Anda di halaman 1dari 7

BAB I

DEFINISI
I. Latar Belakang
Era globalisasi dan pasar bebas membuat terbukanya persaingan antar rumah
sakit baik pemerintah maupun swasta. Masyarakat akan menuntut rumah sakit harus
dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat bermutu dan biaya terjangkau.
Disamping itu dengan adanya undang-undang perlindungan konsumen,demokratisasi
semakin meningkat maka supremasi hukuman akan meningkat pula,maka tumah sakit
dalam pengelolaanya harus transparan,berkualitas dan memperhaitkan kepentingan
pasien dengan seksama dan hati-hati.
Untuk menghadapi situasi diatas salah satu langkah adalah merencanakan
Manajemen SDM yang sesuai dengan standar kualitas yang yang tinggi dan
profesional. Mulai dari Perencanaan SDM, sarana prasarana, menentukan metode
pelayanan di semua unit, perencanaan/pengelolaan keuangan, dan manajemen mutu
pelayanan.
Pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersusun dari berbagi multidisiplin
tenaga profesional baik medis, keperawatan dan non medis. Kecukupan jumlah dan
jenis komposisi pemberi pelayanan kesehatan harus terpenuhi dengan baik serta
konsisten guna memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan cepat di seluruh unit
pelayanan. Selain memperhatikan kecukupan jenis dan jumlah tenaga pemberi
pelayanan maka perlu juga ditetapkan kualifikasi profesionalitas yang dibutuhkan.
Jadi semakin baik kompetensi pemberi pelayanan kesehatan dan semakin baik kinerja
yang ditampilkan maka visi pelayanan di RS Mata SMEC Balikpapan sebagai pusat
layanan rujukan unggulan yang berpenampilan, berprofesi dan beretik untuk yang bisa
dicapai.
Berdasarkan hal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga baik medis
maupun non medis tidak bisa dalam waktu yang singkat, sehingga dalam
perencanaanya harus memperhatikan visi dan misi rumah sakit. Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga di RS Mata SMEC Balikpapan diperlukan suatu standart, oleh
karena itu perlu disusun dan diterbitkan sebuah panduan Standart Pemenuhan Tenaga
medis, profesional dan non medis RS Mata SMEC Balikpapan yang mengacu KMK
81/2004 tentang Pedoman Pola Ketenagaan.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional dan non medis
baik secara kualitas maupun kuantitas guna menunjang pemberian Pelayanan
Prima kepada konsumen di RS Mata SMEC Balikpapan
2. Tujuan Khusus
1) Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional dan non

2
medis yang kompeten
2) Tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan
3) Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenangan berdasarkan
kebutuhan dan distribusinya.
4) Sebagai acuan dalam program rekruitmen Tenaga medis, profesional dan
non medis.

III. Pengertian

1. Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang bisa
dipakai untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari sesuatu,
khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup mempunyai suatu yang sejenis untuk
pola dasar yang dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu dikatakan
memamerkan pola.
2. SDM Kesehatan (Sumber Daya Manusia Kesehatan) adalah seseorang yang
bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan.
3. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan /atau keterampilan melalui pendidikan
formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan.
4. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan
oleh seseorang tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun kerja sesuai dengan
standar profesional dan telah memperhitungkan waktlibur, sakit, dll.
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam jabatan dan
pangkat dam kurun waktu tertentu yang diperlukan oleh organisasi untuk
melaksanakan fungsinya.
6. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja
dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan persatuan waktu.
7. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
8. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
9. Pola Tenaga Keperawatan adalah Jenis Kualifikasi, jumlah, komposisi, dan
kategori dari keseluruhan tenaga keperawatan.
10. Tenaga Keperawatan adalah tenaga perawat dan bidan (PP No 32/1996 tentang
tenaga kesehatan pasal 2)

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pedoman Pola Ketenagaan RS Mata SMEC Balikpapan


Ruang lingkup dari pedoman pola ketenagaan ini diantaranya meliputi :
1. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Resepsionis
2. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kasir
3. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Apotik/farmasi
4. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga RO
5. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Poli
6. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga OK
7. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga CS & Keamanan

6
BAB III
TATA LAKSANA

I. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan

1. Pengelompokan Unit Kerja di Rumah Sakit


Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat ) harus memperhatikan unit kerja yang ada di
RS Mata SMEC Balikpapan. Secara garis besar pengelompkkan unit kerja di unit
keperawatan di RS Mata SMEC Balikpapan sebagai berikut:
a. Resepsionis
b. Kasir
c. Apotik / Farmasi
d. RO
e. Poli
f. Ruang Operasi (OK)
g. CS dan Keamanan
2. Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga yang di gunakan di RS Mata
SMEC Balikpapan adalah :
1. Rawat Jalan
1.1. Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara perhitungan berdasarkan :
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata rata pasien perhari
c. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
e. Jam kerja efektif setiap perawat/bidan 7 jam perhari

Contoh perhitungan dalam satu ruangan :

No Jenis / Kategori Rata-rata Ratarata Jumlah Jam


pasien/hari jam Perawatan/hari
perawatan/pa

8
sien/hari

1 Pasien baru > 20 1,5 jam 30 jam


40 tahun

2 Pasien baru < 40 0,5 jam 20 jam


50 tahun

3 Pasien Kontrol 70 0,16 jam 12 jam

4 Pasien 25 0,16 jam 4 jam


Executive

Jumlah 155 66 jam

Keterangan :
Jadi Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan adalah
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif pershif
= 66 = 9 perawat
7

II. Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kesehatan lainnya

1. Pengelompokan Unit Kerja di Rumah Sakit


Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan ) harus memperhatikan unit kerja
yang ada di RS Mata SMEC Balikpapan. Secara garis besar pengelompkkan unit kerja
di RS Mata SMEC Balikpapan di unit kesehatan lainnya sebagai berikut :
a. Resepionis
b. Kasir
c. Apotik / Farmasi
d. Poli
e. OK
f. Instalasi lainnya

2. Model Pendekatan Dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga


Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan lainnya yang
digunakan di RS Mata SMEC Balikpapan sesuai unit kerja di atas adalah dengan
cara di bawah ini :
Rumus perhitungan perencanaan tenaga adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari dalam menit secara total / 60 menit/ 7hari

10
DOKUMENTASI

Semua dokumen yang berhubungan dengan perencanaan kebutuhan tenaga di RS


Mata SMEC Balikpapan berupa dokumen perhitungan kebutuhan tenaga masing - masing
unit akan di diarsipkan dan disimpan oleh HRD jika sewaktu - waktu dibutuhkan dan untuk
ditindaklanjuti oleh direktur jika diperlukan.

BAB V
PENUTUP

Pola ketenagaan di RS Mata SMEC Balikpapan ini disusun dengan harapan


bisa mencapai target kualitas pelayanan kesehatan dengan derajat kualitas pelayanan
superrior yang proffesioal, berpenampilan dan beretik serta mencapai derajat SPM
setinggi-tingginya.

Pedoman pola ketenagaan ini bisa direvisi secara berkala atau jika diperlukan.
Tim penyusun revisi pedoman pola ketenagaan adalah komite kredensial rumah sakit
yang anggaran seluruh kegiatan penyusunan perencanaan SDM dan pola ketenagaan
dibebankan kepada dana operasional rumah sakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Naisbit John and Patricia A : Ten New directions for the 1990s Megatrend 2000.1 st
ed.Megatrend ltd,1990
Departemen Kesehatan RI.2004.Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No.81/MENKES/SK/I/2004 tentang Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di tingkat propinsi.Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.2005.Laporan Kajian Kebijakan Perencanaan
Tenaga Kesehatan.
-------Purwanto, Ari.2011. Analisis Kebutuhan Tenaga perawat dengan metode Workload
Indikator Staffing Need (WISN).
Perencanaan SDM.Wikipedia.10 Oktober 2015.Web.10 Oktober
2015.Web.http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_Sumber_daya_ manusia.

14

Anda mungkin juga menyukai