelai (Glycine max)

Berdasarkan grafik tinggi tanaman polikultur antara kacang tanah dan


kedelai diketahui bahwa tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur 2>
polikultur 4 > polikultur 6. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada polikultur
kacang tanah-kedelai (1+1). Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa
semakin banyak kompetitor, maka pertumbuhan akan menurun. Pada polikultur

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 12
kacang tanah-kedelai, tanaman kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan
unsur-unsur dengan satu tanaman kedelai saja. Berbeda dengan polikultur 4 dan
polikukrur 6 yang harus berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya
(spesies sama) dan dengan kedelai yang berlain spesies. Dapat dilihat juga pada
grafik bahwa tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur kacang tanah-kedelai
(1+1) memiliki grafik pertambahan tinggi tanaman yang semakin naik.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 13
Histogram Tinggi Tanaman Polikultur
Kacang Tanah -Sorgum
25.00

20.00
Polikultur 1+1
15.00 Polikultur 2+2

Timggi (cm) 10.00


Polikultur 3+3

5.00

0.00
1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan

Grafik 2.3 Tinggi tanaman polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
sorgum (Sorghum bicolor)

Berdasarkan grafik tinggi tanaman polikultur antara kacang tanah dan


sorgum diketahui bahwa tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur 4>
polikultur 6 > polikultur 2. Pertumbuhan tanaman kacang tanah yang paling baik
adalah pada polikultur kacang tanah-sorgum (2+2). Sedangkan, pada polikultur

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 14
kacang tanah dan sorgum (1+1) memiliki tinggi tanaman kacang tanah yang
paling rendah diantara polikultur 4 dan polikultur 6. Hasil yang didapat ini tidak
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak kompetitor, maka
pertumbuhan akan menurun, dan sebaliknya. Perbedaan hasil yang didapat dengan
teori yang ada dapat disebabkan karena nutrisi yang terkandung di media tanam
polikultur 4 lebih banyak daripada pada media tanam polikultur 2, sehingga
nutrisi yang didapat oleh tanaman juga berbeda. Penyebab lainnya juga dapat
dikarenakan karena saat melakukan penyiraman, volume air yang diberikan
berbeda, sehingga dapat memberikan hasil tinggi tanaman yang berbeda pula.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 15
2. Jumlah daun
Jumlah daun pada tanaman menentukan berapa banyak cahaya
yang dapat di ambil oleh tanaman tersebut. Dalam melakukan kompetisi
dengan tanaman lainnya, tanaman akan memperlebar luas daun dengan
menambah jumlah daun agar dapat melakukan proses fotosintesis dengan
maksimal. Namun, apabila kompetisi yang terjadi sangat ketat, maka
tanaman tersebut akan mengurangi jumlah daun untuk mengurangi
evaporasi (penguapan) agar tidak terjadi kekeringan.

Histogram Jumlah Daun Monokultur Tanaman Kacang Tanah


9.00
8.00
7.00
6.00 Monokultur 2
5.00 Monokultur 4
Jumlah Daun 4.00 Monokultur 6
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan

Grafik 2.4 Jumlah daun monokultur kacang tanah (Arachis hypogaeae)

Berdasarkan grafik jumlah daun monokultur antara kacang tanah diketahui


bahwa tinggi tanaman kacang tanah pada monokultur 2> monokultur 4 >
monokultur 6. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada monokultur kacang

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 16
tanah monokultur 2. Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin
sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat. Pada monokultur 2,
tanaman kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan unsur-unsur dengan satu
tanaman kacang tanah saja. Berbeda dengan monokultur 4 dan monokukrur 6
yang harus berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya yang
membutuhkan unsur-unsur yang sama dalam melakukan pertumbuhan.

Histogram Jumlah Daun Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Kedelai


10.00
9.00
8.00
7.00
Polikultur 1+1
6.00
Polikultur 2+2
5.00
Jumlah Daun Polikultur 3+3
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan

Grafik 2.5 Jumlah daun polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan kedelai
(Glycine max)

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 17
Berdasarkan grafik jumlah daun polikultur antara kacang tanah dan
kedelai diketahui bahwa tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur 2>
polikultur 6 > polikultur 4. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada polikultur
kacang tanah polikultur 2. Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa
semakin sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat. Namun, antara
polikultur 6 menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi daripada polikultur 4.
Hal ini dapat dikarenakan oleh perbedaan unsur yang berada di dalam media
tanam, sehingga dapat memberikan hasil yang berbeda. Pada polikultur 2,
tanaman kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan unsur-unsur dengan satu
tanaman kedelai saja. Berbeda dengan polikultur 4 dan polikultur 6 yang harus
berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya yang membutuhkan unsur-
unsur yang sama dalam melakukan pertumbuhan serta tanaman kedelain lainnya.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 18
Histogram Jumlah Daun Polikultur
Kacang Tanah-Sorgum
9.00
8.00
7.00 Polikultur 1+1
6.00 Polikultur 2+2
5.00 Polikultur 3+3
Jumlah Daun 4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7

Hari Pengamatan

Grafik 2.6 Jumlah daun polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan sorgum
(Sorghum bicolor)

Berdasarkan grafik jumlah daun polikultur antara kacang tanah dan sorgum
diketahui bahwa tinggi tanaman kacang tanah pada polikultur 2> polikultur 4 >
polikultur 6. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada polikultur kacang tanah
polikultur 2. Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin sedikit
kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Pada
polikultur 2, tanaman kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan unsur-unsur

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 19
dengan satu tanaman sorgum saja. Berbeda dengan polikultur 4 dan polikultur 6
yang harus berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya yang
membutuhkan unsur-unsur yang sama dalam melakukan pertumbuhan serta
tanaman kedelain lainnya

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 20
3. Panjang akar
Akar merupakan salah satu bagian terpenting dalam tumbuhan.
Akar digunakan tumbuhan untuk mendapatkan air, unsur hara dan zat
lainnya yang terkandung didalam tanah untuk proses fotosintesis. Akar
tanaman akan semakin memanjang dengan adanya kompetisi. Kompetisi
dapa memacu akar untuk mencari air, unsur hara dan zat lainnya untruk
melakukan fotosistesis, hal ini karena adanya tumbuhan lainnya yang juga
membutuhkan unsur-unsur tersebut.

Histogram Panjang Akar Monokultur


Kacang Tanah
20.60
20.40
20.20
20.00
19.80
19.60
PAnjang (cm) 19.40
19.20
19.00

Perlakuan

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 21
Histogram 2.1 Panjang akar monokultur Kacang Tanah (Arachis hypogaeae)

Berdasarkan histogram panjang akar monokulturkacang tanah diketahui


bahwa panjang akar tanaman kacang tanah pada monokultur 2> monokultur 4 >
monokultur 6. Panjang akar yang paling panjang adalah pada monokultur 2. Hal
ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin sedikit kompetitor, maka
pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Pada monokultur 2, tanaman
kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan unsur-unsur dengan satu tanaman
kacang tanah saja. Berbeda dengan monokultur 4 dan monokultur 6 yang harus
berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya yang membutuhkan unsur-
unsur yang sama dalam melakukan pertumbuhan.

Histogram Panjang Akar Polikultur


Kacang Tanah-Kedelai
23.00

22.00

21.00

20.00
PAnjang (cm)
19.00

18.00

17.00
Polikultur 1+1 Polikultur 2+2 Polikultur 3+3

Perlakuan

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 22
Histogram 2.2 Panjang akar polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
kedelai (Glycine max)

Berdasarkan histogram panjang akar polikultur antara kacang tanah dan


kedelai diketahui bahwa panjang akar tanaman kacang tanah pada polikultur 2>
polikultur 4 > polikultur 6. Panjang akar yang paling panjang adalah pada
polikultur 2. Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin sedikit
kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Pada
monokultur 2, tanaman kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan unsur-
unsur dengan satu tanaman kedelai saja. Berbeda dengan polikultur 4 dan
polikultur 6 yang harus berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya yang
membutuhkan unsur-unsur yang sama dalam melakukan pertumbuhan dan juga
dengan tanaman kedelai dengan jumlah tanaman yang lebih dari 1 tanaman.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 23
Histogram Panjang Akar Polikultur
Kacang Tanah-Sorgum
23.00

22.00

21.00

20.00
PAnjang (cm) 19.00

18.00

17.00

16.00
Polikultur 1+1 Polikultur 2+2 Polikultur 3+3

Perlakuan

Histogram 2.3 Panjang akar polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
sorgum (Sorghum bicolor)

Berdasarkan histogram panjang akar polikultur antara kacang tanah dan


sorgum diketahui bahwa panjang akar tanaman kacang tanah pada polikultur 2>
polikultur 4 > polikultur 6. Panjang akar yang paling panjang adalah pada
polikultur 2. Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin sedikit
kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Pada
polikultur 2, tanaman kacang tanah hanya bersaing dalam merebutkan unsur-unsur
dengan satu tanaman sorgum saja. Berbeda dengan polikultur 4 dan polikultur 6
yang harus berkompetisi dengan tanaman kacang tanah lainnya yang
membutuhkan unsur-unsur yang sama dalam melakukan pertumbuhan dan juga
dengan tanaman kedelai dengan jumlah tanaman yang lebih dari 1 tanaman.

4. Bobot segar dan bobot kering

Berat segar dan berat kering tanaman berkaitan dengan kandungan


air yang diserap dan yang terkandung di dalam tanaman. Dalam hal ini
akan diamati persaingan dalam memperebutkan air pada tanaman.
Penyebab persaingan merebutkan air dapat terjadi karena banyaknya

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 24
jumlah tanaman yang di tanaman pada satu temapt yang sama dan juga
jarak tanam antar satu dengan lainnya.

Histogram Bobot Segar & Bobot Kering Monokultur Tanaman Kacang Tanah
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00 BS (gram)
Bobot (gram) 1.00 BK (gram)
0.00

Perlakuan

Histogram 2.4 Bobot segar dan bobot kering monokultur Kacang Tanah (Arachis
hypogaeae)

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 25
Berdasarkan histogram tersebut, diketahui bahwa bobot segar dan bobot
kering tanaman kacang tanah. Pada histogram diatas, terlihat bahwa perbandingan
berat kering dan berat basah sangat jauh. Ini daapt dikarenakan tanaman kacang
tanah memiliki kandungan air yang sangat banyak pada saat ditimbang untuk
mengetahuai berat segarnya. Jika diurutkan dari yang paling besar bobot segar
maupun bobot keringnya, didapat monokultur 2> monokultur 4> monokultur 6.
Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah tumbuh dengan baik spade
monokultur 2. Hal ini sudah sesuai teori yang menyatakan bahwa semakin sedikit
kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 26
Histogram Bobot Segar & Bobot Kering Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Kedelai
6.00

5.00

4.00

3.00
BS (gram)
2.00
Bobot (gram) BK (gram)
1.00

0.00

Perlakuan

Histogram 2.5 Bobot segar dan bobot kering polikultur kacang tanah (Arachis
hypogaeae) dan kedelai (Glycine max)

Berdasarkan histogram tersebut, diketahui bahwa bobot segar dan bobot


kering tanaman kacang tanah dan kedelai. Pada histogram diatas, terlihat bahwa

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 27
perbandingan berat kering dan berat basah sangat jauh. Ini dapat dikarenakan
tanaman kacang tanah memiliki kandungan air yang sangat banyak pada saat
ditimbang untuk mengetahuai berat segarnya. Jika diurutkan dari yang paling
besar bobot segar, didapat polikultur 2> polikultur 6> polikultur 4. Sedangkaan,
untuk berat keringnya, didapatkan polikultur 2> polikultur 4> polikultur 6. Dari
grafik juga dapat dikatakan bahwa kandungan air pada tanaman polikultur 6 lebih
banyak dari pada polikultur 4. Namun, pada bobot kering, polikultur 4 lebih besar
daripada polikultur 6. Dari grafit tersebut juga dapat diketahui bahwa tanaman
kacang tanah tumbuh dengan baik pada monokultur 2. Hal ini sudah sesuai teori
yang menyatakan bahwa semakin sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan
meningkat, dan juga sebaliknya.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 28
Histogram Bobot Segar & Bobot Kering Polikultur Tanaman Kacang Tanah-Sorgum
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00 BS (gram)
Bobot (gram) 1.00 BK (gram)

0.00

Perlakuan

Histogram 2.6 Bobot segar dan bobot kering polikultur kacang tanah (Arachis
hypogaeae) dan sorgum (Sorghum bicolor)

Berdasarkan histogram tersebut, diketahui bahwa bobot segar dan bobot


kering tanaman kacang tanah dan sorgum. Pada histogram diatas, terlihat bahwa

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 29
perbandingan berat kering dan berat basah sangat jauh. Ini dapat dikarenakan
tanaman kacang tanah memiliki kandungan air yang sangat banyak pada saat
ditimbang untuk mengetahuai berat segarnya. Jika diurutkan dari yang paling
besar bobot segar, didapat polikultur 6> polikultur 2> polikultur 4. Sedangkaan,
untuk berat keringnya, didapatkan polikultur 4> polikultur 2> polikultur 6. Dari
hasil yang di dapat di praktikum tidak sesuai dengan praktikum yang menyatakan
bahwa semakin sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga
sebaliknya. Perbedaan hasil dengan teori ini dapat diakibatkan karena beberapa
faktor, diantaranya adalah perbedaan nutrisi dalam media tanam sehingga
menyebabkan perbedaan dalam pertumbuhan tanaman dan perbedaan volume air
yang diberikan dalam penyiraman yang mempengaruhi kandungan air dalam
tanaman.

5. Luas daun
Luas daun sendiri merupakan luas dari permukaan daun suatu
tanaman, dengan satuan cm2 atau m2. Daun yang memiliki luas yang luas
akan memiliki kemampuan dalam menyerap cahaya yang besar juga.
Tanaman akan memiliki luas daun yang luas agar dapat berkompetisi
dengan daun dari daun tanaman lain dalam menyerpa cahaya matahari
yang digunakan untuk proses fotosintesis.

Histogram Luas Daun Monokultur Kacang Tanah


120.00

100.00

80.00

60.00
Luas (cm)
40.00

20.00

0.00
Monokultur 2 Monokultur 4 Monokultur 6

Perlakuan

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 30
Histogram 2.7 Luas daun monokultur Kacang Tanah (Arachis hypogaeae)

Berdasarkan histogram tersebut, diketahui bahwa luas daun pada tanaman


kacang tanah pada perlakuan monokultur kacang tanah. Dari hasil histogram
dapat diurutkan dari luas daun tanaman kacang tanah yang paling lebar yaitu,
didapat monokultur 2> monokultur 4> monokultur 6. Dari hasil yang di dapat di
praktikum sudah sesuai dengan praktikum yang menyatakan bahwa semakin
sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Hal
ini menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah memiliki luas daun yang lebar
dengan baik pada monokultur 2. Hal ini dikarena pada tanaman kacang tanah pada
monokultur 2 hanya berkompetisi dengan satu tanama kacang tanah saja.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 31
Histogram Panjang Akar Polikultur
Kacang Tanah-Kedelai
23.00

22.00

21.00

20.00
PAnjang (cm)
19.00

18.00

17.00
Polikultur 1+1 Polikultur 2+2 Polikultur 3+3

Perlakuan

Histogram 2.8 Luas daun polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
kedelai (Glycine max)

Berdasarkan histogram tersebut, diketahui bahwa luas daun pada tanaman


kacang tanah pada perlakuan polikultur kacang tanah dan kedelai. Dari hasil

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 32
histogram dapat diurutkan dari luas daun tanaman kacang tanah yang paling lebar
yaitu, didapat polikultur 2> polikultur 4> polikultur 6. Dari hasil yang di dapat di
praktikum sudah sesuai dengan praktikum yang menyatakan bahwa semakin
sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Hal
ini menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah memiliki luas daun yang lebar
pada polikultur 2. Hal ini dikarena pada tanaman kacang tanah pada polikultur 2
hanya berkompetisi dengan satu tanaman kedelai.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 33
Histogram Luas Daun Polikultur
Kacang Tanah-Sorgum
120.00

100.00

80.00

60.00
Luas (cm)
40.00

20.00

0.00
Polikultur 1+1 Polikultur 2+2 Polikultur 3+3

Perlakuan

Histogram 2.9 Luas daun polikultur kacang tanah (Arachis hypogaeae) dan
sorgum (Sorghum bicolor)

Berdasarkan histogram tersebut, diketahui bahwa luas daun pada tanaman


kacang tanah pada perlakuan polikultur kacang tanah dan sorgum. Dari hasil
histogram dapat diurutkan dari luas daun tanaman kacang tanah yang paling lebar
yaitu, didapat polikultur 2> polikultur 4> polikultur 6. Dari hasil yang di dapat di
praktikum sudah sesuai dengan praktikum yang menyatakan bahwa semakin

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 34
sedikit kompetitor, maka pertumbuhan akan meningkat, dan juga sebaliknya. Hal
ini menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah memiliki luas daun yang lebar
pada polikultur 2. Hal ini dikarena pada tanaman kacang tanah pada polikultur 2
hanya berkompetisi dengan satu tanaman sorgum.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 35
V. KESIMPULAN

1 Faktor biotik berkaitan dengan perilaku tanaman atau hewan di suatu


daerah (termasuk manusia). Dimana manusia berperan dalam proses
penyebaran tanaman, sesama tanaman berperan sebagai kompetitor juga
dalam seleksi alam, dan penyuburan tanaman oleh sisa-sisa tanaman dan
hewan yang sudah diurai penting untuk kebutuhan unsur hara tanaman.
Faktor biotik mempengaruhi pertumbuhan tanaman,kualitas, dan
produktivitasnya.
2 Tanggapan tanaman terhadap tekanan kompetisi intra dan inter spesifik
sebagai berikut.
Kompetisi intraspesifik
Kompetisi pada tanaman yang spesiesnya sama akan berlangsung
seimbang. Hal ini dikarenakan kebutuhan mereka yang sama
sehingga dalam pembagiannya tidak akan terjadi kompetisi yang
ketat. Akan tetapi, dalam kompetisi ini akan dipengaruhi oleh
jumlah dari tanaman tersebut. Jika jumlahnya semakin sedikit
maka pembagian nutrisi yang diperlukan maisng-masing tanaman
akan lebih banyakdan jika jumlahnya semakin banyak maka
pembagian nutrisi yang diperlukan akan semakin sedikit untuk
masing-masing tanaman. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
Kompetisi interspesifik
Kompetisi pada tanaman yang spesiesnya berbeda akan
berlangsung kompetisi yang sangat ketat. Hal ini disebabkan
karena kebutuhan masing-masing tanaman yang berbeda. Selain itu
jumlah juga berpengaruh. Semakin banyak tanamannya maka
persaingannya akan semakin sangat ketat, semakin sedikit
tanamannya maka persaingannya ketat. Hal ini akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 36
DAFTAR PUSTAKA

Aspinall,T., dan F.L Mithorpe.2009. An Analysis of competition between


Barley white persicarta and the effect of growth. Agriculture
Journal (10) 89-90
Casper, B.B. 2010. Plant competition underground. Annual Review Ecologic
System 28: 545-570.
Elfidasari, D . 2009. Type of intraspecific and interspecific interaction among
three heron species, while foraging around Pulau Dua Nature
Reserve, Serang, Banten's province. Biodeversitas. 8:266-269.
Elfidasari, D. 2009. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga
jenis kuntul saat mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Serang
Dua, Provinsi Banten. Jurnal Biodiversitas 8: 266-269.
Indriyanto.2010. Ekologi Hutan. Cetakan Ketiga. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Odum, E. P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing, United State of


America.

Wardhana, W. 2010. Pengaruh waktu tanam terhadap pertumbuhan dan


produksi pada sistem tanam tumpangsari ubi jalar dan jagung
manis. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 37
LAMPIRAN

Acara 2: Kompetisi Inter dan Intra Spesifik sebagai


Faktor Pembatas Biotik Page 38

Anda mungkin juga menyukai